All Chapters of Om Duda, Nikah Yuk!: Chapter 61 - Chapter 70
217 Chapters
37 (bagian 1)
Gala yang sebenarnya tau semua itu karena memang memerintahkan salah satu siswa kelas ini untuk memberitahu apapun apa yang dilakukan Amel. Senyuman terukir di bibir pria tersebut, lalu ia masuk ke sana dan mendekati meja Amel. "Ada apa ini? Kenapa kalian di sini?" tanya Gala. Kedua wanita itu langsung menoleh sedangkan Amel hanya cuek. Perempuan tersebut memilih duduk di kursinya. "Ini lho, Gala. Dia gigit jari aku," adu cewek itu. Amel hanya melirik perempuan itu sekilas, lalu mulai mengeluarkan buku karena melirik jam sebentar lagi masuk. "Masa sih, Amel gigit jari lo. Pasti lo aja yang cari gara-gara sama dia," balas Gala. Lelaki itu mata kini memandang Amel yang sibuk dengan dirinya sendiri. Ia mengacuhkan mereka yang berada di dekatnya."Kalau lo pengen ngadu pergi sana! Bentar lagi kelas ini mulai," usir Amel. Dua senior perempuan itu melotot ke arah Amel. Sedangkan Gala hanya menyeringai. Ia menarik baju dua cewek teman sekelasnya ini dan menarik agar ikut keluar. "Lo
Read more
37 (bagian 2)
Diana menelepon seseorang, lalu mengulas seringai kala selesai berbincang. Ia tersenyum miring dan melangkah keluar, bergegas menuju kelas. "Lo ngapain aja sih, lama banget," bisik sang teman. Diana hanya menoleh melirik temannya lalu cuma ngeulas senyum. Sedangkan di kantor Raffa, ia masih menyuruh asistennya untuk mencari dalang dari gosip itu. Dia menggeram kesal karena belum menemukan yang membikin reputasi Amel jelek. "Kenapa lama banget! Bisa kerjanya lebih cepat," omel Raffa. Lelaki itu menatap asistennya yang menunduk. Raffa menghela napas lalu menerintahkan dia pergi. Tak lupa menyuruh membeli bahan bangunan untuk kediamannya."Ahh ... semoga istriku gak tau tentang gosip ini," gumam Raffa pelan.Dengan cepat ia mengerjapkan pekerjaan. Agar jika sang istri sudah berada di sini, Raffa tidak terlalu sibuk. Sesekali lelaki tersebut memijat kening dan terus melirik jam."Bos," panggil Asistennya. Terlihat lelaki itu meringis membuat Raffa mengeryitkan alis. Ia memandang taj
Read more
38 (bagian 1)
Siska melotot mendengar ucapan perempuan itu. "Jaga sikapmu, Erika! Kamu itu karyawan magang disini," tegur Siska. Erika hanya tersenyum miring mendengar itu. Tatapan perempuan itu semakin berani."Hahaha ... jaga sikap? lo kali yang jaga sikap. Lo cuma gantiin Kakak lo yang abis operasi. Nanti kalau dia udah sembuh total, lo bakal di tendang," cecar Erika.Siska mengepalkan tangan mendengar ucapan perempuan itu. Ia langsung menunjuk-nunjuk wajah Erika dan berlalu memilih pergi."Dasar," cibir Erika. Perempuan itu langsung duduk, ia dengan arogan mendaratkan bokong ke kursi. Sedangkan Siska, gadis tersebut menarik napas dan mengembuskan. Lalu senyuman terukir di bibir, kala mengeluarkan ponsel yang disembunyikan olehnya. "Kena kau," gumam Siska pelan. Dengan gerakan santai ia menyimpan rekaman suara itu. Lalu bergegas mengerjakan pekerjaan, dia langsung bergegas masuk ke ruangan miliknya. "Pasti Bos senang, nanti kasihnya kalau pekerjaan udah beres," ujar Siska. *** Kini Amel
Read more
38 (bagian 2)
"Apa lo budek ya! Gue udah bilang, kan. Amel itu udah jadi kakak ipar gue, apa lo masih belum paham," hardik gadis itu. Gala melotot ke arah Shilla, ia sangat kesal pada perempuan di hadapannya."Lepas tangan lo, gue gak mau kasar sama cewek!" tekan Gala."Lagian, gue denger kok. Terus kalau gue masih pengen ngejar Amel emang salah. Lagian walau mereka udah nikah kan masih bisa cerai, apalagi belum ada anak bukan," seru Gala.Amel langsung terdiam perkataan lelaki itu. Ia lekas bangkit meninggalkan makanan yang masih lumayan banyak. Wanita tersebut cepat mendekati sang adik ipar. "Shilla, tolong bayarin bakso gue ya. Gue udah gak mood buat makan," ucap Amel.Gala yang mendengar itu berbinar. "Biar gue aja yang bayar," celetuk Gala. Amel langsung melirik dingin Gala. Membuat lelaki itu terdiam, merasakan hawa dingin dari tatapan wanita tersebut."Gue gak minta ke elo, tapi ke adik ipar gue." Perempuan itu berkata dengan nada sedikit tingkah. Lalu ia pergi meninggalkan mereka. "Ah
Read more
39 (bagian 1)
Pria tersebut langsung membakar kertas itu dan mulai menikmati hidangan. Jam istirahat telah usai, para mahasiswi dan siswa berhamburan masuk ke kelas lagi. Sedangkan Gala memilih untuk bolos, karena hendak balapan liar. *** Raffa kini menunggu diparkiran, ia sesekali melirik jam tangan dan menatap gedung tersebut. Ia sedang bersandar di kendaraan roda empat miliknya dan mengulas senyum kala mendengar suara sang istri. Banyak para perempuan yang memotret dan memandang suami Amel itu. "Akhirnya kalian keluar, ayo cepat masuk!" seru Raffa. Shilla dan Amel langsung masuk, dan Raffa bergegas mengendarain kendaraan roda empat tersebut. Setelah kepergian mereka, Diana membicarakan Amel begitu keras, membuat semua orang mendengar. "Kirain yang diincar Gala cewek baek-baek keliatannya, eh ternyata liar. Pasti mereka simpenan Om-Om." Hinaan meluncur dari bibir Diana. Membuat beberapa orang yang mendengar mengamsumsi seperti pikiran wanita itu. "Tapi cowok itu ganteng juga lho, Diana. P
Read more
39 (bagian 2)
Amel dan Raffa langsung saling pandang mendengar perkataan Shilla. Membuat gadis itu mengeryitkan alis kala melihat wajah murung sang Kakak Ipar."Kenapa kalian malah begitu?" tanya Shilla. Suara tukang rujak membuat Amel menoleh. Ia langsung mengambil dan membayar itu. Sehabisnya Raffa bergegas melajukan kendaraan roda empat tersebut. "Lo harus beli tespack, Mel!" seru Shilla.Amel menghela napas mendengar hal tersebut. Ia menoleh memandang sang adik ipar, membuat Shilla mengeryitkan alis melihat riak wajah Amel. "Mana mungkin hamil, La. Gue rutin minum pil kb bahkan gak pernah telat," sahut Amel pelan. Shilla sedikit terkejut dan kecewa mendengar itu. Ia menghela napas dan mengulas senyum."Gue paham kok, tenang aja. Gak usah dipikirin yang paling penting itu kesiapan lo." Amel yang mendengar itu langsung tersenyum sedangkan Raffa menghela napas. "Tenang aja, gue gak bakal ngasih tau mereka," lanjut Shilla lagi. Setelah pembicaraan tersebut, suara dering ponsel terdengar. Shi
Read more
40 (bagian 1)
Erika menghentakan kaki lalu pergi begitu saja. Amel hanya mengerutkan kening melihat kelakuan perempuan tersebut."Udah yuk! Kita langsung ke ruangan aja agar kalian bisa istirahat," ajak Raffa.Raffa langsung menarik lengan dua perempuan itu. Setelah kepergian mereka, Erika malah mendekati karyawati lain dan mulai bergosip. Dimas yang lewat ruangan terdebut mendengar semua tengah bergosip langsung merekam."Lihat deh, dia beli rujak tuh. Padahal pernikahan mereka belum lama, pasti bawaan hamil deh," celoteh Erika.Beberapa karyawati mengangguk membenarkan, sedangkan separuh fokus bekerja. Karena waktu istirahat telah usai."Keliatannya sih polos, tapi ternyata suhu ya. Atau jangan-jangan dia pake pelet lagi," tutur Erika.Semua orang yang menoleh mendengar itu. Dan ada sebagian juga berpikir sama. "Sepemikiran, Mbak. Masa Bos kita demen sama yang bocil gitu," celetuk salah satu."Nah, betul, kan. Ka Raffa harusnya nikah sama sepupu gue, Mbak Kayla. Serasi mereka, gak ada tandingan
Read more
40 (bagian 2)
Amel mengeryitkan alis mendengar itu, ia bingung dengan perkatan perempuan tersebut."Kalian ini bicarain apaan sih, pelet apaan lagi. Emang jaman sekarang masih ada begituan." Istri Raffa itu berkata dengan tatapan aneh, membuat karyawati itu kesal lalu mencubit tangan Amel."Akhhh ... sakit gila!" pekik Amel. Kala Amel hendak melawan, ia langsung ditahan karyawati lain. Senyuman puas terukir di bibir mereka."Gue jijik harus bersikap baik sama lo, gemes banget liat muka lo yang sok polos itu," hardiknya. Amel berusaha melepaskan dirinya, air mata mulai berjatuhkan karena ia mendapatkan cubitan terus menerus membuat kulitnya berwarna merah. "Lo gila ya," omel istri Raffa. Sedangkan ditempat lain, Shilla keluar dari ruangan bertepatan dengan Raffa yang hendak masuk. Terlihat riak gelisah dari wajah Shilla, membuat sang kakak menatapnya. "Jangan tanya, mendingan kita cari Amel. Dia ke toilet lama banget sih," seru Shilla. Raffa yang mendengar itu langsung berlari mencari menuju
Read more
41 (bagian 1)
Raffa membuang napas dengan kasar, ia memandang istrinya. Lalu duduk di sofa, mulai membantu mengobati Amel lagi."Gak perlu balas mereka dengan kekeras ya," nasehat Amel. Shilla yang mendengar itu menatap kesal sang Kakak ipar. "Kalau gak balas, ya udah pecat aja mereka. Terus coret mereka supaya gak ada yang nerima mereka diperusahaan," ujar Shilla menggemu.Amel menggeleng mendengar perkataan Shilla. "Jangan gitu juga, Shilla. Mereka bekerja buat bantu ekonomi keluarga atau lain-lainnya. Jangan memutuskan jalan rezeki orang," tegur Amel.Shilla memanyunkan bibir, ia mengangguk paham. Amel yang melihat itu tersenyum, tangan perempuan tersebut menarik dagu adik iparnya."Jika mereka sudah membuat gue bener-bener marah baru deh, lo tau kan kalau gue lagi marah gimana," seloroh Amel.Raffa yang mendengar itu langsung memandang wajah istrinya. Ia mengerutkan kening mendengar ucapan Amel. "Emang kalau kamu bener-bener marah gimana?" tanya Raffa.Amel langsung membalas tatapan lelaki
Read more
41 (bagian 2)
Amel menaiki punggung Raffa, lalu lelaki itu bangkit dan mulai melangkah. Siska berada di depan mereka untuk menunjuk dimana semua orang berada. Terdengar suara Shilla, membuat Raffa dan Siska mempercepat langkah. "Masih belum ada yang mengaku!" geram Shilla. Tatapan marah dilayangkan Amel, wajahnya memerah karena murka. "Emangnya kenapa sih, kakak iparmu itu. Baru aja ke sini, udah buat rusuh," cibir Erika. Shilla yang memang sudah murka, menatap kesal Erika. Ia menunjuk wanita itu. "Apa jangan-jangan lo yang nyakitin Amel," sembur Shilla. Erika langsung melotot mendengar itu, ia mendekati Shilla dan mendorong perempuan tersebut. "Jangan asal tuduh, gak level gue sama dia!" hardik Erika. Raffa yang mendengar itu menatap kesal pada Erika. Ia kini berdiri di samping Shilla, tapi tidak menurunkan sang istri. "Kenapa itu, segala di gendong. Nyusahin Ka Raffa aja," cibir Erika. Raffa melotot menatap Erika, membuat perempuan itu langsung menunduk. "Kata siapa saya susah," kata R
Read more
PREV
1
...
56789
...
22
DMCA.com Protection Status