All Chapters of Om Duda, Nikah Yuk!: Chapter 191 - Chapter 200
217 Chapters
102 (bagian 1)
Diana tidak menanggapi Amel, ia masih mengikuti wanita itu. Sesekali melihat jam dan merogoh ponsel di tas. Setelah sampai di depan kelas, dia langsung memotret sang majikan lalu pamit. "Kayanya dia gantiin gue ngelaporin semua kegiatan lo deh," celetuk Shilla. Wanita itu berkata demikian saat Amel baru saja mendaratkan bokong di kursi. Mendengar hal tersebut, istri Raffa menyipitkan mata dan menoleh memandang adik iparnya."Ha, apa maksud lo. Lo jadi mata-mata Mas Raffa kah," cecar Amel. Tatapan tajam tertuju pada Shilla, membuat perempuan itu memukul bibirnya sendiri. "Aish ... dasar, ngomong gak bisa di rem," omelnya pada diri sendiri. Shilla menggaruk kepalanya dan memamerkan seringai membuat Amel berdecak kesal. Perempuan itu langsung mendekati sang kakak ipar lalu memegang pundak istri Raffa. "Aishh ... jangan marah dong, ini kan berarti Kakak gue selalu pengen liat keadaan lo," ujar perempuan tersebut.Amel menguap dan memilih menghindari kontak mata dengan adik iparnya.
Read more
102 (bagian 2)
Gala hanya melirik Diana, ia tidak melontarkan satu kata pun. Lelaki itu memilih duduk dan memasang handset di telinga, membuat Diana memanyunkan bibir karena tidak dianggap."Rasain lo, dikacangin kan. Sakit kan dikacangin gitu," sembur sang teman. Diana hanya mengembuskan napas kala mendaratkan bokong ke kursi."Lo coba jangan berisik, gue capek tau!" sewot Diana.Kala perempuan itu berkata demikian, dosen tiba. Mereka mulai memperhatikan kakak Diana yang memberikan penjelasan."Gala! Kenapa kamu malah tidur di jam saya mengajar," tegur lelaki itu.Gala yang ditegur masih memejamkan mata sebentar, dia tidak terlelap. Hanya menyalakan music dengan volume tinggi. Kakak Diana yang geram akan tingkah lelaki itu, ia langsung mendekat dan menjewer telinga pria tersebut. Terlihat benda yang ditempel di kuping membuatnya geram."Dalam pelajaran saya, bukannya menyimak malah mendengar lagu, kamu bener-bener gak menghargai saya ya. Jangan mentang-mentang kamu disukai adik saya, saya gak akan
Read more
103 (bagian 1)
Diana terkejut mendengar bentakan Gala, belum mengeluarkan suara. Ia sudah diomeli oleh pria tersebut, tiba-tiba bola matanya langsung berkaca-kaca. Sedangkan Amel yang lewat lapangan dan melihat hal tersebut, dia segera berlari menarik Diana dalam dekapan. "Lo gila ya bentak cewek! Bahkan suara lo sampe kedengaran ke gue," geram Amel. Gala yang mendengar itu hanya memutarkan bola mata malas. Dia memiringkan kepala menatap sinis Diana, begitupun Amel. Ia sudah tidak menyukai perempuan tersebut, karena diomeli oleh Papanya. "Semenjak main sama lo, kenapa Diana jadi cengeng gini. Dasar!" ejek Gala. Lelaki itu menggibaskan tangannya lalu mulai melakukan kegiatan tadi lagi. Melaksanakan hukuman dari dosen. Peluh bercucuran dari kening, apalagi cuaca sangat teriak."Cowok kaya gitu apa lo masih suka, ayo ikut gue!" geram Amel.Perempuan tersebut meneriak lengan Diana, dia mengajak untuk pergi."Lo suka cowok kasar gitu, kalau gue digituin mah. Udah gue tendang dia," lontar Amel.Diana
Read more
103 (Bagian 2)
Mereka langsung memandang orang yang mencecar. Sedangkan Amel yang mendengar itu menyeringai, ia memiringkan kepala dan menatap sinis perempuan tersebut. Sedangkan Diana melotot dan bangkit, menarik sang teman agar berada di dekatnya."Lo kalau gak tau apa-apa gak usah ikut campur, apalagi nuduh. Emang dia lagi ngebully gue, enggak! Dia berusaha hibur gue," bentak Diana. Sang teman terkejut mendengar bentakan Diana, ia langsung menundukan kepala dan tangannya saling bertautan. Diana yang hendak marah lagi, Amel lekas menghentikan dengan bangkit dari duduk dan memegang bahu Diana. "Jangan gitu, dia cuma solid aja sama lo. Dia cemas dan pengen ngelindungi lo. Mungkin pas gue ketawa dia salah paham," seru Amel. Teman Diana itu langsung memandang Amel dengan tatapan tidak percaya. Lalu setelah istri Raffa mengatakan demikian, dia bergegas pergi meninggalkan mereka berdua. "Tenang aja, sebenarnya Amel baik kok. Jadi lo nggak usah khawatir sama gue," jelas Diana. Diana mengajak temanny
Read more
104 (bagian 1)
Napas Shilla terengah, ia meluapkan apa yang ada dipikirannya. Amel melihat itu paham, dia langsung menarik sang sahabat sekaligus adik ipar dalam dekapannya."Maaf, maafin gue," bisik Amel pelan. Shilla langsung melepaskan dekapan temannya, ia memandang Amel dengan netra berkaca-kaca. "Gue gak maksud, gue peduli kok sama lo. Sebagai gantinya, gue hari ini bakal nginep di rumah Mama. Kita bakal bergadang bareng," seru Amel.Senyuman mengembang dari bibir Shilla. Perempuan itu menggenggam jemari Amel. Mereka melangkah bersamaan menuju kelas. Sedangkan Raffa, lelaki sedang ketar-ketir karena mendengar kabar adik dan istrinya seperti bertengkar. Lalu ia mengulas senyum kala memandang video mereka tengah bergandengan menuju ruangan."Aku lupa kalau mereka akan selalu cepet berbaikan," ucap lelaki itu.Suami Amel itu kini mulai melakukan pekerjaan setelah memastikan hal tersebut. Shilla sangat cemburuan, bahkan bukan hal pacaran pun ia akan panas hati. "Bos, Bos cewek mesenin ini buat m
Read more
104 (bagian 2)
"Mampus lo, maen asal ngomong aja. Lihat kayanya gebetan kasar lo denger deh," ledek Amel.Diana langsung mengerucutkan bibirnya. Ia menutup pintu dan menatap sang teman yang masih memandang dia dan memegang pintu. "Kenapa kamu diam aja, ayo masuk! Eh gak papa kan kalian duduk barengan," seru Diana. Shilla dan teman Diana itu saling pandang. Tatapan benci terpancar dari mata keduanya. Melihat hal tersebut, Amel yang berada di dalam berteriak. "Ayo cepat! Nanti keburu ujan, lihat awannya udah mendung tuh," tutur Amel.Semua langsung bergegas masuk mendengar hal itu. Shilla dan teman Diana duduk saling berjauhan, membuat Amel menghela napas."Ayo gas! Eh jangan lupa ke minimarket dulu, gue pengen beli cemilan buat nanti nginep rumah mertua," celetuk Amel.Diana mengangguk paham, lalu kala mencerna ucapan Amel. Ia langsung menoleh melirik wanita di sampingnya. "Eh, terus gue gimana? Kalau lo mau nginep di rumah mertua," seru Diana.Amel memiringkan kepalanya melirik Diana. "Ya ... e
Read more
105 (bagian 1)
Sedangkan di tempat lain, Raffa merasa aneh dengan isi chat di kontak istrinya. Tetapi, karena sibuk dia tidak mengecek dan memilih langsung menelepon saja. Dering ponsel Amel berbunyi, membuat yang berada di mobil melirik."Suami gue nelepon," kata Amel. Semua langsung mengangguk lalu menggoda wanita itu sebelum mengangkat telepon. "Sayang, aku kayanya pulang agak malam deh. Kerjaan banyak banget soalnya," seru Raffa. Amel mengangguk kepala, apalagi melihat dari kaca. Shilla tengah memperhatikan."Oh ... kalau gitu aku duluan yang ke rumah Mama, aku tunggu di sana. Nanti biar Diana yang anter aku, ada Shilla juga kok," balas wanita itu. Raffa mengeryitkan alis mendengar jawaban Amel. Apalagi ucapan selanjutnya dan bahkan wanita itu mematikan sambungan telepon. "Ya udah, semangat kerjanya. I love you too, hati-hati nanti pulangnya, makasih udah ngizinin aku tidur bareng Shilla," lanjut Amel. Adik iparnya yang mendengar itu langsung memamerkan senyuman yang menampakkan gigi putih
Read more
105 (bagian 2)
"Terus maksud lo, gue harus bawa ke rumah lo lagi," lontar Diana. Amel menggeleng lagi membuat Diana gemas. Melihat wajah geram Diana, istri Raffa terkekeh. "Bawa ke rumah lo, lo emang libur kerja di rumah gue. Tapi tetep masih harus anter jemput," terang Amel.bDiana mengangguk kepala mendengar hal itu, tak terasa akhirnya mereka sampai di kediaman teman Diana. Perempuan tersebut langsung turun dan membuka pintu."Ayo cepet sini, kenapa kalian diem di mobil," seru perempuan itu. Mereka mengangguk, sedangkan Diana menepuk kening saat mengingat jika ia tidak membeli sesuatu saat di minimarket. Sibuk membawakan belanjaan Amel yang banyak sekali. Melihat riak bingung di wajah Diana, dia mengulas senyum lalu mengambil tiga bingkisan di bagasi."Ini gue tadi beli, kita bawa saling satu ya," ucap Amel. Diana dan Shilla menoleh, ia juga lupa kalau dirinya memilih bingkisan untuk dibawa buat menjenguk Ibu teman Diana. Mendapatkan Amel yang pengertian, perempuan itu berhamburan memeluk ist
Read more
106 (bagian 1)
Sarah melotot mendengar ucapan Diana. Perempuan itu segera menaruh nampan di meja, lalu menyerang Diana yang mulai berlari. "Jangan lari lo, Na! Gue gak bakal kasih ampun ya," teriak Sarah. Dia terus mengejar temannya, bahkan sampe keluar kamar sang Ibu. Kini hanya Shilla dan Amel berada di sana, adik iparnya pamit keluar untuk menelepon Wulan memberitahu jika Kakak dan Amel akan menginap."Kalian bukan teman Sarah ya? Tapi semoga aja ini awal pertemanan kalian. Sarah susah bergaul, cuma Diana yang bisa bertahan sama dia,"lontar Ibunya Sarah.Amel mengeryitkan alis mendengar lontaran Ibunya Sarah. Lalu mengangguk saat paham akan ucapan wanita itu. "Tante tau dari mana? Kenapa Tante bicara begitu," balas Amel.Wanita itu terkekeh mendengar pertanyaan Amel. Ia memandang lembut pada istri Raffa. "Liat saat kamu nahan cewek tadi, buat nentang tadi saya ucapin," jelasnya.Amel menggaruk kepala, lalu tertawa kecil. "Hehe ... apa begitu ketara ya, Tan. Padahal aku berusaha biasa aja," u
Read more
106 (bagian 2)
"Assalamualaikum, Yang. Jam tujuh Mas akan pulang," seru lelaki itu Amel mengedipkan mata,saat Raffa menegurnya. Karena ia malah terus diam, sampai lelaki itu geram karena menunggu sampai enam menit. "Yang ... aku bilang aku bakal pulang jam tujuh, kamu sekarang udah di rumah, kan." ulang lelaki itu lagi. Amel mengangguk kepala, lalu menepuk keningnya sendiri karena harusnya ia menjawab. Bukan menggerakan kepala naik turun. Karena lelaki tersebut tidak akan mengetahui. "Iya, Mas. Aku udah di rumah kok. Dan ... bukannya kamu lembur, kok pulang jam tujuh,"balas Amel spontan. Raffa di sana tersenyum sinis, lelaki itu mendaratkan bokong di kursi. Pintu di ketuk dan pria tersebut memerintahkan untuk masuk. Sedangkan Amel mendengar semuanya. "Bos, ini ada yang harus ditanda tangani," seru Siska. Lelaki itu mengangguk, lalu menggerakan tangan gaya mengusir. Siska menggeleng, membuat Raffa menatapnya kesal lalu segera fokus membaca berkas tersebut. Dan lekas
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status