All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 61 - Chapter 70
318 Chapters
60. Sakit Tapi Tak Berdarah
"Ma-mami?" Wajah Alyssa berubah tegang. Alena langsung meletakkan sendok yang sempat dia angkat ke piring. Dan Andrio menyadari perubahan bahasa tubuh kedua gadis itu. "Kapan Alena datang?" tanya Rista lagi sembari berjalan mendekat. Dari pertanyaan dan caranya memandang, Alena tahu Rista memberi peringatan melalui tatapan matanya. Sekonyong-konyong perkataan Rista tempo hari melintas dipikirannya. "Saya nggak mau kamu mempengaruhi pikiran dan sikap anak saya ke depannya. Saya juga nggak mau kamu terlalu akrab sama anak saya. Kalau kamu masih mau main ke rumah ini, turuti apa kata pemilik rumahnya. Paham?" Alena tahu. Dia tak lupa itu. Tapi dia memang bertekad mendekati keluarga itu untuk memudahkan rencananya. Dan dia tak peduli dengan peringatan Rista. Sementara Rista menatap Alena penuh kebencian. Pertengkaran dengan suaminya kemarin langsung membayanginya. Dan gadis di hadapannya ini adalah penyebabnya. Alena dan Rista terlihat saling tatap. Andrio sedikit heran melihat sikap
Read more
61. Kamar Idaman
"Alena, lo di sini?" Alyssa sedikit terkejut ketika dia masuk dan mendapati Alena berdiri di depan pintu halaman samping. "Emm ...." Alena langsung gelagapan. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Lo ngintipin gue sama Andrio?" Alyssa menatap curiga. "Nggak kok." Alena menggeleng cepat. "Gue baru aja di sini mau nyusulin lo tadi," bohong Alena. Jantung gadis itu bahkan masih terasa berdebar sejak menyaksikan pemandangan romantis itu dan sekarang ditambah kepergok oleh Alyssa. Tapi Alena berusaha terlihat baik-baik saja. "Oh, kirain, ya udah yuk masuk." Alyssa berjalan lebih dulu diiringi Alena yang memandangi punggungnya heran. Alyssa itu memang polos atau pura-pura polos hingga dia tidak curiga sedikit pun? Alyssa selalu percaya dengan apa yang dia katakan. Setelah menyuruh Asisten Rumah Tangganya untuk membersihkan piring sisa makannya, Alyssa mengajak Alena masuk ke kamarnya. "Lo pasti capek 'kan? Kalau mau baring-baring atau tiduran di kamar gue boleh, kok," tawar A
Read more
62. Dituduh
Alena mengambil salah satu tempat berbentuk segiempat berwarna hitam. Lalu membukanya. Di sana terdapat banyak warna cantik dalam kotak-kotak kecil. Alena tidak pernah memiliki make-up seperti ini tapi dia tahu ini namanya blush on atau perona pipi. Dia biasa melihatnya di sponsor televisi. Dilihat dari tempat dan teksturnya, Alena tahu blush on itu harganya mahal. "Alyssa pakai blush on dengan warna sebanyak ini?" gumam Alena. "Kenapa mukanya nggak jerawatan, ya, pake make-up beginian dari dulu." Lalu Alena menutup tempat blush on itu dan meletakkannya kembali di atas meja. Lalu gadis itu menilik tempat bedak Alyssa, dan alat make-up lainnya seperti lipstik, liptint, maskara, eyeshadow dan lain-lain. Semuanya begitu lengkap. Dia juga melihat skincare Alyssa yang lengkap dan minyak wanginya bermacam jenis. Harganya juga mahal-mahal. Jujur, Alena tidak begitu mengerti tentang skincare meskipun dirinya perempuan. Karena sedari SMA pun Alena tak memakai skincare apa-apa selain sabun cu
Read more
63. Sakit Hati
Rista menatap Alena penuh kecurigaan beberapa saat, lalu beralih memandang anaknya. "Nggak ada apa-apa. Mami keluar dulu." Alyssa menatap Alena khawatir. "Al, Mami ngomong apa barusan? Lo nggak pa-pa 'kan?" Alyssa lalu mendekat ke Alena. "Gue nggak pa-pa." Alena menggeleng, tapi terlihat kentara sekali wajahnya sedih dan syok. "Sa, gue pulang sekarang, ya." "Kok cepat banget? Kan mau tiduran di sini." Alena menggeleng lagi. "Gue pulang sekarang aja." "Tapi kenapa, Al?" Alena tak menjawab dan malah berjalan menuju pintu. "Pasti gara-gara, Mami 'kan?" Langkah Alena langsung terhenti. "Mami ngomong apa, Al? Nggak usah dimasukin ke hati, ya?" Alena menoleh. "Nggak kok. Bukan karena siapa-siapa. Gue cuman mau pulang. Baru ingat kalau gue udah kelamaan di sini. Mbah Nani pasti udah nungguin. Mbah Nani butuh gue buat bantu dia jaga warteg." Alena beralasan. Mendengar itu Alyssa tak dapat berkata-kata lagi. Dan membiarkan saja Alena pergi. "Mami ngomong apa lagi, sih? Ish!" Alyssa
Read more
64. Pertengkaran (2)
"Mas Bagas?" Rista terkejut bukan main ketika dia hendak masuk dan menemukan suaminya berdiri di depan pintu itu, suaminya menatapnya tajam dan penuh curiga. "Ada Alena datang?" tanya Bagas memastikan. "I-iya, dia baru aja pulang." "Kok nggak ngasih tahu aku?" "Aku aja baru tahu, Mas. Alyssa tadi yang ajak dia ke sini tiba-tiba. Alyssa juga nggak bilang ke aku." Bagas memperhatikan Rista lama dengan kecurigaan yang menjadi. "Dia pulang sendiri atau kamu yang usir dia?!" "Mas!" Rista tak terima dengan yang Bagas tuduhkan. "Aku nggak ngusir dia!" Bagas tak menghiraukan Rista dan malah pergi keluar entah hendak ke mana membuat Rista bingung. "Mas!" Rupanya Bagas mencari Alena untuk bicara dengan gadis itu. Namun, sayang Alena sudah pergi jauh. Bagas tak lagi mendapatkan sosoknya bahkan di luar pagar. Bagas menatap jalanan raya itu dari kejauhan dalam kegamangan. Lalu dia teringat sesuatu yang membuatnya tersadar dan bergegas masuk ke dalam rumah. *** Rista mondar-mandir di kam
Read more
65. Sesak
Alena menelungkup di atas tempat tidur, membenamkan wajahnya dibantal. Gadis itu menangis sampai bahunya berguncang-guncang, sesekali terisak. Sungguh, sakit sekali hatinya mendengar tuduhan Rista. Makin diingat makin membuat perasaannya sesak. "Mau liat-liat atau mencuri?" "Kalau kamu nggak bisa dengerin saya lebih baik kamu nggak usah datang ke sini ...." Setiap kali datang ke rumah itu dia selalu mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan dan pulang dalam keadaan menangis. Apa memang dia tak perlu datang ke rumah itu lagi? Terlebih mengingat pertemuannya dengan Andrio di sana. Mengetahui fakta kalau Andrio dan Alyssa juga saling kenal dan mereka berpacaran. Itu yang paling menyakitkan. Dan itu artinya Andrio tidak memiliki perasaannya padanya lagi. Bagaimana bisa selama ini dia mengira Andrio masih memiliki perasaan terhadapnya? Sedangkan dirinya dan Andrio sudah lama tak bertukar kabar dan lelaki itu pasti sudah move on darinya. "Argghh!" Dalam tangisnya Alena menjerit. Tan
Read more
66. Jujur
Sambil duduk di kursi meja makan, Alena akhirnya mengisahkan semua tentang keluarga ayahnya pada Mbah Nani. Masalah-masalah yang selama ini ingin dia tutupi dari orang tua itu akhirnya dia sendiri yang menceritakannya dengan suka rela. Namun, Alena tidak menceritakan tentang rencana dendamnya itu. Dia hanya mengisahkan bahwa dia sudah bertemu ayahnya dan keluarga ayahnya. Juga bagaimana sikap Rista, istri ayahnya sekaligus neneknya, terhadapnya. Sebenarnya Mbah Nani pun sudah mengenal watak istri ayahnya itu, Rista. Karena dulu Leyla pernah menceritakannya jadi tidak sulit bagi orang tua itu untuk memahami masalah yang Alena hadapi. Dan yang Mbah Nani tangkap saat ini adalah Alena begitu sedih karena perlakuan Rista terhadapnya. "Mbah jadi penasaran sama Rista itu orangnya seperti apa? Memang dulu mendiang ibumu pernah bercerita ke Mbah cuman Mbah ndak pernah liat orangnya." Mbah Nani tak habis pikir ada perempuan sejahat Rista sampai-sampai wanita itu penasaran. Alena hanya diam
Read more
67. Bertamu
Keesokan harinya sekitar pukul enam pagi Alena sudah ditelepon lagi oleh Alyssa di mintai segera datang karena Bagaskara akan segera ke kantor. Karenanya pagi itu sekitar pukul tujuh lewat sedikit, Alena sudah berdiri di depan pintu rumah itu. Beruntung hari ini pagi senin jadi dia tak harus bertemu Andrio. Seandainya tidak mendengar kata "Papi mau ngomong hal yang penting sama lo." Alena tak kan bela-belakan datang pagi-pagi ke sini. Gadis itu jadi makin penasaran sebenarnya hal penting apa yang ingin ayahnya bicarakan? "Assalamu'alaikum." Alena mengetuk pintu utama itu dengan perasaan berdebar. Tak menunggu waktu lama, pintu itu terbuka dari dalam. "Waalaikumussalam." Rista yang membukakan pintu. Melihat wanita itu jantung Alena makin berdebar. Wajahnya tegang menatap Rista. Peringatan tegas Rista tempo hari pun kembali membayanginya. Rista malah tersenyum. "Oh, Alena? Silakan masuk." Tak seperti biasanya, wanita itu terlihat ramah. Sungguh Alena makin terheran. Apakah wan
Read more
68. Rencana Baru
"Mereka cerita apa aja, Mbah?" Alena menatap Mbah Nani dengan mata berbinar ketika dia duduk di sofa ruang tamu. Gadis itu bahkan belum sempat ganti baju dan cuci muka karena tak sabar mendengar cerita itu. "Apa Ayah mengaku ke Mbah kalau aku anaknya?" Alena menunggu Mbah Nani bercerita dengan tersenyum tapi raut wajah Mbah Nani malah terlihat muram. "Kenapa Mbah?" Dan Mbah Nani menyadari raut wajah Alena yang tampak berharap. "Maaf Alena, Mbah nggak mau kamu berekspektasi terlalu tinggi tentang mereka. Cerita ini mungkin akan menyakiti hati kamu," jelas Mbah Nani menatap Alena iba. Dengan masih tersenyum, Alena menjawab. "Nggak pa-pa. Aku nggak ngarepin apa-apa kok. Aku cuman penasaran mereka cerita apa?" Mbah Nani terdiam sesaat sebelum berbicara. "Mereka mengaku ke Mbah kalau mereka keluarga kamu. Rista mengenalkan dirinya ke Mbah kalau dia adik dari nenekmu dan Bagas adalah suaminya." "Lalu Mbah?" "Sebagai satu-satunya keluarga kamu, mereka berterima kasih ke Mbah karena M
Read more
69. Pengakuan Sang Kekasih
Alyssa duduk di ruang televisi, menatap tayangan berita di depannya. Namun, pikiran gadis itu tak mengarah ke sana. Dia lebih sibuk memikirkan hal lain. Dia mengingat percakapannya dengan Andrio sewaktu pulang dari kampus tadi sore. "Kakak nggak habis pikir aja kok bisa, ya, Alena itu keluarga kamu?" tanya Andrio ketika Alyssa membahas momen makan spaghetti bersama Alena tempo hari. "Kok bisa gimana, sih, Kak? Bisa aja kali. Emangnya aneh kalau aku dan Alena saudaraan?" respons Alyssa sambil terkekeh. "Nggak gitu. Cuman dunia sempit banget gitu, ya. Alena yang Kakak kenal juga saudara kamu," "Ya, kenyataan memang kadang seaneh itu. Tapi itulah faktanya." Andrio mengangguk-angguk. "Sa, sebenarnya Alena itu bukan cuman teman Kakak waktu SMA." Andrio mulai bercerita. Alyssa menoleh heran. "Maksudnya?" "Kakak pengin cerita jujur ke kamu. Tapi kamu janji jangan marah, ya?" "Iya, aku nggak marah kok." "Dulu Kakak pernah ada rasa sama Alena dan sebaliknya. Kita saling mencintai. Kak
Read more
PREV
1
...
56789
...
32
DMCA.com Protection Status