Semua Bab Ranjang Suami yang Terbagi: Bab 21 - Bab 30
90 Bab
Bab 21
"Aku tahu, kau menikahi seorang pria yang sudah menikah dan hanya dijadikan istri kedua. Pernikahanmu juga dilakukan diluar keinginanmu. Aku yakin suamimu tidak begitu peduli padamu, benar, kan?"***Mendengar tudingan Gio, seketika dada Vania terasa nyeri. Emosi yang tadi sempat mereda kini kembali terbakar. Meski ia mengetahui bahwa ucapan Gio benar adanya, tetap saja Vania tidak bisa menerima tudingan tersebut.Vania memalingkan wajahnya dari pandangan mata Gio yang sedari tadi begitu intens menatapnya, tak lama ia memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya membalas ucapan Gio dengan sebuah kalimat pedas yang menohok."Kau benar, aku memang dijadikan istri kedua dan pernikahanku juga terjadi di luar keinginanku sendiri. Tapi, setidaknya suamiku lebih baik darimu, ia memberikanku status dan hak."Lama Vania terdiam, tak lama ia kembali melanjutkan perkataannya."Kau meninggalkanku tanpa kabar, tanpa pamit dan tanpa keputusan. Kau membuatku menahan semua emosi sendiri. Kau menggantu
Baca selengkapnya
Bab 22
Keesokan harinya."Gaunmu yang merah itu cantik, Vania." Tunjuk Lila pada sebuah gaun satin dengan detail Lace di bagian ujung dad4. "Yang ini? Kau lupa dress code nya putih atau biru tua," desis Vania yang tak begitu bersemangat memilih gaun yang akan dikenakannya ke acara reuni nanti."Kau datang kerumahku pagi-pagi lalu memintaku segera memilih gaun dan berdandan. Apa kau tidak merasa sedang menganggu waktu istirahatku? Ini hari liburku, Aku bahkan memiliki rencana untuk tidur sampai sore." Keluh Vania melayangkan protes."Aku ingin kita terlihat menawan di acara reuni, makanya harus bersiap siap dari sekarang." Sahut Lila dengan senyum yang lebar."Kau sajalah yang datang, aku malas.""Tapi, kau kan sudah janji akan datang." Rengek Lila."Kapan aku pernah berjanji. Dari awal kau kan tahu aku tak mau datang," bola mata Vania membulat"Aku tahu, tapi apa salahnya sih menyenangkan teman."Mendengar perkataan Lila, sontak membuat Vania memutar bola mata dan melempar tatapan tajam pad
Baca selengkapnya
Bab 23
"Maaf, mas aku terpaksa mengajak Vania karena suamiku tak mau kuajak pergi." Terang Lila karena merasa tak enak."Oh, tak masalah." Jawab Rendi datar. Lalu memandang Vania yang hendak berdiri meninggalkan kursinya."Kau keberatan jika aku ikut menemanimu ke sana?" Ucapan Rendi membuat tubuh Vania seketika mematung. Lalu membalikkan badannya menatap Rendi dengan tatapan kesal.***Vania mendelik, memandang tubuh lelaki yang berdiri di hadapannya dengan mata yang menyipit tajam. Dengan kasar ia meletakan sendok di tangannya dengan kasar hingga terdengar suara dentingan yang cukup keras, membuat Lila yang duduk dihadapannya seketika menoleh padanya."Aku sudah selesai, sebaiknya kau selesaikan makanmu, Lila, jika tidak kita bisa terlambat. Aku tak mau kehilangan kalungku nanti," ketus Vania.Lila yang mendengarnya hanya bisa menggeleng, jujur saja wanita itu juga ingin segera menyelesaikan makan siangnya, dan segera menjauh dari mereka berdua. Entah mengapa, Lila merasa sebentar lagi a
Baca selengkapnya
Bab 24
Karin merasa jika ucapan ibu mertuanya bukanlah permohonan melainkan sebuah perintah. Sebuah keinginan agar ia tidak menjadi mengganggu kebahagiaan pasangan pengantin baru yang belum sempat mengecap manisnya kebahagiaan berbulan madu. Membuat hatinya seakan tercabut dari tempatnya.Apakah sekarang aku seperti benalu yang akan menyakiti seseorang hingga mama sampai memintaku menjauh dari suamiku sendiri? Batin Karin ingin berontak.***Haruskah ia melakukannya, mengikuti keinginan ibu mertuanya? Melihat Rendi yang duduk di dekat Vania saja ia sudah begitu cemburu. Apa mungkin ia bisa menekan semua perasaannya sementara kepalanya terus memikirkan kemesraan suami dan istri keduanya itu?"Tidak Karin, Jangan biarkan rasa cemburu menguasai dirimu. Vania tidak akan menggoda suamimu. Bukankah wanita itu ingin segera melepaskan diri dari pernikahan yang mengikatnya selama ini?" Bisik Karin menghibur diri."Bertahanlah sampai kau mendapatkan bayi dari rahim istri kedua suamimu. Bukankah sejak
Baca selengkapnya
Bab 25
Karena apa?" Fokus Vania pada wajah Lila yang seketika mengeras."Karena mantan kekasihmu juga akan hadir di sana nanti. Aku yakin suamimu itu tahu jika Gio juga akan ada di acara reuni sekolah kita.""Tentu saja Gio akan hadir, karena dia juga alumni, lalu apa masalahnya?" Tanya Vania cuek. Membuat Lila menggeleng dan membuang nafas panjang."Kau bodoh atau memang sengaja ingin membuat mereka bertemu, hah?" Ketus Lila yang gemas melihat Vania yang masih terlihat santai.***"Hah!" Vania mendelik ke arah Lila. Dengan wajah polosnya."Kau bilang apa sih?" "Astaga Vania! Kau benar-benar menyebalkan." Sungut Lila sambil memonyongkan bibirnya."Aku gemas melihat sikapmu yang terlalu cuek seperti ini!"Vania melengos, ucapan Lila tak membuatnya terpengaruh, wanita berlesung pipi di kiri itu tampak asyik berselancar di akun sosial media miliknya."Aku tidak mau tahu Jika ada pertumpahan darah di sana nanti," sindir Lila karena merasa Vania tak mendengarkannya bicara."Biarkan saja kalau me
Baca selengkapnya
Bab 26
Suara bening Rossa yang mendendangkan nyanyiannya di radio sedikit mengubah suasana hati Vania. Setidaknya, kini pikirannya sedikit teralihkan dari pembicaraan dua lelaki yang ada dalam lembaran hidupnya. Jujur saja, bila mengingat bagaimana cara kedua lelaki itu memperlakukan perasaannya. Selalu saja membuat moodnya seketika buruk.Mobil yang dikemudikan Lila terus bergerak memasuki kawasan bisnis elite di ibukota ini, membuat Lila menurunkan sedikit kecepatan mobilnya karena jalanan yang sempit."Kita hampir tiba. Kuharap kau bisa menjaga sikap di acara nanti. Aku tak ingin melihat kau terjebak ucapanmu sendiri jika suamimu benar benar datang," Lila berpesan yang hanya dijawab Vania dengan mengendikkan bahu.****Sepasang mata terus mengawasi Vania dan Lila sejak mobil ini melintas di area parkiran. Tatapan mata lembut yang terarah pada Vania membuat siapapun yang melihat akan berpikir jika itu adalah tatapan romantis seorang kekasih.Mereka tiba sudah hampir menjelang dibukanya aca
Baca selengkapnya
Bab 27
"Apa dia temanmu? Kau tidak ingin memperkenalkanku padanya?""Ah, anu itu ...." ah, rasanya Vania ingin memaki dirinya sendiri yang gugup akibat kedatangan Rendi yang tiba-tiba."Hai, apa kabar, brother? Kenalkan Rendi, suaminya Vania." Ucap Rendi memperkenalkan dirinya, entahlah mengapa kalimat perkenalan itu membuat tubuh Vania seketika membeku.***Rendi mengulurkan tangannya pada Gio dengan pandangan mata datar, meski salah satu sudut bibirnya melengkung, tetap saja cukup sulit untuk mengetahui isi pikirannya. Lelaki itu memang sungguh pandai menyembunyikan emosinya.Pandangan mata kedua pria itu kini saling mengunci, membuat Vania gelisah, hingga akhirnya, kelopak mata Gio mengedip memutus kontak mata mereka lalu mengulas senyum."Senang bertemu denganmu, Pak!" Jawab Gio sopan sembari menerima uluran tangan Rendi."Tak perlu sungkan, panggil saja Rendi. Teman Vania adalah temanku juga, bukan begitu sayang?" Balas Rendi kembali melingkarkan tangannya yang di pinggang Vania.Vania
Baca selengkapnya
Bab 28
"Tak masalah, berarti dia akan menjadi istri ketiga. Siapa tahu saja dengan begitu Mas Rendi bisa menceraikanku karena sudah ada wanita yang mau mengandung anaknya," jawab Vania diplomatis, membuat Lila seketika langsung memutar bola mata."Kelihatannya kalian berdua membicarakan sesuatu yang menarik." Ucapan Rendi membuat Vania spontan mendelik."Ah, anu itu kami sedang membicarakan ..." Belum selesai Lila mengatakannya, Vania segera menyela."Iya, aku dan Lila sedang membahas sebuah novel yang bercerita tentang penderitaan seorang gadis yang terpaksa menikahi pria beristri," sindir Vania sambil menatap suaminya dengan tatapan bosan.***Tak ada kekesalan di wajah Rendi ketika mendengar ucapan istri keduanya itu, bibirnya melengkung tipis seakan mengerti apa yang di sampaikan Vania. Membuat wanita itu akhirnya melengos acuh."Benarkah, bisakah novelnya kupinjam?""Tidak, novelnya sudah dipinjam temen, dan aku malas menagihnya."Perkataan Vania membuat Rendi menahan tawa. Seolah apa y
Baca selengkapnya
Bab 29
Perkataan Lila membuat Vania refleks menoleh, dan langsung mendapati wajah Rendi disana yang sedang mengulas senyum sambil melambaikan tangan sesaat padanya."Aku benar, kan?" Ucap Lila bangga."Entahlah, bisa jadi itu hanya kebetulan saja. Lagipula, lelaki dingin seperti dirinya mana mungkin bisa cemburu." Sanggah Vania."Kebetulan itu tak datang berulang kali, kadang aku merasa kepalamu itu isinya hanya batu," Lila mencibir."Kau ada di pihakku atau dia?" Sungut Vania kesal.****"Aku selalu ada di pihakmu, tapi aku juga tak keberatan dengan sikap Rendi yang mulai membuka dirinya padamu," ujar Lila mencoba meredam emosi Vania."Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Lila kemudian ketika melihat Vania meletakkan gelasnya kembali keatas meja dengan kasar."Apalagi kalau bukan pulang. Suasana hatiku sudah buruk, entah mengapa melihat Mas Rendi ada disini membuatku kesal, aku tak mengerti mengapa selalu saja lelaki itu mengusik ketenanganku di manapun. Ia bersikap seperti lint
Baca selengkapnya
Bab 30
"Kita bisa pergi ke tempat lain jika kau mau, akan kuantar kemanapun kau suka," ucap Rendi lembut, berusaha menenangkan istri mudanya itu."Benarkah? Ah, aku sungguh berterima kasih. Bisakah kau mengantarku ke kantor pengadilan dan mendaftarkan gugatan perceraian kita disana. Aku akan sangat senang sekali." Sarkas Vania lalu membuang muka."Baiklah, aku akan mengantarmu kesana," jawab Rendi dengan sudut yang melengkung tipis di kedua bibirnya.***Gemerlap cahaya bintang di langit seolah menari mendukung ucapan Vania. Senyum tipis nampak dibibir ranumnya, rona kemenangan terlihat di wajahnya, entah mengapa, ucapan Rendi membuat suasana hati Vania sedikit membaik.Mobil yang dikemudikan Rendi terus membelah jalanan menuju ke sebuah bangunan. Vania melengos membuang muka ke arah jendela, baginya, menikmati suasana luar jendela lebih menyenangkan daripada melihat wajah Rendi yang menyebalkan.Beberapa menit berlalu, Vania masih memilih bungkam. Tak sepatah kata keluar dari bibirnya. Hing
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status