Semua Bab Gairah Cinta CEO Dingin: Bab 51 - Bab 60
107 Bab
BAB 51 RYAN MENCARI KARIN
“Ke mana kita? Ini bukan arah menuju apartemenke!” Karin sedikit panik, karena ia takut kakak yang baru dikenalnya ini akan berbuat jahat. Derek yang sedang menyetir meliri Karin sekilas, sebelum kembali fokus melihat ke arah jalanan. “Apakah kau tidak ingin mengenal diriku?” Karin melihat ke arah Derek diamatinya kakak satu ayah dengannya itu. Wajah kakak lelakinya ini memiliki kemiripan dengannya. “Aku tidak terlalu penasaran tentang siapa sebenarnya dirimu. Kutau, kamu pasti membenciku dan Ibuku, tetapi aku tidak peduli. Kita urus saja kehidupan kita sendiri-sendiri, seperti halnya kita tidak pernah bertemu!” Derek tertawa mendengar apa yang dikatakan Karin. “Aku tidak akan mencelakakamu! Rupanya Ayah kita sudah jatuh hati kepadamu dan ia memintaku dengan tegas untuk menjagamu!” Karin mendengus tidak suka bibirnya manyun. “Aku tidak memerlukan penjaga! Aku bisa menjaga diriku sendiri.” “Caramu menjaga diri sen
Baca selengkapnya
BAB 52 BICARA BERDUA
Sontak saja Karin menjadi terkejut ia diam membeku di tempatnya duduk. Dirinya tidak menyangka sama sekali, kalau Ryan akan berada di tempat yang sama dengannya. “Kenapa diam saja, Karin?” Ryan mendekati kursi Karin, lalu berdiri tepat di belakangnya. Dereklah yang membuka suaranya. “Siapa kau? Apa maksudmu dengan memarahi Karin?” Ryan mengalihkan tatapannya dari Karin kepada Derek yang berdiri tidak jauh darinya. Keduanya saling menatap dengan tajam seolah siap untuk bertarung. “Siapa kau? Dan apa hubunganmu dengan Karin?” tanya Ryan galak. Derek menyunggingkan senyum sinis di bibirnya. “Menurutmu ada hubungan apa kami?” Seakan hendak membuat Ryan menjadi semakin emosi saja. Tangan Ryan terkepal di samping tubuhnya. Kemarahannya sudah siap meledak, setelah dirinya kurang tidur dan tidak tenang, karena mengkhawatiran keadaan Karin. Dan sekarang begitu ia melihat keadaannya ia baik-baik saja
Baca selengkapnya
BAB 53 BIMBANG
“Aku mengaku salah, tetapi aku hanyalah lelaki normal.” Ryan melepaskan pegangannya pada tubuh Karin. Karin mendongak menatap netra hitam Ryan yang terlihat dingin. Ia tidak bisa menyalahkan kejujuran Ryan. Namun, beranikah ia mengambil resiko menerima cinta dari pria yang terkenal sebagai playboy. “Apa yang membuatku bisa yakin, kalau kau akan setia dan bukan hanya sekedar janji saja?” Ryan memegang pipi Karin jarinya mengelus lembut pipi Karin yang terasa halus, lalu turun ke bibirnya. “Aku pria yang akan selalu menepati janjiku!” Bibir Karin mengerucut senyum kecil terbit di bibirnyaa. “Katakanlah aku percaya dengan janji yang kau buat dan siap menerima semua konsekuensi yang kuambil, karena menerima dirimu sebagai kekasihku.” Senyuman pun terbit di bibir Ryan. Ia mencium bibir Karin sekilas, sambil memegang pinggang Karin. “Hidup memang, seperti bermain poker. Kau tidak akan pernah mengetahui, apakah keputusan
Baca selengkapnya
BAB 54 RYAN DIBUAT KESAL
Ryan baru saja duduk di ruangannya ketika pintu kantornya dibuka dengan kasar. Dan masuklah pria yang tadi bertengkar dengannya. “Siapa yang mempersilakan kamu masuk ruanganku?” Tanya Ryan galak. “Kenapa aku harus meminta ijin bertemu dengan pria yang menjadi teman kencan adikku? Aku hanya ingin mengatakan, kalau dari sekarang Karin tidak sendirian ia memiliki aku sebagai saudara tirinya! Kamu tidak bisa seenaknya menyakiti atau mempermainkan perasaan Karin.” Suara tawa Ryan pecah mendengar apa yang dikatakan oleh Derek. “Ke mana saja kau selama ini, Bung? Karin bisa menjaga dirinya sendiri. Dia tidak memerlukan pria asing yang mengaku sebagai kakaknya dan berlagak menjadi pahlawan kesiangan!” Derek memukul meja kerja Ryan. “Aku memang baru saja hadir dalam hidup Karin, tetapi hal itu bukanlah masalah sama sekali!” Ryan menatap Derek dengan sinis. “Kau sudah kuberi wakktu mengatakan apa maksud kedatanganmu. Sekara
Baca selengkapnya
BAB 55 CINTA DAN MASA LALU YANG MEMBAYANG
“Kenapa baru sekarang kau angkat teleponku?” Tanya Ryan galak, melalui sambungan telepon. Karin yang baru saja terbangun dari tidurnya di sofa Ryan yang empuk sontak saja menjadi kaget dengan suara Ryan yang bernada tinggi. Langsung saja dijauhkannya ponsel dari telinga. Dikuceknya mata yang masih mengantuk, karena ia baru saja bangun tidur. Dan ketika ia melihat ponselnya ada banyak panggilan tak terjawab dari Ryan itulah sebabnya ia langsung menelepon pria itu. Ia dengan cepat menghubungi Ryan, mengira kalau ada sesuatu yang penting sampai ia meneleponnya berulangkali. Namun, begitu ia menelepon justru kena marah. “Kenapa kamu diam saja?” Tanya Ryan kembali, setelah seiama beberapa saat tak didengarnya sahutan dari Karin. “Aku tadi ketiduran dan ini baru saja bangun dari tidur. Kenapa tadi meneleponku?” sahut Karin. Ryan menatap layar ponselnya, sambil tersenyum mendengar kalau Karin baru bangun t
Baca selengkapnya
BAB 56 KETAKUTAN KARIN
“Kau terlalu berlebihan! Memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Kau tidak mempercayaiku bisa dan akan melindungi, serta menjagamu!” Ketus suara Ryan. Ia lalu berdiri dan beranjak menjauh dari tempat di mana Karin sedang duduk. “Kau tidak mengerti, Ryan! Ibuku pernah begitu mempercayai seseorang, tetapi ia dikecewakan! Aku tidak ingin apa yang terjadi dengan Ibuku terulang pada diriku. Di saat ia menyerahkan hati dan raganya ia justru ditinggalkan!” Ryan membalikkan badan dari menatap jalanan, melalui kaca jendela ruang santainya. Ditatapnya netra Karin dengan tajam dan dan raut wajahnya berubah menjadi dingin tak terbaca. “Apakah kau bermaksud menyalahkan Ayahku? Bukankah yang salah itu adalah Ibumu, karena sudah jatuh cinta dengan pria beristri, seperti Ayahku? Dan sudah sepatutnya ia menyadari, kalau apa yang dilakukannya akan membawanya pada masalah!” Dengan cepat Karin bangkit dari duduknya, lalu beranjak menghampiri Ryan
Baca selengkapnya
BAB 57 PERGI KELUAR KOTA
“Hah! Apa makudmu berkata seperti itu, Luke? Apakah kamu sedang cemburu? Jangan membuatku berpikir yang tidak-tidak!” Ryan memicingkan mata melihat Luke. Luke menatap jengkel Ryan. “Astaga! Apakah kau pikir aku cemburu karena menyukaimu? Aku hanya merasa semenjak Karin menjadi sekretaris sekaligus kekasihmu. Kamu menjadi semakin melupakan, kalau diriku menjadi tangan kananmu. Seharusnya aku yang kauajak, karena bisa jadi aku dapat membantu memecahkan persoalan yang terjadi di lapangan!” Mendengar penuturan Luke, Ryan manggut-manggut mengerti. “Justru karena kamu orang kepercayaaanku, meskipun kamu pernah membuatku kecewa. Maka aku mempercayakan jalannya operasional perusahaan ke tanganmu selagi aku tidak berada di tempat.” Pintu ruang kerja Ryan diketuk dan tak lama kemudian masuklah Karin menghampirinya. “Tiket pesawat sudah saya pesan Pak dan kita akan berangkat dalam waktu satu jam lagi. Saya juga sudah mengubah beberapa j
Baca selengkapnya
BAB 58 MENIKMATI MALAM
“Tenang saja aku tahu cara ampuh agar kau tetap berada di tempat tidur sepanjang malam. Aku sudah menyiapkan obat tidur yang akan membuatmu tidak bisa bergerak.” Karin melihat Ryan dengan wajah cemberut. Bukannya marah mendengar apa yang dikatakan Karin, Ryan justru tertawa dengan keras. “Kau memang mempunyai jawaban yang cerdas.” Tak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah hotel berbintang. Keduanya langsung saja turun dari mobil memasuki gedung tersebut. Sesampainya mereka di dalam kamar hotel Karin langsung masuk kamar mandi, sementara Ryan duduk di atas tempat tidur, sambil membuka ponselnya. Ia memeriksa pesan dan email dari Luke. Tidak ada hal yang penting dari laporan Luke, semua berjalan dengan baik. Ia mengirimkan balasan kepada Luke, kalau dirinya baru akan kembali dua hari lagi. Ia akan melakukan beberapa koordinasi tentang renovasi gedung yang terbakar. Baru saja ia meletakka
Baca selengkapnya
BAB 59 GANGGUAN MAKAN MALAM
Wanita yang pernah menjadi kekasih Ryan itu bangkit dari duduknya. Ia berjalan dengan anggun menghampiri Ryan dan Karin yang sedang berdansa. “Selamat malam, maaf mengganggu kalian, dapatkah aku berdansa denganmu, Ryan?” tanya wanita yang Bernama Maurie tersebut. Ryan menatap tajam Maurie, yang sudah dengan tidak sopan menyela dansanya bersama dengan Karin. Akan tetapi, ia juga tidak mungkin bersikap kasar, dengan menolak ajakan dansa Maurie. Melihat Ryan yang dalam dilema dengan senyuman menghiasi wajahnya. Karin berkata, “Berdansalah! Aku akan menunggumu di meja kita.” Karin berjalan meninggalkan lantai dansa dengan anggun menuju meja yang tadi di tempatinya bersama Ryan. ‘Apakah wanita itu mengikuti kami? Apa ia ingin kembali memaksakan dirinya untuk menjalin hubungan dengan Ryan? Apakah aku bisa percaya, kalau Ryan tidak akan tergoda dengan kehadiran wanita itu yang penampilannya begitu menggoda?’ batin Karin.
Baca selengkapnya
BAB 60 RAYUAN MAURIE
Secara refleks Karin mengngkat tangan ke depan wajahnya yang sudah berubah menjadi pucat. Ryan melihat wartawan yang berkerumun itu dengan dingin. Tangannya menggenggam jemari Karin yang sudah sedingin es. Wanitanya itu begitu ketakutan hanya dengan melihat kilatan lampu kamera saja. “Selamat pagi Tuan Ryan, berikan waktu kepada kami sebentar untuk bertanya kepada Anda?” ucap salah seorang wartawan tersebut. Ryan berbisik di telinga Karin. “Masuklah duluan ke dalam mobil perusahaan yang sudah menunggu kita. Aku akan menghadapi wawancara ini terlebih dahulu.” Tanpa disuruh dua kali Karin langsung berlalu dari samping Ryan meuju mobil yang tidak jauh dari tempat mereka berada. Mau tidak mau ia membiarkan mereka mengambil gambar dirinya. Begitu sudah duduk di dalam mobil Karin bisa menarik napas dengan lega, melalui kaca jendela ia melihat bagaimana Ryan menghadapi mereka semua dengan tenang. Sementara Ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status