All Chapters of Cinta dalam Balutan Doa : Chapter 61 - Chapter 70
94 Chapters
Dua Putra Satu Putri
Kebahagiaan Ning Arni dan Gus Afnan semakin lengkap setelah kehadiran Afni di tengah-tengah mereka. Duavputra dan satu putri. Cinta Ning Arni pada Gus Afnan pun semakin kuat, meskipun Azzam tetaplah ada di hati mereka. Azzam tidak akan terlupakan sampai kapan pun dan terus hadis membersamai mereka. Gus Afnan sudah berjanji pada dirinya sendiri. Keluarga kecilnya adalah segalanya untuknya. Gus Afnan tidak akan pernah menyia-nyiakan mereka. Apa pun yang terjadi keluarga tetap di atas segalanya. Cintanya pada Arni yang seluas samudera tak kan bisa dipeisahkan. Hanya maut yang akan memisahkan mereka kelak. Tak terasa waktu pun berlalu dengan cepat. Dua putra dan satu putri mereka tumbuh menjadi remaja yang tentunya berakhlak karena Ning Arni dan Gus Afnan selalu mengedepankan akhlak dalam mengajarkan mereka. Gus Afnan dan Ning Arni tidak segan akan menghukum putra dan putri mereka bila sampai melanggar apa yang mereka ajarkan. Ya, meskipun dari pernikahan Arni dan Azzam dikarunia dua
Read more
Sebuah hukuman dari Arni dan Gus Afnan
Azril tidak menyangka kalau kekonyolan juga kejahilannya hari ini membuat sang bunda yang biasanya sabar menghadapinya menjadi kesal dan marah padanya. Bahkan sang Abi yang selalu membela dan memanjakannya tidak bisa berbuat apa-apa.Siang ini Azril melakukan kesalahan lagi karena kejahilannya."Dek, sudah Bunda bilang enggak usah jahilin Kang Adnan yang sedang memasak, lihat! Karena ulah adek masakan Kang Adnan sampai tumpah." Arni memarahi putra keduanya yang saat ini berusia 16 tahun."Maaf, Bun. Adek enggak sengaja menyenggolnya.""Selalu saja minta maaf, tapi selalu diulangi lagi dan lagi, tetap enggak mau berubah." Arni masih kesal. Ia membantu Kang Adnan membersihkan lantai yang terkena tumpahan kuah karena ulah sang putra."Maaf ya, Kang. Gara-gara Azril kalian harus masak dua kali," ucapnya penuh penyesalan."Enggak apa, Neng Arni. Biar kami saja yang membersihkan," ucap Kang Adnan dan Kang Ma'ruf.Azril memilih pergi. Lebih baik menghindar untuk saat ini. Ia tahu saat ini sa
Read more
Rengekan Azril
Satu minggu sudah kejadian jatuhnya Imam dari pohon. Azril menyesal. Namun, tetap tidak bisa menghindari hukumannya. Apa yang sudah diputuskan Afnan tidak akan bisa diganggu gugat. Afnan hanya mencoba menjadi pemimpin yang adil, tidak peduli itu anak kesayangannya sendiri. Ia hanya berharap kejadian seperti ini membuat Azril menyadari kesalahannya, tidak ceroboh lagi dan bertindak konyol.Tak hentinya Azril merengek pada sang Abi. Ia tidak mau di pondokkan di pesantren Kiyai Latief. Apalagi bulan Ramadhan, ia lebih suka berada di rumah ini, ikut mengaji di pondok sang kakek bersama santri lain seperti Ramadhan tahun-tahun yang lalu. Bisa bebas bermain sebelum magrib datang. Bisa bukber bersama sahabat dan keluarganya juga sepupu-sepupunya, kini hal itu semua hanya menjadi khayalannya saja. Ramadhan tahun ini dirinya bak di penjara. Karena dirinya akan tinggal di pondok yang selama ini ia hindari. Membayangkannya saja dirinya sudah frustasi, tapi benar apa yang dikatakan Abinya. Ia har
Read more
Masuk Pesantren Lain
Abi dan bunda itu layaknya pelita sebagai penerang hidupku. Ibarat cahaya lilin yang selalu setia menerangi setiap sudut jalan. Dan sebagai semangat yang menjadi motivasi untuk tetap kuat untuk terus melangkah maju. Aku akan lakukan semua itu demi kebahagiaan keduanya.(Azril – Gus Badung~Ramadhan di Penjara Suci)***Azril melihat kepergian sang bunda dari kamarnya. Ia merasa bersalah pada sang bunda karena sudah membuat wanita yang teramat ia sayangi itu menangis lagi. Ia sudah banyak membuat sang bunda menangis. Namun, dirinya butuh peralihan supaya sang bunda tetap menyayanginya dengan membuat kekonyolan yang menyita perhatian sang bunda.Azril tahu kalau sang bunda sudah cukup banyak berjuang untuk dirinya dan sang abang, Arza. Dirinya juga sudah tahu sejarah panjang perjalanan cinta sang bunda dengan almarhum ayahnya juga dengan Abinya.Kiyai Laqief dan Ummi Syarifah lah yang menceritakannya, bukan mereka berdua saja, bahkan Yulia dan Hambali juga menceritakan perjuangan Arni h
Read more
Tiba di Pesantren
Mobil Afnan sudah sampai di halaman pondok pesantren Kiyai Latief. Suasana perdesaan sangat kentara. Suasananya sangat asri. Bahkan santri putra biasa mandi di sungai yang airnya masih jernih.Afnan melihat ke arah ndalem, melihat Abah dan Ummi temu kangen dengan sahabatnya itu. Di sana juga ada Hambali, Yulia dan Syafaah yang ikut membaur bersama. Ikut merasakan nostalgia ke empat orang itu.Afnan teringat saat itu untuk mempererat persahabatan abahnya dan kiyai Latief. Ia sempat dijodohkan dengan putri kiyai Latief, Neng Latifah. Namun, ia menolaknya karena belum siap dan harus mengejar cita-citanya melanjutkan S2nya ke Mekkah. Sebenarnya saat itu Afnan juga tertarik dengan kecantikan dan kepintaran Neng Latifah. Namun, ia lebih memilih melanjutkan cita-citanya dan akan meminang gadis itu setelah dirinya kembali dari Mekkah. Namun, sayang satu tahun di Mekkah, ia mendapat kabar kalau Neng Latifah sudah menikah dengan putra kiyai Usman. Afnan sempat patah hati, Namun, hanya sesaa
Read more
Mengenal Lingkungan Baru
Setelah berbincang banyak dengan Kiyai Latief. Afnan izin pada semuanya untuk mengajak Azril jalan-jalan di area pondok pesantren. Tujuannya untuk mengenalkan lingkungan pondok, Afnan tidak sendiri dirinya bersama Kang Muis, salah satu kang ndalem kepercayaan Kiyai Latief.“Selama Ramadhan kegiatan Diniyah diliburkan dan diganti kegiatan Ramadhan seperti di pesantren-pesantren lain, Kiyai,” ujar Kang Muis pada Afnan.“Iya, Kang. Boleh saya tahu apa saja kitab yang diajarkan di sini selama Ramadhan, Kang?”“Tentu, Kiyai. Monggo nanti ikut saya di kantor sekretariat pesantren ini untuk melihat langsung jadwal di pesantren ini selama di pondok.”Azril hanya diam saja tak bersemangat. Ia mengerti dan sangat mengerti apa yang dibahas sang Abi sejak tadi, dan hal itu hanya membuatnya bosan. Di pesantren keluarganya saja dirinya sudah jenuh dengan seabrek kegiatan yang ada di sana yang sering tidak dirinya ikuti, malah sekarang dirinya harus mengikuti kegiatan di pesantren kilat ini.Saat in
Read more
Bagian dari Masa Lalu Afnan
Afnan dan sang putra kembali ke ndalem setelah selesai melihat jadwal kitab kuning yang akan dipelajari sang putra selama satu bulan ini di pesantren.Azril melihat beberapa santri yang sudah mulai berdatangan ke pesantren ini diantar keluarga mereka.“Bi, katanya ngajak Abang ke sungai. Ayo, Bi!” rengeknya ternyata Azril menagih janjinya tadi. Anak itu memang cerdas sekali selalu mengingat setiap apa yang diucapkan seseorang padanya.“Iya, Sayang. Kita temui Bunda dulu ya, sekalian ngajak Bunda ke sungainya. Pasti dia sangat suka.”Afnan teringat 25 tahun yang lalu saat pertama kali mondok Ramadhan di sini sebelum di pondokkan ke pesantren Kiyai Umar mertua Gus Achmad, kakaknya Azzam.Dirinya sering bermain di sungai bersama Neng Latifah yang masih berusia 12 tahun sedangkan dirinya sama seperti Azril berusia 16 tahun saat itu.“Bi, Ayo temui Bunda! Abang sudah enggak sabar main ke sungai.”“Astaghfirullahal Adziim, kenapa aku malah nostalgia waktu kecil,” batin Afnan. Azril berhasil
Read more
Tak Peka
Masalah terbesar wanita adalah mengingat terlalu banyak, sedangkan masalah terbesar pria adalah melupakan terlalu cepat.(Cinta dalam Balutan Doa)Azril masih menangis sesenggukan. Pemuda itu akan terus berlari mengejar mobil sang Abi kalau saja Kang Muis tidak mencegahnya. Kang Muis langsung mendekapnya lembut supaya pemuda itu sedikit tenang.“Aku mau pulang, aku enggak mau di sini!” tangisnya.“Gus Azril harus di sini, hanya satu bulan kok. Di sini banyak temannya juga, nanti Gus Azril bisa bermain dan sharing bersama mereka. Jangan takut ... Gus Azril di sini tidak sendiri banyak santri lain, seperti halnya di pesantren keluarganya jenengan di sini juga banyak santri yang berasal dari luar jawa dan luar kota, kok.”“Aku mau pulang, hiks ... hiks ... hiks ...,” lirihnya masih berurai air mata.“Nanti malam tarawih bersama, saya jamin Gus Azril akan suka suasananya, nanti pukul 2 juga ada kentongan keliling desa dengan para santri putra lainnya, jadi Gus Azril harus bisa bangun jam
Read more
Tentang Gus Afnan dan Ning Arni
“Abi tahu Bunda belum tidur, Abi hanya ingin Bunda tahu kalau Abi sangat mencintai Bunda. Tidak ada wanita lain di hati Abi, atau pun niat untuk menduakan Bunda. Kalau Bunda berpikir Abi memondokkan Azril ke tempat Kiyai Latief karena ingin dekat dengan Neng Latifah itu salah besar. Abi tidak suka Bunda menilai buruk Neng Latifah, karena yang Abi tahu, Neng Latifah itu wanita Sholehah tidak mungkin ia merendahkan dirinya hanya untuk memiliki Abi. Abi lebih mengenalnya, bahkan Abi yakin di tangan Kiyai Latief dan Neng Latifah Azril akan bisa berubah,” ucap Afnan lembut, tapi menyakitkan untuk Arni.Dadanya semakin sesak mendengar itu. Tatapan memuja dari Neng Latifah pada Afnan terpampang jelas di netranya. Bahkan sang suami memuji dan mengagungkan wanita itu. Dan dengan kata lain menuduh Arni suudzon dan berpikiran buruk pada wanita itu. Dan apa itu ucapan Afnan yang seperti itu sama saja Afnan menganggap Arni salah didikan dalam mendidik putra dan putrinya.Arni hanya bisa terisak.
Read more
Azril Kabur dari Pesantren
Afnan masuk melangkahkan kakinya menuju atas, niatnya ingin berganti pakaian karena sebentar lagi harus mengimami santri-santrinya sholat subuh berjamaah setelah itu dilanjutkan mengaji kitab kuning tafsir jalalain.Ia membuka pintu kamarnya ternyata pintu itu dikunci dari dalam. Ia pun mengetuk pintu itu supaya Arni membukakannya. Tiga kali mengetuk Arni baru membuka pintu itu tanpa bicara sepatah kata pun wanita itu melangkah menuju sofa sambil membawa alquran. Ia melihat di ranjang sudah tersedia koko dan sarung untuknya. Ia tersenyum meskipun semarah-marahnya sang istri, Arni selalu mengerjakan kewajibannya dengan baik.Afnan mengganti bajunya setelah itu ia menghampiri sang istri yang masih mengaji. Ia duduk di karpet bawah meletakkan kepalanya di paha Arni.“Aku minta maaf ... maaf sudah sangat menyakitimu ... maaf ...,” lirihnya sambil meneteskan air matanya. Entah sejak pulang dari pesantren Kiyai Latief kemarin emosi Afnan sangat tidak stabil.Arni menghela napasnya panjang.
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status