Semua Bab Om Duda, Nikah Yuk!: Bab 81 - Bab 90
217 Bab
47 (bagian 1)
Wanita itu mendekat, menyuruh seseorang untuk memilih melakukan video call pada Diana. Ia langsung melayangkan tamparan pada pipi Amel. Membuat istri Raffa meringis, dan bibirnya sobek. "Lo nantangin kami, memangnya lo siapa bisa begitu! Dasar goblok, tadinya kami hanya akan mempermalukan lo, tapi kayanya lo mau dikasarin ya," hardik wanita itu. Setelah menenangkan hatinya, Amel mendongak dan menyeringai menatap sinis wanita tersebut. Tingkah Amel membuat semua geram, mereka langsung mendekat dan hendak melakukan aksi membikin istri Raffa waspada. "Mas, tolong ... aku takut!" Batin Amel menjerit, seseorang hendak melepaskan pakaian Amel. Membuat wanita itu memberontakan sedangkan mereka tertawa. "Kenapa kalian nelepon sih, untung gue ada di toilet!" hardik Diana. Orang yang melakukan itu hanya memamerkan senyuman dengan gigi terlihat, dia langsung mengarahkan video call itu ke kamera belakang. Seringai terukir melihat hal tersebut, Diana langsung memakai handset. "Kenapa, dima
Baca selengkapnya
47 (bagian 2)
Setelah kejadian itu, Raffa memilih mengantarkan sang kekasih pulang. Ia pun meminta sekertaris agar mengurus perusahaan dan dia akan mengurus kantor lewat aplikasi zoom. "Mendingan kamu tidur aja, nanti setelah makanan mateng aku bangunin," seru Raffa. Raffa mengusap kening Amel, wanita itu berbaring dikasur. Ia melangkah pergi tetapi tangannya dicekal sang istri. "Temani aku sampai terlelap, setelah itu baru masak," pinta sang istri lemah. Lelaki itu menghela napas pelan, ia mengulas senyum lalu duduk di kursi. Tetapi Amel menggeleng sebagai larangan. "Terus aku harus gimana, Sayang?" tanya Raffa. Amel menepuk kasur, ia memandang dengan wajah sendu. Raffa langsung mengangguk sebagai jawaban, lelaki itu akhirnya berbaring di samping sang istri. "Maafin aku, gara-gara aku kamu ninggalin kantor," kata Amel. Wanita itu mendekap pinggang sang suami, sedangkan Raffa membalas pelukan tersebut. "Gak papa, yang paling penting itu sekarang kamu. Karna kamu istri aku, calon ibu anak-a
Baca selengkapnya
48 (bagian 1)
Mata Amel melebar mendengar itu, ia bergegas mendekati lelaki itu dan mendaratkan cubitan di pinggang sang suami. "Mas tuh, rese banget sih! Udah tua juga," omel Amel. Raffa mengeryitkan alis mendengar itu, ia meringis kala masih merasakan bekas cubitan sang istri. Tatapan kesal masih terus di layangkan wanita tersebut. "Apa hubungannya aku rese sama umur, Sayang." "Kayanya cubitan kamu tuh, makin tambah lumayan aja, harusnya tenaga kamu tuh bukan buat nyiksa aku tapi layani aku dong," kelakar Raffa. Tangan Raffa akhirnya melayang keduanya mencubit pipi sang istri. Lalu tatapan mata lelaki itu jatuh pada bibir wanita tersebut. Ia terdiam memandang benda kenyal itu, tanpa sadar jemarinya beralih menyentuh pada "Jangan pake lipstik merah kalau di depan orang lain, ingat itu! Kamu cukup pake ini kalau kita berduaan aja," seru Raffa. Amel memiringkan kepala saat mendengar sang suami mengatakan demikian. Dahinya mengeryit tanda bingung bahkan bibirnya manyun sebentar. "Maksud kamu
Baca selengkapnya
48 (bagian 2)
"Aduh, cubitan istriku mantap banget," keluh Raffa. Lelaki itu mengeluh dalam hati, ia menoleh memandang wanita yang kini menjadi istrinya tengah mengerjakan tugas. Senyuman terukir, ia perlahan bangkit dan mendekati Amel perlahan. Pelukan dari belakang dia layangkan tak lupa kecupan di pipi. "Lain kali, kalau mau minta bantuan yang manisan dikit dong, masa minta tolong malah dicubit," ujar Raffa. Raffa mengambil kursi dan duduk di dekat sang istri. Amel hanya memamerkan gigi menanggapi ucapan Raffa. Keduanya kini berperan sebagai dosen dan siswi. Waktu tak terasa sudah terlalu beberapa jam. "Udah, ayo kita tidur," ajak Raffa. Amel mengangguk lemah, bahkan mata terlihat sangat berat dan dia menguap berkali-kali membuat Raffa tertular. "Ngeliat kamu nguap gitu, kenapa aku jadi ikut ngantuk. Padahal aku selalu bergadang." Amel hanya melirik sinis Raffa sebentar, ia sangat lelah sampai malas meladeni sang suami. Dia memutarkan bola mata membut lelaki itu terkekeh kala melihat hal
Baca selengkapnya
49 (bagian 1)
Lelaki itu mengacak-acak rambutnya, ia menatap kesal sang adik. Dan berlalu pergi keluar, menutup pintu dengan kencang. Diana yang melihat respon Kakaknya semakin menangis. "Apa kesalahan gue terlalu besar, apa suami Amel orang sangat berpengaruh," gumam Diana pelan. Jam sudah menunjuk pukul satu dini hari, Diana masih belum terlelap. Sang mama yang mengecek langsung mendekati putrinya. Ia mendekat dan menyuruh Diana berbaring. "Tidur, nanti besok kita cari solusi bersama," ucap sang Mama. Diana memegang lengan Mamanya dan meminta agar dia menemani tidur. Ia paham lalu ikut berbaring di sisi sang putri, menepuk-nepuk gadis itu. Tak berselang lama Diana terlelap. "Kenapa kamu cari masalah dengan orang itu," ucap Mamanya pelan. Ia memandang wajah terlelap sang putri, bergegas keluar untuk bicara dengan anak pertama dan suaminya. Mereka berkumpul di ruang tamu. Membicarakan solusi untuk hal tersebut. *** Pagi tiba, kini Amel yang terlebih dahulu bangun, ia menyiapkan sarapan untu
Baca selengkapnya
49 (bagian 2)
Amel yang mendengar jawaban sang suami hanya tersenyum kecut lalu memutarkan bola mata malas. Tatapan kesal ia layangkan pada Raffa. "Jangan sombong gitu, Mas. Kalau gak ada mereka gak ada yang bantuin kamu ini itu, hargai kerja keras mereka," nasihat Amel. Raffa yang mendengar itu hanya terkekeh, tangannya sebelah mengacak-acak rambut sang istri. "Walau aku bersikap begitu, tapi aku menghargai mereka kok. Kamu tenang aja, ini memang sikap aku dari dulu," lontar Raffa. Amel yang mendengar itu mengangguk, ia terus melirik jam di tangannya. Membuat Raffa mengeryitkan alis. "Kamu ini kenapa sih," ucap Raffa. Amel yang mendengar itu langsung menunjukan jam di ponselnya di depan Raffa. "Ini lho, Mas. Ahh kayanya bakal keduluan orang yang bakal dateng ke kampus," ujar Amel. Perempuan itu berkata lesu, membuat Raffa hanya mengulas senyum kecil. "Emangnya kenapa sih, gak papa kali duluan dia juga," balas Raffa. Amel yang mendengar itu memberengut. Ia cemberut memandang Raffa. "Mas
Baca selengkapnya
50 (bagian 1)
"Untung lo cepet datang, katanya yang bakal jadi pembicara juga telat," lontar Shilla. Amel hanya melirik sekilas Shilla, ia memilih menghempaskan bokong ke kursi dan wajahnya masih tertekuk. "Eh, kenapa wajah lo kusut gitu, kaya belum di setrika," celetuk Shilla. Perempuan itu menarik dagu Amel, melihat wajah kakak iparnya. "Ahhh, Kakak lo tuh, nyebelin banget," sahut Amel lemah. Shilla mengeryitkan alisnya, ia memiringkan kepala memandang sang teman. "Ka Raffa kenapa?" tanya Shilla. Baru saja Amel hendak menyahuti suara dosen terdengar, beberapa orang langsung duduk di kursi. "Pagi semua, Bapak sudah bilang bukan, kalau kita kedatangan tamu istimewa. Pengusahaan muda yang sukses," celetuk Dosen tersebut. Beberapa orang terkejut melihat Raffa, bahkan Shilla dan Amel pun. Mata lelaki itu melirik sekitar lalu tatapannya bertubrukan dengan manik sang istri. Senyuman Raffa lemparkan pada wanita itu, membuat para perempuan memekik karena melihatnya tersenyum. "Ahh, ganteng bange
Baca selengkapnya
50 (bagian 2)
"Buat apa ngasih tau, gak penting juga," sahut Shilla. Ia risih kala beberapa mendekati dia, bahkan pria juga. Karena tau jika Shilla adik orang kaya, mereka mulai sok akrab. "Penting lah, gue kan bisa aja jadi istrinya Kakak lo dan gue jadi Kakak ipar lo gitu, mau kan. Gue kan cantik," celetuk perempuan itu. Sedangkan Amel yang mendengar beberapa perempuan meminta agar mereka bisa dekat dengan Raffa mulai marah. Dia menggebrak meja, membuat ia menjadi pusat perhatian. "Kalian berisik banget sih, sampe Shilla gak bisa jawab. Jadi cewek jangan genit napa," sembur Amel. Ia memilih pergi meninggalkan mereka yang memandang aneh perempuan itu. "Kalian ini, bikin mood gue sama Kakak Ipar gue ancur aja. Denger ya, Ka Raffa itu udah punya istri dan istrinya Amel. Sahabat gue, jadi jangan sok akrab deh sama gue, jijik gue!" seru Shilla. Gadis itu bangkit menyusul Amel. Semua tercengah mendengar perkataan Shilla, salah satu dari mereka langsung menepuk jidat. "Ampun! Gue lupa soal itu.
Baca selengkapnya
51 (bagian 1)
"Kamu gak papa, kan Sayang?" tanya Raffa. Pria itu memegang pipi Amel dan langsung ditepis wanita itu. "Seneng ya dikhawatirin cewek," sembur sang istri. April mengeryitkan alis melihat intraksi kedua manusia itu. Ia langsung menarik lengan Amel membuat wanita tersebut menoleh. "Kalian udah saling kenal?" tanya April. Raffa dan Amel langsung saling pandang, kedua mengangguk bersamaan. Bahkan lelaki itu kini merangkul Amel, membuat April membulatkan matanya terkejut. "Bukan kenal lagi, kita tuh bahkan udah nikah. Iya gak, Sayang," seru Raffa. Raffa mengedipkan mata memandang sang istri, sedangkan wanita itu langsung menganggukan kepalanya. Ia paham dengan gerak-gerik April, pasti perempuan tersebut menyukai suaminya. "Iyain aja deh. Mas, kamu mau ke mana? Ayo biar aku yang anter," balas Amel. Raffa langsung mencium pipi Amel tanpa rasa canggung sedikit, membuat sang istri yang mendapatkan perilaku begitu mematung dan matanya membulat. Begitupun April sangat terkejut mendapatka
Baca selengkapnya
51 (Bagian 2)
"Tuan tolong, jangan kasuskan kelakuan adikku. Cukup hukum aja," pinta lelaki itu. Raffa tidak menanggapi perkataan lelaki itu, ia memilih mendaratkan bokong dikursi. Tidak lupa mengajak sang istri, melihat tak ada respon dari Raffa. Lelaki tersebut beralih pada Amel. "Tolong, jangan kasuskan kelakuan adik saya. Saya tau dia sangat keterlaluan, tapi kalau adil saya dipenjara masa depannya akan suram," mohon Kakaknya Diana. Amel hanya tidak menjawab atau memberikan kepastian pada lelaki itu. Akhirnya ia hanya pasrah, duduk dilantai dengan wajah tertunduk. Bahkan kini kedua orang tua Diana berada di sini, Raffa yang melihat hal tersebut hanya menyeringai. "Tolong jangan kasuskan kelakuan anakku, dia masih remaja masa depannya bakal hilang kalau dia masuk penjara. Kalau dia dipenjara takut kejiwaan dia terganggu," ucap Mamanya Diana. Wanita itu berjongkok memegang lengan Amel. Ia meminta belas kasihan istrinya Raffa. "Lalu mentalku gimana Bu," seru Amel. Tatapan kesal Amel layangk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status