All Chapters of ISTRI 365 HARI: Chapter 91 - Chapter 100
110 Chapters
Hari Penuh Kejutan
Satu Bulan Kemudian,"Hah? Gavin mau nikah? Sama siapa?!" tanya Kara dengan wajah terkejut luar biasa. Tak ada yang pernah mendengar Gavin sedang berpacaran atau dekat dengan wanita, namun tiba-tiba saja siang ini Bagas mengabarkan jika Gavin akan segera menikah. Saat itu mereka sedang makan siang bersama di ruang makan. Hanya ada Kara, Bagas dan Mama, sementara Papa sedang mengobrol dengan Om Aris di ruang kerjanya. Mama berdecak, "Halah! Itu bagian dari rencana dia? Biar istrinya hamil terus punya anak!" oceh Mama gusar. Bagas menatap Mamanya, "Ma, gak boleh gitu," tegur Bagas santai. Kara tak berkomentar. Satu bulan sudah Bagas dan Kara berada di Jakarta, keputusan berat harus Bagas ambil untuk menyerahkan kepemimpinan BAGGG sementara kepada Yumi sampai tiga tahun ke depan. Jika kontrak BAGGG dengan PIMCO sudah habis, rencananya Mahendra Corp akan mengakuisisi BAGGG untuk menjadi bagian dari anak perusahaan. Besok, rencananya Bagas akan kembali bekerja di Mahendra Corp dengan po
Read more
Kara Vs Siera
"Halo Kar, Apa kabar?" sapa Gavin saat berpapasan dengan Kara di lorong yang menuju ke ruang keluarga. Hari ini Gavin membawa calon istrinya untuk di perkenalkan ke Papa dan Mama, namun Mama tentu saja tidak peduli dan tidak mau tahu."Baik," jawab Kara datar. Ia masih belum bisa bersikap biasa setelah apa yang Gavin lakukan padanya. Gavin terdiam sejenak, matanya sempat melirik ke arah perut Kara. Dengan refleks Kara memegangi perutnya, lalu bergegas menjauh dari Gavin. Gavin mengikuti Kara dari belakang, mereka sama-sama akan menuju ke ruang utama dimana yang lain sudah berkumpul.Bagas terkejut melihat Kara muncul beriringan dengan Gavin. Kara bergegas duduk di sebelah Bagas dengan wajah agak muram. "Kamu gak pa pa kan? Gavin gak ngapa-ngapain kamu kan?" tanya Bagas dengan suara berbisik. "Saya baik-baik aja," jawab Kara sambil tersenyum meyakinkan Bagas."Kenalin Kar, calon istri saya!" tukas Gavin seraya mengerling kepada wanita yang duduk di sebelahnya. Wanita tersebut terlihat
Read more
Akhirnya Terungkap
"Bagas! Astaga! Liat!" teriak Kara yang langsung membuat Bagas yang sedang mengenakan baju berlari cepat-cepat. "Kenapa Kar?!" tanya Bagas dengan panik, takut jika sesuatu terjadi pada Kara. Kara menunjuk TV dengan wajah yang masih shock, saat itu TV sedang menayangkan berita dengan Headline 'Skandal Putra diluar nikah Founder Mahendra Corp Gunawan Mahendra terungkap ke publik' yang juga membuat wajah Bagas pias seketika. Belum sempat Bagas dan Kara membahas tentang berita tersebut, interkom di kamar Bagas berdering. "Ya Ma? Iya aku dan Kara udah liat, oke Ma," tukas Bagas lalu meletakkan kembali interkom ke tempatnya. "Kar, Mama Minta kita ke ruang makan sekarang," ujar Bagas seraya cepat-cepat mengancingkan kemejanya. Kara buru-buru mengganti baju tidurnya dengan dress rumah, lalu bergegas turun ke ruang makan bersama Bagas. Situasinya benar-benar gawat sekarang! Di ruang makan Mama dan Papa sudah duduk dengan wajah yang sama-sama gelisah. "Apa diantara kalian ada yang terlibat
Read more
Deep Talk
Rodney's Bistro terlihat cukup ramai pengunjung, Kara baru sadar jika ini adalah malam sabtu, pantas saja. "Sebelah sini Kar," ujar Bagas seraya menarik tangan Kara. Dari kejauhan Kara dapat melihat ekspresi terkejut Gavin saat melihat Kara ikut datang. "Hai," sapa Gavin kepada Kara saat Kara muncul. Kara mengangguk, ia menutup hidungnya karena mencium bau asap. "Saya gak tau kalo kamu ikut, sebentar," tukas Gavin lalu melambai memanggil seorang pelayan, "Ada meja kosong di non smoking section gak mbak? Ada yang lagi hamil," ujar Gavin seraya menatap Kara sekilas. "Oh ada kok, sebelah sini," tukas pelayan tersebut memandu mereka ke ruangan yang lain. Kara dan Bagas bergandengan tangan berjalan di belakang Gavin. Gavin menarik tempat duduk untuk Kara, "Silahkan Kar," tukas Gavin yang cukup untuk membuat Bagas melirik heran kepada Gavin. "To the point aja Vin, kamu mau ngomong apa?" tanya Bagas seraya menghempaskan tubuhnya di atas kursi di samping Kara. "Santai Gas, anggap aja kit
Read more
Konferensi Pers
Butuh waktu lama untuk membujuk Papa dan Mama agar muncul di publik dan memberikan klarifikasi akan berita yang beredar mengenai Gavin si anak diluar nikah. Bagas terus menerus menekankan pada Mamanya bahwa semuanya akan lebih baik jika Bagas dan Gavin bersaing secara kompetitif. Untuk sementara waktu, Bagas meminta mamanya untuk mempercayakan semua kepada Bagas, Bagas berjanji tidak akan mengecewakan Mamanya. "Setelah press conference sialan ini apalagi yang kamu minta dari Mama?" tanya Mama dengan kesal. Bagas terdiam sejenak, begitupun Kara yang duduk di sebelahnya. "Untuk sekali ini aja Ma, ijinin Papa untuk duduk bareng Ibunya Gavin di pelaminan," ujar Bagas memberanikan diri. Wajah Mama langsung memerah, seperti yang sudah Bagas duga, Mama tak akan semudah itu berkata 'iya'. "Have you lost your mind! Apa kata orang Gas? Semua ibu-ibu arisan bakal ngetawain Mama! Tega kamu ngeliat Mama digituin!" oceh Mama dengan nafas turun naik. Bagas menghela nafas panjang, ia menatap Kara
Read more
Meeting Old Crush
Kara sibuk menyusun jadwalnya yang cukup padat. Ia dan Bagas merencanakan akan pindah ke Penthouse dalam waktu dekat, ditambah ia harus check up bulanan dan harus membantu Papa untuk mempersiapkan pernikahannya dengan tante Nia. "Ayok, udah siap Kar?" tanya Bagas yang melihat Kara masih duduk di depan cermin. "Gas, kita beneran gak mau gender reveal? Emang kamu gak penasaran anak kita cowok atau cewek? Kan kita bisa siapin keperluan dia dari sekarang kalau tau jenis kelaminnya," oceh Kara berusaha membujuk Bagas agar ia mau mengikuti keinginan Kara untuk mengungkap jenis kelamin bayi mereka. Bagas menghela nafas panjang, "Kita udah debat semalaman loh Kar soal ini, kan saya udah bilang, terserah kamu kalo emang mau gender reveal, tapi kalau saya gak sih gak setuju," sahut Bagas dengan wajah meledek. Kara mencibir, "Ya kalo gak setuju namanya bukan terserah," sahut Kara sebal seraya bangkit dari duduknya. Bagas tertawa, "Ya udah oke deh..." tukas Bagas yang tak ingin melihat wajah
Read more
Wedding Cancelled
"Jadi hari sabtu minggu depan?" tanya Kara pada Papa yang sedang asik membuat bolu karamel. Entah kenapa sejak Papa Kara dekat dengan tante Nia, Papa jadi suka sekali membuat kue. "Iya, gak usah resepsi, Papa mau intimate dinner aja sama keluarga kita," tukas Papa sambil sesekali mengaduk gula yang sedang dijadikan karamel. Kara dan Bagas manggut-manggut, "Tante Nia punya anak?" tanya Kara yang belum terlalu tahu banyak tentang tante Nia selain fakta bahwa ia adalah seorang dokter bedah saraf. "Oh iya Papa belum cerita ya, tante Nia punya satu anak cowok, yah kurang lebih seumuran kamulah, tante Nia rencananya mau kenalin anaknya sore ini, kalau Papa sih udah pernah ketemu," ujar Papa yang hanya disahuti 'oh' panjang oleh Kara. Setelah menunggu beberapa lama, tante Nia muncul di dapur dengan senyum hangatnya. Ia menghampiri Kara dan mengecup kedua pipi Kara. "Sehat Nak?" tanya tante Nia lembut. "Sehat tan, tante sehat?" Kara menyambut baik niat tante Nia yang sepertinya sedang ber
Read more
Awkward Sibling
"Batal nikah? Yang bener Kar?" tanya Bagas dengan wajah yang benar-benar terkejut. Kara mengangguk, "Beneran, tadi Gavin bilang begitu," tukas Kara seraya menghempaskan tubuhnya di atas sofa di sebelah Bagas. Setelah itu Kara menceritakan semua yang Gavin ceritakan kepadanya. "Kayaknya kamu bener deh, setelah Papa mulai membuka jati diri Gavin ke publik, Gavin jadi gak se-obsesif dulu," cetus Kara sambil memiringkan kepala menatap suaminya. Bagas tertegun, ia tidak menyangka jika Gavin bisa berubah secepat itu. "Kamu kenapa Gas? Kok kayak lagi mikir gitu?" tanya Kara heran. Bagas menghela nafas panjang, "Saya kepikiran aja sama alasan Gavin," jawab Bagas pelan. Kara mengernyitkan keningnya, "Alasan? Tentang Siera yang gak bisa menghargai ibunya Gavin?" tanya Kara masih belum mengerti arah pembicaraan Bagas. "Iya," Jawab Bagas, ia menghela nafas panjang, "Saya memang pernah benci setengah mati sama Ibunya Gavin, tapi sekarang kenapa saya jadi kasian ya..." ujar Bagas lebih seperti s
Read more
Death Threat
"Ra, Menurut kamu Mama bakal seneng gak liat Papa nikah lagi?" tanya Papa seraya menatap foto mendiang Mama Kara di tangannya. Kara menyandarkan kepalanya di bahu Papanya, "I bet she is, and I guess tante Nia adalah orang yang tepat, Mama pasti seneng knowing you're married to someone who love you as much as she loves you," tukas Kara dengan sedikit rasa haru di hatinya karena merindukan mendiang Mamanya. Hari itu Papa Kara dan tante Nia resmi menikah sehingga otomatis menjadikan Kara dan James menjadi saudara. Mereka menyewa satu unit restoran Italia untuk merayakan pernikahan Papa Kara dan tante Nia yang hanya dihadiri oleh saudara dan kerabat terdekat saja. Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir Kara berkumpul dengan keluarga besarnya. Bahkan Mama Bagas dan Papa Bagas juga ikut datang untuk mengucapkan selamat kepada Papa Kara. "Nyuk! Aaaaaaaa kangeeeeen!!!" pekik Nadine saat bertemu dengan Kara. Mereka berpelukan dengan erat. "Lo sih lama banget di Bali!" seru Kara setelah me
Read more
Wanita Di Lorong
Kara terbangun dengan pandangan mata yang sedikit kabur. Ia dapat mencium aroma khas rumah sakit dan telinganya dapat mendengar dengan jelas suara detak yang mirip seperti suara detak jantung manusia dengan ritme yang lebih cepat. Setelah sepenuhnya terjaga, Kara baru menyadari jika ia berada di dalam ruang IGD rumah sakit dengan alat bantu nafas tertancap di hidungnya dan alat CTG menempel di perutnya. Ternyata detak jantung yang ia dengar adalah detak jantung bayi dalam kandungannya yang terdengar melalui alat CTG atau Cardiotocography. "Pasien siuman dok!" teriak seorang perawat yang sedang memantau gerakan alat CTG di perut Kara. Seorang dokter bergegas mendekat, ia memeriksa mata Kara. "Halo bu, saya dengan dokter Ratna, ibu sekarang berada di Royal Hospitals, keluarga ibu sedang menunggu di luar, jadi jangan cemas ya. Saya mau tanya beberapa pertanyaan untuk memeriksa keadaan ibu," ujar dokter Ratna dengan senyum yang ramah. Kara hanya mengangguk samar, nyaris tak terlihat. "
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status