All Chapters of Tawanan Mertua Kakak: Chapter 21 - Chapter 30
178 Chapters
Bab 21
Bab 2118082022Amina mengambil pemberian Sri, Dia menunduk saat perempuan tua itu menatapnya lama. “Jagalah dirimu dan Ayang baik-baik.” Sri memegang jemari Amina. Kemudian ia memanggil Ayang.“Ayang, Nenek pergi dulu ya. Jangan nakal, kamu harus nurut sama perkataan ibumu.”“Iya Nek.” Ayang mencium tangan Sri.Amina memandang punggung Sri bersama desiran aneh yang menjalar di hati. Sikap wanita tua itu agak lain. Dia sepertinya enggan meninggalkan dirinya dan Ayang, lalu tiba-tiba menasehati dan meminta maaf kepadanya tanpa sebab. Padahal sebelumnya ia irit bicara dan cepat-cepat pergi.Mendadak hatinya keruh tanpa sebab. Selama ini kehadiran Sri, sedikit menghibur kerinduaan kepada ibunya.Namun, secara eksplisit Amina tidak dapat menjelaskan seperti apakah hubungannya dengan Sri.“Ada apakah ini.” Amina sibuk menjernihkan kabut dan perasaan tak enak yang menyelimuti dirinya. “Ibu, apa yang Nenek Sri berikan tadi?” Ayang menyentuh lengan Amina yang masih tegak berdiri.“Ibu belum
Read more
Bab 22
Bab 22 20082022 Terlambat! Amina tidak bisa menarik kalimatnya. Dalam hati ia merasa bersalah telah melontarkan kalimat bodoh. Karena ia bermaksud ingin tahu apa yang ada di dalam benak Jazuli. Jazuli seketika menghentikan permainannya. Ia menarik resleting celana lalu duduk di tepi kasur. Kemudian menyulut rokok dan menghisapnya dalam-dalam. Matanya terlihat menerawang. Untuk pertama kalinya Amina mengamati gurat-gurat ketegangan yang timbul di permukaan kulit wajah Jazuli. “Aku tak tega membunuh Sri. Dia selama ini menjadi istri dan ibu yang baik.” Jazuli mengusap peluh yang bergerombol di keningnya. Amina mencemooh. “Kalau begitu, temani istrimu. Jangan malah enak-enak di sini.” Jazuli memelototi. “Tumben kamu berani bicara kepadaku seperti itu!” Amina membalas tatapan Jazuli dengan berani. “Aku sudah frustrasi tinggal di sini Om! Tolong lepaskan aku dan Ayang, kirim kami ke tempat jauh. Aku akan tutup mulut.” Perempuan itu tak dapat melanjutkan kata-katanya. Kalimat yang
Read more
Bab 23
Bab 2321082022“Maling! Turun kamu!”Eril menoleh. Dilihatnya Gatot, teman kecilnya sedang berupaya menggoyang-goyangkan tangganya. “Eh, Tot gue bukan maling. Gue Eril.” Dia membuka hoodie yang menutupi kepalanya.Gatot yang melihat Eril di atasnya cengengesan. “Sorry Bro, aku tadi curiga. Ngapain kamu di situ?”“Droneku sepertinya jatuh di sekitar sini, aku mau mengambilnya.”“Oh ok. Apa kamu perlu bantuan?” Gatot menawarkan diri.“Eng, kurasa aku bisa sendiri. Asal kamu tidak memindahkan anak tangga itu.” Eril melebarkan senyumnya.“Nggaklah. Hati-hati di situ ada kuntilanak.” Teman Eril itu memperingatkan.“Tenang, nanti aku bawain untuk kamu satu.”“Sialan kamu Ril. Masih saja suka iseng.” Gatot melambaikan tangannya.Eril sudah melompat ke pohon jambu yang berada tepat di dahannya menjorok ke tembok. Dengan leluasa pemuda itu turun ke bawah. Semak semak di situ sangat lebat membuat ia sedikit kewalahan.Eril mulai menyalakan kamera mini dan mulai merekam yang menarik perhatianny
Read more
Bab 24
Bab 2422082022Eril menahan napas. Dia bisa mati jika ketahuan Pak Jazuli."Siapa itu yang batuk!" teriak Jazuli sekali lagi."Aku yang batuk," jawab Amina dari dalam. Ia batuk-batuk kecil,.karena tersedak air."Jangan bohong kamu!" Sekelebat rasa cemas menghantui Jazuli.Jazuli tidak percaya. Ia masuk ke dalam dan memeriksa isi gudang. Hasilnya nihil.'Om pikir aku menyembunyikan orang di dalam sini?" tanya Amina sinis."Siapa tahu, aku hanya mau mengeceknya!" Jazuli takut Amina kabur darinya.Kemudian telepon Jazuli berdering. Lelaki itu mengangkatnya. Suaranya menjadi tegang. "Iya, sebentar lagi Bapak sampai di Rumah Sakit.'Jazuli langsung melesat pergi, tanpa mengucap sepatah kata.Eril menunggu dengan gelisah, ia melihat Pak Jazuli sudah lama pergi. Tapi ia belum beranjak dari tempat persembunyiannya."Sebaiknya aku menunggu sampai subuh," Eril bergumam sendiri. Matanya mendongak ke langit yang pekat.Jam di pergelangan tangannya menunjukkan waktu jam 12 malam tepat.Sudah teng
Read more
Bab 25
Bab 25 22082022 “Nanti aku jelaskan dalam perjalanan,” jawab Eril setengah memaksa. Gatot melihat ada hal genting yang ditemukan temannya itu. “Apakah kamu menemukan sesuatu yang mengerikan di gudang beras Pak Jazuli?” Ia teringat Eril masuk ke sana kemarin. Semalam diam-diam ia datang dan melihat tangga milik Eril masih berada di luar. Sebenarnya, jika Eril tidak keluar, Gatot sudah berencana akan mencari Eril. Eril menggangguk. “Iya! Cepatlah, gue tidak mau membuat kehebohan pagi-pagi di rumahmu.” “Oke! Sebentar aku mandi dulu!” jawab Gatot ikut tegang. “Gak usah, pake itu aja!” “Gila kau! Masak kamu tega membiarkanku ke kantor polisi dengan sarung kumal dan wajah kucel begini!” “Gue fine-fine aja sih.” Eril mengedipkan matanya. Gatot tertawa terkekeh. “Dasar tengil!” Ia cepat-cepat membasuh muka dan berganti pakaian. 5 menit kemudian, dia menemui Eril yang sedang sibuk mlihat file rekaman videonya semalam. “Aku sudah selesai. Ayo!” Gatot mengeluarkan motor dan menghidup
Read more
Bab 26
Bab 26 23082022 “Apa salah Bapak saya Pak? Kenapa dia diborgol? Dia bukan orang jahat!” Wahyu terlihat marah sekali kepada Ipda Hariadi. Wahyu mulai tadi kebingungan mencari-cari bapaknya. Bapaknya menghilang dari rumah sedangkan jenazah ibunya hendak disholatkan, sebelum diberangkatkan ke kuburan. Lelaki itu takut, Jazuli-bapaknya terlalu sedih dan melakukan hal bodoh akibat kematian ibunya. Namun, Wahyu justru menemukan bapaknya diborgol seperti seorang penjahat. “Apa salah bapak saya Pak?” tanya Wahyu sekali lagi. Sementara Jazuli menunduk tidak berani menatap wajah anak lelakinya. “Bapak Anda telah melakukan kejahatan yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun, Pak Wahyu. Dia telah menyekap seorang wanita dan anak perempuan di dalam gudang beras ini. Kami sudah memiliki bukti-bukti valid,” ungkap Ipda Hariadi. “Bapak jangan mengada-ada. Bapak saya seorang tokoh di desa ini. Dia orang terpandang dan menjadi panutan orang-orang. Mana mungkin dia akan melakukan tindakan krim
Read more
Bab 27
Bab 27 24082022 Amina dan Ayang kelelahan dengan serangkain pemeriksaan serta tes kesehatan di kantor polisi dan rumah sakit. Ayang malah rewel, dia sama sekali tak mau jauh dari ibunya. "Ibu, Ayang mau nyonyok." Mata gadis itu berkaca-kaca. Tangannya memegangi rok Amina yang sedang menjalani pemeriksaan kejiwaan. Dokter Kartika, psikiater yang menangani Amina dan Ayang mengernyitkan keningnya. "Ayang minta apa?" Ayang menunjuk payudara Amina. Amina lalu menyusui anaknya. Ayang langsung diam. Tangan anak itu memainkan ujung telinganya. "Kamu masih menyusui Ayang?" Dokter Kartika terkejut dengan kelakuan Amina. Baru kali ini dia melihat anak usia 5 tahun yang masih menyusu pada ibunya. Sedangkan kakaknya menyapih keponakannya sebelum berusia 2 tahun. "Ia, ini untuk menenangkannya, lagipula dia jarang sakit.” Amina membelai rambut anaknya. "Apakah air susumu masih keluar?" "Aku tidak tahu, Dok." "Sebaiknya, kamu pelan-pelan menghentikan menyusui Ayang. Anakmu sudah besar.”
Read more
Bab 28
Bab 28 25082022 Bau anyir darah menyeruak. Eril dan Gatot saling berpandangan. “Kita dobrak pintunya sekarang!” Dia memberi aba-aba pada Gatot. “1…2…3!” Kaki Eril menerjang pintu. Seketika mata pemuda terkesiap melihat Amina tergeletak dengan lengan tangan teriris. Dia memeriksa napas dan urat nadi Na. Gadis itu masih hidup! Eril tidak mau menyia-nyiakan waktu, dengan sigap dia mengangkat tubuh Amina yang begitu ringan dan membawanya berlari ke UGD. “Ibu… Ibu!” Ayang menangis memanggil ibunya. Dokter Kartika memeluk Ayang dan mengajaknya menjauh. “Ayang mau ikut Ibu ke surga.” “Iya sayang, nanti Tante antarkan Ayang ke Ibu. Sekarang kita lihat film kartun di televisi yuk.” Kata-kata Dokter Kartika rupanya menarik hati Ayang. Tangis anak itu terhenti dan berubah menjadi senyuman. *** Amina merasa dirinya melayang-layang bersama pangeran berbaju putih yang membawanya terbang melintasi perbukitan. Pemandangan di sekitarnya sangat indah. Ada kupu warna-warni terbang di tama
Read more
Bab 29
Bab 29 26082022 Eril kesal! Dia berlari kebingungan mencari Amina sampai ke pelataran rumah sakit. Ia menjadi frustrasi karena tak menemukan keberadaan wanita ayu itu. “Di mana kamu Amina?” Eril merenggut rambutnya dengan kasar. Jika ada apa-apa dengan perempuan itu, dialah orang yang paling bersalah. Pemuda itu lalu duduk di depan tangga memperhatikan orang yang lalu lalang. Mungkinkah Amina kabur? Tapi sepertinya tidak. Ia yakin Amina tidak akan meninggalkan Ayang anaknya. Atau jangan-jangan Amina diculik orang? Ini kemungkinan terjadi. Rasa takut menjalari otak Eril. Matanya mulai frustrasi mengamati orang-orang. Ia berjalan gontai menuju kamar Amina kemudian duduk di kursi. Apa yang harus kukatakan pada Ayang jika anak itu bertanya tentang ibunya. “Sial! Kenapa aku perhatian sama bocah itu?” Telinga Eril mendengar bunyi sandal yang beradu dengan lantai. Bunyinya srak sruk srak sruk mendekat ke kamar Amina. Lelaki itu mendongak dan melihat seseorang masuk ke kamar Amina. Kepa
Read more
Bab 30
Bab 3028082022Ajeng tersentak! Tanpa menoleh, dia buru-buru membayar minumannya dan pergi. “Asu! Bagaimana orang bisa mengenalinya?” gumamnya kesal. Ia berjalan cepat sekali menyusuri trotoar.Lelaki yang tadi memanggil Ajeng memburunya. ”Hei! Percuma kamu kabur, fotomu sudah beredar di televisi.” Suara tawanya berderai.Ajeng menghentikan langkahnya dan tertegun. Badannya gemetar. “Bagaimana jika aku tertangkap polisi? Oh tidak! Itu sangat mengerikan!” Ia menutup wajahnya.“Ayo ikut denganku, aku akan melindungi kamu.” Lelaki bertato itu memegang tangan Ajeng dan membawanya ke sebuah gang sepi.“Tidak! Lepaskan aku. Aku tidak mau ikut denganmu.” Ajeng memberontak.Lelaki itu melepaskan Ajeng dan tertawa sinis. “Silahkan saja, tapi jangan kau pikir kamu bisa hidup dengan bebas dengan semua kesalahan yang telah kamu lakukan. Polisi mencarimu dan hidupmu akan berakhir di penjara bersama tikus-tikus busuk.”Membayangkan kehidupan di penjara membuat Ajeng merinding. “Hhh, kamu salah! Ak
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status