Semua Bab STATUS WA ADIK IPARKU: Bab 31 - Bab 40
66 Bab
Bab 30A
STATUS WA ADIK IPARKU 30Beberapa hari kemudian, info orang hilang yang kemudian berseliweran di sosial media adalah jawabannya. Aku sangat mengenal wajah yang terpampang di postingan yang kemudian dibagikan oleh ribuan orang itu. Gadis cantik dengan rambut pendek sebahu membingkai wajah ovalnya itu diberitakan tak pulang ke kost-nya sejak tiga hari yang lalu. Teman-temannya menghubungi keluarganya di kampung, tapi mereka justru panik karena sudah sebulan Lidya tak pernah pulang. Akun sosmednya penuh doa dari orang-orang yang tak mengenalnya, tapi simpati pada tangis keluarganya. Namun komentar dari orang-orang yang mengenalnya justru membuatku merinding. Dan, ada satu komentar yang membuatku mengerutkan kening.(Hukum tabur tuai berlaku. Dia tengah menuai badai dari angin yang ditabur nya dulu.) diikuti oleh emot dua love di matanya.Lalu, komen itu ditimpali komen-komen lain, yang sepertinya mengenal dia.(Makanya jangan suka godain suami orang. Mungkin dia lagi disekap istri sah di
Baca selengkapnya
Bab 30B
PoV RIRISBeberapa hari sebelumnya.Brakk!"Aduh! Kalau jalan lihat-lihat dong!"Aku menangkap tubuh wanita itu, yang nyaris saja jatuh karena tertabrak tubuhku. Kami berada di sebuah pusat perbelanjaan yang ramai pengunjung. Bukan hal sulit menemuinya. Dia tipe gadis yang suka menonjolkan diri, memamerkan kecantikan agar mata lelaki menatap tanpa berkedip. Dari sanalah kemudian dia menjaring kakap, lelaki berdompet tebal yang rela uangnya dikuras demi memanjakan hasrat terlarangnya."Riris?"Dia terbelalak, meneliti penampilanku dari ujung kepala hingga kaki. Rambut panjang yang ku ikat tinggi, blazer hitam panjang selutut dan celana yang juga hitam. Dia lalu meneliti wajahku yang diberi make up dengan aksen smoke."Riris?"Aku tersenyum kecil. "Riris siapa? Maaf, saya nggak sengaja menabrak Mbak."Dia tak menggubris kalimatku. Matanya berhenti di pipi kiriku, yang dulu ada tahi lalatnya, tapi kini hilang tertutup make up."Kau benar-benar bukan Riris?"Aku menggeleng. "Aku nggak ke
Baca selengkapnya
Bab 31A
STATUS WA ADIK IPARKU 31PoV RIRISParkiran sepi, sungguh sangat mendukung rencanaku. Aku menunggu sampai Lidya tiba di dekat mobilnya. Dia memegang handle pintu mobil, sesaat, lalu berhenti. Dasar norak, dia sempat-sempatnya selfie di depan pintu mobil yang sudah terbuka, menggunakan blitz hingga beberapa detik, cahaya terang menerpa wajahnya. Aku mencibir. Cantik, kalau murahan untuk apa. Lalu aku tersadar bahwa ucapan itu juga pantas jika kuucapkan untuk diriku sendiri.Aku meraih handle mobilku sendiri, bersiap turun. Sapu tangan dengan beberapa tetes kloroform sudah kusiapkan untuk melumpuhkannya. Tapi, sebelum aku sempat membuka pintu mobil, sesosok bayangan gelap turun dari mobil yang terparkir di sebelah mobil Lidya. Dia menekap wajah Lidya dengan sapu tangan, persis seperti yang kurencanakan. Lidya meronta sesaat, kemudian lunglai. Sosok itu menyeret Lidya masuk ke dalam mobilnya. Lalu mobil jenis jeep itu berputar dan melaju dengan kecepatan tinggi.Aku merunduk, bersembunyi
Baca selengkapnya
Bab 31B
Aku menatap koper berisi pakaian dan perhiasan yang diberikan Mas Luki. Sudah seminggu dia tak datang, rupanya istrinya telah curiga dan mulai mengawasinya. Siang ini juga, kuputuskan untuk pergi. Aku akan meninggalkan rumah ini, berikut kuncinya. Aku tak punya hak memiliki rumah ini. Tapi mobil dan perhiasan ini kubutuhkan untuk bertahan hidup.Di atas sajadah, aku merenung. Dua kali niat membunuhku ternyata didahului orang lain. Aku tak tahu Hendra mati oleh racun ku, atau tusukan pisau istrinya. Tapi polisi merilis berita bahwa kematiannya akibat kehabisan darah. Dan ada orang lain yang mendahuluiku menculik Lidya. Mungkinkah Tuhan ingin aku berhenti, melupakan dendam dan menyadari bahwa sesungguhnya, semua kemalangan ini terjadi karena ulahku sendiri?Dan orang yang menculik Lidya? Siapa dia? Mungkinkah seorang wanita yang selama ini diam melihat suaminya selingkuh dengan Lidya? Lalu ketika dia tiba pada puncak kemarahannya, dia tak punya cara lain selain melampiaskannya."Aku aka
Baca selengkapnya
Bab 32A
STATUS WA ADIK IPARKU 32I KNOW WHAT YOU SAW A FEW DAYS AGOSelembar kertas bertuliskan satu kalimat itu berada di dalam kantong kertas tempat makan siangku diantar oleh kurir. Motel ini memang tak memberi layanan makan siang dan malam, pun sarapan pagi hanya sekedarnya. Maklum motel murah. Sesungguhnya aku tak berselera makan. Semua yang masuk ke perutku hanya demi menjaga tubuhku tetap bertenaga. Aku membutuhkannya, karena sejak malam itu, sejak aku melihat Lidya diseret masuk ke dalam mobil, aku merasa hidupku akan semakin terjal. Makanan itu sudah terlanjur kupesan, dan kini bayangan Lidya dimasukkan dalam kantong mayat terus terbayang.Aku dipindahkan ke gedung lain, disebelah, yang masih merupakan satu pekarangan dengan motel yang kini ditutup oleh kepolisian. Semua pengunjung diinterogasi, termasuk aku. Aku hanya bisa mencari aman dengan mengatakan tak tahu apa-apa. Aku terlalu lelah untuk mengamati dan mendengarkan orang lain. Untunglah, kemampuan aktingku masih mumpuni. Polis
Baca selengkapnya
Bab 32B
Bab 32BRefleks, aku menoleh ke samping, tepat saat dia juga menoleh padaku. Aku membaca dengan jelas keterkejutan di matanya. Keterkejutan yang sama, yang pastinya dia baca dari mataku."Riris…""Mbak Andin?"Sungguh Allah maha besar!Aku mencarinya kesana kemari, melarung kan doa dalam setiap sujud panjang agar dia disadarkan dan kembali meniti jalan pulang. Ternyata begitu mudah bagi Allah menuntun kami agar bertemu kembali. Sygesaat tadi, aku menyadari bahwa dia menempati porsi yang sama besarnya dalam doaku. Dan kini, kami saling tatap, masih mengenakan mukena. Riris tampak cantik sekali dibalut mukena seperti itu. Matanya sembab dan ada sisa-sisa air di ujung ujung matanya.Kami kehilangan kata-kata. Mas Reno yang kemudian berbalik, ikut terkejut melihat siapa yang ada di belakangnya."Ayo kita pulang. Kayla menunggumu."Riris tersedu lagi. Dia beringsut menjauh dariku. Tak ingin kehilangannya, aku langsung meraih tangannya."Sebesar apapun kesalahanmu di masa lalu, jika kau sud
Baca selengkapnya
Bab 33A
STATUS WA ADIK IPARKU 33Tak ada yang lebih mengharukan dari pertemuan ibu dan anak yang telah terpisah meski hanya beberapa bulan lamanya. Kayla langsung melorot turun dari gendongan Nayla - yang aku tak tahu sejak kapan dia datang - dan berlari memeluk Mamanya. Riris menangis tersedu, menenggelamkan wajahnya di rambut Kayla."Mama kemana aja?"Riris terdiam, tak tahu hendak menjawab apa. Sementara Ibu yang berdiri di sudut ruang, menyusut mata dengan ujung lengan bajunya. Nayla sendiri tertegun, lalu mengundurkan diri dan berdiri di depanku. Aku tahu dia tengah mendekati Kayla, karena rasa sukanya pada Radit. Sejauh ini, mereka cukup akrab. Tapi tentu saja, Riris tak akan pernah bisa hilang dari hati Kayla.Aku menghampiri Ibu, sementara Nayla melangkah ke dapur, mungkin membuat minuman. Dia memang mulai akrab dengan rumah ini meski belum bertemu lagi dengan Radit. Kami duduk di sofa, membiarkan mereka berdua menuntaskan rindu."Dimana kau bertemu Riris, Nak?"Aku menceritakan penca
Baca selengkapnya
Bab 33B
BAB 33B"Ndin, makanlah duluan. Kasihan bayimu. Mungkin Reno sedang ada halangan di jalan."Aku terdiam, mengusap perut, menenangkan bayiku yang sejak tadi bergerak gerak. Dia tampaknya mengerti kegelisahan hatiku. Bagaimana aku tak cemas? Kami jalan beriringan dari mushola. Mas Reno bilang hanya perlu mengisi bensin sebentar. Dan kini, sudah jam sembilan tiga puluh, dia belum juga tiba, sementara teleponlu tersambung tapi tak diangkatnya. Aku resah, bolak balik menatap ke jalan raya, berharap suamiku segera tiba."Ndin…"Mama berjalan dari dapur sambil membawa piring berisi nasi dan lauk lengkap. Beliau menyorongkannya padaku disertai tatapan mata yang tak ingin ditolak. Aku mendesah, menerima piring itu dan mulai makan. Duduk di seberang kursiku, Riris yang tengah memangku Kayla yang tertidur.Tadi, perlahan lahan, Riris menceritakan kemana saja dia selama ini. Sejak aku dan Radit meninggalkannya di rumah orang tuanya. Kedatangannya ke rumah Hendra, lalu terbangun di rumah bordil. J
Baca selengkapnya
Bab 34A
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 34PoV EMILY"Em, ini beneran kamu punya hubungan sama Pak Arfan? Serius?""Ish, masih nanya. Masa nggak liat gimana bos kalau sama Emi."Bukan aku yang menyahut, tapi Riana. Dengan sadis, dia menyodok bahu Raya dengan sikutnya. Membuat si pemilik bahu meringis kesakitan. Aku tertawa, entah sejak kapan mereka sedekat ini. Tapi aku senang melihatnya. Keinginanku dulu agar Bang Arga jadi pacarnya Riana saja, sepertinya harus ku pupus. Cinta tak bisa dipaksakan. Aku justru selalu teringat pada Winda, yang sampai kini, nyaris sebulan lamanya tak juga ada kabar. Mas Arfan masih berusaha dan menyuruhku bersabar. Kami harus berhati-hati kalau tak ingin dikenakan pasal penculikan."Yaahh, benar-benar musnah harapan gue."Raya menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dengan ekspresi sedih yang berlebihan. Riana melotot."Kan ada gue."Raya melirik dengan sadis. "Males lah. Ntar lo bucin sama gue, kelar idup gue."Aku tertawa sementara Riana mencubit Raya tak terima. Se
Baca selengkapnya
Bab 34B
Mobil berhenti di depan sebuah rumah mungil bercat putih bersih. Halamannya kecil, hanya muat satu mobil saja. Tapi meski begitu, beragam pot bunga tertata dengan apik di teras, sehingga teras kecil ini terlihat segar dan enak di pandang mata."Ini rumah siapa, Mas?"Mas Arfan tidak menyahut. Dia menarik tanganku masuk ke dalam rumah yang tak terkunci. Ruang tamunya kecil, dengan satu set sofa minimalis yang berwarna putih bersih. Aku tertegun sejenak mendapati rumah sepi sekali. Kakiku kaku, tak mau diajak bergerak. Aku menatap punggung Mas Arfan yang menarik tanganku, tapi tertahan karena aku tak mau bergerak."Kenapa?"Aku menarik tanganku dengan sekali sengak."Mau apa Mas ngajak aku kesini? Aku… aku memang mencintai Mas. Tapi aku bukan cewek murahan."Matanya melebar sesaat. Lalu tak lama, tawanya berderai. "Ya Tuhan, jadi kamu pikir…?"Aku menatapnya, lalu memandang pintu depan yang tertutup, dengan hati tak menentu. Aku rasa, kalau dia macam-macam, aku bisa lari dan kabur dari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status