All Chapters of BABY CEO : Chapter 31 - Chapter 40
91 Chapters
Chapter 30
Chapter 30Ketika Vanya membuka mata, gadis itu mendapati dirinya berada di kamar rumah sakit dengan tipe royal suite yang setara dengan hotel bintang lima. Kemarin sore ketika dokter memeriksanya, Dokter mengatakan dirinya kelelahan, hampir dehidrasi, dan yang paling fatal adalah lambungnya kosong, tetapi malah mengonsumsi kafein sehingga mengakibatkan kesehatannya bermasalah. Kemudian setelah tangannya dipasang jarum infus dan dokter memberikan beberapa suntikan yang dimasukkan melalui selang infus, dirinya tertidur."Ma," panggil Vanya pada ibunya yang sedang duduk di sofa seraya duduk. Penampilannya sangat anggun dan rapi, juga elegan. "Akhirnya kau bangun, Sayang," ucap Tania seraya bangkit dan mendekati ranjang pasien. "Apa kau merasa lebih baik?" Vanya mengangguk. "Ma, aku lapar." Tania tersenyum dengan lembut. "Tentu saja kau lapar, kau sudah tidur dari kemarin. Tunggu sebentar, Mama akan mengambil sarapan dan obatmu." Kemudian Tania kembali dengan nampan berisi makanan be
Read more
Chapter 31
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 31"Keluar," ucap Ares. Tatapannya sedingin bongkahan es di Antartika tertuju pada Vanya. "Wilson, sampai jumpa besok," kata Vanya kepada Wilson dengan nada manja diiringi senyum manis. Pandangan Ares mengikuti gerakan Vanya yang membuka pintu mobil kemudian masuk ke dalam rumah lalu pria itu mengalihkan pandangannya kepada Wilson. "Aku tidak melarang kalian berpacaran, tetapi kau juga harus tahu batasan," ucap Ares dengan sikap sama sekali tidak dikatakan ramah.Bibir Wilson mengulas senyum tipis yang sinis. "Batasan mana yang kulanggar?" "Seharusnya kau tidak perlu menjemputnya di rumah sakit." "Kurasa itu tidak melanggar batasan apa pun, Vanya memintaku untuk menjemputnya dan sebagai kekasihnya tentu saja aku tidak akan menolak." Ares tersenyum miring. "Lain kali kau tidak perlu mendengarkan dan memanjakannya." Kemudian Ares berbalik tanpa memberikan kesempatan kepada Wilson untuk membalas ucapannya lalu menyusul Vanya ke dalam rumah da
Read more
Chapter 32
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 32Vanya menghempaskan bokongnya di sofa, bibirnya terkatup rapat dan ekspresi cemberutnya semakin bertambah karena Ares membawanya ke kantor. Ada banyak kekhawatiran yang menggelayuti pikirannya karena di ruangan itu menurutnya bukan tempat yang aman baginya, bisa saja Ares akan melakukan hal tidak senonoh lagi padanya dan jika ketakutannya terjadi dirinya tidak memiliki kesempatan untuk meminta bantuan kepada siapa pun. Bahkan jika berteriak hingga pita suaranya terputus sekali pun, sepertinya tidak akaan ada yang menolongnya.Sementara Ares dengan sikap tenang duduk di kursi kerjanya, bekerja seperti biasa seolah-olah di ruangan itu hanya ada dirinya. Tetapi, beberapa kali ia melirik Vanya yang terlihat menampakkan ekspresi tidak senangnya. Ares menyadari kewaspadaan Vanya padanya semenjak kecerobohannya lebih dari sepekan yang lalu, gadis itu memang tidak menampakkan kemarahan, juga ketakutan. Vanya bersikap biasa saja padanya seolah-olah m
Read more
Chapter 33
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 33Vanya memasuki ruang kelasnya dan tidak diduga, hanya ada Wilson di sana. "Akhirnya aku bertemu denganmu lagi," ucap Wilson seraya berjalan menyongsong kedatangan Vanya kemudian melingkarkan lengannya di pinggang Vanya. "Aku merindukanmu." Vanya tersenyum malu-malu. "Aku sangat merindukan sekolah." "Jadi, tidak merindukanku?" Wilson menaikkan kedua alisnya. "Juga merindukanmu," kata Vanya seraya menyeringai senang. Kemudian Wilson mengecup bibir Vanya dengan lembut. "Kau harus tahu betapa membosankannya berhari-hari tidak melihatmu." "Kenapa kau tidak datang saja ke rumahku untuk bertemu denganku?" tanya Vanya. "Kau tidak memintaku datang, jika aku datang tanpa kau minta... aku khawatir akan mengganggu waktu istirahatmu." Namun, itu hanya alasan Wilson karena bagaimanapun kelak Ares akan menjadi bosnya dan dia tidak ingin membuat masalah dengan calon bosnya itu dan terakhir bertemu dengan Ares, pria itu menampakkan sikap dingin. Jika
Read more
Chapter 34
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 34Ares bersedekap di depan Vanya yang duduk di sofa ruang kerjanya, beberapa kali pria itu mondar-mandir di depan Vanya tanpa berbicara apa pun. "Ares, aku tahu kalau aku salah... aku minta maaf," desah Vanya. "Tiga hari kau dianjurkan oleh dokter untuk istirahat, kau membangkang dan selalu ingin pergi ke sekolah," ucap Ares seraya memegangi dagunya dan menatap Vanya. "Aku benar-benar bingung, sebenarnya kau masih ingin melanjutkan pendidikanmu atau kau bersemangat pergi ke sekolah hanya untuk bertemu Wilson?" Vanya memutar otaknya, tetapi apa pun alasan yang ingin dikemukakan tetaplah salah akan salah di mata Ares. Vanya ingin sekali memukuli kepalanya karena terlalu bodoh hingga begitu saja menyetujui usulan Wilson untuk membolos sekolah. "Tadi, aku...." "Tania menyerahkanmu padaku, jika kau tidak menunjukkan kemajuan dalam hal positif, aku merasa tidak lagi memiliki wajah untuk kutunjukkan pada Tania dan papaku." Ares berhenti sejenak da
Read more
Chapter 35
Hola, enjoy this chapter!Chapter 35Ciuman Ares berubah menjadi kecupan-kecupan lembut. Seperti bujukan rayu yang menghanyutkan sehingga secuil pun Vanya tidak memiliki niat untuk menolak bujukan yang memabukkan itu. Gadis itu membuka bibirnya, membiarkan lidah Ares menyeruak masuk ke dalam mulutnya dan membelai lidahnya. Erangan halus terlepas dari tenggorokannya, tidak ada keraguan pada diri Vanya. Dibalasnya ciuman Ares dan telapak tangannya mencengkeram pakaian pria itu.Sesuatu yang asing bergejolak di dadanya, perasaan aneh yang terasa menuntut menguasai pikirannya, sedangkan kewanitaannya berdenyut-denyut menyiksa menginginkan sesuatu yang tidak dimengerti olehnya hingga membuat jiwanya terasa gelisah dan sengsara."Vanya," bisik Ares dengan lembut ketika ciuman mereka sejenak terlepas. "Katakan padaku ini salah." Bibir Vanya bergetar dan perlahan matanya yang terpejam terbuka menatap mata Ares yang berjarak sangat dekat darinya. Ia merasakan suhu tubuhnya terasa panas, teta
Read more
Chapter 36
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 36 Pesta pernikahan ayahnya dilakukan dengan konsep tradisional sehingga enam bangku di bagian depan dikhususkan untuk keluarga pengantin barulah tamu yang lain duduk sesuai urutannya. Pukul sepuluh malam, satu persatu tamu undangan mulai meninggalkan pesta dan hanya tersisa muda-mudi yang akan menghabiskan malam dengan alkohol dan pesta dansa. Vanya segera berdiri dari kursinya yang berada di bagian depan dan menyerahkan ponselnya kepada Julio."Aku akan mencari Wilson," ucapnya. Julio menarik pergelangan tangan Vanya. "Kau serius?" "Aku sudah memikirkannya, Julio. Aku ingin konsentrasi belajar untuk menghadapi ujian akhir nanti," ucap Vanya yang tentunya berbohong. "Lalu bagaimana dengan Wilson?" tanya Julio. Vanya menelan ludah, mengakhiri hubungan dengan Wilson begitu mendadak dengan alasan dia ingin serius belajar memang sedikit tidak masuk akal karena selama ini dirinya di mata semua orang adalah seorang siswi nakal yang tidak peduli d
Read more
Chapter 37
Hola, enjoy this chapter!Chapter 37Vanya merengut karena Ares menggagalkan rencananya untuk mengakhiri hubungannya dengan Wilson. Kakak tirinya itu malah membawa Vanya ke apartemennya, bukan mengantarkannya ke rumah Julio. "Kenapa kau membawaku ke sini? Bukannya seharusnya kau antar aku ke rumah Julio?" "Di sana kau akan sendirian," kata Vanya."Maka seharusnya kau tidak membawaku ke sini.""Tetap masih mau mabuk-mabukan dengan Wilson?" tanya Ares dengan nada sangat dingin di ruang tamunya.Vanya buru-buru menggelengkan kepalanya, tetapi tidak berniat memberi tahu Ares kalau sebenarnya dirinya berencana akan mengakhiri hubungannya dengan Wilson. "Hanya ingin menari dan minum sedikit, untuk merayakan kebahagiaan papaku," gumam Vanya seraya mengikuti langkah Ares melewati ruang santai di tempat tinggal Ares yang desain interiornya telah berbeda dari sebelumnya.Pertama kali Vanya dibawa Ares ke tempat itu, sepulangnya dari Valencia dinding ruangan di sana berwarna abu-abu cerah, te
Read more
Chapter 38
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 38Ares membopong Vanya yang tertidur selama perjalanan dari sekolah menuju tempat tinggal mereka. Di elevator yang bergerak ke atas beberapa kali Ares memandangi wajah Vanya yang terlelap dengan ekspresi cemberut, tetapi tetap terlihat manis dan cantik. Juga menggemaskan. Kalau dipikir-pikir, Ares tidak pernah menyangka jika gadis bandel yang penuh akal licik itu sekarang menjelma seperti seekor kucing jinak di pelukannya setiap malam tanpa ada lagi ketegangan di antara mereka. Setelah merebahkan tubuh Vanya di tempat tidur, Ares pergi ke dapur untuk menyeduh kopi dan tidak berselang lama Evan meneleponnya lalu sekitar sepuluh menit Evan tiba di sana. "Bagaimana kabar Mama?" tanya Ares ketika jarak adiknya semakin mendekat."Mama mengeluh padaku, kau sekarang jarang mengunjunginya dan jarang menelepon." "Aku sangat sibuk belakangan ini." Evan mengedikkan bahunya dan menarik lengan kemejanya ke atas lalu meraih sebuah gelas dan mengisinya de
Read more
Chapter 39
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 39Rumah sakit lagi.Namun, bersyukur karena tidak mendapati Ares di ruangan tempatnya menginap—setidaknya belum. Hanya ada Evander yang sedang menerima panggilan telepon dan berdiri di depan jendela, dan mengira kakak tirinya itu yang membawanya ke rumah sakit karena Evan masih mengenakan pakaian kemarin malam. Vanya bergerak perlahan untuk duduk, kepalanya masih terasa berdenyut-denyut meskipun tidak terlalu menyakitkan. Gadis itu mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi sebelum dirinya pingsan, bibirnya mengulas senyum getir berpikir jika seharusnya memang dirinya membunuh Ares saja dari pada mengetahui kenyataan pahit yang sekarang dialaminya. "Vanya, kau bangun?" Evan seketika menutup telepon saat menyadari jika Vanya sudah terjaga. "Seharusnya kau tidak perlu membawaku ke rumah sakit," kata Vanya. Evan mendekati ranjang pasien. "Kau pingsan, kau perlu penanganan medis, Vanya."Vanya menghela napasnya dengan perasaan nelangsa, an
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status