All Chapters of Istri Lugu Presdir Dingin: Chapter 31 - Chapter 40
480 Chapters
Bab 31
Karma.Kata itu terus saja terngiang-ngiang di kepala Reza, ucapan Dion yang memang begitu aneh membuatnya berpikir keras.Karma seperti apa yang dimaksud oleh Dion barusan, jarang sekali Dion mau berbicara. Namun, sekali ini semua tampak terdengar begitu saja, pikiran Reza benar-benar kacau karena keadaan yang begitu rumit.Rumah tangga impian bersama seorang yang dicintainya benar-benar hancur tanpa sisa.Wanita yang diperjuangkannya ternyata adalah wanita paling licik di dunia ini.Sisa tinggal sisa, meninggalkan luka dan air mata.Akh!Reza pun memukul benda apa saja yang ada didekatnya, vas bunga dan cermin yang tampak memantulkan wajahnya begitu kusut, pun menjadi sasarannya.Kamarnya persis seperti kapal pecah, semua berserakan tanpa ada yang tersisa."Reza!" Bunga terkejut melihat kamar cucunya yang berantakan, tampaknya apa yang kini menimpanya begitu membuatnya terpukul.Sehingga kamarnya menjadi sasaran amukan."Oma, apa Mama bisa sembuh?" tanya Reza dengan mengusap wajahny
Read more
Bab 32
Hari ini, pekerjaan Reza tidak ada yang benar. Pikirannya terkuras habis memikirkan nasib pernikahannya dengan wanita yang selama ini dicintainya, diperjuangkan dengan mati-matian.Namun, apa daya ternyata tak selamanya yang diharapkan bisa dimilikinya. Lalu, tidak selamanya yang terlihat indah adalah yang terbaik.Terlalu besar mencintai ternyata tak berbalas dengan sempurna. Nyatanya, dirinya hanya dimanfaatkan saja.Puas merenungi tentang masa-masa indah dengan Raya, akhirnya di sore hari ini memutuskan untuk pulang, ingin melihat keadaan Liana yang juga sangat memprihatikan.Tak disangka kehancuran rumah tangganya berdampak begitu buruk pada Liana.Lalu, di mana kini Raya? Tak ada kah keinginan untuk meminta maaf sama sekali atas apa yang terjadi? Tak adakah rasa bersalah di hati wanita licik itu?Tampak semuanya sia-sia.Hingga saat perjalanan pulang menuju rumah tiba-tiba Reza menepikan mobilnya. Dia merasa mengenali seorang wanita yang tengah duduk di kursi taman.Reza pun m
Read more
Bab 33
"Papi!" teriak Dila dengan penuh semangat saat melihat Dion sudah kembali.Dion pun menghampiri putrinya, menggendong Dila dan menciumi pipi menggemaskan itu."Papi, lihat Adik Zaki, deh!" Dila pun menunjuk Zaki yang kini digendong oleh Nia.Nia hanya menunduk tanpa berani menatap Dion. Hatinya begitu takut jika saja dilarang untuk membawa anaknya ke rumah tersebut."Maaf, Tuan! Saya harus membawa anak saya ke mana pun. Karena, tidak mungkin menitipkan pada Ibu di rumah. Ibu juga masih proses pemulihan Tuan. Saya berjanji tidak akan membuat Dila telat makan ataupun telat mengurus keperluannya," kata Nia.Perempuan itu berkata lebih awal sebelum Dion yang berbicara.Dion lalu tampak diam dan tak ingin berbicara sama sekali pada Nia. Entah apa yang ada di kelapa pria dingin itu."Dila, hari ini ngapain aja?" Dion memilih berfokus pada Dila, mengabaikan saat Nia mengajaknya berbicara."Banyak, Pi. Makan sama Adek Zaki. Tidur siang sama Adek Zaki. Mandi juga sama-sama. Terus, main sama-sa
Read more
Bab 34
Dari tadi, mulut Niko terus saja berbicara, sedangkan orang yang dibicarakannya adalah Nia.Hal ini tentu membuat Dion merasa pusing sekali, hingga akhirnya dia dan menunjukkan arah pintu keluar untuk Niko."Pintunya masih di sana!"Mendengar itu, Niko pun terdiam sejenak sambil menggaruk kepalanya. Seketika, dia menyadari Dion tak ingin mendengar ceritanya."Baiklah, kalau begitu. Aku, pamit pulang dulu. Tapi, aku menemui Nia dulu. Dan, sepertinya aku akan lebih sering ke sini," Niko pun tersenyum bahagia kemudian segera keluar dari ruangan Dion.Dengan penuh semangat, Niko pun berjalan menuju dapur. Dia mencari keberadaan Nia di sana. Sayangnya, tak ada orang yang dicarinya di situ."Ke mana dia?" Niko pun bertanya-tanya sambil terus mengedarkan pandangannya. Namun, tak juga tampak apa yang dicarinya.Untungnya, itu tidak membuat Niko patah semangat. Seketika itu juga, Niko mendapat ide untuk mencari Nia di luar.Tak lama, bibirnya tersenyum saat menemukan Nia sedang menyirami tana
Read more
Bab 35
Malam harinya, Dila pun tidur dengan Nia dan juga Zaki. Namun, tiba-tiba Dila terbangun karena mendengar sebuah suara.Awalnya, Dila merasa takut, tetapi setelah mengetahui asal suara, dia justru menjadi bingung."Mami, kenapa? Meriang?" tanya Dila melihat Nia yang menggigil kedinginan, "Mami, sakit ya?" Dila pun merasa kasihan pada Nia, apa lagi wajah Nia tampak begitu pucat.Seketika itu juga, Dila menuju kamar Dion. Untung saja, sesampainya di sana, ternyata Dion belum tidur.Pria itu tampak berdiri di balkon, dengan bersandar miring bertumpu pada dinding. Sedangkan kedua tangannya, melipat di dada. Dion hanya menatap dedaunan kering di bawah sana.Pikirannya menerawang jauh, seakan menembus kegelapan malam.Hari-harinya tidak berwarna sama sekali. Hanya dipenuhi dengan bekerja dan bekerja tanpa henti.Tak ada yang mampu menghiburnya saat lelahnya bekerja. Hidupnya dipenuhi dengan kehampaan dan hanya Dila yang menjadi sumber kekuatannya kini."Papi!" seru Dila dengan kencangnya.Di
Read more
Bab 36
Pagi harinya, Nia pun terbangun dari tidurnya. mMtanya seketika menatap jam yang terpasang pada dinding.Awalnya, Nia hanya biasa saja sambil memijat kepalanya yang masih terasa pusing. Namun, sesaat kemudian Nia pun mulai tersadar bahwa matahari sudah terbit dengan teriknya, sedangkan Nia masih saja berada di bawah selimut. Bagaimana dengan Dila yang sudah menjadi tanggung jawabnya?"Jam 07:00?" Nia pun segera melihat sekiranya, mencari anaknya dan juga Dila.Jantung Nia berdegup kencang karena panik. Keduanya tidak ada di situ. Bagaimana bisa tidur nyenyak semalaman penuh, sedangkan Zaki juga masih begitu kecil? Bahkan, hari ini, bayi itu baru genap berusia satu bulan. Jadi, tak mungkin dia bisa berpindah tempat tanpa dipindahkan. Jadi, di mana anaknya?Nia pun melihat sekitarnya dan menyadari di mana kini berada.Otak Nia pun berpikir keras, sebab semalam mengingat jelas tidur di kamar Dila.Namun mengapa malah pagi ini berada di kamar Dion.Tunggu, kamar Dion?Nia pun panik setel
Read more
Bab 37
Di sebuah ruangan, seorang pria tengah duduk di kursi kebesarannya. Kakinya berada di atas meja, sedangkan tangannya memegang bolpoin. Sesekali, tangannya bergerak mengetuk meja.Pikirannya mendadak menerawang jauh, memikirkan seorang wanita yang tidak tahu mengapa bisa membuatnya terus kepikiran.Semalaman, Dion memang mengurus Nia. Namun, entah mengapa membuat pagi ini terus membayangkan wajah wanita itu.Wajah pucat dengan peluh yang bercucuran.Wajah yang membuatnya merasa kasihan, seakan wajah itu begitu banyak menyimpan keresahan, bahkan luka.Luka yang begitu dalam, namun hanya bisa diam menerima semua kenyataan.Tampak ada kerinduan yang begitu dalam pada kedua orang tuanya. Semalaman penuh, Nia terus memanggil kedua orang tuanya."Apa dia sangat menderita?" Dion pun bertanya-tanya, dan merasa tertarik akan hidup Nia sebelum menikah dengannya.Seolah rekaman, Dion memutar kembali ingatannya saat Nia menceritakan tentang kisah hidupnya, hingga mengandung anak dari Reza.Dion p
Read more
Bab 38
Tok ... tok ... tok!Nia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. Meskipun tak mungkin ada jawaban dari dalam sana.Perlahan, tangannya memutar gagang pintu. Setelah pintu setengah terbuka, Nia pun melihat ke dalam.Saat itu, Dion juga terlihat sedang memperhatikannya. Seketika, Nia pun menundukkan kepalanya, kemudian melangkah masuk."Maaf. Ada apa, Tuan?" Kedua tangan Nia saling meremas, takut jika ternyata Dion memarahinya.Nia tahu, Dion adalah seseorang yang tak suka keterlambatan. Apalagi, keteledoran dalam suatu pekerjaan.Itulah yang terjadi pada Nia saat pagi tadi, bahkan sampai melupakan anaknya sendiri. Mungkin, jika tidak dengan bantuan Asih menjaga Zaki semalam, entah seperti apa hari ini anaknya itu.Dion masih saja diam sambil menatap Nia dari ujung kaki sampai ke atas.Tak ada yang istimewa sama sekali, tetapi entah mengapa membuatnya menjadi penasaran."Tuan, saya minta--" Nia berhenti berbicara saat tatapan mata Dion begitu tajam padanya."Sudah minum obat?" Te
Read more
Bab 39
Setelah diusir paksa oleh "temannya" itu, Niko pun memilih untuk pergi dengan pinggangnya yang terasa sakit. Dia tidak bercanda. Bahkan, Niko kini berjalan dengan kaki yang mengangkang."Om Niko kenapa?" tanya Dila bingung karena melihat Niko yang berjalan aneh.Niko pun melirik Dila. Ternyata, ada Nia yang berdiri di belakang tubuh mungil itu.Seketika itu juga, Niko berusaha untuk terlihat tegap, gagah, dan tidak ingin dianggap lemah."Om Niko, sedang olahraga, Sayang." Niko pun memberi alibi berharap Nia yang mendengar jawaban itu juga bisa mengaguminya."Tapi, mirip monyet, ya, Om," kata Dila dengan polosnya.Glek!Niko pun meneguk saliva kasar, terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Dila.Bocah itu selalu saja berkata kebenaran. Namun, kali ini membuatnya kehilangan harga diri di hadapan seorang wanita yang menjadi incarannya."Nia, kamu udah makan siang, belom?" Niko pun memilih berbicara dengan Nia dari pada berbicara dengan Dila yang terus saja membuatnya malu karena kepol
Read more
Bab 40
"Om harap kamu bisa menghargai wanita, ya, Reza. Ah, Om lupa kamu sudah menikah." Niko pun merasa tak enak hati setelah berbicara lancang.Sementara itu, Reza masih terdiam. Apa yang dikatakan oleh Niko benar-benar menjadi beban baginya.Lelaki tak bertanggung jawab, bejat, bajingan. Semua itu memang pantas disematkan padanya. Reza pun menyadari semua itu.Gagal dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya di masa lalu, namun tidak lantas membuatnya ingin gagal juga menjadi seorang Ayah.Reza tak akan membiarkan siapa pun untuk mengambil anaknya. Anaknya tetaplah anaknya dan harus mengenal Reza sebagai Ayahnya. Bukan orang lain, seperti yang dikatakan oleh Niko barusan!Bahkan, Reza siap bersaing dengan Niko--demi bisa mendapatkan Nia kembali.Reza sudah tahu seperti apa pernikahan antara Dion dan Nia, sehingga tak akan terlalu sulit untuk mendapatkan wanita tersebut.Reza yakin dan percaya diri--bahwa di hati Nia masih ada dirinya.Sampai kapan pun, akan tetap begitu. Jadi, Reza pun be
Read more
PREV
123456
...
48
DMCA.com Protection Status