Semua Bab Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya: Bab 71 - Bab 80
190 Bab
Kak Alfa Pindah
Tak lama setelah Asmi naik ke atas, aku juga cepat naik menyusulnya.Saat sampai di kamar Asmi sedang terisak-isak."Neng, Neng kenapa Sayang?" tanyaku seraya memegang lundaknya, tapi cepat ditepis lagi oleh Asmi."Neng, Neng kenapa?" Asmi tak menjawab. Aku diam sebentar, kubiarkan suasana jadi hening. Setelah Hasjun tidur kutaruh ia di kasur."Neng, Neng kenapa nangis?" tanyaku lagi.Asmi menoleh dengan mata yang sudah basah dan merah."Aa teh kenapa? Tega sekali sama Neng dan Hasjun? Sampe Neng teh kayak ngemis-ngemis sama Aa, Neng sampe harus balik ke kota sendirian aja, gak Aa jemput, gak Aa telepon, Aa tuh sebenernya kenapa? Aa bosen sama, Neng? Aa teh gak sayang lagi sama, Neng? Aa teh tos teu bogoh ka, Neng?" cecarnya panjang lebar. Dalam raut wajahnya kulihat Asmi sangat marah tapi sebisanya ia tahan."Kenapa, A? Aa bilang Aa teh janji mau nelepon Neng sama Hasjun tiap hari tapi apa? Mana janji Aa teh? Aa malah ngilang gitu aja kayak gak punya tanggung jawab, inget A, walau A
Baca selengkapnya
Hasjun Sakit
Pulang kerja lagi-lagi aku kecewa, kuberikan uang pendapatanku hari ini sebesar 25 ribu."Aa gak dapet uang Neng, cuma segini," ucapku lesu."Aa nih kalau ngomong suka gitu, ini sih apa? Biar 25 ribu tapi ini teh tetep uang 'kan?"Aku terenyuh melihatnya tersenyum sambil mengambil uang itu dengan wajah gembira."Terimakasih Sayang, Neng udah ngertiin kondisi, Aa."Kami saling memeluk, lalu mencium putra kami dengan mata berkaca-kaca.***Esok hari hingga 3 bulan kemudian setelah Asmi balik ke kota, kondisiku masih tetap sama.Entah kenapa pendapatanku makin hari makin merosot, kadang hanya dapat 30 ribu, 40 ribu, 25 ribu bahkan pernah seharian aku cuma dapat 15 ribu.Sedih, bingung, frustasi dan ngerasa gak berguna jadi seorang suami tentu saja aku rasakan dan sangat menyiksa batin, tapi kalau aku menyerah entah bagaimana nasib anak dan istriku.Selain kerja jadi kuli panggul aku bingung aku harus kerja apa, sementara perusahaan tentu saja gak mau menerimaku karena terkendala usia. Pu
Baca selengkapnya
Asmi Kerja
Esok harinya Asmi benar-benar menjual mobil itu pada kenalannya.Beberapa bulan selama hasil jual mobil itu masih ada hidup kami masih tenang.Makan, biaya perawatan rumah, biaya chek rutin kesehatan Hasjun dan lainnya semua pakai hasil dari jual mobil. Bahkan dari hasil jual mobil itu Asmi sempat buka usaha baru, jualan nasi uduk dan kue basah.Awalnya berjalan lancar, nasi uduknya juga sering habis tiap hari karena kami jualan di dekat jalan raya, tapi sayang hanya bisa bertahan 2 bulan sebab Asmi gak sanggup kalau jualan sambil ngurus Hasjun yang juga makin aktif tiap harinya.Asmi juga sampai tumbang, maagh nya kambuh dan akhirnya harus dirawat selama seminggu."Neng teh sebetulnya berat banget kalau harus berhenti jualan A, sayang soalnya lagi lumayan," katanya."Tapi kesehatan Neng juga lebih utama Sayang, Hasjun juga kasihan gak ke urus."Akhirnya jualan uduk terpaksa gulung tikar lagi. Setelah Asmi berhenti jualan nasi uduk, ekonomi kami makin memburuk. Kami berusaha sekuat t
Baca selengkapnya
Sabar Sabar
"Iya jadi tadi tuh Neng lagi nungguin angkot 'kan ya, terus ada abang cendol lewat, Neng beli tuh satu, eh Pak Yunus juga datang mau beli cendol, karena cendolnya sisa dikit lagi diborong deh tuh sama Pak Yunus terus dikasih semua ke Neng saat dia tahu Neng suka banget es cendol," jawabnya panjang lebar.Aku manggut-manggut."Aa mau? Ambil aja, A."Aku menggeleng cepat, "enggak Neng makasih."Es cendol yang biasanya enak kalau diminum sama Asmi rasanya sekarang mendadak gak menggugah selera.Entah kenapa hatiku jadi cemburu gini saat Asmi cerita soal bos nya itu. Apalagi aku tahu bos nya masih muda, usianya gak beda jauh dari Asmi dan dia duda anak satu karena baru ditinggal istrinya meninggal dunia."Tumben Aa gak mau, A? Biasanya 'kan Aa semangat kalau lihat Neng lagi minum es cendol.""Udah malem Neng, perut Aa gak enak," jawabku beralasan."Oh ya udah."Asmi melanjutkan minum cendol, sisanya seperti biasa ia selalu taruh di freezer, dibekukan jadi es mambo.Setelah makan es cendol
Baca selengkapnya
Cemburu
"Tul, gara-gara selama ini Mbak Andin terlalu manjain mereka jadinya mereka darurat empati." Aku ikut bicara."Eh udah, ngapain pada nyalahin orang sih? Yang penting sekarang anak-anak kamu ada di sana ya udah gak apa-apa, toh mereka di rumah neneknya ini 'kan?" sahut Ibu, beliau melambai tangan meredakan kekesalanku dan Mas Fatih."Ya tapi Fatih gak rela Bu, gimana kalau setelah dari rumah neneknya itu anak-anak Fatih jadi makin buruk sikapnya? Makin gak punya adab mereka nanti.""Ya kita doain aja semoga gak kayak gitu Fatih, mau dipaksa pun itu anak-anak kamu supaya ikut sama kita, tetep aja mereka gak mau 'kan?"Mas Fatih pun, wajahnya makin kusut dan kesal."Udah, daripada kamu pusing mikirin mereka, meningan kamu ke pasar aja sana, nyari duit buat anak-anak kamu yang banyak biar mereka itu mau tinggal sama kamu," ujar Ibu lagi.Mas Fatih pun bangkit, "ya udah Fatih berangkat, Bu.""Iya gih sana hati-hati, kamu Hasan, ikut sana, nyari duit juga, biarin Hasjun sama Ibu, mumpung di
Baca selengkapnya
Ngambek
"Ayo kita balik." Aku memaksa.Kutarik lagi tangannya kasar, mau tak mau akhirnya Asmi naik motor.Segera kubawa Asmi pulang, sementara Mas Fatih kusuruh naik angkot.Sampai di kontrakan ibu, Asmi cepat turun."Bu, Hasjun mana?" tanyanya tanpa basa-basi."Loh udah pulang kamu As? Ada lagi tidur di kamar."Tanpa banyak bicara Asmi masuk ke dalam, sementara ibu mendekatiku."Ada apa itu istri kamu Hasan?""Gak tahu," jawabku malas."Jangan bohong kamu Hasan, kamu udah bikin Asmi kesel 'kan?"Belum sempet aku menjawab pertanyaan ibu, Asmi sudah keluar membawa Hasjun. Kupikir ia akan naik lagi ke motor tapi ternyata malah melengos pergi, bahkan tanpa bicara lagi pada ibu."Loh Neng, kok jalan kaki? Tungguin!" teriakku."Hasan, kenapa itu istri kamu?" tanya Ibu cepat sebelum aku melajukan motor."Gak tahu, kesambet kali," jawabku asal.Segera kulajukan motor mengejar Asmi yang tengah jalan setengah berlari membawa Hasjun."Ayo naik, ngapain jalan sih? Panas," ucapku sambil terus mengimbang
Baca selengkapnya
Bicara
Wajahku makin pias dan dingin. Asmi beneran acuh tak acuh sekarang."Jadi mau saya potong atau bayar sekarang, Pak?" tanya petugas PLN itu lagi."Bentar Pak, bentar aja, saya mau ke rumah ibu saya dulu, deket kok."Cepat aku berlari ke kontrakan ibu."Buuu!! Buu!!"Ibu membuka pintu, "apa sih kamu Hasan? Teriak-teriak.""Ibu punya uang gak, Bu? Listrik di rumah mau diputus," tanyaku tanpa basa-basi."Hah mau diputus? Emang berapa bulan gak bayar? Dan butuh berapa?" cecar Ibu."Kalau gak salah sejuta dua ratusan, Bu.""Hah?! Kamu ngomong apaan sih Sandi? Mana ada Ibu duit segitu."Aku makin resah."Ya ampun Bu, terus ini gimana? Masa iya Hasan biarin listriknya diputus sih?""Ya gimana? Orang Ibu gak ada duit San, mana sih orangnya? Biar Ibu yang ngomong." Ibu pun bergegas jalan ke rumahku, aku mengekor. Petugas PLN itu masih duduk di kursi teras."Pak, apa gak bisa kasih kami waktu lagi? Besok kami pasti bakal bayar itu listriknya," kata Ibuku saat kami sampai."Maaf Bu, gak bisa, sa
Baca selengkapnya
Wejangan
Asmi memutar liar bola matanya, "terserah kalau Aa mau egois," ucapnya kemudian. Asmi lalu pergi ke kamar mandi.Setelah pembicaraan itu aku pikir akan selesai sedikit masalah kami, tahunya masih belum juga.Asmi malah makin jengkel padaku yang akhirnya berujung kami saling diem-dieman lagi.Malam hari.Kondisi rumah gelap total, ya gimana? Lilin dinyalain 5 biji pun gak akan bisa nerangin rumah Asmi yang gede ini, apalagi yang lain pada nyala, alhasil kentara banget hanya rumah kami yang gelap.Tapi untung ada lilin, lumayanlah buat di kamar Hasjun mah.Malam ini ibu menginap di rumah Asmi karena mau gantiin kipasin Hasjun katanya. Alhamdulillah aku seneng, lagi-lagi di setiap musibah selalu ada hikmah. Ibuku makin perhatian dan kelihatan tulus banget sayang sama cucunya."Coba aja kemarin teh gak ada bikin ulah di kedai kopi Bu, mungkin sekarang teh Asmi teh udah bisa bayar listrik," celetuk Asmi di atas tempat tidur.Ia tengah tidur dengan ibu dan Hasjun sementara aku baru selesai
Baca selengkapnya
Males Nanya
"Hasan malah bengong, ngomong," kata Mas Fatih. Aku mengerjap dan cengengesan."Mas Fatih udah pinter aja ternyata marketingnya," candaku. Sekarang Mas Fatih yang nyengir.Hari itu kami berdua pun kerja di tempat baru.-Sore hari seperti biasa pukul 5 sore kami pulang. Di terminal belum ada tanda-tanda pendapatan bakal lebih baik sih, tapi lumayanlah daripada di pasar kemaren-kemaren sepi banget.Hari pertama aja kami udah dapat 70 ribu ini, semoga besok dan seterusnya bisa dapat lebih lagi.Saat sampai di rumah ternyata ada petugas PLN sedang memperbaiki meteran listrik di rumah kami."Asmi udah pulang, Bu?" Cepat aku bertanya pada Ibu yang sedang berdiri melihat petugas bersama Hasjun."Udah tuh di dapur."Aku buru-buru masuk, Asmi sedang menyiapkan makan ternyata, gak ada yang salah cuma aku kaget aja saat melihat banyak sekali makanan di atas meja makan.Pasalnya sejak ekonomi terpuruk Asmi gak pernah lagi masak sebanyak ini, lauk nasi paling hanya 1 atau 2 macem paling banyak,
Baca selengkapnya
Asmi Pulang Telat
"Mas Fatih serius hafal ayat Al-Qur'an?" Mas Fatih nyengir, "dikiiit banget, sejak Mas cerai sama Andin dan segala polemik hidup pun akhirnya mulai Mas rasakan, kesepian, patah hati, marah, kecewa, kelaparan, gak punya duit dan segala macamnya, Mas sempet kayak kamu, frustasi dan menyalahkan keadaan. Tapi Mas ingat lagi, dunia ini hanya titipan 'kan? Ngapain dipusingin? Toh mereka yang sekarang sedang di atas dan punya segalanya pun gak akan terjamin akan begitu terus sampai dunia ini berakhir. Hidup ini titipan, dan hanya yang menitipikannya yang tahu hidup kita ini akan seperti apa ke depannya, jadi ... tetap sabar dan ikhlas, karena di dunia ini tugas utama kita hanya beribadah mencari ridho Tuhan," ujar Mas Fatih panjang lebar.Ya Tuhan, aku sampe malu sendiri. Padahal selama ini aku selalu menganggap diriku paling baik hanya karena aku gak pernah julitin orang, aku anggap Mas Fatih itu buruk karena dulu dia hobby nyinyir aku dan Asmi.Kuanggap kebangkrutan dan bubarnya rumah tan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status