Semua Bab BABY CEO : Bab 21 - Bab 30
91 Bab
Chapter 20
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 20Vanya berniat pergi ke dapur mengambil camilan untuk menemaninya menonton serial televisi kesukaannya, serial yang menceritakan perampokan sebuah Bank di Spanyol yang melibatkan banyak sekali pemain dan di dalam insiden tersebut terselip beberapa kisah cinta yang tidak seharusnya terjadi pada saat yang sangat genting itu. Ketika memasuki dapur, dia mendapati Ares juga di sana. Vanya mendekati Ares dan berdehem pelan. "Apa kau perlu bantuanku?" Ares yang hendak menyeduh kopi tidak serta merta menjawab tawaran baik Vanya, adik tirinya itu pasti memiliki niat tertentu padanya dan lagi pula apa yang bisa diharapkan dari gadis yang menghitung volume sebuah gelas saja masih memerlukan bimbingannya. Ares juga ngeri membayangkan kopinya berubah menjadi asin juga karena belum tentu Vanya dapat membedakan gula dan garam. "Apa yang kau cari?" tanya Ares. "Aku... eem... aku mencarimu," ucap Vanya pelan. Kedua alis Ares berkerut mendengar jawaban gadi
Baca selengkapnya
Chapter 21
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 21"Aku sarankan agar ibumu dibawa ke panti rehabilitasi jiwa untuk diisolasi di sana," kata Ilona, psikiater yang menangani ibu Ares. "Bagaimana mungkin?" Telapak tangan Ares mengepal, amarah mengisi seluruh rongga dadanya. Ibunya tidak seharusnya menanggung luka batin hingga mengharuskan tinggal di panti rehabilitasi jiwa."Untuk saat ini, hanya solusi itu yang bisa kuberikan." Ares memejamkan matanya beberapa saat kemudian mendengus dan menatap Ilona. "Bukankah dulu kau mendiagnosa ibuku hanya mengalami depresi ringan, dia juga tidak membahayakan orang lain. Dan kau juga mengatakan jika ibuku tidak memiliki gejala yang menunjukkan keinginan untuk melukai dirinya.""Perubahan perilaku ibumu tadi malam telah meyakinkanku jika depresi ibumu bertambah." Ilona menatap Ares yang berulang kali mendengus. "Kau jangan menyalahkan perawat ibumu." Tadi pagi-pagi sekali ibunya menonton televisi di ruang keluarga dan tidak menyangka bahwa Chanel televis
Baca selengkapnya
Chapter 22
Hola, happy reading and enjoyChapter 22"Orang bilang, masa SMA adalah masa paling indah, tetapi menurutku biasa saja. Kecuali saat aku bisa berbicara denganmu. Tadinya aku berencana mengungkapkan perasaanku padamu sebelum prome night, tetapi beberapa hari ini aku berpikir, jika nanti kita akan lebih sulit bertemu setelah lulus dari sekolah. Kita berdua akan sangat sibuk dengan dunia baru, mungkin tidak akan ada lagi masa-masa manis duduk di bawah pohon sambil mengulang materi pelajaran sebelumnya," ucap Wilson dengan lancar dan menatap mata Vanya. Vanya menggigit bibirnya, ucapan Wilson ada benarnya juga. Di masa SMA, yang seharusnya menjadi masa paling indah justru telah Vanya lalui dengan sangat tidak patut untuk diceritakan pada anaknya kelak. "S-sejak kapan kau menyukaiku?" Bibir Wilson melengkung membentuk senyum lembut. "Dengarkan aku baik-baik, Vanya," ucap Wilson dengan nada yang sangat tenang. "Kau ingat? Di kelas 1 kita sekelas." Vanya mengangguk. "Kelas 1A, favorit. S
Baca selengkapnya
Chapter 23
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 23Vanya mencengkeram kemeja Wilson dan menerima ciuman pemuda itu lalu perlahan membalasnya hingga ia menyadari suara tepukan dan teriakan bergemuruh di ruangan itu ditujukan untuk mereka. Suara musik berhenti, semua mata tertuju pada Vanya dan Wilson. Vanya merasa dunianya kiamat. Malu karena tertangkap basah berciuman di tengah pesta dan menjadi perhatian, tetapi saat ia melihat ekspresi Tammy yang gelap, Vanya rasa malunya justru berubah menjadi puas. "Akhirnya kalian mengakui jika selama ini kalian sudah berpacaran," ucap Dario. "Kami baru saja jadian," kata Wilson. Vanya membelalak kepada Wilson. "Wilson, aku belum memberikan jawaban," bisiknya di telinga Wilson. "Tidak ada teman yang saling mencium, Vanya," balas Wilson di telinga Vanya. Sialan, batin Vanya. Dia mengira, hanya dirinya yang banyak memiliki trik, ternyata Wilson lebih banyak trik. Wilson berdehem. "Mulai sekarang, siapa pun yang mengganggu Vanya berarti berurusan deng
Baca selengkapnya
Chapter 24
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 24Tampaknya Ares sama sekali tidak berniat menjauhkan dirinya dari Vanya, pria itu justru tersenyum sinis disertai tatapan penuh ancaman, juga gairah. "Ares, kumohon hentikan," rintih Vanya seraya berusaha melepaskan tangannya yang terbelenggu dalam genggaman Ares dengan sangat kuat. Ares tidak bersuara, hati nurani pria itu seolah telah mati. Pinggulnya bergerak-gerak naik turun tanpa memedulikan usaha Vanya untuk terbebas darinya. Ditatapnya Vanya, semakin gadis itu berusaha memberontak, entah mengapa gairah di dalam dirinya semakin terpacu. Ekspresi kesakitan di wajah Vanya seolah menambahkan energi untuk memacu pinggulnya semakin cepat dan ketidakberdayaan Vanya seolah mampu mengobati seluruh rasa sakit hati yang mendera ibunya.Dihunjamkannya kejantanannya lebih dalam lagi hingga tubuh Vanya tersentak ke belakang, diabaikannya wajah Vanya yang bersimbah air mata kemudian dengan kasar dipagutnya bibir Vanya, disesapnya dengan paksa tetapi
Baca selengkapnya
Chapter 25
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 25Vanya duduk di sebuah bantalan berukuran besar dan empuk yang berbentuk bulat dan diletakkan di atas rerumputan taman seraya memangku seekor anjing poodle berwarna cokelat. Matanya mengawasi Julio yang sedang menyiapkan alat barbeque outdoor, sementara tidak jauh dari Julio, ayahnya sedang memotong-motong ikan segar hasil memancingnya seraya mengobrol bersama Wilson yang sedang menyiapkan bumbu untuk ikan panggang.Pemandangan sederhana seperti itu sudah membuatVanya puas dan meskipun tanpa ibunya di sana, Vanya telah mensyukurinya. Lagi pula mengharapkan ibunya meninggalkan Raul sepertinya sangat mustahil, kehidupan ibunya sekarang adalah kehidupan yang ibunya impikan. Memiliki rumah besar, suami yang kaya raya, dan tidak kekurangan apa pun. Juga karier yang aman dan stabil. Hanya wanita bodoh yang bersedia melepaskannya begitu saja, meskipun demi keinginan putrinya. Vanya bahkan berpikir jika ibunya tahu perbuatan Ares kepadanya pun, ibuny
Baca selengkapnya
Chapter 26
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 26Vanya menatap Ares kemudian tersenyum sinis. "Aku harus memberitahu ayahku terlebih dahulu kalau aku pulang ke rumah ibuku, apa hal sepele seperti itu saja tidak bisa kau pahami?" "Kau bisa memberitahu papamu melalui pesan teks atau telepon," kata Ares. Mata Vanya nanar menatap Ares. "Aku ingin bertemu ayahku terlebih dahulu. Paham?" "Baik, biar kuantarkan kau...." "Aku akan pergi dengan Wilson!" potong Vanya dan segera masuk ke dalam mobil Wilson. Wilson mengedikkan bahunya. "Jam sembilan kupastikan Vanya sudah kuantarkan pulang," ucapnya kepada Ares. Kemudian Wilson mengemudikan mobilnya menuju ke tempat yang Vanya inginkan. Wilson merasakan jika Vanya berusaha kuat menahan emosinya menghadapi Ares dan menebak jika hubungan antara persaudaraan tiri itu sedang tidak harmonis. Di samping jok mobil, tadi pagi dia membeli beberapa camilan dan permen. Wilson berinisiatif mengambil sebungkus wafer berlapis cokelat dan menyobek ujung bungkus
Baca selengkapnya
Chapter 27
Hola, enjoy this chapterChapter 27Vanya melongok dari dalam mobilnya, bibirnya yang tipis dipoles lipstik berwarna merah muda pudar menyunggingkan senyum semringah dan matanya menatap Wilson yang setengah berlari menghampirinya."Kau terlihat keren dengan mobil ini," ucap Wilson kemudian membungkuk dan mengecup bibir Vanya."Aku merindukanmu," kata Vanya seraya merengkuh pundak Wilson dan menikmati ciuman pemuda itu. Kemudian keduanya saling bertatapan, Wilson tersenyum tipis seraya menyapukan ujung ibu jemarinya di sudut bibir Vanya. "Ceritakan padaku bagaimana caramu membujuk ibumu agar kau bisa sampai di sini mengendarai mobil ini." Vanya berpindah ke jok samping kemudi, memberikan isyarat agar Wilson mengambil alih posisinya. "Mobil ini Raul yang membeli untuk menyogokku saat hendak menikahi ibuku, tetapi demu orang juga tahu kalau ibuku tidak akan membiarkanku pergi ke sekolah sendiri. Tapi, tadi pagi aku berhasil membujuknya, kubilang kalau sekarang aku tidak pernah membolos
Baca selengkapnya
Chapter 28
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 28Paginya, Vanya bergabung bersama ibunya, Raul, dan Ares seperti biasa di meja makan. Suasana pagi Minggu itu juga seperti biasanya di mana Vanya lebih banyak bungkam, berbanding terbalik dengan suasana di tempat tinggal ayahnya. Di tempat tinggal ayahnya nuansa kekeluargaan lebih terasa, topik yang dibahas juga seputar masa kecil dirinya dan Julio, sedangkan di tempat tinggalnya topik cenderung mengarah pada pembahasan bisnis dan politik.Ketika Vanya hendak beringsut meninggalkan kursinya, tiba-tiba Tania berkata, "Vanya, hari ini kau tidak perlu keluar rumah lagi." "Ma, ini hari Minggu," ucap Vanya seraya menatap Ares yang tepat berada di seberang meja. "Bukankah dulu hari Minggu juga kau tidak pergi ke mana-mana? Kenapa sekarang kau keberatan?" balas Tania dengan nada datar. "Kemarin kau sudah pergi dari pagi sampai sore, hari ini aku melarangmu keluyuran lagi." "Kemarin aku belajar, Ma, bukan keluyuran," bantah Vanya. Tania menatap Van
Baca selengkapnya
Chapter 29
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 29Ares baru saja selesai bermain golf, pria itu menyapu peluhnya yang bercucuran membasahi kulitnya seraya berjalan menuju tempat istirahat dan di sana terlihat Leo duduk menunggunya. Cuaca hari ini cukup panas hingga 36 Derajad Celcius. Tetapi, bermain golf di bawah cuaca terik lebih menyenangkan ketimbang berbicara dengan kepala divisi perencanaan keuangan di kantornya, seorang wanita berusia lima puluh tahun yang ingatannya masih sangat kuat dan ketelitiannya melebihi agen Centro Nacional de Inteligencia*. Namun, bukan ketelitian dan ingatannya yang membuat Ares geram setiap kali berbicara dengan wanita itu. Setiap kali divisi pemasaran merencanakan sebuah program atau proyek, mereka harus berdebat terlebih dahulu dengan wanita itu dan tidak jarang mengharuskan Ares turun tangan untuk beradu argumentasi dengan Nyonya Camelia. Ares yakin jika gaji wanita tua itu dimanfaatkan dengan sangat teliti bahkan 1 sen pun tidak akan luput dari hitunga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status