Lahat ng Kabanata ng Terjebak Cinta CEO Duda: Kabanata 21 - Kabanata 30
125 Kabanata
Bab 13 Frustasi
Bab 13Di sebuah gasebo, Satria sudah menunggu kedatangan Swari yang punya janji ketemu jam 10. Satria sudah datang lebih dulu karena selesai lebih awal bimbingannya dengan dosen. Masih 15 menit menuju jam 10, dia melewati waktu menunggu dengan browsing materi di internet.Dari kejauhan tampak mahasiswi berjalan mendekatinya."Mas Satria sedang apa?" sapanya dengan lembut namun tingkahnya mencurigakan bagi Satria.Hana biasanya gadis agresif yang mengejar-ngejar dirinya."Lagi duduk aja, kamu nggak lihat atau gimana?" ucapnya ketus membuat Hana hanya ber oh ria."Tumben kalem, ada udang di balik batu pasti nih?" tanya Satria heran."Boleh tolongin aku nggak kak?" "Apa? Boleh aja asal nggak aneh-aneh."Hana mendekat membisikkan niatnya pada Satria. Sementara Satria kaget terperanjat dengan permintaan adik tingkatnya itu. Hana mengharapkan pertolongan Satria dan berjanji melakukan apa yang dimintanya."Kamu serius ingin aku berakting di depan cowok itu?" ucap Satria sambil menunjuk se
Magbasa pa
Bab 14 Gugup
Bab 14Di ruangan CEO perusahaan tekstil, Raditya Hangga memberitahu sekretarisnya Kartika melalui interkom untuk menyiapkan acara syukuran pembukaan cabang di wilayah Surakarta.Acara diselenggarakan di rumahnya dengan mengundang para kepala divisi dan karyawan non produksi. Untuk acara seluruh karyawan diagendakan lain waktu bersamaan dengan family gathering.Hangga memanggil Kartika ke ruangnya untuk diajak diskusi persiapan acara syukuran minggu depan."Tika, tolong kamu handle acaranya ya!""Baik, Pak. Ini beneran mau dilaksanakan di rumah Pak Hangga?" tanya Kartika serius, tidak biasanya bosnya mengadakan acara di rumah."Iya, masih muat kok halaman rumah saya," canda Hangga membuat sekretarisnya mengulum senyum.Hangga sengaja mengadakan syukuran di rumah sekalian ingin mengenalkan Swari pada karyawannya. Tok.tok.Hangga dan sekretarisnya menoleh ke arah pintu menampakkan sosok cantik yang biasa menyambangi waktu makan siang Hangga. Dia tak lain adalah Dena. Kedatangannya tida
Magbasa pa
Bab 15A Kemarahan Ayah
Bab 15A"Om Hangga..."Hangga yang terdiam justru mengeratkan pelukannya."Om..."Swari mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Hangga yang tak berkedip.Ternyata Hangga terpaku dibuatnya sampai lamunannya melanglang buana."Om melamun?"'Astaga, kenapa pikiranku buruk sekali. Astaghfirullah, kalau begini caranya aku harus segera menghalalkanmu saja, Ri,' guman Hangga yang langsung memalingkan wajahnya. "Ayo, segera keluar dari sini sebelum ada yang ketiga!""Isshh, sudah tahu bahaya mengintai malah nungguin aku di kamar. Dasar laki-laki dewasa pikirannya pasti m*s*m," ucap Swari lirih namun masih di dengar Hangga."Apa kamu bilang?""Ah, tidak-tidak. Bukan apa-apa, Om."Hangga, Arka dan Swari sudah berada di ruang keluarga. Mereka bersantai ditemani jahe hangat dan pisang goreng yang dihidangkan Bi Marni.Hangga menceritakan rencananya mengadakan syukuran pembukaan cabang di Surakarta. Swari kaget tak menyangka kalau dirinya juga akan diundang ke acara itu, bahkan Hangga ingin
Magbasa pa
Bab 15B Kemarahan Ayah
Bab 15B"Assalamu'alaikum. Ada apa,Yah?""Wa'alaikumsalam. Kamu nggak berubah, Ri. Nggak nanya kabar ayah justru langsung tanya maksud menelponmu."Swari hanya memutar bola matanya jengah meski ayahnya tidak bisa melihatnya."Nggak usah ditanyakan pastinya ayah sibuk kerja karena jadi kepala divisi,huh.""Haha, anak pintar.""Nggak usah memuji, pasti ada maunya.""Minggu depan, kamu diminta ibumu ke Solo. Ada acara penting untukmu.""Acara apa?" jawab Swari dengan nada datar."Ya mungkin perjodohan kali. Ibu kan keturunan darah biru.""Apa, ibu nggak bilang-bilang sama aku kok.""Lha ini ayah yang bilang. Pokoknya minggu depan kamu ke Solo. Jangan buat ayah dan ibu marah sama kamu.""Ckkkckk."Swari membanting ponselnya ke samping. Ayah dan ibunya sudah membuatnya frustasi kali ini. Bagaimana bisa mau mejodohkan tanpa bilang apa-apa.'Eh tunggu sebentar, bisa jadi bukan masalah perjodohan.' Swari masih menghibur diri sendiri dengan berprasangka yang baik pada ibunya.Dia belum bisa b
Magbasa pa
Bab 16 Menegangkan
Bab 16"Maaf, Pak. Swari ini calon istri saya," ucap Hangga dengan sopan.Pak Dahlan tercengang tak percaya, otaknya seperti mendidih mendengar ucapan Hangga. Meskipun laki-laki di depannya adalah bos tempat kerjanya tapi masalah Swari adalah masalah keluarganya.Karyawan yang mendengarnya pun terperanjat, tak terkecuali Dena yang menampakkan raut kesedihan."Satria, aku menyuruhmu menjaga adikmu. Kenapa jadinya begini?" "Maafkan aku, Yah," jawab Satria dengan lirih.Swari hanya menyaksikan ketegangan dengan wajah terpaku. 'Kenyataan pahit apa ini, Satria kenapa memanggil ayahku dengan panggilan yang sama denganku. Ayah juga kenapa bilang kalau aku adiknya. Jadi, selama ini Satria membohongiku.'Bak disambar petir Swari mendapatkan fakta ini. Di saat dirinya ingin merengkuh bahagia bersama Hangga justru dipatahkan sebuah kenyataan pahit."Satria, kamu tega membohongiku, hah?" teriak Swari dengan berderai air mata menatap nyalang laki-laki yang dianggap sahabatnya ternyata adalah kak
Magbasa pa
Bab 17 Tak Menyerah
Bab 17Hangga merasa Swari sudah tenang segera melonggarkan pelukannya.Tak disangka Swari memanfaatkannya dengan melepaskan diri.Swari membalikkan diri dan berjalan menjauhi Hangga maupun Satria.Kepalanya terasa pening dan pandangan pun mulai kabur.Tiba-tiba semua terasa gelap.Brukk."Swari...," teriak kedua laki-laki yang sedari tadi fokus padanya.Hangga segera membawa Swari ke RS karena tak kunjung siuman. Satria segera menghubungi ayahnya mengenai kondisi Swari. Bagaimanapun, Satria sudah diberi amanah oleh ayah Swari yang sekaligus juga ayahnya dengan beda ibu untuk menjaga adiknya.Swari memang tidak dibiarkan mengetahui siapa dirinya karena Satria takut akan tumbuh rasa benci terhadapnya.Swari membuka matanya perlahan, badanya masih terasa lemas dengan kepala sedikit pening. Swari terbaring di ranjang pasien dengan Satria yang menunggu di sampingnya. Sementara sosok laki-laki paruh baya yang sudah memberi tanda merah di pipinya telah duduk di sofa ruang VIP tak jauh dari
Magbasa pa
Bab 18A Bertemu
Bab 18ASwari dan Rendra melangkahkan kaki dari tempat parkir menuju pinggir alun-alun. Mereka mencoba jajanan yang ditawarkan pedagang kaki lima. Langkah kaki Rendra yang lebar membuat posisinya berada di depan meninggalkan Swari yang berjalan terseok di belakang. Swari bertambah malas-malasan mengikuti laki-laki di depannya. Dia hanya menghentakkan kakinya ke tanah untuk mengurangi kekesalan.'Kencan macam apa ini, sudah seperti gunung es terasa dingin menyengat. Komunikasi yang buruk, hufh.' Swari sudah menggerutu dengan kondisi Rendra yang cuek terhadapnya.Rendra berhenti di sebuah penjaja batagor lalu memesan tiga porsi.'Haah, kenapa dia pesan tiga porsi. Apa dia makannya banyak?' Swari dipenuhi prasangka yag berkelebatan di otaknya, namun dia urung bertanya."Kamu mau berdiri terus di situ?" seru Rendra sambil menahan tawanya melihat tingkah Swari yang bengong."Eh iya," Swari merasa malu menyadari dirinya kepergok melamun. Dia lantas ikut duduk lesehan di tikar yang disedia
Magbasa pa
Bab 18B Bertemu
Bab 18B"Kenapa aku jadi seperti obat nyamuk ya, Ren?" celetuk Swari sudah tak tahan bersuara.Rendra dan Aisyah tergelak mendengar Swari yang menyeletuk."Maksudmu apa Swari?" balas Rendra dengan senyum lebar seperti mengejek Swari."Ishsh, dasar nggak peka. Kamu sebenarnya mau ngajak jalan-jalan siapa sih?" Swari mulai terpancing emosinya namun dia segera menahan diri dengan menghela nafas."Oh itu, santai saja. Kita makan bareng bertiga, iya kan Aisy."Aisyah yang merasa terpanggil hanya mengangguk sopan."Sebenarnya Aisyah ini siapa kamu, Ren? Kamu kok cuma mengenalkan namanya aja sih.""Kamu beneran mau tahu Aisyah siapa?" tantang Rendra membuat nyali Swari menciut.Perasaan Swari menjadi tidak nyaman dengan pertanyaan Rendra, namun daripada dirundung penasaran dia pun mengangguk mengiyakan."Aisyah itu wanita yang sangat berarti untukku."Swari terperanjat mendengar penuturan Rendra. Dia tak menyangka berada di posisi sekarang ini menjadi orang ketiga. Berarti benar kalau Rendra
Magbasa pa
Bab 19 Cemburu
Bab 19Swari mengarahkan netranya ke pintu ruangan saat mendengar suara denting sepatu menggema. Matanya terbelalak mendapati sosok yang beberapa hari mengusik pikirannya."Om Hangga? Astaghfirullah, kenapa harus ketemu dia di sini?"Tatapan terperanjat juga tersirat di wajah Hangga mendapati Swari ada bersama koleganya.Keduanya larut dalam pandangan mata yang terkunci satu sama lain, sampai sebuah suara membuyarkannya."Swari, ini kolega dari Yogya yang aku ceritakan," terang Rendra membuat Swari mengernyitkan dahi. Dia tahu kalau Rendra sedang mengajaknya berpura-pura bekerja secara profesional.Swari menampakkan senyum terbaiknya meski dalam hatinya gugup setengah mati. Seminggu tidak melihat wajah laki-laki yang sudah menempati sudut ruang hatinya membuatnya merasakan kerinduan yang teramat besar. Pun juga Hangga melemparkan sirat kerinduan dari sorot matanya yang tajam menghujam ke arah Swari.Rendra sedikit salah tingkah dibuatnya, pasalnya mereka berdua saling menatap tajam da
Magbasa pa
Bab 20 Emosi
Bab 20"Maafkan aku, Swari. Katakan yang sebenarnya. Apa kamu mengenal Pak Hangga kolega kita?"Swari mengangguk sembari mengusap air matanya yang sudah membasahi pipi."Dia ayah muridku. Dia juga yang membuat ayah melemparku ke sini.""Apa? Kamu serius?" Rendra menepuk jidatnya merasa telah membuat kesalahan pada Swari.Rendra berjanji pada Swari untuk membantu meluruskan kesalahpahaman saat mengenalkan Swari sebagai istrinya pada Hangga. Akan tetapi, Swari merasa bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. "Aku siap jika kamu butuh sesuatu, Swari," ucap tegas Rendra yang diangguki Swari.Rendra berniat mengantar pulang Swari sebelum menjemput Aisyah, namun Swari menolak tawarannya. Swari melihat secarik kertas yang digenggamnya setelah Rendra pergi melajukan mobil menjemut Aisyah. Swari meyakinkan Rendra bahwa dirinya baik-baik saja dan akan menyelesaikan urusannya dengan Hangga sebelum pulang ke rumah.Dia tidak ingin terlihat sedang ada masalah saat sampai rumah. Tertulis nama hotel
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status