All Chapters of PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA: Chapter 41 - Chapter 50
138 Chapters
Bab 41
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 41"Lha terus maksud kamu apa? Kamu mau minta Ibu belikan itu? Kenapa kamu nggak nyuruh Rani?" tanya Ibu membuat Agus tersadar bahwa Rani ada di kamar. Sebelum Agus meminta Rani membelikan Kopi. Dia justru sudah keluar dengan pakaian yang rapi, padahal belum lama ditinggal Agus dia sudah keluar dengan full make up."Mau kemana kamu?" tanya Agus membuat Rani gelagapan."Rani mau ke …." ****"Mau kemana kamu? Suami minta kopi malah sudah dandan menor begini? Lagian kalau kamu mau pergi seharusnya menyiapkan sarapan dulu. Ngurus suami sama anak dulu, baru pergi. Lha ini? Suami malah dibiarkan kelaparan." tutur Wati panjang kali lebar."Apa sih, Bu? Nggak usah lebay deh. Ni, buat cari sarapan sama beli kopi. Kalau ada kembalian buat Ibu saja." Rani memberikan lembaran merah pada telapak tangan ibu mertuanya. Setelah itu nampaknya Rani berniat melenggang pergi tanpa berpamitan dengan Agus yang jelas-jelas ada di depan mata. "Ran, kamu mau kem
Read more
Bab 42
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 42"Lho, Mas. Kamu kok ke kamar?" Arum masih bisa mendengar jika Rani dan juga Agus berdepat. Meskipun perdebatan mereka pindah ke kamar mereka."Biarin, aku males ngadepin mereka.""Lha Ibu gimana?""Nggak tahu, mungkin juga dikamar.""Kita bobok aja yuk, Om!" "Hayuk."****"Mas, aku belum masak. Tapi aku sudah minta Siti buat nyiapin bekal kamu. Nanti kamu mampir ke warung ya?" "Oh, ya sudah. Nanti aku mampir." Deru motor Bayu terdengar meninggalkan pekarangan rumah. Agus yang masih setengah sadar berlari menuju teras."Ih, kenapa kamu?" tanya Arum melihat tingkah adik iparnya."Mas Bayu sudah pergi, Mbak?""Sudah, baru aja. Memangnya kenapa?" tanya Arum."Mbak, Agus pinjam uang boleh? Dua juta saja. Nanti aku balikin kalau sudah dapat pekerjaan. Belum juga Arum menjawab wanita tua itu sudah menyela."Suamimu kok sudah berangkat bekerja? Memangnya sudah sarapan?""Sudah aku siapkan di warung, Bu.""Di Warung? Memangnya kamu nggak nyia
Read more
Bab 43
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 43POV ArumHari ini aku dan juga karyawan lain menyiapkan pesanan. Siti dan juga karyawan baru-lah yang bertugas mengantar pesanan kepada pelanggan. Karena banyak yang dikerjakan, jadi aku hari ini memutuskan ke warung lebih pagi. Meskipun sebelum kemari ada drama yang tidak baik untuk kesehatan. Mas Bayu sudah aku siapkan tadi dua bekal sekaligus. Yang satu untuk sarapan dan yang satu untuk makan siang. Aku pun dirumah tidak masak. Sengaja. Karena niatku akan lebih lama lagi di warung. Hari ini aku juga mengeluarkan menu baru. Ayam goreng dengan sambal setan. Ada juga bebek goreng. Setelah beberapa hari lalu kami melakukan tes pasar dan responnya lumayan bagus. Warung ini aku kelola dengan sangat hati-hati. Berapapun keuntungannya aku belum pernah mengatakannya kepada Mas Bayu. Ditambah beberapa hari lalu Rani membayar hutang dan juga pesanan lumayan banyak akhir-akhir ini. Membuat tabunganku lumayan banyak. Alhamdulilah."Tanggal be
Read more
Bab 44
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 44"Memangnya kamu mau nambahi kalau nggak cukup?""Arum sih mau-mau aja. Tapi ada syaratnya.""Syarat? Pake syarat-syarat segala.""Terserah Ibu sih mau atau tidak?""Ya sudah, syaratnya apa?""Syaratnya …."****"Syaratnya jadi karyawan aku, Bu. Gampang. Tinggal bawa piring maupun gelas kotor sekalian dicuci. Sama beres-beres warung. Lagian kalau karyawan laki, Arum belum ada. Nanti aku kasih gaji perbulan. Gimana?""Apa? Kamu mau jadiin Agus babu?""Bukan! Karyawan … inget ya Bu. Bukan babu tapi karyawan.""Sama aja itu, babu tukang bersih-bersih.""Itu sih terserah Agus ya, Bu. Kalau mau ya syukur kalau enggak, ya nggak masalah." Ibu mertuaku mencebik bibirnya serong ke kanan serong ke kiri. Aku yang melihat pemandangan ini sebenarnya ingin tertawa, karena dengan itu kesempatan aku mengerjai adik ipar sendiri."Kasih pekerjaan lain, kalau bisa jadi kasir kalau nggak ya manager. Agus itu terbiasa kerja kantoran mana bisa kerja begituan?
Read more
Bab 45
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 45Belum juga kaki ini melangkah masuk kedalam rumah. Sudah terdengar teriakan Agus. Entah apa yang terjadi di dalam rumah. Aku melihat Ibu terduduk di lantai sembari tangannya menepuk dada.Air matanya luruh, begitu juga Mas Bayu yang mencoba menahan Agus agar tidak mengamuk pada Rani. Sedangkan wanita yang ada di hadapannya hanya bisa menunduk sambil menangis meraung-raung."Ada apa ini?" tanyaku sontak membuat semua orang menoleh ke arahku.****POV BayuMelihat Arum terlelap disampingku membuat aku trenyuh. Aku terus menatap wajah lelahnya. Dia bersedia bertahan hingga sejauh ini mendampingiku. Padahal aku tak sebaik yang dia pikir. Aku terlalu egois. Hingga nafkah yang aku berikan dulu hanya lima ratus ribu. Padahal untuk membeli sayur setiap hari tidaklah cukup dengan uang dua puluh ribu. Ditambah keluarga kami yang berjumlah tiga orang dewasa. Pastinya memerlukan porsi makan yang banyak.Aku selalu mengandalkan Arum memenuhi kebutu
Read more
Bab 46
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 46"Kalau kamu nggak bisa hidup seperti ini. Bicara jangan seperti ini?"Agus mengacak kasar rambutnya. Entah apa yang terjadi aku tidak tahu. Hingga Agus Semarah ini."Maafkan aku, Mas.""Apa yang terjadi?" Tiba-tiba Arum datang. Membuat kami semua menoleh ke arahnya. Pertanyaan yang sama, pertanyaan yang sama yang ada didalam pikiranku.Apakah Rani selingkuh? Hingga membuat Agus murka. Atau jangan-jangan dia ….****POV ArumHening, ruang tamu itu nampak hening. Tanpa suara, aku memastikan keberadaan Khaila baik-baik saja. Bocah kecil itu harus menyaksikan Ibu dan juga bapaknya bertengkar di depan matanya. Entah apakah nantinya akan berdampak atau tidak. Yang jelas membekas.Khaila aku temukan terisak di bawah selimut. Dia ketakutan, tergambar jelas dia takut keluar menatap kedua orang tuanya. Aku pun memahami, dengan cepat kubawa dia ke dalam kamarku. Memintanya bermain Barbie kesayangannya. Beruntung Khaila nampak menurut, diusapnya air
Read more
Bab 47
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYA.BAB 47Keduanya masih diam. Lantas pergi meninggalkan aku dan juga wanita tua itu."Jangan sok peduli kepadaku, Arum!" DegMendengar ucapan Ibu baru saja membuatku memberi jarak. Ya Tuhan, padahal aku tulus lho. Masih dibilang sok peduli. Aku bermonolog dalam hati. Enaknya mertua begini diapain ya? Apa aku campur buat adonan bikin bakwan aja. Gemas sekali rasanya mendengar ucapan Ibu mertua. *****Aku langsung bergegas menuju dapur. Membuat bakwan jagung dan juga membuat sayur bayam. Tidak lupa aku buat sambal terasi dengan cabe rawit yang banyak. Setelah semua selesai aku mengajak Khaila mandi. Lalu menyiapkan makanan khusus untuknya. Sengaja aku menggoreng telur dengan menambahkan irisan daun bawang. Lalu mengguyur nasi hangatnya dengan sayur bayam yang terlihat enak. Ah, rasa-rasanya air liurku seakan ingin menetes."Berdoa dulu sayang," ucapku membuat Khaila mengangguk. "Khaila suka?" Bocah itu mengangguk."Mau nambah?"Khaila mengge
Read more
Bab 48
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 48"Nggak papa, saya DP dulu. Meskipun sedikit," pintaku dengan terkekeh.Ah, aku sudah tidak sabar lagi. Bawa pulang ini mobil. Entah apa yang akan terjadi nantinya jika Ibu dan juga Rani melihat aku membeli mobil. Meskipun tidak baru, yang namanya mobil juga mahal bukan?Aku tidak akan bisa membayangkan bagaimana reaksi Rani. Kemarin saja mereka tengah huru hara perkara uang. Dan sekarang aku malah membeli mobil.Haha, bisa-bisa jantung Ibu langsung copot."Kamu suruh pegawai mu saja ya. Aku masih ada urusan.""Baiklah.""Kita pergi yu, Rum!" ajak Mas Bayu membuatku bertanya-tanya. "Kemana?""Kita ke …."****"Kemana?" Aku kembali bertanya. Mas Bayu seakan ingin memberiku kejutan. Ah, kira-kira apa ya? Aku kok gugup begini."Nanti kamu juga tahu."Mas Bayu menstater motor maticnya lalu melajukan kendaraan. Aku yang membonceng di jok bagian belakang merangkul pinggang Mas Bayu dari belakang. Ah, kalau begini rasanya seperti saat pacara
Read more
Bab 49
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 49"Daripada buat beli mobil, seharusnya uang itu bisa buat nolong Agus dan juga Rani untuk membayar sebagian hutangnya. Kamu mau dicap sebagai saudara yang tidak bisa mengayomi adik sendiri. Apa kata orang? Kalian bahagia diatas penderitaan Agus dan juga Rani.""Lha, kenapa Arum yang mengurus hutang hutang mereka? Itu mah kesalahan pada mereka sendiri. Mereka harus bertanggung jawab dengan perbuatannya sendiri."Setelah Ibu mendengar ucapanku baru saja, dia segera masuk kedalam rumah. Sembari berucap pelan ketika melewati ku dan juga Mas Bayu."Ajari istrimu sopan santun, Yu!" titah wanita tua itu sembari mata melirik ke arahku.****Aku tengah duduk di kursi kasir. Menghitung pengeluaran hari ini yang lumayan besar. Hari ini memang banyak pengeluaran. Selain berbelanja untuk esok hari, ada juga pengeluaran untuk lima buah galon. Ditambah gas elpiji yang sekarang aku minta langsung pada agen yang mangantar.Dan juga beberapa kebutuhan dap
Read more
Bab 50
Pembalasan istri pelit yang sesungguhnyaBab 50"Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," jawab lelaki yang bergelar suami itu."Ada apa, Mas?" Aku langsung bertanya pada intinya."Kamu cepet pulang ya, sekarang!""Lha kenapa?"" …."****Entah mengapa suara Mas Bayu yang ada di seberang telepon begitu khawatir. Apa yang sudah terjadi di rumah? Aku segera mematikan sambungan telepon. Berpikir sejenak, aku akan kembali pulang jika sudah menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu."Sit, kamu kumpulkan semua karyawan ke sini ya?" pintaku pada Siti. Dia terlihat mengangguk lantas meninggalkanku.Tidak butuh waktu lama, semua orang sudah berkumpul. Hanya kurang satu karyawan yang belum datang, Agus. Dia berjalan santai, padahal semua orang tengah menunggu ya. Astaga, laki-laki itu memang sengaja membuatku semakin tidak menyukainya."Ada apa sih, Mbak. Mesti kumpul segala. Kek nggak ada kerjaan aja?!" cicit Agus sembari menjatuhkan bokongnya di kursi."Uang yang yang di meja kasir hilang empat j
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status