All Chapters of Gairah Cinta CEO Dingin: Chapter 41 - Chapter 50
107 Chapters
BAB 41 RYAN SELALU BERADA DI SAAT YANG TEPAT
“Hmm, benarkah kau membenciku?” Ryan melirik Karin sekilas, kemudian ia memejamkan mata, sambil melipat kedua tangannya. Melihat apa yang dilakukan oleh Ryan, Karin menarik dan menghembuskan napasnya dengan keras. Ia merasa kesal dengan sikap cuek Ryan, yang terkesan mengabaikan dirinya. “Tidakkah Bapak ingin mengatakan sesuatu yang lebih banyak lagi?” Karin melirik Ryan dengan raut wajah kesal. “Diamlah, Karin! Manfaatkan saja waktumu untuk beristirahat.” Karin menghela napas dengan berat ia pun melakukan hal yang sama, seperti Ryan. ‘Pak Ryan berubah menjadi dingin begini semenjak ia mengetahui masa laluku. Apakah ia menyesal menjadikan diriku sebagai sekretarisnya dan ia ragu untuk memecatku atau tidak?’ batin Karin. Hari sudah gelap ketika mobil yang mereka tumpangi berhenti. Karin membuka matanya dan dilihatnya Ryan berada dekat denga wajahnya. “Tidurmu begitu pulas, aku padaha sudah degan senang
Read more
BAB 42 RENCANA AKHIR PEKAN
Karin diam membeku di pelukan Ryan, dengan jantung yang semakin berdebar kencang. Pelukan Ryan yang terasa kuat dan menenangkan membuat ia dengan mudah melupakan mimpi buruknya. “Bapak memang tidak bisa menerima penolakan!” ucap Karin dengan suara yang lirih. Ryan tersenyum di leher Karin, sehingga membuat Karin merinding dibuatnya. “Itu karena kamu tidak bersungguh-sungguh menolakku. Sekarang diamlah Karin, atau aku akan berubah pikiran dan mengajakmu untuk bercinta.” Karin tidak lagi membuka mulut ia memejamkan mata dan menikmati kehangatan pelukan tangan Ryan. Ketika pagi harinya Karin bangun dan ia tidak merasakan ada pelukan di perutnya. Karin membalikkan badan melihat sisi yang ditiduri Ryan tadi malam. ‘Pak Ryan sudah tidak ada lagi, ke mana dia?’ gumam Karin. Ia turun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok giginya. Tak lama kemudian, Karin keluar kamar mandi dan berganti pak
Read more
BAB 43 PILIHAN RYAN ATAU KARIN
Ryan menegakkan badannya kembali. “Tentu saja kamu akan pergi berakhir pekan bersamaku. Pesanlah makan siang untuk kita berdua! Selesaikan pekerjaanmu, kamu sepulang kerja saja pergi untuk membeli gaun, karena kamu secara tidak langsung memintaku untuk menemanimu.” Karin mengangkat wjaahnya ke arah Ryan. “Saya setuju untuk memesankan Bapak makan siang, tetapi saya tidak setuju menghabiskan akhir pekan ini bersama dengan Bapak.” “Hmm, tidak masalah, karena pada akhirnya kamu akan berubah pikiran.” Ryan berbalik dan masuk ke ruangannya kembali. Begitu Ryan sudah tidak terlihat lagi Karin mengangkat telepon kantor yang ada di atas mejanya dan ditekanya beberapa angka dengan tujuan nama restoran yang kerap menjadi tempat makan siang bosnya itu. Selesai memesankan makanan untuk mereka berdua Karin melanjutkan pekerjaannya selagi menunggu makanan pesanannya datang. Beberapa menit berselang seorang pesuruh di kantor ter
Read more
BAB 44 DANSA DAN CEMBURU
“Itu maunya Bapak!” Kari membuka pintu apartemennya lebar-lebar dan mempersilakan kepada Ryan untuk masuk. “Saya tidak mengerti, mengapa gaun pilihan saya tidak ada? Justru gaun yang Bapak pilihkan, yang sama sekali tidak pernah saya coba dan saya tidak menyukai modelnya yang terbuka di bagian belakang, hingga hampir mencapai bagian bawah pinggang saya.” Ryan melihat jam tangan yang dipakainya. “Waktumu hanya tinggal 15 menit saja, terserah kamu mau memakai gaun yang kupilihkan secara sukarela, ataukah saya yang akan memakaikannya?” Dengan raut wajah cemberut Karin bergegas masuk kamarnya. Dipakainya gaun pilihan Ryan, setelahnya ia mengambil tas tangan, kemudian keluar dari kamarnya. Begitu Karin keluar kamar, Ryan melihat jam tanganya. Diacungkannya jempol ke arah Karin. “Bagus! Ternyata kamu tepat waktu!” Ryan bangkit dari duduknya lalu menggamit lengan Karin mengajaknya keluar dari apartemen Karin. Beberapa me
Read more
BAB 45 MENGINAP DI HOTEL
“Salah satu kekasihmu mencarimu? Berapa orang mantan kekasihmu yang harus kuhadapi malam ini?” Karin mendorong dada Ryan menjauh. Sayangnya tenaganya kalah besar dari Ryan, sehingga ia tidak berhasil menggeser badan Ryan menjauh. “Kenapa? Kamu cemburu? Tenang, aku tidak akan memperhatikan mereka semua, fokusku hanya ada pada dirimu.” Ryan memberikan ciuman singkat di bibir Karin. “Sebaiknya kamu ke kamar kecil dahulu, sebelum kembali bersamaku!” Ryan memutar badan Karin menuju kamar kecil. Sementara dirinya sendiri menuju di mana pesta berlangsung. Dengan wajah kesal Karin menuju kamar kecil, sesampainya di sana ia melihat pantulan dirinya di cermin yang ada pada wastafel. Dilihatnya matanya yang bersinar dan bibirnya yang menjadi bengkak juga terluka sedikit. Karin meraba lehernya yang ada bekas gigitan Ryan dan mengingat hal itu badan Karin menjadi menghangat. Dipejamkannya mata, sambil mengingat itu
Read more
BAB 46 RYAN MARAH KARIN PERGI
“Aku mencintaimu, Karin!” ucap Ryan di saat ia mendapatkan kepuasan. Diciumnya kening Karin dengan rasa sayang, sebelum ia berguling dari atas tubuh Karin. Karin hanya mengulas senyum tipis, dengan hati yang merasa hangat, karena Ryan mengakui perasaannya, meski ia tidak yakin kalau Ryan tulus dalam mengatakannya. Karin tidur dengan cepatnya, karena lelah, setelah percintaannya yang panas dengan Ryan. Ia tidur dalam pelukan hangat lengan Ryan di perutnya. Pagi harinya Karin bangun, ia merasa terkejut ketika melihat dirinya tidur tidak di kamarnya. Dibukanya selimut mata Karin melotot tidak percaya, dirinya tanpa pakaian selembar pun juga. Diliriknya Ryan yang tidur di sampingnya juga sama. ‘Sial! Gara-gara mabuk aku membiarkan diriku menjadi milik Ryan seutuhnya,’ gumam Karin dalam hatinya. Perlahan ia beranjak dari tempat tidur dengan cepat dipungutnya pakaiannya yang berceceran di lantai. Ia kemudian masuk kamar
Read more
BAB 47 MENYANGKAL
Bukannya menjawab pertanyaan Ryan, Karin justru berlalu masuk apartemennya. Dan hal itu hanya membuat kemarahan Ryan semakin menjadi saja. Ditutupnya pintu apartemen Karin dengan keras, sehingga menimbulkan bunyi bedebum yang nyaring. Ia lalu dengan cepat menarik lengan Karin dan mendorongnya hingga menempel pada dinding. Kedua tangan Ryan diletakkan di kedua sisi kepala Karin, dengan suara mendesis menahan kemarahannya agar tidak berteriak Ryan berkata, “Kenapa kamu tidak mau menjawab pertanyaanku? Apakah percintaan kita tadi malam sama sekali tidak berarti bagimu, Karin!” Karin menahan sesak di dadanya harus mengingkari perasaannya yang begitu kuat kepada Ryan. “Mengapa Bapak harus marah, kalau saya tidak memiliki perasaan apapun juga? Bukankah bercinta merupakan hal yang biasa bagi Bapak? Mengapa harus dibesar-besarkan, kalau saya dan Bapak akhirnya bercinta juga. Santai saja, Pak! Tidak ada yag istimewa sama sekali. denga
Read more
BAB 48 KARIN NEKAT
Ryan menatap Karin dengan sorot mata yang dingin menyiratkan kemarahan. Karin terkejut melihat kedatangan Ryan yang mendadak begini. Ia tidak menyangka, kalau tahu Ryan akan datang sudah pasti akan ditolaknya kedatangan Luke. Ia lalu berdiri, sehingga berhadapan dengan Ryan. Ryan meraih pundak Karin, lalu mengguncangnya pelan. “Tadinya aku datang ke sini untuk meminta maaf, karena sudah menyakitimu! Akan tetapi, apa yang kutemui justru membuatku merasa, kalau aku tidak perlu meminta maaf, karena kau yang justru melukaiku!” Ia kemudian melepaskan pegangannya di pundak Karin memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah Luke. “Dari sekarang kau bukan lagi sahabatku! Hubungan di antara kita hanyalah hubungan profesional saja. antara atasan dan bawahan! Aku membenci kalian berdua, yang ternyata diam-diam bermain di belakangku!” Ryan berjalan menuju pintu apartemen Karin ia lalu membuka dan menutupnya dengan keras, sampai membuat Kar
Read more
BAB 49 BERTENGKAR DAN TERLUKA
Ryan berjalan untuk menyalakan lampu, walaupun tadi ia merasa mendengar suara Karin, tetapi setelah melihat langsung kalau memang Karin yang berada di apartemennya ia menjadi gugup. “Karin! Kenapa kau ada di sini?” tanya Ryan dengan gugup. Mata Karin melirik ke arah wanita yang berada di lantai dapat dilihatnya bagaimana rambut wanita itu berantakkan. Bahkan pakaian yang dikenakannya terbuka lebar di bagian dada, Ryan yang melihat arah tatapan mata Karin menjadi gugup dan serba salah, tetapi dengan cepat ia dapat menguasai dirinya. Ia melihat Karin dengan dingin dan seakan mempersilakan kepada Karin untuk memberikan pendapat sesukanya. Karin berdiri dari duduknya netranya bertemu dengan netra hitam Ryan. Tak ditutupinya tatapan terluka di matanya. Ia bahkan membiarkan air mata menggenang di pelupuk matanya. “Ternyata kau hanya berpura-pura saja mengatakan cinta kepadaku! Kau menuduhku bermain di belakangmu pa
Read more
BAB 50 BERSAMA DEREK
“Terima kasih!” Ryan kemudian berbalik pergi meninggalkan apartemen Karin. Dengan langkah cepat dan tatapan yang seakan siap membunuh siapa saja yang menghalangi langkahnya. Begitu sudah berada di luar gedung apartemen Karin dilihatnya mobil pribadinya sudah terparkir di trotoar. Ia memang tadi menghubungi sopir pribadinya untuk menjemputnya. Ryan masuk mobilnya, ia memerintahkan kepada sopirnya menuju apartemen Luke. ‘Awas saja, kalau aku menemukan Karin di sana!’ batin Ryan. Tak berapa lama kemudian Ryan sudah berdiri di depan pintu apartemen Luke. Dengan tak sabaran dipencetnya bel pintu apartemen Luke berulangkali. Pintu pun dibuka oleh Luke yang terlihat sepertinya baru saja bangun tidur. “Mau …” Belum sempat Luke menyelesaikan ucapannya Ryan langsung saja menampar wajahnya. “Kau sembunyikan di mana Karin, Luke?” Luke yang tidak terima dipukul oleh Ryan langsung saja membalas, Ia mena
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status