Gairah Cinta CEO Dingin

Gairah Cinta CEO Dingin

Oleh:  Suri Sihma123  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
21 Peringkat
107Bab
39.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karin duduk gelisah di bawah tatapan tajam pria yang akan menjadi bosnya, kalau ia lolos dalam wawancara kerja ini. Ryan menatap dengan penuh minat kepada wanita, yang melamar menjadi sekretarisnya. Entah mengapa ia merasa, kalau wajah wanita itu mengingatkannya akan seseorang. Didekatinya wanita muda yang terlihat gugup tersebut dan ditanyakannya, apakah mereka pernah bertemu sebelumnya? Dengan gugup wanita itu menjawab, kalau mereka sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya. Ryan merasakan ada getaran yang begitu kuat di antara dirinya, dengan calon sekretarisnya itu. Getaran yang membuatnya merasakan gairah dan ketertarikan kepada wanita itu. Hanya saja Ryan tidak mengetahui, apakah rasa tertarik itu hanya sementara saja, sama seperti barisan mantan kekasihnya, ataukah untuk selamanya. Karin menanti dengan gelisah, apakah ia akan diterima sebagai sekretaris dari pria yang membuat jantungnya berdebar kencang, karena ia sangat membutuhkan pekerjaan itu.

Lihat lebih banyak
Gairah Cinta CEO Dingin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zhang Mila
memang boleh ya wawancara sedekat itu? kamu benar-benar nakal, Ryan.
2024-02-06 04:35:10
1
user avatar
Maesaro Ardi
si Ryan bau-bau nya udah mulai menargetkan karin nih... ahaay ...
2024-02-05 23:05:49
1
user avatar
EL Dziken
kalau masih polos memang deg-degan, tapi Karin pasti bisa dapatkan hati sang CEO
2024-02-05 21:59:45
1
user avatar
De Lilah
mau jadi sekretaris atau istri pewaris karin? enak semuaa
2024-02-05 19:57:17
0
user avatar
Rindu_Mentari
Berani juga Karin berhadapan langsung dengan Ryan, semoga lolos ya Karin jadi sekertarisnya Ryan
2024-02-05 18:17:24
0
user avatar
MAF_0808
ryan jangan permainkan karin, dia gadis yang masih polos
2024-02-05 16:42:36
0
user avatar
Rika Jhon
Dasar Ryan modus itu. Namanya juga casanova, jadi banyak cara merayu, termasuk merayu Karin.
2024-02-05 15:52:34
0
user avatar
Dinara Sofia
Karin Arvantie PD dan juga pinter, cumlaude lagi. Itu kapan ketemu sama Ryan sebelum wawancara? Keren banget ceritanya, baca deh kalo gak percaya.
2024-02-05 14:37:11
0
user avatar
Alya Feliz
Apalah si Ryan pede banget. orang mau kerja malah dikira mau ketemu dia
2024-02-05 14:34:01
0
user avatar
Azrina
Baru nemu Novel sebagus ini, ke mana aja aku selama ini ......️
2024-02-05 14:16:13
0
user avatar
Siti nurmala Siti
keren saya sangat suka
2023-09-22 09:29:10
0
user avatar
henny mailoa
kereenn ceritanya
2023-08-20 12:06:16
0
user avatar
Me Nana
seronok ceritanya . bagus sekali. tp ya ego banget ya karin sm ryan. ngak hbis fikir aku . hahahahaha.. tp tetap 5 bintang utk ceritanya..
2023-08-11 23:57:28
0
user avatar
deni ariyanti
bagus , suka bacanya
2023-08-11 04:07:35
0
user avatar
henny mailoa
ceritanya keren
2023-08-05 23:03:27
0
  • 1
  • 2
107 Bab
Wawancara Kerja
'Astaga! Sudah jam berapa ini? Aku bisa terlambat menghadiri wawancara kerja hari ini. Bagaimana aku akan diterima bekerja, kalau untuk menghadiri wawancara kerja saja aku sampai datang terlambat,' batin Karin. Ia pun bergegas menuju kamar mandi, lalu mandi di bawah air pancuran. Selesai mandi Karin pun mengambil kemeja berwarna putih dan rok dengan panjang di atas lutut. Ia lalu mematut dirinya di depan cermin besar, yang ada di dalam kamarnya. Ia hanya mengenakan make up tipis dan lip tint, agar wajahnya tidak terlihat pucat. Selesai sarapan, dengan menyandang tas kecil di pundaknya. Karin pun berjalan ke luar dari apartemennya menuju ke halte bis. Tak lama berselang, bis yang ditunggunya datang. Karin pun duduk di dalam bis dengan perasaan yang tegang dan gugup. Hari ini ia akan menjalani wawancara, untuk lowongan sebagai sekretaris yang dilamarnya. Sesekali ia melihat jam tangannya, untuk memastikan ia tidak datang terlambat. Begitu bis yang ditumpanginya berhenti di halte, yan
Baca selengkapnya
RAYUAN TERSELUBUNG RYAN
“Apa maksud bapak berkata seperti itu? Saya benar-benar hanya menginginkan pekerjaan menjadi sekretaris bapak dan bukannya yang lain. Saya tidak akan merendahkan diri saya, hanya agar supaya diterima bekerja," ucap Karin dengan tegas. Ia tidak mau, kalau dirinya sampai dianggap sebagai seorang wanita yang mudah dirayu demi uang dan jabatan. Ryan menyunggingkan senyum sinis ke arah Karin. “Mengapa saya tidak percaya dengan apa yang kamu katakan! Saya merasa ada yang kamu sembunyikan dari saya.” Ia lalu merendahkan badan nya, hingga wajahnya sejajar dengan wajah Karin. Bahkan, hembusan napas keduanya terasa. Karin menjadi semakin gugup, ditambah tatapan mata Ryan yang begitu tajam dan membius dirinya. Tatapan mata, yang seakan ingin menga mjaknya pergi ke tempat tidur. “Bapak mungkin tidak percaya dengan apa yang saya katakan, karena pengalaman bapak sebelumnya. Namun, saya tidak berbohong dengan apa yang saya katakan tadi.” Karin mencoba untuk mendorong Ryan menjauh, meskipun kesanny
Baca selengkapnya
TEKAD KARIN
“Nanti, kalau kamu ke luar dari sini. Pergilah ke ruangan yang ada di seberang lift. Katakan kepada wanita yang berada di ruangan itu, kalau kamu diterima untuk bekerja di sini.” Dengan dingin Ryan mempersilakan kepada Karin untuk keluar dari ruangannya, tanpa melihat ke arahnya, seakan sudah tidak sabar Karin keluar dari ruangannya. Karin yang sudah hendak ke luar dari ruangan Ryan, membalikkan badannya. “Baik, pak! akan saya katakan.” Ke luar dari ruangan Ryan, Karin langsung menuju ruangan yang tadi dikatakan oleh bosnya. Berdiri di depan pintu yang terlihat kokoh, Karin pun mengetuk pintu tersebut. Setelah dipersilakan untuk masuk, barulah ia membuka pintu tersebut. Karin duduk di hadapan seorang wanita dengan penampilan rapi dan kaku. Ia menatap menyelidik ke arah Karin. “Siang, bu! Nama saya Karin dan saya disuruh oleh pak Ryan untuk melapor kepada ibu, kalau saya sekarang sudah menjadi sekretarisnya,” terang Karin.
Baca selengkapnya
Tantangan, Godaan dan Prinsip
'Syukurlah aku tidak bangun kesiangan, walaupun aku semalaman menangis karena teringat dengan almarhumah Ibuku, tetapi mengapa tadi malam aku bermimpi tentang pria yang seharusnya kupanggil Ayah? Apakah ini merupakan pertanda, kalau pria itu sebenarnya mencariku? Kenangan masa lalu yang coba kusimpan rapat kini kembali hadir semenjak aku menjadi sekretaris Ryan,' batin Karin. Dirinya langsung saja menyalakan oven dan memanggang roti di dalamnya. Ia lalu mengoles roti tersebut dengan selai kacang dan sesudahnya menyantapnya dengan nikmat. Dilihatnya jam tangan sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi. Masih ada waktu setengah jam baginya untuk sampai ke kantor. Selesai sarapan, dengan terburu-buru Karin ke luar dari apartemennya. Ia pun berjalan menuju halte bis dan ia tidak menunggu lama. Bis yang menuju ke tempat kerjanya datang, lalu berhenti di depan halte tempatnya duduk. Dirinya pun memilih duduk di bagian tengah yang masih kosong. Sesekali ia meli
Baca selengkapnya
TERLAMBAT
“Terima kasih, atas tawaran bapak. Namun, saya lebih suka untuk berganti pakaian di toilet karyawan saja, pak!” sahut Karin, sambil berlalu pergi dari ruangan Ryan. Mana mungkin ia berani berganti pakaian di kamar mandi bosnya. Terlebih lagi, dengan bosnya yang secara terang-terangan coba merayunya. Ryan berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat ke tempat Karin berdiri. Ia lalu berkata dengan suara pelan. “Apakah kau berani mengambil kunci ini, agar bisa ke luar dari ruanganku?” Karin memejamkan kedua matanya, ditariknya napas dalam-dalam. Rasanya ia hendak memaki bos nya ini, yang sudah membuat dirinya menjadi seakan terkurung di kndang Singa. Dittadahkannya tangannya ke arah Ryan. “Tolong berikan kunci pintunya, pak!” Ryan justru meraih jemari Karin dan meletakkan tepat di saku kemeja yang dikenakannya. “Aku tidak melarangmu, untuk mengambilnya secara langsung. Hanya saja ada syaratnya, kalau kamu mau aku yang menyerah
Baca selengkapnya
BAB 6 MAKAN SIANG
“Aku sudah memperingatkan kepadamu, kalau aku tidak suka mempunyai kekasih yang cerewet dan pencemburu tanpa alasan yang jelas. Kurasa, ini saatnya hubungan kita berakhir sampai di sini. Silakan, cari pria lainnya, yang bisa kau atur dan curigai sesukamu!” Tegas Ryan, sambil menatap dingin kekasihnya, yang ia anggap terlalu ingin tahu, dengan apa yang dilakukannya. Kekasih Ryan menatap tidak percaya kepada Ryan, yang bersikap egois. “Apa maksudmu berkata, seperti itu? Apa kau memutuskan diriku? Dasar brengsek, kau Ryan! Seenaknya saja kamu memutuskan diriku dan ini semua pasti karena wanita tadi, bukan?” Bentak kekasih Ryan, sambil mengguncang tubuhnya, dengan kencang. “Pak, tolong berhenti!” Perintah Ryan kepada sopirnya. Dan langsung saja dituruti oleh sopirnya itu. Begitu mobil sudah berhenti. Ryan melirik kepada wanita, yang baru saja ia putuskan. “Sopirku akan mengantarkanmu sampai ke tempat tujuan. Dan satu hal lagi, kau tidak peru takut aku
Baca selengkapnya
BAB 7 GODAAN ITU TERLALU KUAT
'Astaga! Setelah dengan seenaknya ia mengatakan hal itu, langsung pergi begitu saja!' batin Karin emosi. Karina menatap tidak percaya punggung Ryan, yang berjalan keluar dari restoran, setelah ia memberikan ultimatum kepada Karin. Tersadar dari lamunannya Karin pun berdiri dan beranjak keluar dari restoran. Ia tidak membayar tsagihan makan siangnya, karena Ryan yang sudah membayar tagihan tersebut. Hampir saja Karin menabrak punggung Ryan, ketika ia baru saja keluar dari pintu restoran. “Kenapa Bapak berdiri di situ? Siapa yang Bapak tunggu?” Ryan membalikkan badan dan melihat ke arah Karin dengan dingin. “Jangan besar kepala, saya tidak mungkin menunggu kamu!” Karin mengangguk. “Iya, benar apa yang Bapak katakan. Permisi, Pak saya duluan ke kantor.” Karin pun berjalan kembali menuju ke arah perusahaan tempatnya bekerja. Akan tetapi baru beberapa langkah ia berjalan Ryan menegur dirinya. “Apa yang kamu lakuka
Baca selengkapnya
BAB 8 OBSESI
'Astaga! Pintu mobil itu terbuka dan pria yang ada dalam mobil itu berjalan kemari!' batin Karin, ia melihat ke sekelilingnya berharap ada yang lewat. Rasa gugup Karin semakin menjadi terlebih lagi ketika dari dalam mobil dengan kaca gelap itu. Turun seorang pria yang mengenakan pakaian serba hitam menghampiri Karin. “Malam, Mis! Silakan masuk ke dalam mobil!” perintah orang itu singkat. Tangan Karin meraba tas yang ia sandang di bahunya. Ia pun berhasil menemukan apa yang ia cari semprotan merica. Akan tetapi, sebelum ia sempat menggunakannya pria dengan pakaian hitam itu berkata lagi, “Tuan Ryan menunggu Anda di dalam mobil!” Seakan mengerti namanya disebut kaca mobil diturunkan, sehingga terlihatlah Ryan di baliknya. “Cepat masuk! Jangan sok menolak. Kamu tidak pernah tahu apa yang akan kamu temui, kalau nekat tetap berada di halte ini. Bisa saja ada pemabuk yang akan memperkosamu. Daripada diperkosa oleh pema
Baca selengkapnya
TIDUR di APARTEMEN KARIN
"Siapa kau yang sudah berani berkata, seperti itu? Kau hanyalah wanita murahan yang membuatku merasa muak dengan sentuhanmu!" Ryan mencekau dagu wanita yang sudah berani mengatainya. Ryan memandang dua orang petugas keamanan itu dengan santai dan tidak ada rasa takut sama sekali. “Mau apa kalian? Apa kalian akan mengusirku dari sini? Kalau kalian sampai berani menyentuh tubuhku akan kubuat kalian menderita di jalanan dan tidak akan ada seorang pun yang menerima kalian bekerja!” Dirinya diam sebentar menunggu reaksi dari kedua orang petugas keamanan tersebut. “Bagus! Kalian memahami apa yang kukatakan. Pemilik kelab malam ini saudara sepupuku, katakan kepadanya kalau Ryan merasa kecewa dengan pelayanan yang ada!” Usai mengatakan hal itu Ryan berjalan keluar dari ruang VIP tersebut. Petugas keamanan yang tadi terlihat garang, membiarkan saja Ryan melewati mereka. Keduanya memang teringat dengan wajah Ryan, yang memang benar saudara dari
Baca selengkapnya
BAB 10 RYAN PERAYU ULUNG
Ryan tersenyum senang melihat Karin yang tidur dalam pelukannya. ‘Hmm, Apa yang akan dilakukan oleh wanita ini, kalau ia mengetahui dirinya tidur dalam pelukanku?’ gumam Ryan. Lama kelamaan Ryan kembali mengantuk dan ia pun tidur dengan lengannya setia memeluk erat perut Karin. Beberapa saat kemudian Karin membuka kedua matanya perlahan. Ia merasa heran, karena seingatnya dirinya tidur di sofa dan kenapa sekarang ia kembali berada di atas tempat tidurnya. Ketika ia hendak bangun dari tempat tidur. Dirasakannya berat pada perut dan juga didengarnya suara napas berat seorang laki-laki tepat di samping telinganya. Dengan cepat ia membalikkan badan dan ketika itulah netranya bertemu dengan netra hitam milik Ryan. “Pak, Ryan! Kenapa Bapak bisa tidur bersama dengan saya? Apa yang sudah Bapak lakukan?” berondong Karin dengan pertanyaan. Ryan yang memang sudah bangun dari tadi dan memperhatikan apa yang dilaku
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status