All Chapters of Ketegaran Cinta Seorang Istri: Chapter 71 - Chapter 80
148 Chapters
71. Jatuh Sakit
Hari terus berlalu dan bulan pun telah berganti, kini Cinta sudah tidak lagi bekerja di Sanjaya Furniture dan berpindah ke Mulia Abadi Mebel. Seperti yang sudah Cinta duga sebelumnya jika bekerja di Mulia Abadi Mebel tidak akan mudah. Tetapi demi sesuap nasi dan bisa tetap berada dalam satu kota dengan Aura, Cinta harus tetap bertahan menghadapi semua rintangan yang ada.Cinta sungguh tidak menduga jika masa training untuk dirinya yang melamar pekerjaan sebagai tenaga desain justru mendapat tugas menjaga sebuah stand pameran di sebuah mall. Sebenarnya bukanlah sebuah pekerjaan yang sulit, karena saat masih duduk di bangku kuliah, Cinta sudah bekerja paruh waktu di Sanjaya Furniture sebagai tenaga penjualan, tetapi Cinta harus pulang malam karena harus membuat laporan dan menunggu sampai jam operasional mall berakhir.Bukan hanya laporan tentang hasil penjualan yang harus Cinta buat, tetapi sebagai tenaga desain Cinta ditugaskan untuk mengetahui selera para calon pembeli. Cinta diminta
Read more
72. Keras Kepala
Tegar yang baru saja menbuka matanya terkejut saat melihat Cinta sudah berpakaian rapi dan siap berangkat kerja. Tegar bergegas bangun dan menghampiri Cinta, ditatapnya wajak pucat Cinta meskipun sudah dipoles dengan make up.“Kau mau kerja?” tanya Tegar dengan suara yang terdengar tegas dan menyiratkan sebuah amarah yang terpendam.Semalam Tegar hampir tidak tidur karena menjaga Cinta yang demam, beberapa kali dia harus merebus air untuk mengompres istrinya yang sedang demam. Setealah dirasa suhu tubuh Cinta sudah mulai turun dan tidak menggigil lagi, Tegar baru bisa istirahat dengan tenang.“Aku harus kerja.” Cinta menjawab pertanyaan sang suami sambil menata beberapa barang yang harus dia bawa ke stand pameran.“Ijin saja dulu, kesehatanmu belum pulih, kau masih butuh istirahat.”“Aku tidak mungkin ijin, saat ini aku masih masa training, jadi harus menunjukkan kinerja yang baik biar nggak dipecat. Lagi pula jika aku tidak kerja kita akan makan apa?”Kata demi kata yang baru saja te
Read more
73. Sebuah Pertemuan
Cinta memuntahkan semua isi perutnya di toilet yang mall, tubuhnya terasa semakin lemah. Cinta mengistirahatkan tubuhnya sejenak dengan duduk di toilet sambil memijit kepalanya. Setelah merasakan tubuhnya sudah lebih baik, Cinta bergegas keluar karena dirinya sadar sudah terlalu lama meninggalkan stand pameran.Cinta melangkahkan kaki kembali ke stand pameran yang dia jaga. Suasana hati Cinta semakin memburuk saat dia melihat Lisa yang sedang berdiri di dekat stand pameran dengan terus menggerakkan kepalanya seperti sedang mencari seseorang. Ya, sudah pasti orang yang saat ini sedang dicari oleh Lisa adalah dirinya.Sebenarnya Cinta sudah merasa tidak kuat untuk melangkah tetapi dia harus segera sampai di stand. Cinta berusaha menguatkan hatinya karena dia sangat yakin jika Lisa akan memberondong dirinya dengan berbagai kata-kata yang mungkin akan membuat panas telinga dan hatinya.“Selamat siang, Bu Lisa!” sapa Cinta dengan santun kepada perempuan yang berdiri membelakangi dirinya.“
Read more
74. Mual dan Muntah Lagi
“Tolong matikan AC-nya, Pak! Istri saya sedang demam,” ucap Tegar kepada pengemudi taksi online.“Baik, Pak!” jawab sang pengemudiDari kaca tengah pengemudi itu memperhatikan Tegar yang sedang membantu Cinta untuk memakai jaketnya. Seulas senyum bahagia terukir di bibir pria paruh baya itu kala menyaksikan betapa perhatian dan sayangnya Tegar kepada Cinta. Sebuah pemandangan yang sangat menyejukkan hatinya.Beruntung perjalanan kali lancar tanpa adanya hambatan macet seperti biasanya, sehingga Cinta dan Tegar bisa tiba di rumah lebih cepat. Dan kini Cinta sudah kembali terbaring di atas tempat tidurnya. Dengan lembut dan penuh perhatian Tegar merawat Cinta yang sedang sakit. Saat merapikan selimut, seolah mencuri kesempatan Tegar mengusap lembut perut Cinta yang masih rata, ada rasa miris saat dirinya menduga janin tak berdosa di rahim Cinta tidak tumbuh sebagaimana mestinya.“Terima kasih,” ucap Cinta sambil meraih tangan sang suami yang masih berada di atas perutnya. “Maaf! Aku jad
Read more
75. Tidak Hamil
Tidak ingin mengambil resiko yang bisa membahayakan Cinta, Tegar langsung membawa istri sirinya itu ke klinik yang terdekat. Dengan perasaan waswas Tegar menunggu Cinta yang sedang menjalani pemeriksaan. Pria berkulit sawo matang itu mengetuk-ngetukkan jemarinya ke meja, menunjukkan jika saat ini sedang dikuasai rasa cemas yang berlebih.Berulang kali pandangan Tegar tertuju ke tempat yang tertutup rapat oleh korden. Kembali mengingat Tuhan yang sudah lama dia lupakan, berdoa dan berharap jika Cinta dan janinnya dalam keadaan yang baik-baik saja.Tegar menghembuskan napas secara kasar, rasa lega menjalar ke seluruh tubuhnya, kala pemeriksaan terlah usai dan kini Cinta dengan wajah pucatnya sudah duduk di sampingnya.Tidak berapa lama seorang wanita paruh baya yang baru saja memeriksa Cinta pun duduk di hadapan pasangan suami istri itu. Seulas senyum yang terukir indah di bibirnya seolah memberikan kode jika apa yang menimpa Cinta bukanlah suatu hal terlalu serius.“Sepertinya Mbak Cin
Read more
76. Tidur Seranjang
Dikompres sudah, minum obat juga sudah, tetapi sampai malam hari suhu tubuh Cinta belum turun juga. Bukan hanya menggigil, Cinta pun mengigau memanggil kedua orang tuanya. Tegar terlihat semakin panik karena apa pun yang dia lakukan tampaknya tidak memberi efek yang berarti kepada Cinta.Entah dapat ide dari mana, Tegar menyusup ke dalam selimut dan memeluk tubuh Cinta mencoba untuk memberikan kehangatan agar tidak menggigil lagi. Jemari Tegar merapikan rambut Cinta yang lepek, lalu dengan lembut diciumnya kening sang istri.“Bapak!”Dengan mata yang masih terpecam Cinta memanggil sang ayah yang sudah tiada. Seperti sedang mencari posisi yang nyaman, Cinta menggerakkan tubuhnya dan kini dia membalas pelukan Tegar dengan posisi kepala tepat mencium dada Tegar. Tidak seperti sebelumnya, kini Cinta sudah terlihat lebih tenang.Tegar baru menyadari jika dirinya sedang tidak mengenakan pakaian atasan kala bibir Cinta menyentuh dadanya. Sentuhan lembut yang menimbulkan gelenyar tidak biasa
Read more
77. Ciuman Pertama
Untuk saat ini, tidak mungkin Cinta akan memberikan jawaban yang jujur mengenai alasannya menikahi Tegar, karena dia tahu, hubungan Aura dan Damar belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Sudah tentu Cinta tidak ingin pengorbanannya menjadi sia-sia, sampai saat ini kebahagiaan Aura tetaplah menjadi prioritas bagi Cinta.“Aku akan menunggu kejujuran darimu. Karena aku rasa kejujuranmu akan menjadi awal yang baik untuk rumah tangga kita,” ucap Tegar dibarengi dengan mendekatkan kepalanya ke arah Cinta.Cinta menjadi salah tingkah dan gugup saat wajah Tegar semakin mendekat, hingga Cinta menjatuhkan dirinya saat bibir Tegar mulai menyentuh bibirnya. Terlihat kekecewaan di wajah Tegar dan dia pun hanya bisa menelan ludah menahan hasratnya yang sedang bergejolak.“Maaf, aku masih pusing,” ucap Cinta yang sedang duduk berjongkok sambil menyilangkan tangan di perutnya.Tegar memandang Cinta dengan perasaan tidak percaya, lalu pria berkulit sawo matang itu turut berjongkok untuk mensejaj
Read more
78. Semakin Dekat
Sejak mengetahui jika Cinta tidak sedang mengandung anak Damar, Tegar merasa dorongan untuk menuntut haknya sebagai seorang suami terasa semakin menggebu. Apalagi sekarang, saat Cinta sudah sembuh dari sakitnya. Tubuh yang terlihat segar bugar dan wajah cerah merona, membuat Tegar ingin segera menerkamnya menjadi santapan buka puasa.“Kenapa?” tanya Cinta yang terlihat salah tingkah saat menyadari jika sedari tadi Tegar terus memperhatikan.Cinta menguyah dengan perlahan makanan hasil masakan Tegar, kini lidahnya sudah terbiasa dengan masakan-masakan sederhana dari sang suami, dan tidak bisa dipungkiri jika masakan Tegar ternyata lebih nikmat dari masakan sang ibu yang lebih sering terasa hambar karena memang minim penggunaan garamnya.“Kau akan mulai kerja hari ini?” tanya Tegar dengan tatapan mata yang tidak beralih dari wajah Cinta yang sudah tidak pucat lagi.“Ya, aku masih trainee tapi sudah banyak ijinnya, takut kalau dipecat.”Tegar mengulurkan tangannya untuk menyentuh punggun
Read more
79. Jawaban Sebuah Pertanyaan
“Kudengar Cinta sakit, bahkan sampai seminggu tidak masuk kerja, apa dia sedang hamil?” tanya Adnan dengan nada datar.Untuk orang yang selama ini terlihat sangat tidak menyukai Cinta, tetapi Adnan justru terkesan sangat perhatian dan selalu ingin tahu segala hal yang menyangkut Cinta.“Tidak,” jawab singkat Tegar dengan jujur apa adanya.“Saya harap kau bisa menahan diri, jangan sampai membuatnya hamil! Karena sampai saat ini aku masih tidak percaya dengan perempuan itu.”“Apa yang Pak Adnan tahu tentang Cinta?” tanya Tegar yang sangat ingin tahu lebih banyak tentang masa lalu wanita yang telah dia nikahi. “Banyak, terutama kelicikan dan tipu muslihatnya, bahkan aku rasa pernikahan kalian itu juga karena tipu muslihatnya.”Tegar menganggap apa yang diucapkan oleh Adnan ada benarnya, kini memori Tegar kembali pada saat Cinta yang bersimpuh di kakinya memohon sambil menangis agar dia nikahi. Satu hal yang Tegar sadari, sejak awal dia sudah salah mendu
Read more
80. Kebenaran yang Terungkap
“Aku yakin sebenarnya Pak Tegar itu cemburu pada Pak Damar, makanya dia menyuruhmu untuk resign dari Sanjaya.”Cinta hanya mendengus kasar kala mendengar pernyataan dari Bella. Ingin rasa hati Cinta berbagi cerita seperti saat mereka masih remaja dulu, tetapi Cinta merasa malu untuk membuka aib keluarganya.“Aku yakin kalau Pak Tegar itu sangat mencintaimu. Tapi yang jadi pertanyaan, mengapa sampai saat ini Pak Tegar masih belum mau bekerja?” tanya Bella dengan menatap mata Cinta yang terlihat mulai berkaca-kaca. “Sejak kepergian ayahmu, kamu sudah menjadi tulang punggung keluarga, setelah menikah justru punya suami yang nggak mau kerja, terus kalau kamu hamil dan melahirkan, siapa yang akan mencari nafkah buat kalian?”“Ini konsekuensi yang harus aku terima, Bell!” ucap Cinta sambil menyeka air mata yang sudah tidak terbendung lagi.“Apa maksudmu? Cerita Ta, jangan kau simpan sendiri bebanmu! Mungkin aku memang nggak akan bisa memberi jalan keluar, tapi dengan berbagi cerita setidak
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status