All Chapters of PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA: Chapter 61 - Chapter 70
138 Chapters
Bab 61
Pembalasan istri Pelit yang sesungguhnya.Bab 61POV RaniAku memakai lipstik dengan warna menyala. Mematut diri di depan cermin dengan memperhatikan setiap polesan yang ada di wajahku. Memastikan semua sempurna. Hari ini aku tetap bekerja. Meskipun aku sudah memiliki Cafe."Ran, kamu nggak masak dulu?" Tiba-tiba Mas Agus sudah duduk di sisi ranjang. Memperhatikan diriku dengan seksama."Nggak, Mas. Aku udah telat nih.""Kalau kamu nggak masak terus Khaila makan apa?""Kan ada Ibu. Kamu suruh Ibu masak lah! Lagian, Ibu juga nggak ada kerjaan kan?" Tanganku sibuk memasukan bedak dan juga lipstik ke dalam tas. Tidak lupa benda pipih yang selalu aku bawa kemana-mana apa lagi kalau bukan ponsel."Ya sudah kalau begitu, hari ini kamu pulang jam berapa?" tanya Mas Agus sembari beranjak dari duduknya."Biasa Mas. Nanti kamu ke cafe kan?""Ya iyalah, hari ini hari pertama cafe dibuka untuk umum. Jadi aku tetep akan ke sana.""Khaila biar di rumah aja sama Ibu.""Iya.""Siapa wanita yang diba
Read more
Bab 62
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 62POV ArumAku membuka mata setelah mendengar adzan berkumandang. Mengucap syukur Alhamdulillah, kala Allah masih memberi kesempatan untuk bernapas. Tidak aku pungkiri selama ini Allah sudah memberi banyak padaku. Usaha lancar, dan kini aku tengah hamil. Meskipun sebelumnya aku harus menghadapi mertua dan juga Ipar julid. Untuk dijadikan pelajaran, kelak jika aku memiliki menantu akan diperlakukan sebaik mungkin. Akan aku anggap sebagai anakku sendiri.Tuhan, terima kasih atas segala rezeki yang Kau limpahkan.Terima kasih atas kesempatan untuk menikmati betapa indahnya menjadi seorang Ibu.Aku mengusap rambut Mas Bayu. Membangunkannya berniat mengerjakan sholat bersama. Matanya mengerjap, tangannya menggeliat. Setelah cukup lama ia menatap langit-langit, lantas lelaki itu turun dari ranjang menuju kamar mandi."Kamu sudah sholat?""Belum. Kan nungguin kamu."Mas Bayu tidak menjawab, dia segera mengambil wudhu lalu keluar dari kamar mandi
Read more
Bab 63
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 63"Sebenarnya kedatangan Arum ke sini mau-""Bude Arum …." Khaila menghamburkan pelukannya kepadaku. Aku pun dengan cepat memeluknya."Pelan-pelan sayang, disini ada dedek Bude. " Aku mengusap perutku."Bude hamil?" Aku mengangguk sembari bibir tersenyum."Asyik, mau punya dedek." "Ini sayang, tadi Bude belikan es krim.""Yee …."Khaila melompat kegirangan. Membuatku hanya bisa mengulum senyum."Pamer, semua orang di kasih tahu kalau hamil. Hati-hati, biasanya kalau terlalu lebay nggak jadi.""Astagfirullahaladzim, ucapan Ibu kok seperti itu? Seperti nggak percaya kalau saya bisa punya anak. Bicara itu yang baik-baik, jangan lupa Ibu juga seorang Ibu. Jadi tahu bagaimana perasaan saya.""Eh, Arum jangan sok nasehatin Ibu ya. Baru keluar rumah ini seminggu sudah jadi sok bijaksana," sungut Ibu. Dia lantas menjatuhkan bobot tubuhnya dikursi. Sedangkan aku hanya menggeleng lantas merogoh uang yang tadi di amanah kan Mas Bayu."Bu, maaf. Saya
Read more
BB 64
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 64"Emak jatuh, Rum.""Apa? Emak jatuh? Kok bisa Mbak?""Mbak, juga nggak tahu.""Terus, Emak sekarang keadaannya gimana?" tanyaku khawatir. Benar saja, Emak sudah tua. Umurnya sudah lebih dari separuh abad. Aku khawatir terjadi sesuatu dengan beliau. Ditambah dia tinggal sendiri di rumah. Bertambah pula beban pikiranku."Alhamdulilah, Emak nggak papa. Untungnya ada salah satu tetangga yang melihat kejadian itu. Jadi Emak bisa langsung ditolong oleh mereka.""Ya sudah, kalau begitu Mbak. Arum pergi ke sana sekarang.""Iya, hati-hati, Rum." Aku memutus sambungan telepon. Pandanganku menerawang jauh, bagaimana Emak bisa terjatuh? Apakah emak tengah mengantuk? Banyak pikiran atau apa? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam benakku. Aku yang sempat melamun lantas tersadar ketika Tini menepuk pundakku."Mbak Arum nggak papa?""Iya, nggak papa." Aku segera menghubungi Mas Bayu. Meminta izin sebelum aku berangkat ke rumah Emak. Jarak anta
Read more
Bab 65
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 65"Saya Pak RT.""Oalah, Pak RT. Saya kira siapa? Ada perlu apa ya, Pak?" tanyaku dengan senyum mengembang. Benar saja, aku sudah berpikiran jauh malah justru yang datang adalah Pak RT."Saya hanya ingin menyampaikan. Besok ada acara makan-makan di rumah Pak Santoso. Rumahnya paling ujung, nanti Ibu sama suami bisa hadir.""Ow, acara makan-makan, dalam rangka apa ya Pak?""Biasa, anak Pak Santosa lulus kuliah. Sekarang sudah mendapat pekerjaan. Syukuran istilahnya.""Ow begitu baiklah, Pak. Nanti saya sampaikan undangan bapak ini kepada suami saya.""Kalau begitu saya pamit Mbak.""Iya, silahkan Pak RT." Aku kembali menutup pintu. Entah mengapa kepalaku sedikit berdenyut nyeri. Karena rasa ngantuk yang tidak segera aku tidurkan. Gegas aku menuju kamar tidur. Tidak lupa mengirim pesan kepada Tini agar dia mau mengantar makanan ke rumah. ***POV WatiAllahuakbar, jiwa dan ragaku sepertinya remuk redam. Bagaimana tidak, aku harus menjaga Kh
Read more
Bab 66
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 66Tok … tok"Bu … bangun." Aku mengerjapkan kedua mata. Ketika mendengar seseorang mengetuk pintu kamar. Terlebih dia menyebut namaku, suaranya tidak asing. "Bu, bangun!" Benar saja, itu suara Rani. Teriakannya begitu memekakan telinga.Aku mem beringsut dari ranjang. Berniat membuka pintu kamar. Jika tidak segera aku buka, pasti teriakan itu semakin kencang.Ceklek."Ada apa, Ran? Jam berapa ini? Kamu kok sudah bangunin Ibu?" Aku melirik jam yang menempel pada dinding. Memperhatikan Rani yang terlihat juga baru bangun."Haduh, Bu. Ini sudah jam enam. Ibu kenapa tidak bangun pagi sih? Rani sudah terlambat berangkat bekerja.""Apa hubungannya dengan Ibu, Ran?" Aku membenarkan rambut. Merapikannya sedikit kemudian menyanggul."Ya jelas ada lah Bu. Ibu itu yang menyiapkan semuanya. siapa lagi kalau bukan Ibu yang menyiapkan sarapan? Siapa yang mandiin Khaila. Jangan lupa, Bu. Mas Agus belum dibuatkan kopi.""Lho, kamu sendiri kenapa nggak me
Read more
Bab 67
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 67POV ArumJam menunjukan angka lima sore. Suara benda pipih milikku berdering. Ditambah aku mencium aroma masakan. HemHarum.Aku mengerjapkan kedua mataku. Lalu meraih benda pipih itu yang tergeletak tertutup guling. Sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri. Entah mengapa rasanya malas sekali beranjak dari tempat tidur. Apalagi untuk sekedar mandi, rasanya itu adalah kegiatan terberat selama sepekan ini.Ceklek"Rum, sudah sore kamu nggak mandi?" Tiba-tiba kepala Emak menyembul diambang pintu. Aku pun hanya menatapnya dengan seksama."Emak, sudah bangun?" tanyaku. "Sudah, Emak sudah mandi sudah sholat ashar. Kamu bangun, mandi dulu setelah itu sholat ashar sudah sore nanti dingin kalau mandi kesorean." "Emak sudah sehat?""Sudah, kan cuma lecet. Emak juga sudah siapkan makan. Hayuk, buruan.""Makan? Emak masak? Tini nggak nganter makanan tho?" tanyaku sembari mem beringsut dari ranjang. Meraih handuk yang tergantung pada pintu kamar."Ti
Read more
Bab 68
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 68POV author "Bawa makanan ini pulang!" ucap Bayu sembari menyerahkan plastik itu ketangan Mayang. Mayang tidak akan pernah menyangka jika Bayu akan berubah. Dia tidak lagi menurut dengan ucapan ibunya. Arum bernapas lega, suami yang ia jaga sepenuhnya ternyata kini benar-benar berubah. Tanpa mau mengikuti permintaan Ibunya. Dia kini juga terlihat berjuang mempertahankan rumah tangga.Bayu tersenyum manis, menghampiri Arum dan menggenggam jari jemarinya erat. Sesekali ia mengecup punggung tangan wanita yang tengah berbadan dua itu. Mereka saling bersitatap, membuat jantung Arum berdetak tak karuan. Meskipun usia pernikahan mereka sudah lima tahun lamanya. Namun, getaran itu masih tetap sama. Bayu menatap manik mata Arum yang hitam. Ia menatapnya cukup lama dan semakin dalam."I love you," ucap Bayu berbisik. Namun, masih bisa didengar oleh semua orang. Mayang yang melihat pemandangan itu lantas pergi meninggalkan Bayu dan Arum. Tatapan
Read more
Bab 69
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 69Mayang gegas pergi dari rumah Bayu. Langkahnya begitu cepat. Hingga dia tiba di depan pintu mobil miliknya. Wanita itu menoleh ke arah Bayu dan juga Arum. "Awas aja, Ya Mas. Aku nggak terima, kamu injak-injak harga diriku. Aku pastikan kamu akan tergila-gila kepadaku lagi nantinya" gumam Mayang pelan. BukMayang menutup pintu mobil cukup kuat. Lalu ia memandangi plastik berisi bubur itu sekilas. Dengan tenaga yang ia miliki, wanita itu melempar plastik ke sembarang arah.Mobil berwarna merah menyala itu melaju membelah jalan raya. Mayang terus mengemudikan mobilnya masih dengan perasaan kesal. Kesal akan sikap yang ditunjukan Bayu dan juga Arum. Mayang meraih ponsel yang ada di dalam tas. Tidak berapa lama nama Wati muncul dalam daftar pilihan.Tut … Tut"Halo, ada apa Mayang cantik?" tanya Wati langsung pada intinya. Bersikap sok manis kepada wanita itu, berharap Mayang kelak menjadi menantunya, meskipun mustahil."Mas Bayu sudah m
Read more
Bab 70
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 70Arum tidak pernah menyangka sebelumnya. Bahwa orang yang selama ini bekerja dengannya bersikap licik. Kini semua orang sudah berkumpul di warung. Warung makan milik Arum sengaja ditutup lebih awal. Tidak mungkin mereka akan membahas permasalahan ini di rumah pak Santoso. Kasihan, jika acara syukuran harus berubah menjadi acara musyawarah membahas pencurian uang. Tidak masuk akal."Kamu bisa jelaskan semuanya Nadia? Semua tentang ini?" tanya Arum. Mengawali pembicaraan, setelah semuanya diam dengan pikirannya masing-masing."Maafkan saya, Mbak. Saya mengaku salah.""Saya tidak pernah menyangka, Nad. Kamu akan seperti ini. Padahal Mbak Arum berniat baik lho sama kamu. Mbak Arum mau meminjamkan kamu uang, karena waktu itu saya lihat kamu kok ngendap-ngendap ke meja kasir. Jadi aku curiga." Tini ikut menyuarakan pendapatnya."Maksud kamu apa, Tin?" tanya Arum. Bingung."Iya, Mbak. Jadi begini, waktu itu aku lihat dia ngendap-ngendap ke meja
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status