All Chapters of MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI : Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
Bab 20
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 20POV Karina.Sudah dua minggu Tuan Liu dan Mei berada di sini. Hampir setiap hari kami menghabiskan waktu mendatangi tempat wisata di sekitar Jakarta. Mei begitu sangat senang. Akupun sama. Raffi walau tak mengerti bahasa yang digunakan Mei, tetap menikmati kebersamaan seperti seorang kakak kepada adiknya.Pengurusan dokumen Raffi, Nana dan anaknya sedikit lagi selesai. Rencananya Tuan Liu ingin mengajak kami jalan-jalan ke Taiwan. Nana begitu bahagia, berkali-kali dia mengucapkan terimakasih. Padahal aku lah yang seharusnya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Nana, berkat nasehat dan berita yang update dari dia. Aku jadi tahu kelakuan Mas Bima dibelakangku.Perceraian kami pun sudah selesai. Mas Bima menghilang entah kemana. Rumah ibunya juga sudah disita Bank, persis seperti yang Nana perkirakan.Bersyukur aku cepat lepas dari laki-laki itu, kalau tidak, tak akan bersisa sedikit pun harta yang aku kumpulkan diluar negeri.****Pe
Read more
Bab 21
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 21Aduuuuh!" Pekik Bima sambil memegang manuk'e dengan mata menatap langit-langit. Merasakan nikmatnya tendangan yang kuhadiahkan padanya.Aku berhasil melepaskan diri. Ibu dan Nana berhenti saling gelut."Wah, ada apa ini?" seru security yang datang bersama Mbak Narsih pembantuku.Ternyata diam-diam Narsih memanggil security ke depan. Padahal mah, cukup ditendang saja 'itunya' juga keok."Itu Pak, bawa ke kantor polisi saja, Pak. Dia mau mencuri saya dan merampok harta saya!" geramku."Eh, eh enggak Pak. Saya tak mau mencuri Karina. Dia mantan istri saya, saya hanya rindu aja, Pak." bela Mas Bima.Cuih, rindu! rindu duitku kali ah!"Betul Pak, kami hanya datang bertamu sebentar. Anak saya lagi kangen-kangenan sama mantan istrinya." seru Ibu."Hahaha kangen kangenan sama mantan, malu woi. Mantan kamu itu mau menikah sama bos nya yang tajir melintir dari Taiwan. Malu Pak, Bu, bilang mau kangen-kangenan padahal mau minta uang jajan, eh." Nana terkek
Read more
Bab 22
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 22"Woi, Bima. Karina mau nikah, lu ga diundang, hahahaha." Junedi tertawa memekakkan telinga, tawa penuh ejekan.Aku yang hendak membereskan peralatan terkejut, tapi berusaha biasa saja."Jangan bikin berita hoax, lu!" aku mengacuhkan Junedi dan kembali ke pekerjaanku."Eh, serius. Mana calon suaminya kaya, bos tajir. Dia yang mempunyai proyek yang sekarang gw tangani. Gil*, beda kasta banget sama lu, Bim."Brak!Aku melempar obeng ke arah Junedi, untung dia bisa mengelak. Kalau tidak, bisa cidera tuh otaknya."Cieee, cemburu." ledeknya pedas.Panas di dada makin ketara."Sebelum janur kuning melambai, masih ada harapan untuk merebut hatinya, Bro." lagi-lagi dia terkekeh."Udah, jangan dimasukin ke hati. Move on, bro. Entar gw kenalin sama cewe semlohai seperti yang lu demenin."Aku masih diam bergeming. Tapi, otakku terus berpikir. Bagaimana cara mengagalkan pernikahan mereka."Emang kapan mereka mau nikah, Bro?" tanyaku serius."Denger-denger s
Read more
Bab 23
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 23"Huaaaaaa!" Pekik Doni sambil lompat kedalam pelukanku.Bujugh, udah kayak pengantin baru mau masuk ke peraduan aja nih bocah!Ibu pun sama berteriak histeris."Se-setaaaaan....!Tanpa memikirkan apa-apa lagi, kami lari tunggang-langgang. Doni kuhempaskan ke tanah. "Rese lu, Bang. Katanya ga takut, tapi, lu malah yang lari lebih kencang!" kesal Doni yang berlari sambil terengah-engah."Bod*a ah, gw ga mau mati dicekik hantu. Gw belum kawin." balasku dengan nafas yang juga satu-satu."Hei, Tungguin Ibu!" pekik Ibu, yang ternyata ketinggalan jauh dibelakang.Aku dan Doni berhenti berlari lalu menoleh ke belakang melihat Ibu yang sudah kelelahan."Kita udah jauh berlari, setan itu tak mungkin sampai kesini. Sebentar lagi makin gelap, hayo kita cari tumpangan!" titah Ibu.Tak jauh dari tempat kami berdiri, terlihat lampu rumah warga yang mulai menyala."Bu, gimana kalau mereka minta dibayar?" tanya Doni yang kini sudah mulai stabil nafasnya."Ya b
Read more
Bab 24
Foto pernikahan Karina terpampang jelas. Walau pernikahan itu tak semewah yang Juned katakan. Sungguh terlalu Karina, dia menikah disaat anaknya hilang. Gatal, sungguh dia. Sedih, ya Allah...Tangan putih Karina sedang digenggam oleh laki-laki bermata sipit itu. Hati ini terasa panas membara mengalahi panas nya air yang biasa Ibu rebus untuk memasak Indomie.Foto kedua adalah foto mereka bersama polisi-polisi berseragam lengkap. Dan foto ketiga, foto beberapa laki-laki sangar mirip bodyguard yang memamerkan beberapa anjing pelacak yang gedenya melebihi anjing biasa."Bima...Bima Ibu tak mau mati karena dicakar anjing-anjing itu. Pasti suami perempuan sund*l itu kaya raya, sampai mengerahkan semua kekuatan nya mencari kita." ucap Ibu panik.Aku menyugar rambutku kasar."Mati kita, Bu. Apalagi Raffi hilang ditangan kita."Frustasi rasanya, uang tak dapat malah jadi buronan polisi."Tenang aja sih, tempat kita ini kampung terisolasi. Jauh dari mana-mana. Listrik aja masih satu-satu yang
Read more
Bab 25
"Iya, aku juga dengar begitu. Harus hati-hati kita dengan orang baru." jawab Ibu yang berbadan besar itu."Awas aja kalau ketemu, kita bikin remuk tulangnya. Bertahun-tahun kampung kita aman, sekarang jadi begini." sela Ibu yang badannya jauh lebih bongsor lagi."Tapi, polisi sedang mencari ke sini lho, bahkan kata si Udin. Ada yang bawa anjing pelacak. Hebat itu, pasti anak yang diculik anak orang kaya." "Kabarnya sih, yang nyulik Bapaknya minta tebusan kepada mantan istrinya yang sudah menikah dengan bos kaya raya dari luar negeri. Bapak macam apa itu, tak tahu malu, ga tahu diri.""Laki-laki sekarang memang banyak yang hanya numpang hidup aja. Parasit, ih malu-maluin aja."Brak!Aku yang sedang nyuri dengar terpeleset menimpa dagangan salah satu pedagang pakaian disana.Ibu-ibu yang sedang ghibah itu, sontak terdiam dan menatapku."Heh! Ga punya mata, ya! Cepat beresin."Aku yang berasa tertangkap basah, kaget dan hendak lari. Namun, naas tanganku ditangkap salah satu ibu-ibu yang
Read more
Bab 26
Setelah perjalanan yang melelahkan kami sampai dikantor polisi. Karina tanpa ampun membuat dua laporan sekaligus. Laporan atas penculikan anak dan laporan atas pemerasan. Tega, sekali dia!Ibu dan Doni entah dibawa kemana. Yang jelas aku dimasukkan kedalam sebuah sel yang dihuni banyak napi. Ada sepuluh atau dua puluh orang didalam. Penuh, sesak dan menyeramkan. Rasa takut menyusup dalam hati. Isu yang selama ini beredar membuatku ciut. Banyak napi yang babak belur dianiaya oleh teman satu selnya. Semoga saja tak terjadi padaku."Woi, anak baru nih!" seorang laki-laki berkumis dan berbadan besar mendekat."Kasus apa, Lu?" tanyanya dengan nada ketus."Bisu lu, ya?"Aku masih menunduk tak berani menatap. Keringat dingin mengucur. Baru hari pertama sudah begini, bagaimana nanti."Paling habis menca***i anak orang, Bang!" sahut laki-laki berbadan kurus sambil tertawa terbahak-bahak dan diikuti oleh orang-orang yang ada didalamnya.Plak!"Bener lu, habis gituan?" pertanyaannya seperti mele
Read more
Bab 27
"Kamu pasti masih kaget, ya. Ini Bunda Ratri, ini Ayah Apri." Ratri memegang tangan Raffi lalu menyatukan dengan tangan suaminya yang juga duduk disana.Mereka tersenyum bahagia. Hutan itu begitu lebat, tak ada manusia yang datang kesana selain dua orang itu yang lari dari keramaian. Karena malu belum juga punya keturunan. Hingga mereka menemukan tubuh Raffi yang tergeletak ditengah hutan dan kepalanya terluka. Baju Raffi yang putih juga tak jelas lagi warnanya. Robek sana sini."Nama kamu, Yusuf ya sayang." ucap Ratri lagi. Wanita itu sampai lupa jika dia tak berhak sama sekali memberi nama kepada anak laki-laki yang dia selamatkan itu.Raffi masih dengan posisi sama. Nyeri di kepalanya masih terasa. Sudah tiga hari sejak ditemukan, Raffi tak sadarkan diri. "Sudah, Bunda. Biarkan Yusuf istirahat dulu." bisik Apri ke telinga istrinya. Kebahagiaan mereka terasa sempurna setelah kehadiran Yusuf. Apri yang biasanya sebulan sekali turun bukit untuk berbelanja, kini hampir tiap hari dia
Read more
Bab 28
"Sabar, jangan panik. Aku sudah mengerahkan semua orang sewaanku untuk mencari Raffi. Sekarang tenangkan dirimu dulu, sayang. Nanti sakit." Mas Ahmad begitu aku memanggilnya sekarang.Pria itu ternyata tak seperti yang aku kira dulu saat masih menjadi buruh. Sosoknya sangat penyayang, romantis dan perhatian."Maaf aku membuatmu lelah dengan masalahku." sesalku."Love you, dear. Apapun masalahmu juga akan menjadi masalahku. Kita selesaikan bersama-sama, ya."Aku merasa sangat beruntung bisa menikah dengannya. Walau pernah terbetik perasaan ragu. Namun, akhirnya kami dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Saat Raffi hilang dibawa Mantan. Saat itu juga acara lamaran yang awalnya akan dilakukan dua hari lagi, berubah menjadi akad nikah. "Ijinkan saya menghalalkan kamu, Karina. Kalau kita sudah menjadi mahram, aku akan bebas mendampingi kamu mencari Raffi. Percayalah, aku tak sedang mencari kesempatan dalam kesempitan." ucapnya bersungguh-sungguh.Akhirnya kamipun menikah secara sederhana
Read more
Bab 29
Sepanjang perjalanan tanganku dipegang erat olehnya. Ya Allah, kenapa hati ini begitu berat melepaskan dia."Jangan khawatir baby, Mas akan cepat kembali." Katanya disaat terakhir dia akan pergi. "Aku akan menunggumu."Air mataku menetes, entah kenapa tak rela dia pergi jauh. Aku memandang laki-laki yang kini telah sepenuhnya menguasai hatiku itu, sampai tak terlihat lagi punggungnya.*****Dua hari sudah Mas Ahmad disana. Hampir setiap jam dia menghubungiku. Sampai saat ini belum ada kabar baik tentang Raffi. Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?Ting![Bu, ada warga yang melihat seorang anak kecil berlari disekitar daerah dipinggir hutan.] pesan dari seorang yang sedang bertugas di lapangan memantau perkembangan.[Coba kamu pastikan. Dan kirim alamat dimana anak itu terakhir terlihat.]Aku bergegas berkemas, aku harus ke sana. Dari pada disini aku bisa mati karena kepikiran Raffi.[Mas, aku berangkat ke daerah P, ada kabar tentang Raffi. Aku harus kesana.] aku mengirim pesan itu
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status