Semua Bab SYUKURAN PERNIKAHAN SUAMIKU: Bab 51 - Bab 60
71 Bab
Bab 51
Karma 2Seorang wanita yang tak aku kenal. Menawarkan bantuan tanpa bertanya dulu kepadaku."Anda siapa?" Meskipun dalam hati berucap syukur jika nanti dia benar adanya akan membantu membayar semua biaya rumah sakit."Anda tidak perlu tau siapa saya! Saya akan melunasi semuanya tapi dengan satu syarat!""Apa itu?" Aku takut jika aku harus membun** seseorang atau melukainya sebagai imbalan."Kembalilah kepada Bela. Buat dia bercerai dengan suaminya. Aku akan berikan uang berapapun yang kamu mau?!" Wanita ini sepertinya memiliki dendam dengan Bela. Atau jangan-jangan dia bermain api dengan suaminya? Ah, rasanya tidak mungkin. Dia lebih terlihat seperti wanita yang sedang terobsesi."Merusak rumah tangga Bela?" "Iya, mudahkan? Bukannya dia mantan istri kamu? Bukannya kamu sekarang juga sedang sendiri? Sedang proses cerai dengan istri kamu? Sedangkan kamu tidak memiliki tempat tinggal, setelah diusir oleh istri sendiri?"Darimana wanita ini tau semua kehidupanku? Atau jangan-jangan selam
Baca selengkapnya
Bab 52
Bela ngidamHari ini Maura gagal mempengaruhi Imam untuk menghancurkan rumah tangga Bela.Maura harus bekerja ekstra keras agar meruntuhkan cinta mereka.Maura melihat dari kejauhan. Melihat Pandu dan juga Bela membantu mengurus jenazah mantan mertuanya itu. Bibir Maura mencebik. Wanita itu tidak habis pikir. Jika Pandu dan juga Bela mau masih mau memberi bantuan kepada orang yang pernah menyakitinya.Maura masuk ke dalam mobil. Menempelkan benda pipih itu di daun telinganya."Ya, nanti saya bayar kok tenang aja!" Maura memutus sambungan teleponnya lalu melempar benda pipih itu di kursi bagian belakang."Sial, rentenir itu bikin pusing kepala saja. Apa aku harus membongkar kebusukan Anton? Agar dia mau memberiku beberapa harta yang dimilikinya? Atau meminta anaknya untuk menikahi ku? Haist," Maura segera melajukan mobil merahnya. Membelah jalan raya yang cukup ramai. Wanita itu benar-benar mempunyai nyali besar. Jika semua ucapannya kemarin terbukti salah. Dia bisa saja dipenjara. H
Baca selengkapnya
Bab 53
Kalah saing POV Arya Aku duduk di bangku taman. Terasa lemas semua tulang kakiku. Setelah tadi mendengar seorang laki-laki dengan satu tarikan napas mengucap janji suci. Padahal aku tadi berusaha melihat semuanya. Dengan harapan ini mimpi, namun ternyata, kenyataan. Menikahi Bela dengan acara yang sederhana namun sangat sakral. Kenapa dulu aku tidak langsung memintanya menikah denganku? Kenapa setelah dia dipersunting orang lain baru aku sadari aku begitu menyukainya. Aku terlalu bertele-tele, hingga dia lebih memilih lelaki yang mempunyai niat baik. Dengan alasan Cleo maupun Arumi. Ah, jika soal hati kenapa tidak aku perjuangkan? Menyesal untuk saat ini tiadalah guna. Apalagi terus merutuki diri sendiri. Mungkin kesendirianku bisa membuatku jauh lebih baik. Menikah dengan Arumi adalah pernikahan yang begitu sulit bagiku. Tekanan begitu berat hingga aku lupa cara mencari kebahagiaanku sendiri. Arumi hanyalah wanita bertopeng. Sikapnya di depanku sangat berbeda dengan sikap yang
Baca selengkapnya
Bab 54
"Bukan keinginanku! Tapi kamu! Kamu yang memintanya. Agar kamu bisa leluasa berkeliaran diluar sana tanpa memikirkan kewajibanmu kepada suami dan juga anakmu!" Aku mengatakan semuanya. Membuat hatiku sedikit lega."Kau!""Apa? Bukankah benar jika kamu ingin memiliki karir yang cemerlang tanpa memikirkan kewajibanmu! Tapi masih mendapatkan pujian istri idaman. Rela dimadu, baik dan juga berkharisma?""Kamu benar-benar ya!" Arumi bersiap mendaratkan tangannya di pipi. Namun aku tepis dengan kasar. Wanita ini benar-benar sudah kehilangan akal. Napsu duniawi mampu membutakan hatinya.Arumi pergi meninggalkanku. Mungkin dia sudah terlalu tertekan dengan apa yang aku ucapkan baru saja. Pergi meninggalkanku tanpa melihat Cleo terlebih dahulu. Sungguh wanita yang tidak pantas disebut Ibu.Wanita tidak hanya menjadi tempat dimana anak dikandung. Namun sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Bertugas mendidik dan mencurahkan kasih sayang.Harta bisa dicari namun ketenangan dan juga sadar a
Baca selengkapnya
Bab 55
Cie, calon Ayah.POV TariAlhamdulilah, puji syukur. Melihat pandu dan juga Aziz sehat. Membuatku mengucap syukur lebih banyak. Mereka berdua baru beberapa bulan tinggal di kampung. Tapi terlihat mereka sangat menikmati. Aziz harus pindah sekolah ke kampung. Pergaulannya di kota sudah tidak bisa di tolerir. Dia begitu liar berbeda dengan Pandu, kakaknya. "Ndu, kata tetangga sebelah Aziz berantem?""Iya, Mah. Tapi sudah baikan kok.""Masalahnya apa? Pendatang baru kok main pukul aja, mentang-mentang Papah orang paling disegani di kampung ini, jadi Aziz bertingkah.""Masalah sepele sih, Mah. Cuma pengen jadi temen doang. Pake mukul segala. Pandu malu lho, Mah. Udah marah-marah gak jelas dirumah orang. Malah Aziz ternyata biang keroknya.""Adikmu itu memang keterlaluan. Ndu, kamu balik ke kota ya. Papah lagi gak sehat, kamu urus usaha Papah.""Mah, Pandu masih betah disini. Kan ada Pak Ali, kenapa mesti Pandu juga sih?""Betah karena ada cewek cantik?" Pandu tersenyum. Aku tahu dia sed
Baca selengkapnya
Bab 56
Teka-teki amplop coklatBela duduk di kursi teras. Sedangkan Tari sibuk menyirami tanaman hiasnya yang sudah mulai berbunga. Biasanya kegiatan itu dilakukan oleh Bela. Tapi setelah Bela mengandung. Dia dilarang melakukan kegiatan apapun. Meskipun kekhawatiran Tari begitu berlebihan. Namun Bela nampak menurut saja dengan ibu mertuanya satu ini.Bela merasa beruntung. Mendapatkan mertua sebaik Tari. Dia tidak merasakan kasih sayang mertua di pernikahannya terdahulu.Bagaimanapun pernikahan akan sangat membahagiakan jika semuanya juga ikut andil. Baik itu orang tua sendiri maupun mertua.Tari begitu berhati-hati menjaga Bela. Dia tau rasanya bagaimana jika diperlakukan kasar. Dia belajar dari pengalaman. Perlakuan mertuanya dulu begitu baik sehingga dia juga betah dirumah. Menjadikan anak mantu seperti anak sendiri. Itu benar-benar membuat menantu tak memiliki jarak.Itu yang selama ini sedang diusahakan Tari. Menjadi mertua yang bisa diandalkan. Tari juga sering membantu Bela belajar m
Baca selengkapnya
Bab 57
Kedatangan EmakBela duduk ditepi ranjang. Tangannya sibuk dengan benda pipih ditangan sedangkan mulutnya sibuk mengunyah apel yang tadi sudah dikupas. Bela kini tampak lebih berisi. Kehamilannya masih trimester awal. Meskipun dia mengalami mual dan muntah di pagi hari. Semenjak kehamilan Bela. Pandu lebih perhatian. Lelaki itu sering kali memberi perhatian kecil meskipun sekedar mengupas apel untuknya. Ya, Bela suka sekali dengan Apel. Apalagi dengan warna merah yang segar. Dia selalu berandai-andai menjadi putri salju. Tapi tak pernah bermimpi diracun.Tok … Tok … TokKetukan pintu kamar terdengar. Bela mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang terdengar handlenya diputar."Masuk." Tari tersenyum berjalan menghampiri menantunya yang tengah asyik mengunyah."Enak?" Bela mengangguk."Ada tamu didepan. Kamu pasti suka, mereka bawa apel satu keranjang." Tari terkekeh, dia tahu betul bagaimana Bela akan merespon candaannya itu. Bela dengan antusias menyambut tamu. Bukan orangnya tepa
Baca selengkapnya
Bab 58
Rahasia AntonAnton gusar. Dia penasaran dengan Amplop yang diberikan Maura kepada istrinya. Entah mengapa Anton tiba-tiba merasa takut jika sesuatu hal itu adalah dirinya. Sebab Maura pernah mengancam Anton dengan ancaman yang tidak main-main. Ini menyangkut masa lalu. Tapi bukannya masa lalu Anton sudah diketahui oleh Tari? Apakah masih ada masa lalu yang tak ia ceritakan kepada Tari? Omong kosong apa ini?"Mah," ucap Anton ketika melihat Tari berjalan dihadapannya."Apa sih, Pah? Masih sore ah, Mamah lagi pengen rebahan sebentar." Tari terkekeh. Meskipun mereka sebentar lagi akan memiliki cucu namun gaya bercanda kedua orang ini seperti anak muda kebanyakan."Mamah sudah transfer seperti biasa kan?""Sudah, Pah. Uang buat Rumi juga udah. Apalagi?" Tari menatap Anton dalam-dalam. Wanita itu tau jika Anton menanyakan hal ini pasti ada sesuatu."Rumi mau nikah, jadi siapkan uang untuk pernikahannya!" "Pah, harus ya?" "Aku kan ayahnya. Sepantasnya aku menyiapkan itu semua! Kamu tahu
Baca selengkapnya
Bab 59
Kedatangan Oma"Siapa sih yang bertamu? Kamu tahu, Beng?""Iya, Sayang. Aku lupa ngomong sama kamu. Sepertinya sih Oma." Pandu berjalan mendahului Bela. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti lalu menarik tangan Bela dengan sedikit mundur."Sayang, Oma itu cerewet jadi kamu nurut aja ya kata dia. Daripada urusannya nanti malah jadi puanjang."Bela mengerutkan dahinya. Mencerna ucapan Pandu baru saja. Entah itu antisipasi atau sebuah penyelamat diri.Langkah mereka kembali maju ke depan. Ketika Bela mengangguk.Pandangan Bela menyapu seluruh ruangan. Mengamati satu persatu orang yang tengah duduk bercengkrama di ruang tamu. Bibirnya mengulas senyum menyapa tanpa bersuara. Hanya anggukan kecil yang ditujukan kepada semua orang. "Bela Sayang, sini!" Tangan Tari melambai. Meminta Bela mendekat. "Kenalin, ini Oma. Oma Asih. Dia bakal tinggal disini sampai acara empat bulanan kamu." Bela menyalami Asih wanita yang sudah beruban itu. Mencium tangan Asih dengan takzim lalu mencium pipi kanan d
Baca selengkapnya
Bab 60
POV BelaAku pulang dengan rasa penasaran. Ketika ada sebuah mobil yang tak aku kenal sudah terparkir apik dihalaman rumah. Abeng juga terlihat biasa saja. Mungkin dia tahu siapa yang bertamu sepagi ini. Benar ternyata, dia tahu siapa yang datang. Oma, ibu dari Mamah Tari. Dia baik, perhatian dan penuh kasih. Tapi sedikit berlebihan."Beng, Oma berlebihan nggak sih?" tanyaku pada suami yang tengah mencukur kumis.Pandu tersenyum menghentikan aktivitasnya sejenak lalu melanjutkan kembali. "Oma baik Sayang. Cuma agak berlebihan aja. Gak papa lah, tahan sebentar."Aku menggigit bibir bawahku. Takut jika pendapatku menyakiti hati Abeng. Dia benar, Oma baik. Dia perhatian, meskipun agak berlebihan. Bukan berlebihan tapi dia hanya melakukan apa yang ibunya dulu perintahkan padanya. "Maaf ya, Kalau aku menyinggung perasaanmu?" ucapku pada Abeng. Entah mengapa akhir-akhir ini aku begitu sensitif. Terkadang hanya melihat drama-drama Korea maupun india yang menyentuh hati aku langsung menang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status