All Chapters of Cinta Dalam Skandal : Chapter 21 - Chapter 30
101 Chapters
Bab 21 : Jati Diri Bitna
“Ngomong-ngomong, rumahmu sangat luas dan indah. Apa itu juga rumahmu bersama dengan istrimu?” tanya Bitna tanpa sadar mengeluarkan isi hati yang ingin ia sampaikan. “Iya,” jawab Kenzo membuat Bitna menoleh dan menatapnya sebentar. “Kedua temanmu sangat menyenangkan,” komentar Bitna memilih mengalihkan pembicaraan. “Mereka juga sudah menjadi temanmu sekarang,” timpal Kenzo. “Aku dan Ryan sudah berteman dari sejak kami kuliah. Sedangkan Vanessa, aku mengenalnya saat aku tidak sengaja bertemu dengannya di rumah sakit yang sama dengan tempat Ryan bekerja. Saat itu, dia bilang menyukai Ryan dan ingin meminta tolong padaku untuk mendekatkannya dengan Ryan.” Kenzo mulai berbicara kemudian menjeda kalimat selanjutnya yang akan ia katakan. “Sekarang Ryan sudah mengetahui perasaan Vanessa dan sepertinya si bodoh itu juga menyukainya, tapi tidak ada yang mengungkapkan perasaan lagi. Seperti Yohan dan Dalmi,” lanjut Kenzo sembari menoleh sebentar pada Bitna. Cerita yang dikatakan Kenz
Read more
Bab 22 : Terlihat Mirip Denganku?
“Ariana …” Bitna sejak tadi terus menggumamkan nama itu di mulutnya. Nama yang cukup asing baginya, tapi di saat bersamaan sangat melekat di ingatannya entah untuk alasan apa. Padahal ia sudah jelas mendengar dari Vanessa dan Ryan sendiri bahwa nama itu sama sekali tidak ada yang istimewa. Namun, begitu terdengar istimewa bagi dirinya. Tangan Bitna yang tengah menyentuh layar ponselnya dengan lincah, tidak biasanya membuka salah satu aplikasi media sosial yang hampir digunakan seluruh pengguna smartphone. Begitu aplikasi tersebut dibuka, banyak notifikasi yang memenuhinya karena salah satu foto dirinya yang diposting Dalmi. Mengabaikan semua notifikasi tersebut, jarinya segera menggeser ke kolom pencarian. Mengetikkan nama seseorang di sana lantas membuka akun bercentang biru yang ia cari. Hal pertama yang ia lihat adalah foto-fotonya. Bitna terus menggulir layar touchscreen ponselnya ke bawah dengan cukup cepat. Tidak ada yang istimewa dari sekitar 15 foto yang ia lihat sekilas.
Read more
Bab 23 : Fakta Mengejutkan
“Cut …! Baik, kerja bagus semuanya.” Begitu sutradara mengatakan kalimat itu, semua kru yang bekerja termasuk Bitna berhenti dengan kegiatan pekerjaan mereka. “Terima kasih banyak.” Bitna menundukkan kepalanya beberapa kali pada para staff dan kru termasuk sutradara yang memimpin syuting iklan brand yang memakai jasa Bitna. “Kerja bagus.” Begitupun dengan mereka yang melakukan hal sama. “Anda semakin cantik saat di depan kamera. Pekerjaan yang sangat bagus.” Sutradara berbicara memuji Bitna saat Bitna menghampirinya. Bitna tertawa mendengar pujian tersebut. “Anda terlalu berlebihan memuji saya, ini semua berkat pencahayaan dan kameramen yang bagus mengambil angle,” jawab Bitna merendah. “Ini pujian yang tulus aku berikan.” Bitna tertawa diikuti oleh sang sutradara sendiri. “Saya akan menemui manajer saya, Tuan,” ucap Bitna mulai berpamitan setelah menyelesaikan basa basi itu. “Ok, besok kita akan melanjutkannya. Terima kasih atas kerja kerasnya.” Sutradara mengangguk. “
Read more
Bab 24 : Mengakhiri Kontrak
"Bitna." Disusul suara Kenzo yang tak lama terdengar dari belakangnya yang baru saja keluar dari ruangannya. “K-ken,” sahut Bitna sembari melepaskan masker dan kacamata yang ia gunakan. “Aku baru saja akan masuk ke dalam ruanganmu karena tidak ada siapa-siapa yang mengizinkan atau melarangku,” lanjutnya sebisa mungkin bersikap tenang sambil mensugesti dirinya sendiri bahwa Kenzo belum mengetahui jika dirinya sudah menguping pembicaraannya. Setelah mendengar apa yang dibicarakan oleh Kenzo, harus Bitna akui jika perasaannya sedikit kacau. Rasa ingin tahu sekaligus sungkan yang masih menghantuinya. Seharusnya ia marah pada Kenzo saat ini juga setelah mendengar pembicaraan mereka, tapi ia masih berharap Kenzo akan menjelaskannya sendiri tanpa diminta. Saat ia mengetahui dirinya mendengar pembicaraan mereka. Selain itu, harga diri dan imejnya sebagai seorang artis, melarang Bitna untuk menangis dan berlari begitu saja dengan memalukan. Di tempat ini dimana juga ada orang lain selai
Read more
Bab 25 : Sebuah Ungkapan
Kenzo menatap intens wajah cantik Bitna yang tertidur pulas di dalam dekapan hangat dadanya. Tangannya tak henti mengelus untaian anak-anak rambut Bitna yang menjuntai menutupi pelipisnya. Senyum di wajahnya tak kunjung pudar, mengingat pembicaraan terakhir mereka. Ia tentu tidak bisa tersenyum atau bahkan tertawa saat ekspresi sedih itu ada di hadapannya. Setelah dipikirkan lebih dalam sekarang, Kenzo baru menyadari semuanya. Bahwa Bitna cemburu dengan Ariana, atau dirinya sendiri di masa lalu. Pada akhirnya, Ariana maupun Bitna sekali lagi jatuh cinta pada dirinya. Misi pertama yang sukses bagi Kenzo. Percakapannya dengan Chakra memang pantas membuat Bitna salah paham karena ia tidak mengetahui kebenarannya, tapi Kenzo tidak berniat untuk memberitahu Bitna semua kebenarannya. Namun, sekeras apapun dirinya menyembunyikan kebenaran dari Bitna, dia sendiri akan mengetahuinya cepat atau lambat. Dan ini terhitung terlalu cepat bagi Bitna mengetahui siapa sebenarnya dirinya karena posisi
Read more
Bab 26 : Sama-sama Berhubungan
“Kupikir aku yang akan pulang terlambat, ternyata kamu lebih lambat. Apa kamu bersenang-senang semalaman?” Kepulangan Bitna yang sangat berhati-hati pagi-pagi sekali, tidak membuat ia tidak ketahuan oleh Dalmi. Begitu ia masuk ke apartemen, Dalmi sudah menyambutnya di sofa. “Eonni, kamu sudah pulang?” tanya Bitna berbasa-basi. “Kalau aku belum pulang aku tidak akan ada di sini.” Bitna tertawa meringis mendengar jawaban Dalmi. “Aku akan bersiap-siap untuk bekerja,” ucap Bitna mengubah topik pembicaraan. “Santai saja, kita mulai jam 8 pagi. Ini masih jam 6 pagi,” timpal Dalmi yang membuat Bitna tak memiliki pilihan selain duduk bersama Dalmi, sesuai permintaannya secara tidak langsung. Sebelum duduk, Bitna mengambil botol air dingin di dalam kulkas, “Bagaimana dengan kencan kalian?” Begitu duduk, itu pertanyaan pertama Bitna. “Kamu selalu mengatakan itu kencan!” sahut Dalmi dengan nada kesal guna menutupi rasa malunya. “Karena kamu membuatku kesal, tadinya aku ingin memberi
Read more
Bab 27 : Kabar Menyebalkan
“Aigoo, ck, ck, ck…” Bitna sampai berdecak beberapa kali melihat tingkah Yohan. “Dia benar-benar ahlinya membuatmu tidak bisa berkutik, Eonni,” lanjutnya. Dalmi tidak menjawab apapun dan hanya memperhatikan dalam diam Yohan yang masih bercengkrama dengan para kru di lokasi syuting Bitna setelah membagikan kopi pada mereka. Ini sudah pukul 9 malam dan Bitna masih ada di tempat kerjanya bersama Dalmi. Yohan datang bersama coffe truck dan membagikan kopi pada tim di lokasi syuting. Sudah pasti hanya demi bertemu dengan Dalmi setelah manajer dari Bitna itu memutuskan berhubungan dengannya. Yohan menghampiri Dalmi dan Bitna dengan dua cangkir kopi di tangannya. Ia dengan senyum hangatnya yang tentu ditunjukkan pada Dalmi–tapi menutupinya pada Bitna–memberikan kopi yang dibawanya pada dua wanita tersebut. “Apa menyenangkan melakukan ini?” tanya Bitna menyindir Yohan. “Ya! Sangat menyenangkan,” balas Yohan angkuh. “Berapa lama lagi kamu akan di sini? Apa kamu tidak butuh uang lagi
Read more
Bab 28 : Kekhawatiran
Hari sudah cukup larut, menunjukkan waktu pukul tengah malam. Seperti biasanya Kenzo menjemput Bitna selepas bekerja, tapi untuk kali ini Bitna tampaknya tidak berniat untuk pulang sama sekali. Memang benar apa yang dikatakan oleh orang-orang, jika dimabuk cinta membuat seseorang melupakan sekitarnya. Tak berbeda jauh dengan pasangan Kenzo Bitna, setelah mengantar Dalmi ke apartemen, Yohan sama sekali tidak berniat untuk pulang. Yohan benar-benar memanfaatkan hingga kering kesempatan emasnya selama di Indonesia. Paparazzi, fans, bahkan sasaeng, tidak banyak mengganggunya selama dirinya berada di Indonesia. Itulah mengapa, Yohan terlihat sangat santai pergi keluar masuk apartemen Bitna tanpa memperhatikan durasi. Menyenangkannya hidup seperti orang-orang normal lainnya. “Permisi, Mbak!” Suara seorang pria bersamaan dengan bunyi bel apartemen membuat Dalmi berjalan untuk membuka pintu. “Ini pesanan makanannya sudah sesuai aplikasi ya, Mbak.” Kurir pengantar makanan itu menyodorkan
Read more
Bab 29 : Reuni Tidak Menyenangkan
“Yohan mengatakan kalau Jin sudah tiba di Indonesia beberapa hari lalu,” ucap Dalmi memulai pembicaraan. Bitna tampak masih santai sambil meminum kopi yang baru diantarkan oleh pelayan. “Aku tahu,” timpalnya yang tak kalah santai. “Semalam juga dia berusaha menemuimu lagi di apartemen,” lanjut Dalmi memberikan informasi, memperhatikan bagaimana respon Bitna. “Aku juga mengetahuinya, Eonni.” Bitna mulai terdengar bosan mendengarnya. “Sejak dia tiba di Indonesia saja sudah terang-terangan. Dia juga menunjukkan dengan tindakannya ini, membuatku kesal saja,” lanjutnya dengan suara yang frustasi. “Maka dari itu kau terus menghindarinya?” tanya Dalmi yang diangguki Bitna pelan. “Cepat atau lambat kalian pasti akan bertemu juga, apalagi setelah ia mengetahui jadwal kegiatanmu. Paling dalam beberapa hari lagi atau bahkan sekarang.” Ekspresi wajah Bitna semakin terlihat tidak begitu baik. "Menurutmu, bagaimana aku harus berekspresi saat kami bertemu nanti?" tanya Bitna. "Yang pa
Read more
Bab 30 : Siapa Sebenarnya Yang Cemburu?
Baru saja Yohan keluar dari mobilnya, ia mendapati Kenzo bersama dengan Bitna berjalan beriringan ke mobil Kenzo. Yohan berniat untuk menyapa dan berbasa basi dengannya sebentar, tapi melihat bagaimana ekspresi wajah Bitna membuat ia mengurungkan niatnya. Kenzo terlihat berusaha menghiburnya, tapi Bitna sama sekali tidak bergeming dengan perasaannya yang terlihat sangat buruk. Jadi, ia membiarkan begitu saja berlalu dan melanjutkan langkahnya. Yohan berjalan santai sambil memainkan kunci mobil yang dipegangnya. Sesekali menundukkan kepala sambil tersenyum ramah pada beberapa kru yang menatap dan menyapanya. Saat netranya menangkap dimana Dalmi berada, ia segera mengetahui alasan wajah Bitna tadi yang berpapasan dengannya tidak begitu bagus. ‘Jadi, ada dia?’ tanya Yohan dalam batinnya sembari terus melanjutkan langkahnya yang tinggal beberapa meter lagi ke arah mereka. Semakin dekat ia, tampaknya mereka tengah berbicara. Entah Jin yang terlihat mendesak Dalmi. “Jin, kamu sudah ada
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status