All Chapters of Aku Butuh Uangmu Bukan Tampangmu, Mas!: Chapter 11 - Chapter 13
13 Chapters
Cincin Permintaan Maaf
Jujur saja, semakin mengenal Rahman Ayu semakin jatuh cinta kepadanya. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, dua Minggu lagi keduanya akan menikah di rumah orang tua Ayu. Meski ibunya dulu menentang, tetapi sekarang tidak lagi. Terlebih saat tahu jika Rahman memperlakukan anaknya dengan sangat baik.Mempunyai masa lalu yang kelam, Ayu kerap kali dihina oleh para tetangga. Bahkan ibunya sempat mengusir dari rumah. Namun, semuanya telah berubah sekarang. Dia akan membungkam mulut para tetangga itu saat menikah nanti."Eh, aku nggak suka cincin yang kecil gini, Mas. Tadi kan aku sudah pesan yang sesuai seleraku dan sudah ditambah tiga cincin emas. Itu aja sudah cukup, kok, Mas," tolak Ayu pura-pura merasa tidak enak, padahal aslinya dia tidak ingin membeli cincin itu. Beratnya hanya satu gram dan modelnya sudah ketinggalan jaman. Sangat jauh berbeda dengan cincin-cincin yang dipilihnya tadi.Rahman tersenyum simpul. "Ini buat Alisa, Sayang. Biar dia senang dan nggak curiga sama aku. Lag
Read more
Berpenampilan Pantas
"kamu lagi ngomongin apa, Mas? Kok bicara sendiri," tegur Ayu yang rupanya memperhatikan gelagat Rahman dari jauh.Pria itu tampak gugup, tidak ingin dicap sebagai orang gila karena berbicara sendiri. "Eh, ehm ... anu ... itu. Kata Ibu aku ganteng."Sebenarnya Rahman merasa cukup malu karena memuji diri sendiri. Padahal biasanya dia selalu percaya diri dan selalu narsis. Namun, entah kenapa kali ini berbeda, rasanya sedikit memalukan.Ayu sontak tergelak. Bukan karena apa yang dikatakan Rahman lucu, melainkan ekspresinya yang tampak konyol. Membuat Rahman makin kikuk dan salah tingkah saja.****Alisa segera menjawab ponselnya yang berdering dengan tergesa-gesa tanpa melihat siapa yang menelepon. Pasalnya Arka baru saja tertidur dan dia tidak ingin jagoannya itu terbangun. Bisa rewel nanti."Ha–""Nanti malam kamu ke sini sama anakmu, ya. Ada acara kumpul keluarga, kita makan malam bareng. Ingat! Pakai baju yang bagus, jangan yang lusuh. Berpenampilan yang pantas. Aku enggak mau anakk
Read more
Bertemu
"Mau ke mana kamu, Lis?" tanya Bu Hikmah–tetangga depan rumahnya–sambil mengeluarkan sepeda motor dari teras.Alisa tersenyum dan menjawab, "mau ke rumah Bu Mirna, Bu. Kebetulan tadi diajakin makan di sana.""Wah, akhirnya mertuamu itu dapat hidayah, ya. Syukur deh kalau begitu." Bu Hikmah tampak ikut senang.Sebagai sesama wanita, tentu dia bisa merasakan rasa sedih dan kecewa yang dirasakan Alisa karena diabaikan oleh keluarga suaminya. Terlebih rumahnya berada tepat di depan rumah Alisa, membuatnya mau tidak mau mendengar semua makian dan hinaan yang diterima oleh ibu muda itu."Kalau begitu saya pamit dulu, ya, Bu. Takut telat sampainya.""Eh, bareng aja, Lis. Kebetulan aku juga mau keluar, kok. Udah, enggak usah nolak. Daripada kamu jalan sambil ngarep ketemu Rahman di jalan." Meski terkejut karena Bu Hikmah tahu apa yang dipikirkannya, Alisa tetap menerima tawaran tersebut.Bu Hikmah pun melajukan kendaraannya menuju ke rumah Bu Marni dengan kecepatan sedang. "Kamu ingat kan ap
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status