Semua Bab MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU: Bab 31 - Bab 40
68 Bab
Part 31
"Mama tenang saja, aku akan mengusut tuntas kasus ini, lihat saja perempuan itu tak akan kubuat hidup tenang." Aksan mengepalkan tangannya, memukul-mukulkan pada telapak tangan yang satunya, tatapan matanya seolah menggambarkan emosi yang tertahan dan siap untuk membongkar semua kejahatan mama Indri."Ibu mau beristirahat dulu," ucap Mama Aksan.Mama Aksan pun bangkit dari duduknya dan meninggalkan Aksan bersama Namira, tentu saja kesempatan itu Aksna gunakan untuk mengenal perempuan yang sudah menolong mamanya itu. Aksan sempat canggung tapi dia berusaha mengkondisikan dirinya, berdehem hingga Namira pun menyadari keberadaan Aksan yang memang sejak tadi memperhatikannya."Mas Aksan masih ada perlu?" tanya Namira."Ehmm ... Nggak cuma saya mau ngobrol sebentar, boleh?" tanya Aksan."Oh, silahkan. Ada apa ya?" tanya Namira."Begini, dari sejak bertemu saya belum mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menolong mama saya, kalau bukan karena kamu mungkin entah apa yang akan terjadi
Baca selengkapnya
Part 32
"Kenapa sih?" tanya Sesil melihat tingkah Nilam yang aneh.Belum sempat Nilam menjawab lelaki itu sudah berdiri di hadapannya. "Nilam ...," bisik Sesil.Nilam mengarahkan pandangannya ke arah Sesil dan Sesil memberi tanda jika orang yang ditunggunya sudah datang. Perlahan Nilam mengangkat kepalanya dan menyapa lelaki yang tepat di duduk di depannya."Nilam???" Lelaki itu menyembut nama Nilam, terlihat sangat terkejut, telunjuknya menunjuk ke arah Nilam dan Nilam pun tersenyum memperlihatkan barisan giginya. "Bapak kenal?" tanya Sesil."Kalau gak salah orang ini sih adik tingkat saya, dulu di ospek sama saya dan dia ini ...."Lelaki itu menghentikan ucapannya, Nilam merasa tak enak hati."Gak nyangka bisa bertemu lagi ya Kak," ucap Nilam cengengesan. "Iya, apesnya kita ketemu sebagai bos dan karyawan. Eh, tunggu-tunggu ... Kamu ngapain kerja di perusahaan orang, bukannya mertua kamu punya perusahaan dengan banyak cabang, ayah kamu pun seorang pengusaha yang bergerak di bidang logis
Baca selengkapnya
Part 33
"Den Aksan di penjara," ucap Bi Jum gemetar.Mama Aksan terkejut bukan maim mendengar hal itu, ia membungkam mulutnya. Tanpa komando air matanya sudah membasahi pipinya, mama Aksan tak percaya dengan kabar yang dibawa Bi Jum. Sudah beberapa hari anaknya itu memang tak terlihat bahkan menghubungi saja tidak, Mama Aksan pikir anaknya tengah menyelesaikan persoalan rumah tangganya sesuai permintaannya tapi ternyata justru kabar mengejutkan yang diterima Mama Aksan.Namira mencoba menenangkan Mama Aksan, merangkulnya dan mengusap punggung perempuan paruh baya itu. "Coba ibu jelaskan kenapa Aksan sampai bisa di penjara?" minta Namira.Bi Jum tampak berat untuk menceritakannya, ia pun menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Bersiap untuk menceritakan semuanya."Sepulang dari sini beberapa hari yang lalu, Dan Aksan mengurung diri, ia tak pergi ke kantor bahkan tak keluar kamar sama sekali, bibi sampai mengantarkan makanan dan menyimpannya di depan pintu, entah apa yang sedang dilakukan
Baca selengkapnya
Part 34
Jauh sebelum Mbak Tami menuju bengkel, tim penyidikan dari pihak kepolisian sudah melakukan penyidikan atas laporan atau dugaan yang terjadi pada kecelakaan papa dan Ikhsan. Lalu mereka melakukan penyelidikan hingga akhirnya dapat melakukan penangkapan Mama Indri di rumahnya karena dari hasil penyelidikan, kabel rem di kap mobil telah dirusak dengan sengaja hingga pengendara tak bisa menghentikan tabrakan yang sengaja dihalangi oleh orang suruhan Mama Indri, menyusul di tahan.Kerja cepat pihak kepolisian tentu bukan tanpa sebab selain kejahatan memang harus segera ditindak tapi jika kita ingan papa Aksan adalah orang yang cukup memiliki nama di kota itu, meski Aksan telah mencorengnya, tapi melihat kesungguhan dan keberanian Aksna mengakui kesalahannya dan berani melaporkan kejadian yang sebenarnya adalah yang patut dihargai oleh karena itulah polisi dengan cepat menangani kasus itu.Pertemuan Mama Indri dan Mama Aksan yang menimbulkan kegaduhan karena sama-sama menyimpan emosi. Mama
Baca selengkapnya
Part 35
"Sayang ...."Nilam terpaku dengan panggilan itu dan kedua pasang itu saling bertemu, ada kerinduan dan cinta terlihat dari keduanya. "Mas ...."Nilam menyapa Aksan dengan pelan nyaris tak terdengar, inilah yang tak ia sukai dengan pertemuan ini. Pasti ada rasa di mana dirinya akan merasakan sebuah kegalauan akan keputusan yang sudah dibuat. Melihat Aksan yang rela berada di jeruji besi membuatnya iba dan rasanya kejam jika ditambah dengan menggugatnya bercerai, istri macam apa dirinya itu. Ya itu yang hadir dalam diri Nilam setelah melihat kondisi Aksan."Mas senang kamu datang, kamu makin kurus saja sayang ...." Nilam terlihat salah tingkah dengan tatapan suaminya itu, ia memang mengalami penurunan berat badan, meski makannya tak berkurang mungkin efek stress yang dialaminya membuat makanan gak berpengaruh sama berat badannya. "Permasalahan yang aku hadapi terlalu berat mas, hingga mungkin badanku lelah." Nilam berusaha untuk tetap tegar, ia tak mau terlihat lemah di hadapan Ak
Baca selengkapnya
Part 36
"Tidak kah hatimu tersentuh dengan segala hal yang sudah Aksan lakukan untuk mendapat kesempatan tetap bersamamu?" tanya Mama Aksan.Nilam terdiam, dia masih tak mengucapkan apapun seolah memberikan kesempatan pada Mama Aksan untuk meluapkan semua pengharapannya. "Semoga hati kamu terketuk dan bisa memberikan kesempatan pada Aksan, Tuhan saja maha pemurah Nilam, dia memberikan kesempatan pada Aksan untuk hidup lebih baik kenapa kamu tidak?"Kali ini ucapan Mama Aksan membuat Nilam melirik Mama Aksan dan dengan cepat membuang pandangannya. Dia seolah memojokkan Nilam jika sudah membawa nama Tuhan, karena tak ada manusia mana pun di muka bumi ini yang ingin dipojokkan dengan dibandingkan dengan Tuhan, Tuhan itu tak ada bandingannya, Ia ialah Sang Maha jadi Nilam merasa tak enak mendengar ucapan Mama Mertuanya itu."Bu, kita tak pernah tahu bagaimana luka yang dialami Nilam. Saya tak bisa menyalahkan atau meminta Nilam kembali karena yang berhak menentukan kebahagiaan bagi Nilam ya dia
Baca selengkapnya
Part 37
Hari berganti hari, Nilam menjalani kehidupan barunya sebagai seorang yang gagal mempertahankan rumah tangganya, anak seorang pemilik CV gagal tentu saja menjadi boomerang bagi keluarga besar Nilam tapi yang lebih malu adalah keluarga Adi Jaya dan Nilam tak memperdulikan hal itu.Seolah ingin mengubur semua tentang Aksan, dia mengganti nomornya tak ada seorang pun dari keluarga Aksan mrngetahui nomornya. Nilam benar-benar memutuskan untuk pergi dari kehidupan Aksan. Putusan yang sudah dikeluarkan oleh pengadilan beberapa waktu lalu membuat Nilam sadar bahwa kini Aksan sudah bukan bagian dari hidupnya melainkan hanya seberkas kisah kelam di masa lalu. Pernahkah Nilam membayangkan dirinya hanya rnam bulan saja menikmati indahnya pernikahan lalu tetiba kandas dan hancur karena sebuah kebohongan, begitu keraskah hati Nilam hingga tak ada maaf yang tercipta untuk Aksan, pintunya telah tertutup dan memilih mengakhiri semuanya. Terakhir kali Nilam bertemu Aksan adalah ketika dirinya dipan
Baca selengkapnya
Part 38
"Nilam ... Andai kami tahu, sejak aku sadar semuanya lalu bertemu dengan Mas Aksan, dia sudah menalak aku. Dan sekarang aku mau kamu menerima permintaan rujuk yang ia harapkan, demi mama Nilam maukah kamu rujuk dengan Mas Aksan?" tanya Qonita.Seketika Nilam terperangah mendengar ucapan Qonita, ia segera melepas tangannya dari genggaman tangan Nilam. Baru akan menata hati tiba-tiba ia mendengar kabar itu. Nilam menepis semua rasa apapun yang bisa mengganggu keteguhan hatinya. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya."Qonita ... Semua sudah menjadi keputusanku, mama mungkin merasa kehilangan tapi seiring berjalannya waktu apalagi ada kamu di dekatnya perlahan ia akan lupa padaku. Lagi pula, mungkin ini cara Tuhan menyatukan Mas Aksan dengan cinta pertamanya yaitu kamu. Tolong jangan melakukan apapun untuk membuatku mau menerima Mas Aksan kembali pantang bagiku menelan ludah sendiri. Sampaikan permintaan maafku pada mama, permisi." Tanpa menunggu respon dari Qonita, Nilam bangk
Baca selengkapnya
Part 39
"Nilam ... Mau kah kamu menjadi pendampingku?" Seketika pertanyaan itu membuat Nilam tak bisa berkata-kata, mendadak tubuhnya seakan kena sengatan listrik, kaku dan terperangah merasa terkejut tak percaya. Nilam menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, ia menatap serius pada Malik yang sudah ia kenal sejak lama tapi baru dekat beberapa bulan terakhir. Nilam dapat merasakan perhatian dan kebaikan Malik tapi baginya kini yang sudah pernah gagal dalam berumah tangga baik dan perhatian bukan menjadi tolak ukur lagi untuk menerima kehadiran orang tersebut. Rasanya perlu banyak hal yang lebih dipertimbangkan.Malik berada dalam hati yang tak karuan, ia yakin bisa diterima tapi mendadak melihat ekspresi wajah Nilam setelah ia menyatakan maksudnya keyakinan itu meluntur. "Mas, untuk saat ini aku belum bisa. Maaf!" ujar Nilam hati-hati.Malik tanpa sadar menutup kotak perhiasan itu, tangannya mendadak lemas dan entahlah ada yang terasa sangat sakit dan patah di sana. Tapi Malik ta
Baca selengkapnya
Part 40
Dikepal tangannya, menahan emosi melihat pemandangan itu. Malik tak bisa memungkiri hatinya memanas melihat Nilam dan Zaki saling berpandangan sangat dekat. Selain Malik, ada sepasang mata lain yang melihat hal itu dan membuat dia mengigit bibirnya."Lain kali hati-hati," ucap Zaki membantu Nilam berdiri.Nilam yang untuk kesekian kalinya selalu terjatuh di dekat Zaki semakin membuat hatinya berdekup kencang, kali ini ia salah tingkah. "Maaf Mas, tadi buru-buru. Kok mas bisa di sini?" "Lho, kenapa? Sesil rekan bisnis saya, wajar rasanya sayang datang, iya kan?" Nilam terdiam, ia merasa bodoh dengan bertanya hal itu. Iyalah Zaki pasti datang, perusahaan tempat Sesil bekerja kan berkerjasama dengan resto milik Zaki. "Oh ya, ya sudah permisi mas." "Silahkan, oh ya jika bisa sehabis acara ini kita ngobrolin kerjasama kita."Nilam mengernyitkan dahi, ada tanya dalam hatinya, soal kerjasama itu bukan kah sudah sepakat hanya dibahas di hari kerja sedangkan sekarang weekend."Kenapa? Say
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status