Semua Bab Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin): Bab 101 - Bab 110
126 Bab
Berhenti Memburu
"Kamu yakin?" tanya sahabat Arumi yang ada di dalam panggilan tersebut dengan nada tinggi hingga membuat Arumi menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya."Tentu saja yakin. Seratus persen yakin," jawab Arumi sembari tersenyum pahit tetapi terus berusaha menunjukkan kalau dia sedang baik-baik saja pada sahabatnya itu.'Benar kata Satria, lebih baik menaruh semua yang paling kita khawatirkan di bawah hidung kita sendiri,' ujar Arumi di dalam hati sembari mengingat pembicaraannya dengan Satria saat bertemu terakhir kali. Satria meminta agar Arumi mempertimbangkan untuk membawa Nita ke Jakarta, karena dengan begitu Arumi tak perlu lagi khawatir dengan Nita yang berada di tempat jauh. Dan Satria pun sudah berjanji akan mengirim orang untuk menjaga dan mengawasi Nita, jika sahabat Arumi tersebut benar-benar datang ke Jakarta."Tapi …." Terdengar keraguan dari cara bicara Nita."Tapi kenapa? Bukane kata kamu akhir-akhir ini penjualan toko anjlok? Atau jangan-jangan kamu nemu gebetan baru,
Baca selengkapnya
Peresmian
Setelah beberapa menit, akhirnya Arumi, Aria dan orang yang tadi mengintip kini berada di gudang. "Lepaskan dia," titah Arumi sembari menatap Aria yang saat ini sedang berdiri di samping wanita yang tadi mengintip.Kemudian Aria pun melepaskan ikatan di tangan dan sumpalan di mulut wanita tersebut."Ampun Nyonya, saya benar-benar tidak sengaja mendengar. Saya tadi sedang lewat terus mendengar ada ribut-ribut jadi akhirnya saya memeriksanya. Sungguh Nyonya, sungguh saya tidak bermaksud menguping," terang Mbak Nana dengan ekspresi ketakutan yang tercetak jelas di wajahnya.Kemudian Arumi melirik ke arah Aria yang saat ini masih berdiri tegap. Dan sesaat kemudian ia dengan santai mengedipkan sebelah matanya.Seolah tahu apa yang diinginkan oleh Arumi, Aria pun akhirnya angkat bicara. "Tidak bisa Nyonya, sebaiknya kita menyingkirkannya saja. Dan lebih baik kita juga menyingkirkan keluarganya agar tidak ada masalah kedepannya."'Lah, aku kan ingin dia membujuk Nana dengan halus d
Baca selengkapnya
Jijik Padaku?
'Oh iya, mereka kan saling kenal,' batin Arumi sembari beralih menatap Satria yang saat ini tengah menatap istri Abi tersebut dengan dingin."Kamu juga ada di sini," ucap wanita tersebut sembari melangkah semakin dekat pada Arumi dan Satria. Dan tak lama kemudian, terlihat seorang perawat yang selalu menjaganya menyusul wanita tersebut."Nyonya Rena jangan terlalu cepat, ingat kesehatan Anda," ucap perawat tersebut sembari berlari kecil.'Benar, bisa bahaya kalau dia mati di sini,' pikir Arumi yang kemudian segera tersenyum hangat pada Rena yang saat ini sedang terengah-engah tak jauh di depannya."Mbak, Tolong duduk dulu di sini," pinta Arumi sembari mempersilakan Rena untuk duduk di sebuah bangku yang ada di dekat mereka.Rena pun segera duduk di bangku seperti yang Arumi katakan. Ia kemudian menyenderkan punggungnya di bangku taman tersebut sembari menghembus panjang berkali-kali untuk meredakan deru napas yang tentu saja memacu jantungnya untuk berdetak lebih cepat dari yang seha
Baca selengkapnya
Bukan Nita
Keesokan paginya. Pagi-pagi sekali Arumi sudah pergi bersama Rasyid ke sebuah hotel yang berada tak jauh dari terminal. Ia pun merapikan penampilannya yang saat ini hanya menggunakan daster sepanjang lutut, serta sandal slop yang membungkus kakinya sesaat setelah turun dari mobil."Nyonya, apa Anda yakin ingin keluar dengan pakaian seperti itu?" tanya Rasyid sembari menoleh pada Arumi.Arumi yang masih sibuk pun menjawab dengan santai. "Yang datang adalah temanku dari desa. Aku tidak mau dia kaget.""Baiklah," sahut Satria sembari menghela napas panjang.Mendengar nada mirip keluhan, Arumi pun langsung menoleh. "Oh iya, kamu jangan muncul bersamaku. Kamu lihatnya dari kejauhan aja. Nanti kalau aku sudah bawa Nita ke parkiran kamu baru boleh muncul, ngerti?" Ia memberikan instruksi.'Jadi teman Nyonya adalah perempuan. Kalau begitu seharusnya ini bukan masalah,' pikir Rasyid sembari mengangguk, mengiyakan perintah Arumi. Setelah itu seperti yang direncanakan, Aru
Baca selengkapnya
Hanya Kamu
"Maaf nyonya, apakah ini teman Anda?" tanya Rosyid yang saat ini baru saja menarik pakaian laki-laki di depan Arumi tersebut dengan kuat, hingga membuatnya mundur beberapa langkah."Siapa ini, Ar?" tanya laki-laki tersebut pada Arumi."Mas Nizam perkenalkan ini Rasyid," ujar Arumi sembari menuju Rasyid yang saat ini tengah menatap Nizam dengan tajam.Nizam yang pakaiannya masih dipegang oleh Rasyid pun langsung menepis tangan Rasyid dengan kasar. "Apa hubungan kalian?" tanya Nizam sembari menatap ke arah Arumi dan Rasyid bergantian."Itu bukan urusanmu," tukas Arumi."Nyonya, lalu di mana teman yang Anda maksud? Bukankah dia seorang perempuan?" tanya Rasyid yang seolah sedang mengintrogasi Arumi. Langsung saja Arumi menyipitkan matanya pada Rasyid. "Kamu bukan Abi, jangan ikut-ikutan menanyaiku seperti itu!" ketusnya.Mendengar hal itu Rasyid pun langsung menunduk. "Maaf Nyonya," ujarnya.'Nyonya? Apa sebenarnya yang terjadi?" pikir Nizam yang saat ini sedang memandangi Rasyid dengan
Baca selengkapnya
Sahabat Baik
"Kamu kan orang yang menghamili Arumi!" tuduh Nita dengan tangan yang masih mencengkeram buat kerah kemeja Rasyid."Tunggu, bukan dia, Nit. Dia ini sopirku," ujar Arumi sembari menggenggam lengan Nita.Mendengar hal itu Nita pun langsung melepas kerah kemeja Rasyid. "Oh, aku pikir dia orangnya," sahut Nita dengan ekspresi yang langsung berubah tak acuh."Bukan Nona," sahut Rasyid dengan tenang.Setelah itu mereka pun masuk ke dalam mobil sembari terus mengobrol, membicarakan masalah toko Nita yang ada di desa. Selama di perjalanan Arumi dan Nita terus membicarakan tentang cerita mereka saat di desa. Nita hanya sesekali bertanya tentang Abi karena Nita sudah mendengar cerita yang sebenarnya dari Arumi. "Jadi kamu kemana-mana sama Mas Rasyid ini?" tanya Nita sembari menatap Rasyid yang sedang mengawasi mereka berdua dari kaca yang ada di depannya."Benar, aku selalu sama dia. Lama-lama aku pikir aku bisa suka sama dia," seloroh Arumi.Nita pun mengangguk-ngangguk mendengar
Baca selengkapnya
Wanti-wanti Untuk Nita
Langsung saja Arumi bangun dari bangku yang didudukinya. Dan sesaat kemudian bergantilah Nita yang ikut bangun seperti yang Arumi lakukan."Maaf jika aku mengagetkan kalian," ucap Abi yang saat ini sedang tersenyum ramah dan berjalan santai ke arah Arumi dan Nita."Dia Abi 'kan?" bisik Nita.Arumi pun langsung menoleh dan menjawab, "Ya, dia Abi."'Duh, apa laki-laki ini dengar perkataan Arumi tadi? Semoga saja tidak terjadi apa-apa," batin Nita sembari menggenggam erat ujung kemejanya.Setelah beberapa saat melangkah, akhirnya Abi pun sampai di depan Nita dan Arumi. Terlihat senyum hangat di wajahnya tak memudar sedikit pun. Akan tetapi, tentu saja senyuman ini tak bisa menipu Arumi lagi."Aku dengar kamu mengundang sahabatmu datang ke sini, apakah dia orangnya?" tanya Abi sembari menoleh pada Nita.Arumi pun ikut menoleh pada Nita dan kemudian memperkenalkan Nita pada Abi, seolah Abi belum pernah melihat Nita sebelumnya. Padahal pada kenyataannya, Abi pernah menggunakan Nita untuk me
Baca selengkapnya
Kembali Ke Desa Atau Bertahan?
"Ada apa?" tanya Abi yang langsung berbalik dan menatap ke arah pintu masuk ruangan tersebut."Tuan, salah satu restoran kebakaran. Ada beberapa korban luka," lapor laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut dengan sembarangan.Abi pun mengepalkan tangannya, ia kemudian kembali menoleh pada Arumi. "Kamu di rumah baik-baik, aku akan melihat semuanya dulu," ujarnya lalu pergi meninggalkan kamar tersebut dengan cepat.Sesaat kemudian tubuh Arumi yang tadi berdiri, kini merosot di lantai. "Syukurlah dia tidak melakukan apa-apa," ucapnya sembari mengusap dadanya.Tak lama kemudian terlihat Suri masuk ke dalam kamar itu tanpa mengetuk pintu. "Nyonya, Anda tidak apa-apa 'kan?" tanyanya yang begitu khawatir melihat posisi tubuh Arumi saat ini.Seketika Arumi pun menoleh dan kemudian mengulurkan tangannya, meminta bantuan pada Suri. "Aku tidak apa-apa, untunglah semuanya baik-baik saja," jawabnya sembari bangun dengan berpegangan pada tangan Suri.Tak lama kemudian Suri mengeluar
Baca selengkapnya
Kita Sama-Sama Tahu
Saat ini Aris yang baru saja keluar dari ruang baca Satria pun langsung pergi ke ruang tengah tempat orang yang berteriak-teriak itu berada. "Selamat malam Tuan Abi, apakah ada yang bisa saya bantu?" sapa Aris dengan sopan pada laki-laki yang wajahnya merah padam itu.Langsung saja beberapa pelayan yang sedari tadi menahan Abi pun menoleh, begitu juga dengan Abi yang kini langsung menyorot tajam Aris."Di mana Satria?" tanyanya kasar sembari melangkah pada Aris dan langsung mencengkeram kerah kemejanya.Tiba-tiba …."Ada apa?" sebuah pertanyaan muncul dari arah lain.Dengan cepat Abi melepas cengkeramannya dan berbalik. "Dasar pengecut!" teriaknya."Pengecut apa?" tanya Satria yang saat ini tengah duduk di kursi roda dan di dorong oleh Pak Taufik seperti biasanya. "Jarang-jarang aku bisa melihat Tuan Abi lepas kendali seperti ini, sebenarnya ada apa?"Langsung Abi melangkah ke arah Satria. "Kamu kan yang melakukan semua ini?" tanyanya.Langkah Abi pun langsung ditahan oleh
Baca selengkapnya
Kayla Membuat Onar
Arumi dan Nita pun melangkah ke depan dan menerima paket yang diberikan khusus untuk Arumi tersebut. "Apa yang mengirim paket ini masih sama seperti yang kemarin itu?" tanya Arumi pada kurir tersebut."Sepertinya iya Mbak," jawab kurir tersebut karena tiga kali dalam seminggu dia akan datang ke tempat itu untuk mengantarkan paket yang berisi coklat dan bunga."Bukannya sudah saya bilang untuk menolak orderan dari laki-laki itu," protes Arumi yang sudah benar-benar jengkel dengan hal ini. Kurir tersebut pun hanya bisa menghela napas panjang. "Saya tidak tahu, Mbak. Saya kan hanya disuruh mengatar saja. Sebenarnya saya juga sudah mengatakan hal ini pada bos, tapi dia tetap menyuruh saya mengantarkan paket ini," bebernya.Setelah itu Nita pun memegang lengan Arumi. "Sudah Ar, lagi pula dia ini juga cuma kurir," bela Nita."Mas, apa Mas punya alamat pengirim paket ini? Dia kan sudah berkali-kali mengirim paket begini, harusnya kalian punya nomor telepon atau alamat rumahnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status