All Chapters of Gairah Suami Pengganti: Chapter 41 - Chapter 50
145 Chapters
Kesalahan
Sebastian melangkah pelan, selangkah demi selangkah dengan mantap, matanya terfokus pada wanita itu. “Lihat aku, Angela.”“Aku tidak mencintaimu! Ka-kamu bermimpi jika beranggapan bahwa aku mempunyai perasaan padamu!” perasaan panik menyerang Angela, menghancurleburkan penolakannya.Lari, Angela! Jangan biarkan Sebastian mengetahui perasaanmu yang sesungguhnya!Sebastian mengulurkan tangan untuk menangkup wajahnya. Angela menarik nafas dalam-dalam, terperanjat. Sentuhan laki-laki itu mantap, tapi lembut. Saat tatapan mata mereka bertemu, sudut bibir Sebastian terangkat naik. “Pembohong.”“Jangan bersikap seolah kamu tahu tentang diriku, Sebastian!”Sebastian mendekatkan wajahnya, membuat Angela bisa merasakan hangat hembusan nafas pria itu,“Apa dulu Garvin memperlakukanmu dengan baik, Angela?”“Pertanyaan bodoh!” Angela nyaris tidak dapat mengeluarkan suaranya melewati gumpalan di lehernya. Gumpalan perasaan takut, kegembiraan. Ah, sial, ia juga tidak mengetahui mengapa ia merasa gemb
Read more
Lubang Kehancuran
Theodore mengepalkan tinjunya dan mengacungkannya pada Lavenska, “Apa kamu bilang? Kamu membunuh Garvin?! Garvin calon suami Angela?”“Memang sudah waktunya dia mati. Dia selalu saja sakit-sakitan. Merepotkan saja! Aku hanya membantunya agar tidak menyusahkan Angela.” Kalimat Lavenska terdengar terburu-buru. Ia hampir tidak bernafas saat mengatakan kalimat itu. Dan sejujurnya, ia sedang menutupi ketakutannya.“Dan kalian menyuap Kepala Perawat dan juga petugas malam itu?” Nada suara Theodore terdengar stabil. Sorot matanya tidak lepas menatap tajam pada dua wanita di depannya.“Ya.” Claire menjawab cepat. Ia mengangkat dagunya, melawan intimidasi Theodore lewat tatapan matanya. “Sejujurnya petugas itu tidak tahu apa-apa, ia hanya menjalankan tugasnya seperti biasa.”“Dan kedua orang itu mati dibunuh?”Lavenska berhenti bernapas. “Ya.”“Oh, bagus untuk kalian berdua.”“Daddy!” Lavenska berteriak panik. Ia berlari meraih tangan ayahnya, isak tangis keluar dari dadanya.“Jangan menangis.
Read more
Sudut Kota Yarmouth
Badai salju kembali menyerang Toronto dan sekitarnya semalaman penuh. Beberapa ruas jalan tutup, bahkan gundukan salju tebal masih menyelimuti aspal. Beberapa petugas pembersih jalanan, sudah mulai bekerja sejak pagi hari dengan mantel tebal.Pagi hari ini, pengawas cuaca memperkirakan suhu udaranya adalah minus lima. Pemerintah pun melarang aktivitas di luar ruangan termasuk bekerja. Beberapa kantor menyiarkan pengunguman, termasuk BCB Royal Bank.Sebastian sudah memberikan perintah pada Edward untuk mengungumkan work from home selama tiga hari, berlaku bagi mereka yang belum menyerahkan laporan kerja.Pagi itu selesai menyelesaikan sarapan, Sebastian dengan nada suaranya yang dingin mengajak Angela pergi ke suatu tempat. Tentu saja Angela langsung menolak. Dengan badai salju semalam, ia tidak yakin bisa keluar walau hanya pergi ke teras rumah.“Aku tidak gila, Angela. Aku tidak mungkin mengajakmu pergi naik mobil saat ini.” kata Sebastian. “Cepat mandi dan ganti bajumu. Aku tunggu t
Read more
Rumah Coklat
Angela mengikuti Sebastian menaiki tangga. Sebastian menyalakan lampu dan tersingkaplah kamar mandi yang sangat luas. Ada meja rias panjang dengan lapisan marmer hitam bertepi emas di bagian atas, dua wastafel, dan cermin seukuran sprei. Lampunya berwarna almond, dan dindingnya berlapiskan kertas geometris berwarna salem dan coklat, dengan sentuhan perak yang menegaskan kesan mewah, sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Angela. Dengan cepat, Angela mengalihkan matanya dari meja rias ke bilik shower-terpisah dari bathup-nya dengan dinding kaca opaque.“Kertas dindingnya bisa diganti dengan keinginanmu.” Ujar Sebastian.“Sama sekali tidak perlu. Aku bisa melihat mengapa kamu menyukai rumah ini, semuanya berwarna coklat.”Sebastian mematikan lampu dan Angela mengikuti Sebastian menuju ke kamar kecil yang ada di sisi lorong. Sekali lagi, ruangan itu berwarna coklat dengan geometri kecoklatan, sangat elegan, dan nampaknya di dekorasi sebagai ruang untuk kerja. “Jika mungkin kamu mau me
Read more
Tolong Aku
Lavenska merasakan hantaman keras ke tengkoraknya, rasa sakit yang menusuk dadanya, pusing yang melandanya kala mobilnya mulai berguling. Ia mencium bau darah. Darahnya sendiri. Aku berdarah.Ketika dunia berhenti berputar, Lavenska mendongak, kebingungan. Ia tergantung terbalik, masih terjebak di joknya. Lavenska mendengar langkah-langkah kaki, melihat lutut kala seseorang berjongkok untuk melihat mobilnya yang sudah hancur. Harapannya terasa membumbung tinggi saat melihat seorang pria yang tidak dikenalnya memandanginya melalui kaca mobil yang pecah.Lavenska mengerang lemah. “Tolong aku.”Mata itu berputar.”Seharusnya kau pakai sabuk pengaman, kau bahkan tidak bisa mati dengan benar.”Mata itu menghilang. Langkah-langkah kaki itu mundur kemudian kembali.“Tolong aku. Kumohon. Aku akan memberikan imbalan apapun yang anda mau tapi kumohon keluarkan aku dari sini.”“Kau ini sungguh sampah, Lavenska!” Suara laki-laki itu berubah menjadi suara seseorang yang ia kenal. Kedua manik mata L
Read more
Malam Pertama
Sebastian sedang duduk, tangannya memegang secangkir coffee yang masih mengepul, sedang sorot matanya fokus melihat ke luar jendela yang cukup lebar. Pemandangan yang ia lihat hanyalah taman yang tertutup oleh salju, yang bahkan rumput atau bunga pun tidak terlihat.Beberapa saat kemudian, ia menoleh, menatap seorang wanita yang sejak tadi duduk di hadapannya. Mulutnya memang tidak mengatakan apapun tapi tatapan matanya jelas bertanya tentang alasan tatapan wanita di depannya.Angela tertawa. Ia menyibak rambut panjangnya ke samping lalu mengangkat gelas teh nya, “Kita baru saja menginap di rumah ini. Berdua.”“Lalu?” Sebastian bisa melihat bahwa wanita itu terperangah. Bibir Angela terbuka dan tatapan di mata gadis itu mengatakan padanya bahwa gadis itu merasa terpojok. “Maksudku, kita bahkan tidur di kamar terpisah, Angela. Kau tahu, cuaca kemarin malam tidak memungkinkan untuk kita pulang.”“Bukan itu maksudku.” Wajah Angela memerah malu. Ia mengalihkan pandangannya ke arah beberap
Read more
Kesalahan Pertama
Melihat wajah Anthony yang kebingungan menjawab pertanyaannya membuat Angela tertawa pelan. Ia sungguh merasa payah dan bodoh saat ini. Bagaimana bisa ia menanyakan pertanyaan payah seperti itu? Alat perekam itu sudah jelas ikut hangus sekarang.Rahang Anthony mengejang, hanya sekilas sehingga Angela pikir itu cuman bayangannya saja. “Mengapa kamu menyelipkan alat perekam di mobil itu, Angela?”“Mobil itu dulu adalah milikku. Saat Lavenska merebut paksa mobil itu, aku menyelipkan alat perekam disana, berharap jika aku bisa mendapatkan pembelaan agar mobil itu bisa kembali padaku. Tapi dengan beberapa kejadian yang terjadi begitu saja, aku melupakan tentang alat perekam itu. Aku kembali ingat beberapa saat yang lalu saat Daddy menelponku.”“Dan apa yang kamu harapkan ada di dalam alat perekam itu?”“Entahlah. Aku tidak yakin.” Angela mengepalkan tangan di pangkuannya. “Mungkin itu bisa juga menjadi bukti penting tentang menghilangnya Lavenska. Andai alat itu masih ada.”Anthony mencata
Read more
Laki-laki Itu
Sangat gelap. Dan ia masih tidak dapat bergerak. Aku lumpuh. Tapi kalau lumpuh seharusnya tidak bisa merasakan rasa sakit. Ia seharusnya tidak bisa merasakan apa-apa dan saat ini ia merasakan semua. Tubuhnya sakit, dari ujung kepala sampai ujung kaki.Perlahan seluruh inderanya menyesuaikan diri. Ternyata bukan kegelapan, matanya ditutup oleh kain. Dan aku tidak lumpuh. Kaki dan tangannya diikat, mulutnya disumpal.Diikat, disumpal, mereka menangkapku. Laki-laki itu ketakutan. Dan sendirian.Punggungnya kram karena posisi tubuhnya yang tidak enak dan dipaksakan. Laki-laki itu mendengar beberapa suara menggema dari luar. Sepertinya ia sedang di kurung di salah satu tempat yang lembab. Ia bisa mengetahuinya dari kakinya yang telanjang saat ini.Ya Tuhan, tolong aku. Siapapun tolong aku.Laki-laki itu merasakan kepalanya berdenyut dan jantungnya berdebar sangat keras sampai terasa sakit. Laki-laki itu menarik nafas dalam-dalam, mencium bau tanah basah dan busuk. Dan tiba-tiba telinganya
Read more
Pernikahan Normal
Satu hari yang singkat sebelum perceraian, ditambah dengan segala persiapan panjang yang Sebastian lakukan. Ia bahkan tidak menghitung sudah berapa kali ia memastikan keamanan rumah yang akan ditempati Angela, penjaga keamanan yang akan bersiaga siang dan malam, sejumlah uang yang sudah di dikirim ke rekening Angela, dan sekarang ia tinggal menyerahkan black card yang bisa Angela pakai untuk membeli sesuatu.Mereka menjadi lebih sering bersama. Seperti saat malam setelah Sebastian pulang dari Kota Dullas, dimana penjara bawah tanahnya berada. Angela ternyata menunggu kepulangannya. Wanita itu masih menonton TV sambil menahan kantuk saat Sebastian datang.“Kamu sudah pulang? Sudah makan?” tanyanya saat itu. Dan Sebastian menahan kuat dirinya agar tidak berlari dan menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya.Ia belum siap berpisah dan ia tidak ingin berpisah. Tapi kehadiran dirinya di dekat Angela hanya menyakiti wanita itu dan Sebastian tidak ingin hal itu terjadi.Namun waktu tiga b
Read more
Sebuah Persyaratan
“Begitu pula denganku.” Sahut Angela tegas. Ia tidak ingin meninggalkan keraguan sekecil apapun.“Kalau begitu, mendekatlah padaku.” Undang Sebastian sambil membentangkan tangan.“Kau tahu, aku mempunyai persyaratan.”“Katakan.” Sebastian masih terus membentangkan tangannya, dengan kesan mengundang.“Katakan bahwa kamu mencintaiku.”Sebastian memutar matanya. “Ayolah, bukankah seharusnya aku yang meminta pernyataan itu darimu?”“Katakan lebih dulu,” pinta Angela sambil menatap jari-jari Sebastian yang kokoh dan telapak tangan yang sudah menantinya.“Kesinilah agar aku bisa mengatakannya dari dekat,” Sebastian mengatakannya sambil berbisik.Dengan perlahan, Angela mengulurkan tangan untuk menyentuhkan ujung jari Sebastian dengan jarinya. Tapi Sebastian belum beranjak, sampai Angela melintasi setengah jarak mereka, mengatakan pada Sebastian bahwa ia pun menginginkannya, saat telapak tangannya yang dingin berada diatas telapak tangan Sebastian yang hangat.Tangan Sebastian menggenggam ta
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status