Semua Bab Maaf, Aku Pantang CERAI!: Bab 101 - Bab 110
156 Bab
Tuduhan Mama Erlangga Pada Alea.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (101)"Perempuan sialan kau tak hanya menguasainya, tapi kau juga akan mengekangnya. Berniat mengikatnya seperti anjing di sisimu."Wanita itu terlihat murka, ketika mengingat anak lelakinya ternyata begitu patuh pada sang istri. Wanita itu bahkan tak membiarkan Erlangga jauh darinya dan anaknya yang bodoh mengira itu karena cinta."Memangnya mama punya urusan apa soal Erlangga? Aku rasa sudah cukup selama ini mana menguasainya seperti anjing. bahkan mama tak perduli betapa menderitanya dia saat itu, sekarang aku yang akan menguasainya dengan memberinya cinta dan kasih sayang. Tidak seperti yang mama lalukan selama ini."Alea benar-benar sudah bertekad untuk melindungi suaminya. Terserah jika harus melawan mama mertuanya, saat ini dia punya rencana menjaga Erlangga dan mengembalikan cinta sang mama pada pria malang itu."Kau memang tak tau diri. Setelah mengambil sertifikat apartemen dan uang yang aku beri, kau juga tak ingin melepaskan mangsamu. Sungguh Angga
Baca selengkapnya
Aku Tak Keberatan Kau Manfaatkan.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (102)"Sayang."Alea menyeka airmatanya saat mendengar suara Erlangga. Wanita itu melangkah menuju lemari untuk menyusun baju yang habis di setrika pembantunya, perlahan dia menarik napas saat merasa pelukan di perutnya. Juga merasakan deru napas sang suami di lehernya."Maaf," lirih suara Erlangga.Perlahan Alea memutar tubuhnya lalu menatap sang suami. Melihat wajah lelahnya timbul rasa iba di hatinya, tapi mengingat tatapan tak percaya suaminya tadi, membuat perasaan itu menguap begitu saja."Aku masih banyak pekerjaan, bisa menyingkir sebentar."Alea kembali melangkah menuju tempat tidur. Mengambil tumpukan baju yang tersusun rapi untuk di pindahkan ke lemari. Erlangga yang tau sang istri sedang kesal tetap berusaha membujuknya."Sayang, duduklah sebentar aku ingin bicara."Alea seolah tak perduli pada ucapannya membuat Erlangga mengangkat tubuh sang istri dan membawanya duduk di atas pangkuannya. Perlahan dia menatap mata sang istri yang menatapnya kesal.
Baca selengkapnya
Undangan.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (103)"Sayang, ini sungguh luar biasa."Alea terlihat bahagia, saat melihat ruangan yang sudah di renovasi. Dalam satu bulan sudah berubah menjadi seperti apartemen kecil, ruangan Erlangga juga tak perlu di sekat karena Aldian membuat pintu di sisi lain kamar tidur, jadi di kamar itu ada dua pintu. Satu menuju ke ruangan Alea satu lagi ke ruangan Erlangga.Alea benar-benar puas. Apalagi saat melihat kabinet dapur yang cukup bagus, wanita itu seperti merasa berada di rumah. Ruangan itu sudah terisi lengkap, ada sofa dan televisi juga. Alea tersenyum sembari melambaikan tangan pada Erlangga, karena ruangannya dan ruangan erlangga sekarang hanya terhalang dinding kaca. Tapi ada tirai sebagai pelindung."Bagaimana kau puas kan dengan kerja Aldian? Dia memang tau apa yang kita inginkan, mulai sekarang kita tak akan berjauhan lagi."Erlangga memeluk pinggang sang istri setelah dia mendatanginya. Melihat senyum Alea membuat hatinya tenang."Ini sempurna Yank. Kita han
Baca selengkapnya
Deja vu.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (104)"Ish ...kenapa jadi tak ada yang enak di pakai sih?"Alea terlihat sibuk dengan baju yang akan dia pakai malam ini, kalau bukan karena takut Erlangga terpincut keponakan Arifin. Dia tak akan mau ikut undangan."Perutku juga sudah terlihat buncit jadi tak enak di pandang. Pasti wanita itu akan mudah merebut suamiku."Mungkin karena hormon kehamilannya makanya Alea sedikit labil. Dia mulai mencurigai suaminya, walau dia tau betapa cintanya Erlangga mencintainya."Cinta saja tak cukup kuat, apalagi kalau pengoda itu itu cantik, seksi dan masih perawan."Lagi-lagi Alea berpikiran buruk, membuatnya pusing sediri, hingga tak menyadari sang suami menatapnya heran. Pria itu tak pernah melihat istrinya jadi seperti orang bingung."Ada apa lagi, Yank? Kok belum siap-siap. Acaranya jam 7 loh, kita tak mungkin datang terlambat."Alea mendengus kesal karena mendengar ucapan Erlangga. Dia jadi kesal karena suaminya jadi tak peka."Kita tak usah pergi aja ya? Tak ada ba
Baca selengkapnya
Rahasia Alea Dan Keluarga Dirga.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (105)"Erlangga Pratama. Selamat datang Nak, mari aku kenalkan pada keluargaku."Erlangga tersenyum melihat Arifin yang menyambutnya dengan hangat. Pria itu melirik pintu masuk berharap sang istri segera menemuinya, setelah selesai dari kamar mandi. Kebetulan Alea ingin buang air kecil makanya dia masuk duluan.Pesta itu dilakukan di halaman belakang, tepat di dekat kolam renang. Jadi Alea pergi ke kamar mandi di dalam rumah, yang di tunjukkan oleh pembantu rumah itu.Erlangga terlihat gelisah karena Alea tak kunjung datang. Dia ingin pergi melihat sang istri, tapi Arifin dan keluarganya terlihat begitu senang melihatnya datang. Mereka mengajak Erlangga keliling berkenalan dengan para tamu undangan, seolah dia bagian dari keluarga."Kakek, Mira sudah pulang. Selamat ulang tahun Kakek sayang."Gadis itu tersenyum lalu memeluk sang kakek. Kemudian mulai mendekati Erlangga yang berdiri di samping pamannya Arifin, Mira mengulurkan tangan ke arah Erlangga, namun ses
Baca selengkapnya
Serangan jantung.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (106)"Orang yang kalian perlakukan seperti sampah, tak pernah ingin kembali kemari, aku juga tak ingin meski hanya gambarnya!"Alea berteriak melengking membuat semua orang gemetar. Termasuk Erlangga, apalagi saat dia melihat Alea memegangi perutnya. "Sayang hentikan semua ini. Lihat di lukisan itu ada empat wanita memakai kalung yang serupa, jadi belum tentu itu milik ibumu."Erlangga mencoba membujuk Alea agar tuan Dirga tidak semakin marah. Namun dia tak menduga kalau Alea akan mengatakan sesuatu yang mengejutkan semua orang."Kalung itu cuma ada satu di dunia ini. Pewaris terakhirnya adalah Kianara, yang kemudian menyerahkannya padaku sebelum pergi menyusul suaminya meninggalkan dunia ini."Alea menatap wajah Erlangga yang terkejut, dia paham kalau Erlangga tak tau soal itu. Tak ada yang tau soal keluarganya termasuk Wisnu, mereka hanya tau dia di besarkan di panti asuhan."Kau memang wanita jahat. Terkutuk, demi menyakiti cucuku kau mencaritahu tentang k
Baca selengkapnya
Mencari Kebenaran Kedua Orang Tua Alea.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (107)"Tolong, lepaskan aku."Erlangga merintih merasakan sakit luar biasa. Namun dia tetap memohon, agar mimpi buruknya segera berakhir. Dia tak ingat apa-apa namun dia bisa merasakan seseorang memeluknya, sialnya, dia tau orang yang memeluknya seorang pria.Di bawah alam sadarnya Erlangga meronta agar pria itu melepaskan tubuhnya. Namun sayang pria itu semakin erat memeluknya, seolah takut terjadi sesuatu padanya."Lebih cepat lagi, dia sudah hampir tak sadarkan diri. Itu biasa bahaya bagi keselamatannya."Erlangga mendengar seorang pria berkata dengan nada keras. Dia hanya tak tau kenapa pria itu marah-marah, sedangkan dia tengah merasakan sakit di tubuhnya."Al, tolong aku."Erlangga menangis berharap wanita yang dia cintai datang untuk menolong. Namun dalam tidurnya dia tertawa karena ingat hari ini, pernikahan Alea wanita yang dia cintai."Alea? Siapa orang yang kau panggil namanya? Nama yang sama dengan putriku. Dia pasti cantik karena kau terus memanggi
Baca selengkapnya
Keinginan Dan Harapan Alea.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (108)"Sayang, ini sudah selesai aku periksa coba cek lagi."Alea menyerahkan berkas yang sudah dia periksa. Sekarang Alea membantu Erlangga untuk memeriksa setiap berkas yang di berikan Hani, setelah itu baru sang suami yang menandatangani berkas yang membutuhkan tandatangan."Ada yang mengajukan kerjasama lagi, Yank?"Alea bertanya karena melihat Erlangga begitu serius memeriksa tawaran kerjasama itu. Suaminya tak menjawab tapi menunjukkan berkas yang baru dia periksa, Alea tak mengambil berkas itu setelah melihat nama perusahaannya."Belum menyerah juga mereka mengajukan kerjasama? Kenapa tak langsung di tolak saja. Aku tak mau sering melihat mereka jika kerjasama ini kau terima."Alea mendesah kesal lalu memilih kembali ke ruangannya. Dia tak mau meninggalkan Aska terlalu lama, Erlangga juga menarik napas lalu mengejar istrinya."Aku juga tak enak terus menolak, tapi mereka tak menyerah menawarkan kerjasama dengan tawaran yang cukup bagus."Alea menatap sua
Baca selengkapnya
Permintaan Arifin.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (109)"Lea. Tunggu!"Alea terkejut mendengar seseorang memanggil nama kecilnya. Nama yang hanya Ayah dan ibunya yang memanggil dengan nama itu, wajahnya masam saat melihat siapa pria itu."Kau, ada apa kemari? Mau bertemu suamiku, apa ada penawaran baru lagi yang kalian bawa?"Alea menatap pria berseragam itu. Pria yang membuatnya tak tenang, karena ucapannya tentang kedua orangtuanya. Arifin, pria itu hanya tersenyum melihat wajah judes Alea."Ini pasti Aska, anak sulung mu. Bolehkah aku menggendongnya?"Arifin mengulurkan tangan ingin mengambil Aska dari pelukan Alea. Tapi wanita itu langsung menghindar dan meninggalkan Arifin."Masuk dan temui resepsionis. Beritahukan tujuanmu ke mari, aku rasa mas Erlangga sudah selesai rapat. Jadi dia bisa menemui tamunya."Alea kembali melangkah menuju lift. Dia tak ingin berlama-lama dengan orang yang sangat dia benci. Apalagi pria itu tak berniat sama sekali untuk menunjukkan, di mana orangtuanya kalau memang mereka mas
Baca selengkapnya
Kemarahan Alea Pada Erlangga.
Maaf, Aku Pantang Cerai! (110)"Aku hanya merasa iba, dia hanya meminta untuk melihat ayahnya. Pria itu sampai sekarang belum sadar juga, satu-satunya harapan adalah kau, Al."Alea tertawa mendengar ucapan Erlangga. Sudah dua hari sejak kedatangan Arifin ke kantor mereka, sejak itu pula sang suami tak berhenti membujuknya untuk menemui tuan Dirga."Akhirnya aku tau sebesar apapun cintamu padaku. Tak akan bisa mengalahkan cinta pertamamu, aku kira kau diam karena kau lupa, ternyata itu hanya untuk menutupi rahasia hatimu. Asmira Putri tidakkah kau ingat siapa gadis itu?"Brak ....Erlangga terkejut mendengar pintu di banting dengan sangat keras. Tangisan Aska menyadarkan dirinya, kalau Alea telah meninggalkan ruangannya. Wanita itu pergi sembari menenangkan anaknya yang tadi terkejut karena hempasan pintu."Tetap di tempatmu, jika tidak kau akan menyesal."Alea memasuki lift, tangannya terentang di depan Erlangga. Sebagai tanda penolakan ketika pria itu ingin ikut masuk dan mengikuti ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status