All Chapters of DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU: Chapter 141 - Chapter 150
198 Chapters
Season 2/ Bab 25a
Sepulang Rustam dan istri dari rumah kakaknya, keluarga Ratih segera menggelar rapat tanpa Ratih. “Bapak yakin akan menerima kalau Rizal melamar Mbak Ratih?” tanya Hasan. "Kalau Bapak dan Ibu, prinsipnya, kalau memang Rizal itu laki-laki baik-baik dan pantas dijadikan imam, ya harus dipertimbangkan. Ya memang nggak mudah dengan status Rizal. Terutama mungkin awalnya bakal jadi omongan. Tapi, Bapak yakin, berapa lama sih orang akan ngomongin? Toh, dia bukan suami orang dan tidak melanggar syariat. Lama-lama orang lain akan capek juga ngomongin. Kita nggak akan bisa memenuhi apa yang menjadi harapan semua orang. Karena itu pun tak ada artinya apa-apa buat kita. Hidup toh nggak melulu soal pujian dan sanjungan," terang sang ayah. “Gini, aja. Ibu sama Bapak ngobrol dulu deh, sama Mbak Ratih. Jangan terkesan memaksa. Dini mau nikah, ya biar saja. Tapi, urusan Mbak Ratih adalah urusan yang terpisah,” usul Hasan. Sebagai anak laki-laki satu-satunya, dia merasa bertanggung jawab juga. “I
Read more
Season 2/ Bab 25b
“Aku justru bertanya padamu. Sebelum jam kerja usai, kamu sudah pergi. Dan nyatanya, kamu hanya duduk santai di sini. Apa begitu pekerjaan seorang CEO?” sindir Desti. Bersamaan dengan ucapan Desti, seseorang yang sedari tadi ditunggu Rizal lewat. Ekor matanya ingin sekali melihatnya, namun dia tak ingin mantan istrinya itu mengetahui apa yang sedang dilakukannya. Rizal tahu, apa yang dilakukannya memang konyol. Benarkah cinta membuatnya sebodoh itu? Batinnya kesal. “Kebetulan aku ada pekerjaan sekitar sini. Dan aku lapar. Jadi aku makan dulu," dalih Rizal. Rizal tak tahu, kalau sebenarnya sedari tadi mantan istrinya sudah memata-matai. “Kamu mau?” tawar Rizal basa-basi. Ia tahu persis kalau mantan istrinya tak akan pernah mau makan jajanan di pinggir jalan seperti itu. “Baik, kali ini aku mengalah. Tapi besok, kamu nggak akan bisa berkutik!” janji Desti dalam hati. Dia akan cari tahu, wanita mana yang telah membuatnya dicampakkan oleh mantan suaminya yang dulu bucin padanya
Read more
Season 2/ Bab 26a
“Serius Ratih pekan ini pulang?”“Iya, Mas. Memang jadwalnya Mbak Ratih pulang.”“Sip. Makasih infonya.”“Emang mau ngapain?” “Mau mampir aja ke rumah.” “Mampir doang kan?”“Maksudmu, sebaiknya sekalian melamar?” “Ya enggak lah, Mas. Justru menurutku Mas Rizal datang dulu. Temui Mbak Ratih. Basa-basi dulu kek.” “Itu pasti. Tenang aja." “Goodluck.”Dini pikir Rizal menyudahi percakapan mereka. Tak tahunya, masih dilanjut. “Kakakmu suka apa?” “Maksudnya?” “Kira-kira enaknya dibawain apa?” “Bawa diri. Bawa senyum. Biar Mbak Ratih luluh. Tapi ingat, jangan narsis.” “Hahaha… klo itu, pasti.” “Jangan kepedean, ya. Mbak Ratih itu orangnya keras kepala.” “Sejak kapan? Setahuku dia suka mengalah.” “Sejak patah hati.” “Patah hati?” “Sudah nggak usah dibahas. Nanti orangnya GR lagi.” Rizal mengulum senyum, membaca chat dengan Dini dua hari sebelum dia memutuskan pulang. Jadi, hari ini, dia akan membuat kejuatan untuk teman SMAnya yang dulu pernah bucin padanya. “Pada mau kemana?
Read more
Season 2/ Bab 26b
“Beli sesuatu dulu, Zal," titah Bu Ridwan saat mobil Rizal sudah keluar ke jalan raya. “Kalau kamu bilang jauh-jauh hari, Ibu kan bisa pesen kue atau bikin sesuatu untuk dibawa," lanjutnya. “Ibu nggak usah repot-repot. Kita beli buah aja nanti,” usul Rizal. Meski pun sebenarnya dalam hati membenarkan ibunya. Namun apa boleh buat. Dia yang tergesa-gesa dan tak sempat berunding lebih jauh dengan ibunya perihal rencana ini. “Terserah kamu. Yang penting, kita bawa sesuatu.” Sudah hampir setengah jam berputar-putar, Rizal tak juga menemukan lapak buah, sebagaimana yang biasa ditemuinya di Jakarta. “Di sini emang jarang. Nggak kayak di kota," ucap ibu Rizal. Sudah lama tak di kampung, kadang Rizal mengira kehidupan di kampungnya sudah sama dengan di Jakarta. Meski perkembangan teknologi membawa perubahan besar, namun tidak serta merta yang ada di kota akan ada juga di kampung. Terpaksa, Rizal malah order di toko online. “Aku ambil langsung aja, Mbak. Sharelock.” Rizal tak saba
Read more
Season 2/ Bab 27a
Setelah memberikan nasehat ke putrinya agar tidak rewel selama bertamu, Rizal dan kedua orang tuanya keluar dari mobil. “Ibu duluan aja,” ujarnya. Entah mengapa jantungnya berdegup tak karuan. Beberapa kali Rizal mencoba menarik nafas dalam-dalam. “Minum dulu.” Bu Ridwan mengulurkan botol minuman. “Jangan banyak minum, Papa. Nanti Papa kebelet pipis lho!” celetuk Sasti. “Ndak apa-apa. Pipis kan tinggal ke toilet,” ujar sang nenek. Rizal meneguk air mineral itu hingga tandas. Kentara sekali dia sedang gugup. Bu Ridwan tersenyum melihat tingkah Rizal. Bahkan, dia tak pernah melihat putranya segugup ini. Rizal berjalan di belakang mengikuti ibunya yang menggandeng Sasti. Dia membawa parcel buah yang sudah disiapkan. Saat ibunya mengetuk pintu, Rizal harus bolak-balik menarik nafas. Beberapa kali ayahnya menepuk punggungnya karena menyadari kegugupan putranya. “Nah, ini pasti Nak Ratih!” Suara ibunya, membuat Rizal yang dari tadi melamun, terjaga dan menjadi semakin te
Read more
Season 2/ Bab 27b
Karena tak enak, akhirnya Ratih pun turut duduk di sana ikut menyimak pembicaraan. Awalnya Ayahnya Rizal memperkenalkan keluarganya, termasuk memperkanalkan Sasti yang kini duduk di sebelah sang nenek. Mata gadis itu lekat menatap Ratih. Sesekali bibirnya tersenyum saat matanya bertumbukan dengan mata Ratih. Canggung, itu yang dirasakan Ratih. Bahkan hendak berbasa-basi dengan Sasti saja, dia tak mampu. Lidahnya terasa kelu karena dia merasa sedang menjadi pusat perhatian. Ini tampak lebih menakutkan dibanding dengan bertemu dengan klien di kantornya. “Nak Ratih nggak perlu menjawab sekarang. Rizal juga nggak buru-buru. Kalian bisa memantapkan hati masing-masing dulu. Sholat istikharah minta petunjuk. Syukur-syukur langsung dijawab sekarang.” Kembali semua yang ada di ruang tamu tertawa hangat saat Ayah Rizal usai bicara. Hati Ratih tak karuan. Ingin menjawab tidak, namun dia tak ingin merusak suasana. Apalagi dia selama ini belajar agar tidak mempermalukan diri atau pun orang
Read more
Season 2/ Bab 28a
“Kalaupun Mbak Ratih nerima Mas Rizal, aku harap itu bukan karena kasihan padamu, atau dia sedang mengasihi dirinya sendiri.” Kalimat yang diterima Rizal dari pesan singkat beberapa waktu lalu, masih terngiang. Sesaat sebelum dia turun dari mobil, ada nomor tak dikenal masuk ke nomornya. Dia mengingat-ingat sejenak. Kini saat dia sudah masuk rumah Ratih dan memindai beberapa foto yang menempel di dinding rumah itu, dia jadi teringat. Bahasanya masih sama. Ya, pasti pesan itu dari adik laki-laki Ratih yang pernah menemuinya. “Sini, Tante bantu.” Suara Ratih membuyarkan lamunannya. Bahkan Rizal tak sadar kalau Ratih sudah menghampiri putrinya. Saat melihat Ratih menggandenga Sasti, Rizal merasa rongga di dadanya melega. Entah rasa apa, dia tak tahu. Namun, dia yakin, itu bukan tentang kasihan dan mengasihani. Pandangan Rizal mengikuti gadis kecilnya dan gadis dewasa yang akhir-akhir ini dipujanya, hingga menghilang di pintu toilet. Tak lama, gadis itu keluar lagi dan membiarkan pint
Read more
Season 2/ Bab 28b
Rizal menatap makanan yang ada di piring-piring itu, meski pikirannya tidak ke sana. Lalu, dia mencuri pandang gadis teman SMAnya itu. Parasnya masih sama. Lembut dan melankolis. Namun terlihat mandiri dan tidak manja. Karakter anak sulung terlihat jelas. Apalagi ditambah suka mengalah dan tak mau ribut dengan siapapun. Rizal masih ingat dengan jelas, kaca-kaca yang sering tercipta di mata Ratih saat masih berseragam abu-abu karena bentakannya. Bahkan, dia yang salah, tapi dia juga yang marah. Seringnya, Ratih membantunya, tapi tak satu pun ucapan terimakasih diberikan padanya. Kenapa dia sampai melupakan kebaikan gadis itu, hanya karena satu cela yang tak disukainya. Ya, kesalahan Ratih hanya satu. Dia berteman dengan Dewi, gadis yang menjadi incarannya. Dan Dewi pasti menolaknya karena ingin mengalah dari Ratih. Itu kesalahan Ratih. Ah, Dewi! Rizal tersenyum kala mengingat respon Dewi saat dia menelponnya. “Rizalnya Ratih?” Dulu, dia membenci kalimat itu. Sebegitu benciny
Read more
Season 2/ Bab 29a
“Mbak, kamu sama Sasti langsung pulang saja. Aku masih ada urusan.” Minggu sore, Rizal balik ke Jakarta bersama Siti dan Sasti. Dia memesankan taksi untuk putri dan pengasuhnya itu. Sementara, dia sendiri mengendarai mobil meluncur ke rumah sahabatnya, Gilang. Tak sabar ia ingin segera menceritakan keberhasilannya berkunjung ke rumah orang tua Ratih. “Kamu tuh, sudah tahu Ratih kayak gimana, malah membuatnya terpojok.” Gilang bukannya antusias dan gembira mendengar cerita Rizal. Namun, nada bicaranya malah menyalahkan. “Dia itu manusia, Lang. Dia bisa menolak kalau nggak mau. Kalau dia diam saja, berarti dia memang masih menungguku.” Senyum kembali mengembang di bibir Rizal. “Mbak Ratih, mana bisa nolak orang di depan orang tuanya, Mas. Dasar kamu aja nggak sensitif!” omel Sekar begitu mendengar ucapan Rizal, yang masih saja terdengar jumawa. Rizal hanya mencebik. Dia tak percaya. Mana mungkin ada yang orang yang tak berani mengungkapkan perasaannya di depan orang lain. Kalau
Read more
Season 2/ 29b
“Kamu udah ke rumah Ratih?” tanya Nadia. Dia makan siang di pujasera tak jauh dari kantor Ratih. Awalnya dia janjian dengan Ratih, namun mendadak, dibatalkan karena Ratih tak bisa keluar kantor. Ada rapat penting yang belum selesai dan akan dilanjutkan usai makan siang. Akhirnya, karena sudah terlanjur gabut, Nadia menelpon Rizal. Dia tahu persis, teman SMA nya itu, nggak seperti karyawan yang jam istirahatnya harus on time. Sebagai CEO perusahaan milik keluarga mantan istrinya, dia dapat keluar kapan saja, kecuali ada rapat penting. Staf dan asistennya sudah dapat dipercaya untuk menghadel urusan kantor. “Sudah. Pasti Ratih sudah kasih tahu kamu, kan?" tebak Rizal. Dia penasaran, apa yang kira-kira Ratih katakan pada Nadia. “Bukan! Dini yang ngabarin.” Rizal sedikit kecewa, karena jawaban Nadia di luar harapannya. “Gimana-gimana?” Justru kini gantian Nadia yang penasaran. “Ya, seperti apa kataku. Insyaalloh diterima.” Bukan Rizal kalau tidak over percaya diri. Meski dalam h
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status