All Chapters of Ketegaran Cinta Seorang Istri: Chapter 51 - Chapter 60
148 Chapters
51. Awal Sempurna Rencana Cinta
Anak polah bapa kepradah, sebuah peribahasa yang berbahasa Jawa tiba-tiba terlintas dalam benak Tegar. Peribahasa yang menyiratkan sebuah makna apa pun yang dilakukan oleh seorang anak sudah tentu orang tua akan terkena imbasnya. Seperti apa yang menimpa Utari saat ini, karena ulah kedua putrinya membuat kesehatan Utari menjadi menurun.Berulang kali Tegar mendengus kasar, bahkan bisa dibilang konsentrasinya dalam mengemudi cukup terganggu, kala membayangkan dirinya kelak jika sudah menjadi seorang ayah. Mampukah dirinya menjadi ayah yang baik untuk anak-anaknya? Mampukah dirinya mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik dan berbakti? Itulah pertanyaan yang tiba-tiba berseliweran mengganggu pikirannya.Cantik, cerdas, pintar, itulah penilaian Tegar terhadap Cinta. Bagi Tegar adalah sesuatu yang tidak mengherankan jika Damar begitu tergila-gila dengan karyawannya yang jago desain itu. Tetapi karena sebuah kesalahan, kini gadis itu seolah-olah sedang diobral atau mungkin diberikan se
Read more
52. Mahar untuk Cinta
“Yang sabar ya, Ta!”Kalimat yang terlontar dari mulut Ibu Bella menyambut kedatangan Cinta. Ibu Bella langsung meraih tubuh Cinta dan membimbingnya memasuki rumah.De javu, Cinta merasa pernah mengalami peristiwa seperti ini sebelumnya, saat sang ayah harus kembali ke rumah dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Lemas seluruh tubuh Cinta saat melihat di rumahnya sudah dipenuhi oleh para tetangga dengan tatapan yang menyiratkan kesedihan. Cinta menggelengkan kepalanya, tidak percaya saat melihat ada tubuh yang sudah terbujur kaku di ruang tamu.“Ibu!” Dengan air mata yang jatuh berderaian Cinta menghambur ke jasad sang ibu. “Mengapa ibu tinggalkan Cinta sendiri? Mengapa ibu tidak ajak Cinta juga?”“Tidak boleh begitu, Ta!” ucap ibu Bella dengan lembut. “Ibumu sudah tidak sakit lagi Ta! Ikhlaskan ibumu, agar dia mendapat tempat terbaik di sana! Ibumu tidak butuh tangismu, tapi butuh doamu.” Ibu Bella merengkuh tubuh Cinta ke dalam pelukannya, diberikannya belaian lembut di punggung, berha
Read more
53. Nikah Mayat
Tak ada lagi air mata yang menetes dari kedua mata Cinta. Sejak kedatangan Cinta, Ibu Bella setia menemani, mendampingi Cinta menghadapi musibah ini. Saat beberapa pria mendekat ke arahnya, Cinta menduga sudah tiba saatnya melepas sang ibu, tetapi ternyata beberapa di antaranya menata meja di dekat jenazah Utari. Cinta pun mengabaikannya, dia sudah menyerahkan segala urusan yang berhubungan dengan pemakaman sang ibu kepada para tetangga yang sangat peduli kepadanya.Setelah meja sudah terlihat rapi, Ayah Bella berjalan mengiringi seorang ustaz, lalu keduanya duduk secara lesehan di dekat meja yang sudah di siapkan. Tidak berapa lama kemudian, Ayah Bella memanggil Tegar untuk mendekat, lalu Tegar dipersilahkan duduk dengan posisi tepat di hadapan sang ustaz.Ustaz tersebut menyodorkan selembar kertas yang berisi beberapa baris kalimat yang harus dihafalkan oleh Tegar.“Mungkin bisa dibaca berulang-ulang biar cepat hafal!”Bukan hal yang sulit bagi Tegar untuk menghafal kalimat yang ter
Read more
54. Rasa Aman dan Nyaman
Tegar berdiri menatap pusara ibu mertuanya, ingatannya kembali pada saat pertemuannya dengan Utari di pabrik. Ada banyak pesan-pesan tersirat dari Utari yang kini baru di sadari oleh Tegar jika itu adalah sebuah firasat. Sebagai seorang ibu, Utari ingin memastikan akan ada sosok yang menemani Cinta setelah kematiannya, itulah alasan Tegar bersedia untuk menikahi Cinta hari ini.“Ayo pulang!” ajak Adnan yang terlihat tidak nyaman berlama-lama di area pemakaman.“Kalau Aura sudah sehat, kita ziarah bareng ke makam ibu,” ucap Tegar kepada Tegar yang berdiri di hadapannya.“Ya,” jawab singkat Damar. “Sekarang kita pulang dulu, kasihan Cinta sendirian di rumah,” sambung Damar.Suatu yang sungguh tidak Tegar duga sama sekali, jika Utari akan pergi secepat ini. Tadi pagi Tegar masih berbincang dengan Utari, bahkan dokter di klinik yang memeriksanya menyatakan jika Utari dalam keadaan yang baik, hanya tekanan darahnya saja yang terlalu tinggi. Setelah minum obat yang diberikan oleh dokter, Ut
Read more
55. Bom Waktu
Meskipun sudah ada pembicaraan tentang pernikahan sebelumnya, tetapi karena pernikahan yang terjadi secara mendadak dan tidak didasari oleh rasa cinta, membuat hubungan antara Cinta dan Tegar penuh dengan kecanggungan. Jika di tempat kerja mereka terbiasa berbicara secara profesional, ternyata berbeda saat Cinta dan Tegar berdua di rumah. Keduanya tampak saling menunggu siapa yang akan memulai pembicaraan.“Besok kita sudah mulai kerja, hari ini kita ziarah ke makam ibu, nanti Damar dan Aura akan menjemput kita,” ucap Tegar memecah kesunyian.Cinta yang sedang mempersiapkan makan pagi untuk mereka berdua, terdiam sejenak. Setelah menghela napas dalam-dalam, Cinta menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika dia menyetujui apa yang diucapkan oleh lelaki yang kini telah menjadi suaminya itu.Cinta mengangsurkan bubur ayam yang baru saja dia beli dari taman. Setelah beberapa hari menjalani hidup bersama dengan Cinta, Tegar baru menyadari jika wanita yang telah dia nikahi tersebut ternyata
Read more
56. Panggilan dari Hesti
Sebagai seorang sahabat Janmo menyempatkan diri untuk menemui Tegar yang saat ini tinggal di rumah Cinta. Niat utama untuk menyampaikan rasa bela sungkawa atas meninggalnya Utari yang merupaka mertua Tegar, selain itu juga untuk mengucapkan selamat atas pernikahan Tegar dengan Cinta. Kini dua pria yang sudah bersahabat sejak itu duduk di ruang tamu dengan suguhan dua gelas kopi hitam dan camilan ala kadarnya.Meskipun sudah pernah bertemu dengan Janmo sebelumnya, tetapi Cinta yang merasa tidak terlalu akrab dengan Janmo memilih menghabiskan waktu di kamarnya setelah menyuguhkan makanan dan minuman. Kini Cinta melanjutkan pekerjaannya menggambar desain warung milik Bella untuk mengisi waktu membuang rasa jenuh.Sedangkan di ruang tamu terdengar perbincangan seru antara Tegar dan Janmo. Perbincangan khas pria dengan topik yang tak tentu dan random, yang akan berganti secara tiba-taba sesuai dengan mood Tegar dan Janmo.“Apa kedatanganku mengganggu kalian?” tanya Janmo sesaat setelah m
Read more
57. Pemecatan Tegar
“Saya hanya ingin menegakkan peraturan yang ada di Perusahaan ini, tidak ada maksud lain,” ucap Hesti dengan tenang dan terlihat sangat aroganSuasana ruang rapat yang sudah tegang saat hari masih pagi, dan para karyawan baru saja memulai aktifitasnya. Sangat terasa merusak mood bekerja hari ini, tetapi tampaknya Hesti tidak mempedulikan hal tersebut, karena yang paling penting bagi Hesti adalah bagaimana caranya bisa menyingkirkan Tegar dari Sanjaya Furniture secepatnya.“Untuk saat ini kita tidak bisa mengambil tidakan itu, Ma. Kontribusi Tegar dan Cinta masih sangat dibutuhkan Sanjaya saat ini. Banyak desain Cinta yang sangat laku di pasaran, bahkan Mulia Abadi selalu mengambil desain Cinta untuk proyek bersama kita, sedangkan pengelolaan pabrik sudah mulai membaik setelah kedatangan Tegar. Saya harap mama bisa memahami situasi tersebut.”Damar berusaha meyakinkan Hesti atas keputusan yang baru saja diambilnya. Di Sanjaya Furniture, selama ini memang tidak dijinkan jika pasangan s
Read more
Membakar Hati Hesti
Tidak butuh waktu yang lama, kini Hesti sudah mendapatkan surat yang dia inginkan, surat pengunduran diri Tegar dari Sanjaya Furniture. Hesti langsung meraih surat tersebut setelah Tegar meletakkannya di atas meja. Hesti berlagak seperti sedang membaca dengan Saksama, surat yang sebenarnya sudah dia ketahui inti sari isinya. Di sela-sela membaca, sesekali Hesti menatap ke arah Tegar dengan tatapan yang merendahkan seolah-olah telah memenangkan keadaan.“Saya bukan perempuan yang kejam, maka saya tetap memberikan kompensasi atas kerelaanmu mengundurkan diri dari Sanjaya,” ucap Hesti sambil menyodorkan sebuah amplop coklat kecil yang cukup tebal.Tegar terdiam menatap amplop coklat di hadapannya. Seolah sedang terjadi adu pendapat yang sengit di dalam hatinya saat ini, tidak bisa dipungkiri jika sudut hati Tegar merasa terhina oleh pemberian Hesti, ada rasa jika istri sah dari ayahnya itu telah mempermainkan nasibnya dengan uang yang dia miliki. Tetapi sudut hati yang lain seolah memint
Read more
59. Sebuah Penolakan
“Sejak kapan dia di sini?” tanya Lisa memburu, debaran jantungnya terasa bertalu-talu kala mendengar nama Tegar“Dia berada di Sanjaya, Damar meminta Tegar untuk membantunya mengurus perusahaan yang diwariskan oleh Dharma.”“Bisakah kau membantuku untuk bertemu dengannya?” tanya Lisa dengan mata yang berkaca-kaca. Dengan wajah yang menggambarkan kerinduan yang mendalam.“Saya akan mencoba untuk berbicara dengannya terlebih dahulu. Jangan terburu-buru, aku takut kalau ternyata dia masih marah padamu, dan justru akan menolak kehadiranmu.”Lisa hanya menganggukkan kepalanya sambil menyeka air mata yang sudah tidak tertahan lagi.“Saya harap kamu bisa lebih bersabar lagi, karena ….” Adnan menggantung kalimatnya, pria yang berprofesi sebagai pengacara itu terlihat sedang berpikir untuk mencari kalimat yang mudah dipahami oleh Lisa. “Ini semua demi Tegar, karena sepertinya pernikahan yang dia jalani saat ini adalah sebuah jebakan,” sambung Adnan sambil menyentuh punggung tangan Lisa.“Apa m
Read more
60. Cinta yang Ingkar
“Sekarang Tegar kerja apa, Ta?” tanya Damar menunjukkan kepeduliannya, entah kepada Cinta atau kepada Tegar.Dengan sengaja, setelah rapat selesai Damar justru menahan Cinta agar tetap tinggal sejenak di ruang rapat untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap penting oleh Damar.“Belum, Pak!” jawab Cinta dengan senyum ramah.Niat hati hanya ingin bersikap sesantun mungkin di hadapan atasan, tetapi Cinta tidak menyadari jika sikapnya tersebut ternyata kembali menimbulkan debaran rasa di hati Damar yang sampai saat ini masih tetap mencintai mantan kekasihnya tersebut.“Maafkan saya, karena saya tidak bisa membela Tegar di hadapan mama.” Gaya bahasa Cinta yang selalu berusaha formal kepada Damar, akhirnya membuat Damar pun melakukan hal yang sama, dan itu terasa membuat jarak pemisah antara Cinta dan Damar.“Tidak apa-apa, karena memang peraturannya seperti itu,” balas Cinta yang berusaha menerima dan memahami peraturan yang memang sudah ada jauh sebelum dirinya bekerja di Sanjaya Furn
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status