Semua Bab MISTERI RINTIHAN DI RUANG KERJA SUAMIKU: Bab 41 - Bab 50
68 Bab
Part 41
"Aku bermaksud memintamu untuk menjadi pendampingku, mau kah kamu menjadi pendampingku. Kita bekerjasama membangun rumah tangga dalam ridhoNya?" Nilam tak dapat menahan bobot tubuhnya, lututnya mendadak lemas, dadanya berdebar kencang, ibu Nilam sigap menahan tubuh anaknya. Begitu pun Zaki respek berlutut di hadapan Nilam yang terduduk. Suasana hening, semua menunggu jawaban Nilam yang masih bungkam."Nak Zaki tanya banyak hal soal kamu dan dia juga cerita banyak soal dia sama ibu. Kemudia dia mempertemukan ayah dan ibu dengan orang tuanya. Jika kamu masih mau mempertimbangkannya, ibu dan ayah mendukungmu," bisik ibu. Nilam masih terdiam, ia tak percaya Zaki sebegitunya sementara dia tak tahu siapa Zaki. Kegagalan bersama Aksan menjadi pusat perhatian karena Nilam cuek dan tak mencari tahu lebih banyak soal Aksan, hingga ia baru tahu kalau Aksan menyimpan nama wanita lain di hatinya."Betul Nilam, jika hatimu masih belum yakin padaku, kamu boleh mempertimbangkannya. Di sini ada ked
Baca selengkapnya
Part 42
Pembawa acara pun memanggil nama Zaki dan keluarlah Zaki dengan menggenggam tangan Nilam, terbelalak mata Aksan melihat itu, Nilam melirik Aksan lalu kembali mengarahkan pandangannya ke depan. Zaki penuh percaya diri menggandeng Nilam, Aksan mengepalkan tangannya menahan emosinya melihat mantan istrinya berjalan dengan lelaki lain yang keadaannya jauh lebih baik dari dirinya. Senyum mengembang dari bibir Nilam adalah luka bagi hati Aksan yang melihatnya, inikah karma yang harus ia terima setelah hukuman yang ia hadapi? Rasanya terlalu sakit.Beberapa waktu sebelum kejadian itu terjadi, tiga hari setelah Zaki mengungkapkan perasaannya akhirnya dengan mantap Nilam menjawab iya dan meminta waktu untuk mengenal Zaki lebih banyak karena tak ingin memgalami peristiwa yang sama maka belajar dari hal itu kehati-hatian Nilam sangat ekstra dalam memilih pasangan hidup selanjutnya.Semasa masa perkenalan, banyak hal yang Nilam korek tentang Zaki dari kedua orang tuanya dan adiknya, tentu saja da
Baca selengkapnya
Part 43 (end)
Sial, kali ini Aksan tak bisa berlaku apapun dan menuruti kata-kata Nilam. Aksan memberi akses jalan pada Nilam dan ia pun mengikuti Nilam keluar, saat mereka keluar bareng Zaki tanpa sengaja melihat itu, ia memandang perih apalagi melihat hijab Nilam yang berantakan. Pikiran liarnya menari-nari, berusaha untuk tetap tenang. Zaki mencoba menghampiri mereka tapi terhenti ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Nilam."Kenapa hah? Sakit hati iya?" ucap Nilam mendongkangkan kepalanya di hadapan Aksan. Aksan mengepalkan tangannya menahan emosi yang sudah sejak tadi memenuhi kepalanya, melihat kemesraan dan kebahagiaan dari wajah Nilam membuat hatinya panas, Aksan menyesali itu bukan dia lelaki yang membuat senyum terpancar dari bibir merah Nilam. "Sengaja kamu melakukan ini iya?" gertak Aksan. "Kalau iya kenapa hah? Jangan pikir aku ini lemah, bertahun-tahun aku menunggu saat-saat seperti ini. Di mana kamu menyadari bahwa aku bisa jauh lebih baik dari siapapun. Kamu pikir aku ga
Baca selengkapnya
Season 2
MRDRKS_S2_GNKehidupan BaruWaktu bergulir dengan cepat, merambat tanpa jeda, menggulung setiap peristiwa mengganti dengan peristiwa baru. Aksan sudah melewati masa demi masa perjalanan kehidupannya, ia pernah terjebak pada sebuah perasaan yang keliru, menikahi Nilam hanya demi sebuah balas Budi meski perlahan cinta hadir dan Aksan sangat mencintai perempuan itu. Tapi masa lalu kembali mengulang kisah cintanya yang tak pernah sampai di masa SMA, kepergian adik kembarnya membuat dirinya lupa diri hingga memanfaatkan keadaan dengan menikahi istri sang adik yang depresi dan menganggap Aksan suaminya. Berbohong, merangkai cerita palsu. Tapi perlahan semua terbongkar, Nilam merasa sangat disakiti, dikhianati dengan sembunyi tanpa memperdulikan hatinya. Semua seakan menyakiti hati Nilam hingga dia memilih pergi dan menggugat cerai Arkan, pergi menikmati kehidupan sendiri. Arkan awalnya tak merasa begitu berat melepas Nilam, karena ada Namira dan Qonita yang bisa ia jadikan target cintany
Baca selengkapnya
Bagian 2
"Mas Aksan," lirih perempuan itu."Namira,' jawab Aksan Keduanya terdiam sejenak, hening tanpa suara, saling bertatapan tak percaya jika takdir mempertemukan mereka kembali. Segera Namira membetulkan sepeda motornya dan kembali pada posisi mengendarai, Aksan masih terdiam dan baru tersadar ketika Namira menyalakan mesin. "Tunggu," ucap Aksan menghalangi Namira pergi. "Aku gak punya banyak waktu, Mas. Tolong minggir," ucap Namira.Aksan pun menggeser tubuhnya, ia membiarkan Namira pergi tapi setelah beberapa menit, Aksan segera masuk ke dalam mobil dan mengikuti Namira.Sepanjang perjalanan, Aksan teringat pada sosok Namira yang dulu sempat membuat hatinya bergetar. Satu dari tiga perempuan yang diharapkannya bisa jadi salah satu istrinya, yang pada akhirnya Aksan harus menerima kekecewaan ketika ketiganya tak ada satu pun yang menjadi istrinya. Kilatan masa lalu terbayang dan menari-nari di pelupuk mata Aksan, menemani perjalanannya mengikuti Namira, matanya tetap fokus meski sese
Baca selengkapnya
Bagian 3
Mata nanar menatap pemandangan yang baginya tak biasa, Aksan sudah menjalin hubungan dengan Jelita satu tahun lamanya, tapi Aksan sangat menghargai dan menghormati Jelita tak pernah sedikit pun memperlakukan Jelita dari sekedar mengusap rambut atau mencium tangannya. Sedangkan pipi Jelita tak pernah dikecupnya, bagaimanapun Aksan lelaki dewasa, dia paham harus bersikap bagaimana pada perempuan. Tapi semua itu runtuh seketika saat melihat perempuan yang dia jaga bisa dengan mudah berpelukan dan dibanjiri kecupan dari seorang lelaki. Pantas dia ingin berhenti sejenak merapikan penampilannya sebelum bertemu Jelita, dia tak menyangka justru hal ini yang didapatinya. Jelita tengah mengobrol dengan seorang pria di pinggir jalan tepat di depan rumahnya, lalu mengakhiri obrolan mereka dengan pelukan dan kecupan di kening dan pipi. Terlihat jelas Jelita tampak bahagia dengan pertemuan itu. Aksan memegang kuat setir, menghempaskan tubuhnya di jok, amarahnya mulai bergejolak. Lalu menarik napa
Baca selengkapnya
Bagian 4
"Lalu kapan waktunya?"Aksan menatap Jelita penuh tanya, tatapan mereka bertemu. Aksan memindai wajah perempuan yang dicintai, yang berharap bisa menggantikan posisi mereka para perempuan yang pernah hadir di kehidupannya terutama Nilam. Jelita serba salah ditatap penuh arti oleh Aksan. "Ah, sayang kenapa harus bahas ini sih? Aku gak suka deh," ucapnya. Aksan menghela napas berat, Ibunya pernah mengingatkan dirinya untuk tak menjalin hubungan dengan Jelita yang jauh berbeda usianya. Harusnya Aksan mencari perempuan yang siap menikah dengannya, usianya kini sudah tak muda lagi jangan mencari yang sangat muda darinya. Tapi Aksan tak mengikuti ibunya, lagi dan lagi Aksan selalu merasa dirinya benar. Padahal apa yang terjadi dalam dirinya akibat dari tak menuruti ibunya, berbeda dengan Ikhsan kembarannya yang sudah tak ada sangat penurut pada orang tua mereka. "Sayang," ucap Jelita seraya menepuk bahu Aksan hingga Aksan terkejut. "Kok melamun sih, ya sudah kalau kamu gak mau beliin a
Baca selengkapnya
Bagian 5
"Lalu kapan waktunya?"Aksan menatap Jelita penuh tanya, tatapan mereka bertemu. Aksan memindai wajah perempuan yang dicintai, yang berharap bisa menggantikan posisi mereka para perempuan yang pernah hadir di kehidupannya terutama Nilam. Jelita serba salah ditatap penuh arti oleh Aksan. "Ah, sayang kenapa harus bahas ini sih? Aku gak suka deh," ucapnya. Aksan menghela napas berat, Ibunya pernah mengingatkan dirinya untuk tak menjalin hubungan dengan Jelita yang jauh berbeda usianya. Harusnya Aksan mencari perempuan yang siap menikah dengannya, usianya kini sudah tak muda lagi jangan mencari yang sangat muda darinya. Tapi Aksan tak mengikuti ibunya, lagi dan lagi Aksan selalu merasa dirinya benar. Padahal apa yang terjadi dalam dirinya akibat dari tak menuruti ibunya, berbeda dengan Ikhsan kembarannya yang sudah tak ada sangat penurut pada orang tua mereka. "Sayang," ucap Jelita seraya menepuk bahu Aksan hingga Aksan terkejut. "Kok melamun sih, ya sudah kalau kamu gak mau beliin a
Baca selengkapnya
Bagian 6
Sesampainya di rumah Aksan menjatuhkan bobot tubuhnya di kasur, hari ini terasa sangat berat. Dia seperti mulai jengah dengan hubungannya bersama Jelita, gadis itu kini mulai menunjukan sifat aslinya. Hari ini saat menjemput gadia pujaannya dia tengah dengan lelaki itu lalu setelah bersamaku seharian, ternyata lelaki itu ada lagi bahkan mirisnya lelak itu masuk ke dalam rumah digandeng mesra sedangkan tadi dia ingin mengantar sampai rumahnya justru malah tidak boleh. Sikap Jelita membuat Aksan semakin curiga, ada apa sebenarnya? Siapa lelaki itu? Sayang dia tak bisa melihat dengan jelas wajah lelaki itu. Ketukan pintu membuyarkan lamunannya, ia berteriak menyuruh sang pengetuk pintu yang tak lain pasti Mamanya itu untuk masuk. Tak lama kemudian pintu terbuka dan Mama sudah masuk dan berjalan menghampiri Aksan yang dengan segera merubah posisinya dari terlentang jadi duduk. "Ada apa?" tanya Mama.Seorang ibu tentu tak akan mudah dibohongi, ia akan tahu bagaimana kondisi hati anakny
Baca selengkapnya
Bagian 7
Pertemuannya dengan Namira kembali bersamaan dengan terbongkarnya sesuatu tentang Jelita. Tak pernah menyangka jika gadis itu mengkhianati Aksan, memang belum jelas dan Aksan masih mencari tahu kebenarannya tapi dua kali melihat tingkah Jelita pada lelaki itu tentu saja membuat Aksan paham bagaimana hubungan keduanya. Setelah bercerita pada Mama dan Mama meminta Aksan mencari Namira, bagaimanapun Namira adalah orang yang berjasa bagi Mama, mungkin Mama ingin bertemu dengan Namira bukan karena Aksan tapi karena memang Namira sangat berarti dalam hidup Mama. Aksan memerintahkan seseorang yang bisa dipercaya untuk mencari tahu tentang Namira, beruntung dia masih menyimpan photo delapan tahun yang lalu, mungkin wajah Namira sudah berubah tapi setidaknya bisa sedikit membantu. Pencarian Namira ia serahkan pada seseorang dan dia akan fokus menyelidiki tentang Jelita, gadis yang tak mau dinikahinya itu pasti punya lelaki lain di belakang Aksan. [Sayang, aku mau ke rumah ya nanti malam. M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status