MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI

MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI

Oleh:  Mutiara Sukma  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.6
6 Peringkat
42Bab
13.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karina adalah seorang wanita tangguh yang begitu menyayangi keluarga. Ekonomi yang sulit membuat dia memutuskan bekerja ke Taiwan sebagai TKW. Awalnya baik-baik saja, Karina selalu mengirimkan uang untuk suami dan anaknya di Indonesia. Namun, ditengah-tengah perjalanan. Karina mendapat kabar jika Bima telah menyalahgunakan uang yang dia kirim, bahkan sudah menikah lagi. Karina sakit hati, diam-diam Karina pulang dan memergoki suaminya. Tak hanya membuat Bima menyesal, tapi Karina membuat laki-laki itu sengsara. Apa saja yang dilakukan Karina? Apakah dia akan menerima kembali suami yang sudah mengkhianatinya?

Lihat lebih banyak
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Putri Viola
bagus novelnya.
2023-11-13 11:19:24
0
default avatar
Putri Viola
novel nya keren. menghibur..
2023-11-13 10:19:04
0
default avatar
meelanie.ka
haloo kak , maaf nih mau kasih saran sedikit . . ide cerita kakak sudah baguss , tapi untuk sudut pandang nya masih agak membingungkan , soalnya kan kadang beda bab beda sudut pandang yaa , kalau saran saya bisa ditulis sudut pandang cerita dari siapa gituu .. maaf yaa kak semoga semakin baik lagi
2023-06-11 08:25:33
0
user avatar
Boim Bob
ka thor cerita tanda merah di tubuh suamiku adain di app ini. crtanya seru
2022-12-01 12:32:43
0
user avatar
icher
bagus. ceritanya ringan dan santai
2022-10-15 08:40:47
0
user avatar
hanum nasution
lama amat thor updatenya, per 3 hari ditunggu jg belum tentu ada update. terlanjur udah ngikutin kan sayang koinnya.
2022-10-17 09:10:56
0
42 Bab
Karina Mau Pulang
"Bim, Ibu mau beli mobil seperti Bu Romlah, dong. Masa kamu tega Ibu kemana-mana jalan kaki."rengek Ibu."Kan uangnya sudah dipakai buat renovasi rumah, Bu. Bima mana ada uang lagi." Kataku memberi pengertian."Kamu kan tinggal minta sama Rina, emang istri mu itu belum ngirim uang?" "Belum Bu, kan bulan ini dia belum gajian. Lagipula nanti kalau dia tanya uang nya kemana Bima harus jawab apa?" "Halah, bilang aja buat biaya pendidikan Raffi, susah amat!"Aku hanya geleng-geleng kepala, Raffi masih SD, mana mungkin Rina percaya kalau biaya pendidikan sebanyak itu."Bang, Doni juga dong mau ganti motor. Motor yang dibeli kemarin sudah ketinggalan jaman. Doni mau motor sport seperti punya Andre." Doni yang baru bangun langsung merengek, membuatku makin pusing."Ini lagi, udah syukur dibelikan!" Rutukku."Pelit amat sih Bim, sama keluarga sendiri."kata Ibu sambil mencebikan bibir."Ya udah, nanti Abang belikan, satu-satu dulu. Tapi motor lama kamu dijual ya, buat nambah-nambah.""Oke bos
Baca selengkapnya
Kemana Karina?
Mati Kutu Ketika Istri TKW-ku Kembali (2)"Sayang, aku pinjam kalung kamu dulu ya, buat bayar cicilan ke Bank." Marni yang kurayu mendelikkan mata."Ga boleh gitu lho, Mas. Barang sudah dikasih, dipinta lagi." Ujar wanita itu sambil terus memoles bibirnya dengan lipstik."Ga minta, Mas cuma minjam. Nanti pasti Mas balikin. Nunggu Karina ngirim uang. Mas lebihkan deh, nanti sekalian Mas belikan cincin buat kamu."Marni yang tergoda dengan cincin yang dijanjikan akhirnya menyerahkan kalung yang waktu itu kami beli. Secepatnya aku ke toko dan menjual emas itu. Jika telat membayar cicilan ke Bank bisa-bisa kena denda."Emang istrimu, kenapa Mas? Kok tumben telat transfer?" Marni sudah merebahkan diri disampingku."Ga tau, Dek. Biasalah mungkin ada keterlambatan dari perusahaan, tenang saja dia pasti ngirim uang nanti buat kita."Malam ini kulewati dengan pelukan hangat dari Marni, seperti yang sudah-sudah.Pagi hari Ibu tergopoh-gopoh datang kerumah."Bim, Bima...!"Aku yang baru saja sel
Baca selengkapnya
Stres sekali rasanya
MATI KUTU ISTRI TKW-KU KEMBALI 3[Sayang, lagi apa?]Pesan terkirim.Ting!Tak biasanya jam segini Rina cepat membalas pesanku. [Lagi kerja, Mas. Ini kebetulan lagi di toilet. Kenapa, Mas?[Ga, kenapa-kenapa. Jaga kesehatan ya, sayang.][Ok.]Rina pun tak terlihat aktif lagi, mungkin dia sudah masuk kembali bekerja. Lega rasanya, Rina masih disana rupanya. Ternyata aku hanya terlalu was-was, khawatir Rina kembali ke tanah air tanpa memberitahuku.Waktu terus berjalan, sudah berkali-kali aku mengirim pesan kepada Rina agar segera mengirim uang. Awalnya Rina curiga karena menurut dia, uang ditabungan masih banyak. Bisa dipakai dulu jika ada keperluan mendadak buat Raffi. Tapi, setelah aku menjelaskan dia akhirnya paham.[Uang yang di tabungan buat masa depan Raffi, Dek. Jangan di utak-atik. Seperti biasa saja kamu kirim buat makan sehari-hari Raffi dan juga Mas disini.]Pesan itu hanya dibaca. Bahkan sampai sebulan berlalu Rina tak juga mengirim uangnya."Bim, jatah belanja Ibu, mana?"
Baca selengkapnya
Permintaan Ibu dan Doni (4)
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 4Ting!Sebuah nomor baru mengirim pesan ke gawaiku. Ah, paling orang nyasar.Ting!Pesan kedua kubuka dengan mulut menganga, dan pandangan yang tiba-tiba mengabur.Oh tidak! Jangan... Ini hanya mimpi kan!![Mas, aku sekarang ada dirumah. Kamu dimana?][Mas, cepatan pulang, aku lelah banget mau istirahat. Sekalian beli makanan, aku lapar tadi di bandara nunggu jemputannya lama.]Ya ampun, oh tidak. Tak mungkin!"Kenapa sih, Mas kayak orang kesurupan gitu, mondar-mandir ga jelas!" rutuk Marni."Rina, Dek. Rina ada dirumah. Aduh gimana ini! Mati aku!" keringat dingin berjatuhan. Gimana ini, kalau dia bertanya uangnya aku harus jawab apa. Rumah kami juga aku renov sekadarnya saja."Ya udah, samperin sana. Pura-pura senang saja. Lalu minta uang yang dia bawa."seloroh Marni yang ada benarnya juga. Rina pasti masih wanita polos seperti dulu, aku yakin itu."Oke, oke Mas pulang dulu. Kamu jangan telepon-telepon Mas dulu ya. Sementara Mas ga bisa kesini
Baca selengkapnya
Bodyguard Karina (5)
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 5Pagi ini cacing diperutku mulai berdemo, demo yang mulai anarkis karena dari kemarin belum di isi nasi. Ibu yang tak kuat menahan lapar, pulang dengan Doni. Menyebalkan sekali, enaknya bareng-bareng. Giliran susah tanggung sendiri, nasib... nasib.Suara mobil terdengar dari luar."Bu, Raffi ga mau tinggal disini, di rumah tadi aja."rengek Raffi yang terdengar olehku."Sabar, sayang."sahut perempuan yang kupastikan itu adalah Karina.Duh, kenapa jantungku berdebar-debar begini."Assalamu'alaikum..."salam mereka serentak."Wa'alaykumussalam..." jawabku dan membuka kan pintu.Wajah cerah Karina tersenyum tipis, tanpa menyalami tanganku terlebih dahulu, Karina masuk kerumah."Dek, kamu ga salaman dulu sama suami sendiri!"hardikku."Oh...!" Rina berhenti melangkah lalu menoleh padaku."Maaf, suamiku sayang. Lima tahun di negri orang membanting tulang memeras keringat, hampir membuatku lupa jika aku memiliki suami!"pelan tapi tajam. Sekilas Karina mer
Baca selengkapnya
Part 6
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 6Motorku dan Doni sudah sampai dihalaman rumah. Diiringi mobil yang membawa Karina dan Raffi berikut algojonya. Gil*! Rina benar-benar tak seperti Rina lima tahun lalu. Wajahnya yang makin cantik malah bertambah angkuh. Sebenarnya apa pekerjaan dia di Taiwan? Aku tak yakin jika hanya seorang operator produksi, bod*h nya aku tak pernah peduli soal itu."Bim... Ibu ga mau terseret urusan rumah tangga kamu! setelah sertifikat rumah itu kamu ambil, buruan pergi dari sini. Urusan kamu dengan Karina dan Marni, Ibu jangan dilibatkan!"cecar Ibu pelan.Astaga naga! Aku lupa tentang Marni. Semoga saja Rina tak tahu jika aku sudah menikah lagi. Kenapa urusan menjadi rumit begini."Sssst... Ibu ga usah sebut-sebut nama itu. Nanti Karina dengar!"rutukku. Bisa dikutuknya nanti aku."Cepet, Mas! nunggu apa lagi!"bentak Rina. Aku dan Ibu bergegas masuk kerumah. Kalau saja Rina tak membawa bodyguard sudah kutampar muka angkuhnya itu."Dek, kita masuk dulu, yuk.
Baca selengkapnya
Bab 7
Dua hari tak ada kabar dari Rina. Hanya kemarin dia meminta menyiapkan semua perlengkapan Raffi, karena Raffi mau di pindahkan ke pesantren. Daripada di rumah main gawai terus, begitu alasannya. Terserah dia saja kalau masalah itu, bukankah itu lebih baik. Kewajibanku memberi jajan dan menjaga Raffi jadi berkurang.Sorenya seorang laki-laki menjemput semua barang-barang Raffi. Sempat kutanyakan alamat Karina. Tapi, dia tak mau menjawab.Syukur juga sih, berharap Rina lupa dengan tabungannya. Kalau rumah jelek itu, biarkan saja dia ambil. Toh, itu memang miliknya. Aku sudah punya rumah yang kubeli untuk Marni. Rina minta cerai pun tak masalah, masih ada Marni."Apa Ibu bilang, dia cuma gertak sambel doang. Mana berani dia kesini mencelakai kita. Mungkin juga duitnya habis, ga mampu lagi bayar bodyguard, secara hanya TKW bukan pengusaha hahahaha." tawa ibu membahana.Aku hanya menimpali sekadarnya karena lagi fokus chatting dengan Marni yang semlohai.[Sayang, udah mandi belum?] pesanku
Baca selengkapnya
Bab 8
Drrttt drrttt drrtttPonselku berbunyi dari tadi, lelah masih tersisa setelah pertarungan tadi."Mas, gawaimu dari tadi bunyi terus."seru Marni sambil menggoyang-goyangkan tubuhku."Apa sih, Dek. Mas masih ngantuk."sahutku dengan nada berat khas orang mengantuk."Itu dari tadi ada yang nelpon, coba lihat kali penting." Marni menyodorkan gawaiku. Dia yang sudah mandi mengeringkan rambutnya."Halo...!""Bimaa...! Buruan pulang, mobil Ibu mau dirampok. Buruan pulang...huhuhu." suara Ibu melengking diiringi tangis histeris."Ya ampun, siapa yang mau merampok, Bu?" aku yang tadi tiduran langsung bangun. Marni ikut menghampiri dan duduk disampingku."Istrimu! Dia mau membawa mobil dan motor Doni. Buruan pulang, Bim! Ibu ga mau mobil Ibu dibawa. Ibu ga mau! pokoknya ga mau...!" aku menjauhkan telepon dari telingaku, suara Ibu membuat telingaku berdenging sakit."Oke, oke Bima segera pulang. Bilang Karina, tunggu Bima sampai dulu, ya Bu!" aku menutup telepon, bergegas mandi dan berpakaian. "
Baca selengkapnya
Bab 9
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 8"Sayang, please. Jangan seperti ini. Kita bicarakan lagi baik-baik, lihat kita menjadi tontonan warga." aku mendekati Rina. Wanita cantik itu bahkan tak mau menatapku. Pandangannya lurus ke depan dengan tangan bersedekap di dada."Bima, usir mereka! Apa kata teman-teman arisan Ibu, kalau mereka melihat ini."cecar Ibu frustasi.Sebagian dari mereka memegang gawainya dan mengarahkan kepada kami."Biarkan saja sih, kapan lagi kalian viral dan menjadi artis dadakan."ucap Karina santai, tega sekali dia."Sayang, tolonglah. Mas minta maaf, memang uang tabungan kita terpakai oleh Mas. Tapi, Mas janji akan membayarnya. Ingat sayang, kita ini suami istri."rayuku. Rina diam saja saat aku memegang pundaknya. Ya ampun, Rina-ku yang sekarang sangat beda. Kulitnya halus terawat, bahkan wangi tubuhnya tercium olehku."Kamu kemana kan uang itu?"tanyanya sambil menghempaskan tanganku yang sedang menyentuhnya."Hmm... anu Sayang, anu... hmm... untuk membeli mob
Baca selengkapnya
Bab 10
MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI 9Aku menatap nanar kertas yang tergeletak di atas nakas itu. Surat panggilan dari pengadilan Agama. Rina menggugat cerai, berani sekali dia. Siapa yang mengajarinya menjadi pembangkang begini?Dulu dia begitu penurut dan tak banyak membantah, meski kusuruh bekerja keluar negeri, terpisah dengan Raffi yang saat itu masih berusia lima tahun.Kepalaku masih terasa berat. Kucoba untuk bangun ingin melihat keadaan diluar."Buruan Dino, jangan malas!"teriak Ibu kudengar samar-samar dari luar.Pasti Ibu dan Doni sedang membereskan kekacauan yang tadi dibuat bodyguard nya Rina. Memang keterlaluan istriku itu."Kamu sudah sadar?" Ibu datang dan duduk dipinggir ranjangku. Ranjang yang kupakai bersama Rina jika menginap dirumah Ibu."Kepala Bima masih pusing, Bu." lirihku sambil memijat kening."Kamu sih segala pake dikasih surat-suratnya. Jadi pusing sendiri kan?"sesal Ibu."Kalau ga dikasih, rumah Ibu diobrak-abrik, emang Ibu ikhlas?" desisku. Baru diber
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status