Share

Wejangan

Asmi memutar liar bola matanya, "terserah kalau Aa mau egois," ucapnya kemudian. Asmi lalu pergi ke kamar mandi.

Setelah pembicaraan itu aku pikir akan selesai sedikit masalah kami, tahunya masih belum juga.

Asmi malah makin jengkel padaku yang akhirnya berujung kami saling diem-dieman lagi.

Malam hari.

Kondisi rumah gelap total, ya gimana? Lilin dinyalain 5 biji pun gak akan bisa nerangin rumah Asmi yang gede ini, apalagi yang lain pada nyala, alhasil kentara banget hanya rumah kami yang gelap.

Tapi untung ada lilin, lumayanlah buat di kamar Hasjun mah.

Malam ini ibu menginap di rumah Asmi karena mau gantiin kipasin Hasjun katanya. Alhamdulillah aku seneng, lagi-lagi di setiap musibah selalu ada hikmah. Ibuku makin perhatian dan kelihatan tulus banget sayang sama cucunya.

"Coba aja kemarin teh gak ada bikin ulah di kedai kopi Bu, mungkin sekarang teh Asmi teh udah bisa bayar listrik," celetuk Asmi di atas tempat tidur.

Ia tengah tidur dengan ibu dan Hasjun sementara aku baru selesai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Helmy Abdullah
gudang ASMI kan di bakar oleh saudara tirinya , yang saya gak faham apa iya papa nya ASMI yang kononya orang kaya gak kasih kompensasi meski gak full, atau penulis nya yang teledor?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status