All Chapters of Dosen Killer Itu Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40
58 Chapters
Bab 31, Keras Kepala Zera
Saat ini Azham masih berada di rumah sakit sendirian menunggui Zera diperiksa oleh dokter. Ryan sudah sejak lima belas menit yang lalu berpamitan pada Azham untuk ke rumah Kia. Sudah sejak tadi Kia menunggunya, dan Ryan tidak boleh membiarkan kekasihnya itu semakin kesal padanya. Apalagi, sejak dulu, Kia—kekasih Ryan sama sekali tidak menyukai Zera. Azham juga tidak menahan Ryan, dan membiarkan sahabatnya itu untuk segera menemui kekasihnya dan meredakan kemarahan kekasih Ryan. Azham masih menunggu belum ingin meninggalkan Zera sebelum melihat kondisi sahabatnya itu. Juga sebelum keluarga Zera datang.Azham sudah menelfon adik Zera memberitahu keberadaan dan kondisi Zera. Dan kata adiknya sebentar lagi dia akan datang. Azham menghela nafas kasar, ia mengusap wajahnya kasar. Raut wajahnya sudah sangat jelas menjelaskan betapa kacaunya hati dan pikirannya saat ini. Azham menyandarkan kepalanya di tembok rumah sakit dan mendongak menatap ke langit-langit rumah sakit. “Kenapa bisa se
Read more
Bab 32, Azham Kembalilah
Melisa berjalan menuruni tangga hendak ke dapur. Tenggorokannya terasa kering dan ia ingin minum. Melisa mengernyitkan kening saat melihat Riana dan Fitri masih berada di ruang tengah sedang mengobrol. Seolah mereka tidak kehabisan topik. Namun, bukan itu yang membuat Melisa mengernyit bingung, tapi ia tidak melihat Azham di sana. Melisa mengira Azham berada di ruangan itu bersama dua orang itu. Karena Melisa mencarinya di kamar mandi, tetapi pria itu tidak ada. Melisa ke balkon saat Azham masuk ke kamar mandi untuk mandi. Tetapi, baru sebentar ke balkon dan kembali lagi. Azha sudah tidak ada. Melisa mengira Azham di sana, tetapi ternyata tidak ada. Lalu, ke mana Azham. “Pak Azham di mana, ya? Kok, di mana-mana nggak ada?” gumamnya pelan. Melisa yang penasaran melupakan niatnya turun ke lantai dua. Ia malah menghampiri dua perempuan itu. Fitri dan Riana tersenyum ke arah Melisa saat menyadari kedatangan gadis itu. “Ibu, Mama, masih di sini?” Riana tersenyum seraya mengangguk. Me
Read more
Bab 33, Keanehan Melisa
POV AZHAM Aku membelokkan mobilku masuk ke garasi rumah Mama. Turun setelah memarkirkannya juga mengunci otomatis. Berjalan masuk ke dalam rumah. Pikiranku kacau. Berkali-kali aku menghela nafas meyakinkan diriku kalau yang menimpa Zera bukan salahku, tapi tetap saja. Rasa bersalah itu tetap ada. Aku mengusap wajahku kasar. Mungkin benar mungkin salah. Mungkin salahku juga mungkin tidak. Ah, entahlah. Kepalaku pusing memikirkannya. Juga lapar. Mama dan Ibu yang ternyata masih duduk di ruang tamu menoleh saat aku mengucap salam. “Azham, dari mana saja? Mertuamu sudah lapar karena menunggumu,” omel Mama menyambutku. “Maaf, Ma, Bu. Gara-gara Azham kalian jadi menunggu,” kataku seraya menyalami keduanya secara bergantian. “Harusnya, kalian tidak usah menungguku pulang.” Aku duduk di sofa tiga. Ibu menggeleng seraya tersenyum. “Tidak apa-apa, Zham. Ibu juga belum terlalu lapar, kok. Lagian, enak kalau kita makan bareng.” Aku membalas senyumnya seraya mengangguk. “Memang kau dari mana
Read more
Bab 34, Rengekan Zera
Azham dan Melisa sudah bersiap. Hari ini, mereka akan pergi berbulan madu di Bali. Azham memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil.Melisa duduk di kursi yang ada di tera rumahnya. Perasaannya kacau. Ia tidak ingin pergi, tapi ia tidak bisa menolak. Sebenarnya, bisa. Akan tetapi, ia tak memiliki alasan yang tepat saja. “Melisa,” panggil Azham. Sontak Melisa menoleh ke arahnya. “Ya, Pak. Ada apa?” tanyanya pelan dengan raut wajah masam. “Ck, sejak tadi dipanggil diam saja. Ayo, pergi sekarang sebum ketinggalan pesawat, dan Mama akan mengomel.” Melisa menghela nafas kasar. “Baru tahu aku kalau ternyata Pak Azham seceret ini,” gumam Melisa pelan seraya beranjak dan mendekat. “Aku tidak akan ceret kalau kau tidak menyebalkan.” Ternyata, Azham mendengarnya. Melisa melirik Azham takut seraya tersenyum kecut. Azham hanya memutar bola mata jengah. “Pak Azham mendengarnya!?” Melisa menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Azham memutar bola mata jengah. “Menurutmu?” Melisa han
Read more
Bab 35, Zera Yang Rela Berdarah-darah Demi Cinta Azham
Azham dan Melisa sudah sampai di bandara. Sebentar lagi pesawat mereka akan lepas landas. Saat Melisa dan Azham ingin menuju pesawat, tiba-tiba ponsel Azham berdering menghentikan langkah mereka. Nama Ryan yang tertera di ponselnya saat Azham meraih di dalam saku celananya. “Halo...” “Halo, Zham. Kamu di mana?” tanya Ryan di seberang sana. “Di bandara, Yan. Ada apa?” “Bandara? Kamu akan ke mana? Perjalanan bisniskah?” “Ah, ke bali. Bukan, bukan perjalanan bisnis. Ini perjalanan biasa untuk aku dan Melisa,” jelas Azham. “Honeymoon?” tebak Ryan. “Ya, mungkin begitulah.” Azham melirik Melisa yang berdiri di sampingnya yang sedang mendengar tanpa minta. “Ada apa menelfonku?” tanya Azham kemudian. “Ah, iya, aku sampai lupa. Aku hanya ingin mengajakmu untuk ke rumah sakit menjenguk Zera, tapi kalau kau sudah akan berangkat. Ya, sudah. Biar aku saja,” terang Ryan. Azham terdiam sebentar. Harusnya, Azham memang berada di rumah sakit menjenguk sang sahabat. Akan tetapi, kondisi saat i
Read more
Bab 36, Bali
Leon beranjak berdiri dari sofa yang ada di ruangan tempat Zera di rawat. Ia menghampiri sang kakak. Yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Semenjak kepulangan Ryan—sahabat Zera. Leon dapat melihat perubahan mimik wajah Zera yang murung. Bahkan, tatapannya terlihat sendu. “Ada apa, Kak?” tanya Leon sembari duduk di kursi samping ranjang Zera. Zera tersentak dari lamunannya mendengar pertanyaan Leon. “Ah, ya, Leon. Ada apa?” “Ck, aku bertanya, Kak. Ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran, Kakak?” ulang Leon. “Tidak! Tidak ada, Leon.” Zera memaksakan senyumnya ke arah Leon seraya menggeleng. “Benarkah?” tanya Leon lagi dengan alis terangkat sebelah. “Kenapa aku merasa Kakak menyembunyikan sesuatu?” tebak Leon. “Ck, aku sudah bilang tidak ada, Leon. Sudahlah, jangan mengkhawatirkanku secara berlebihan,” ucap Zera seraya memalingkan wajahnya. “Bagaimana bisa aku tidak mengkhawatirkanmu. Sedangkan, kau Kakakku!?” Zera hanya menghela nafas kasar tanpa berniat untuk
Read more
Bab 37, Trauma Melisa Kambuh
Kening Azham mengerut saat melihat Melisa menatap keluar jendela dengan tatapan tidak biasa. Nafas Melisa juga tidak seperti biasa, ia terlihat seperti orang sesak nafas. Wajah Melisa sudah pucat. Matanya berkaca-kaca, membuat Azham panik. “Melisa, ada apa?” tanya Azham seraya menyentuh pundak gadis itu, tapi Melisa sama sekali tidak bergeming. Tatapannya lurus ke depan dengan tatapan seperti orang yang sangat ketakutan. Tubuh Melisa bergetar, dan Azham baru menyadarinya saat menyentuh pundak istrinya itu. Azham lalu mencoba menarik Melisa menghadapnya. “Hei, kamu kenapa? Ada apa, huh?” Azham mencoba untuk membuat Melisa tersadar, tapi gadis itu malah menangis dengan tubuhnya bergetar hebat. Azham sungguh cemas dibuatnya. Melisa menangis seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Azham mencoba membuka tangan Melisa dari wajahnya dengan terus bertanya ada apa. Akan tetapi, Melisa sama sekali tidak menjawab pertanyaan Azham, dan hanya mengatakan. “Ini tidak mungkin. Tidak mung
Read more
Bab 38, Keras Kepala
Melisa sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit setelah Melisa merengek pada Azham untuk dibawa pergi dari rumah sakit. Meski harus mengeluarkan jurus jitu, Melisa juga mengalami sedikit kendala dalam membujuk Azham. Sebab, Azham bukan orang yang mudah untuk dibujuk. Namun pada akhirnya, Azham pun luluh, tidak tega melihat Melisa yang gerus menangis. Dan terlebih Azham sedang melindungi kesehatan telinganya, mendengar suara teriakan dan rengekan Melisa yang menyakitkan telinga. “Tuan, maaf. Kita akan ke—““Kita cari hotel lain, Aji.” Azham segera menyela saat tahu apa yang akan dikatakan Aji sang sopir. “Baik, Tuan.”Melisa melirik Azham yang memandang ke depan dengan tampang favoritnya. Datar. Melisa mendesah lega saat Azham memilih untuk tidak kembali pada hotel tersebut. Kalau tidak, Melisa pastikan kalau dirinya akan berakhir di rumah sakit lagi. Melisa kemudian kembali menatap keluar jendela, ia tidak menyangka akhirnya ia kembali ke tempat yang telah membuatnya trauma begit
Read more
Bab 39, Azham Yang Kegerahan
Leon sudah membawa Zera ke ruangan di mana Zera di rawat. Leon membantu membaringkan Zera dengan mengangkat kakak ke atas ranjang rumah sakit. Zera masih dengan raut wajahnya yang datar. Leon menghela nafas kasar. Dia kemudian duduk di kursi di samping tempat tidur Zera. “Leon,” panggil Zera pelan tanpa melirik Leon. “Ya, Kak. Ada apa, apa Kakak membutuhkan sesuatu?” tanya Leon menghampirinya. “Bisa kamu tinggalkan Kakak di sini sendirian?” “Tapi, Kak—““Please, Kakak mohon, Leon.” Leon mengusap wajahnya kasar, lantas dia pun mengangguk mengiyakan. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti keinginan Zera saat ini. Tidak ada juga gunanya untuk melawannya, yang ada Zera akan semakin terguncang. “Baiklah, Kak. Tapi kalau ada sesuatu, silahkan panggil Leon segera, ya.” “Hmm....” Hanya itu yang keluar dari mulut Zera. Leon pun pergi meninggalkan Zera sendirian di dalam kamar. Leon menutup pintu ruangan Zera seraya mendesah kasar. “Aku harus bagaimana?” gumamnya pelan. Sementara, di
Read more
Bab 40, Virus Mesum
POV Azham Astaga ada apa dengan Melisa, kenapa dia keluar dengan hanya memakai handuk saja? Apakah dia ingin menggodaku? Tapi kenapa? Seharusnya kalau memang dia menginginkan kami melakukan malam ini, kenapa dia tidak langsung bilang saja? Tidak perlu melakukan itu, karena aku akan langsung menyanggupinya. Ah, aduh, kenapa otakku bisa terserang virus mesum seperti ini? Aku mendorong kepalaku pelan, agar bisa menghilangkan pikiran kotor itu dari kepalaku. Ini semua karena Melisa. Kenapa juga dia tidak membawa baju ganti, coba?Aku terus saja menggerutu di dalam hati. Aku menghela nafas kasar saat kurasa dibawa ada sesuatu yang terasa sesak dan mengeras. Ah, sial, sepertinya aku harus mandi air dingin. Kemudian aku pun membuka baju dan mulai mandi. Setelah selesai, aku meraih handuk untuk mengeringkan badanku. Kuperhatikan sekitar seraya mencari-cari baju gantiku yang akan kupakai untuk tidur. Aku menepuk keningku pelan, aku baru ingat kalau aku lupa membawanya. Semua itu karena Meli
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status