Semua Bab RInai (Cinta Tak Sesakit Ini): Bab 21 - Bab 30
66 Bab
Tuduhan
Kenshi benar-benar kehilangan suaranya kala melihat reaksi Rinai yang begitu dingin. Wanita itu bahkan meletakkan buket bunga mawar yang dia beli di atas meja begitu saja. Tadinya pria itu berharap sang wanita akan tersenyum sambil menatap bunga itu takjub, lalu menciumi bunga itu dengan penuh perasaan, kemudian menghambur ke pelukannya. Kenshi tersenyum geli dengan ekspetasi liarnya. Mana mungkin seorang Rinai akan melakukan hal seperti itu. Saat masih serumah saja wanita itu selalu menjaga jarak. Jika bukan dirinya yang menyentuh, Rinai tak akan memulai, kecuali berkenaan dengan tugasnya.Rinai pun bersikap sama. Walau terlihat acuh tak acuh, sebenarnya jantungnya tengah berdegup kencang. Kedatangan Kenshi tanpa rencana berhasil menggetarkan hatinya. Apalagi setelah hampir beberapa bulan tak bertemu, membuat sang pria terlihat lebih ganteng. Rinai memukul kepalanya pelan, bagaimana di saat seperti ini dia memperhatikan wajah Kenshi. 'Sungguh tak berkelas kamu, Rin!' Suara di kepal
Baca selengkapnya
Dia
Desau angin terdengar berisik mengusik dahan-dahan pohon jambu di depan rumah Rinai. Wanita itu merapatkan resleting jaket berbahan kaos yang melekat di tubuhnya karena udara dingin yang masuk melalui kisi-kisi jendela mulai menusuk kulit. Sejak semalam Rinai tak mendapat lena dalam tidurnya. Sepanjang malam pikirannya berkelana, mengggali kenangan masa silam. Kala dia masih bersama Reinart. Rumah tangga yang disangka akan abadi hingga menua, runtuh hanya dalam hitungan tahun saja, tapi luka cukup dalam tertoreh. Kemudian sosok Kenshi hadir. Rinai tak pernah mengira jika pria itu diam-diam mampu menembus benteng yang dia bangun tinggi. Rasa tak percaya pada cinta membuatnya mematikan rasa. Namun, sang pria menjungkir-balikan keyakinannya hingga tanpa sadar dia membuka hati dan membiarkan pria tersebut melenggang masuk.Dan sekarang Rinai kembali goyah. Setelah dia memutuskan menjauh, mengapa kini Kenshi datang lagi? Apa pria itu tak tahu betapa sulitnya dia bangkit dari patah hati. Ri
Baca selengkapnya
Tunjukkan Sikapmu
Cinta bisa membuat orang-orang yang mengalaminya melakukan hal-hal di luar kebiasaannya. Yang awalnya datar menjadi lebih perhatian. Yang tadinya tak peduli penampilan menjadi pesolek. Begitupun Kenshi. Meski Rinai mengatakan untuk menjauh, dia tak mengindahkan perkataan wanita tersebut. Dia tak ingin lagi melakukan kesalahan yang sama. Cukup dia bersikap pengecut. Menebar benih cinta lalu saat bertunas dibiarkan begitu saja. Tadi malam dia bisa melihat Rinai tak sungguh-sungguh dengan ucapannya. Meski bibir wanita itu menolak, tapi sorot matanya jelas menyiratkan hal berbeda. Ada kerinduan di sana. Rindu yang juga dimiliki Kenshi untuk Rinai. Ada cinta yang belum pupus di sana. Pria itu yakin tak semudah itu rasa beranjak dari hati sang wanita."Jangan senyum-senyum! Cepat habiskan lalu pulang." Suara ketus Rinai menyadarkan Kenshi jika di hadapannya ada wanita yang baru saja pingsan karena belum makan sejak semalam. Oleh karena itu dia berinsiatif memasakkan nasi goreng sederhana d
Baca selengkapnya
Dia Calon Istri Saya (Hai Mantan)
Setelan jas dan celana bahan berwarna hitam sangat pas membalut tubuh tegap Kenshi. Memakai kemeja putih slimfit sebagai dalaman membuat penampilan pria itu terlihat gagah dan menawan. Hari ini pertemuan pertamanya dengan Reinart Darwangsa sebagi relasi bisnis. Pria itu mengadakan sebuah acara yang dilaksanakan di salah satu hotel berbintang. Kenshi yang awalnya enggan untuk datang, berhasil dibujuk oleh Kusuma. Wanita itu mengatakan itu bukan hanya acara biasa, tetapi bisa dijadikan tempat untuk melobi beberapa pengusaha besar yang lain karena hampir semua pengusaha terkenal dan sukses diundang."Ken, sudah siap?" Kusuma muncul di ambang pintu kamar putranya. Wanita itu terlihat sangat menawan mengenakan gaun terusan sepanjang mata kaki dengan model sabrina di bagian bahu. Penampilannya semakin anggun dengan rambut disasak serta disanggul. Sebuah tusuk konde dari emas juga tertancap di rambutnya."Sudah, Ma. Apa aku harus beneran pergi?" tanya Kenshi lagi. Bukan tak menyukai acara te
Baca selengkapnya
Butuh Bukti Bukan Kata
Rinai hanya diam mendengar dua orang pria yang sedang menatapnya, dengan sorot meminta jawaban atas pertanyaan yang baru saja meluncur dari keduanya. Dia masih saja terlihat tenang seraya menepuk-nepuk punggung Anindya dengan lembut. Baginya, tak ada hal yang harus dijelaskan. Dia memang menjanjikan pernikahan pada keduanya dengan memakai syarat. Dan tak satu pun dari keduanya yang bisa memperlihatkan kesungguhan dan ketulusan padanya. Selalu saja ada kepentingan di balik itu.Kadang Rinai tertawa mengingat itu semua. Siapalah dia yang hanya wanita biasa, tak jelas siapa ayahnya, juga tak berharta serta kuasa. Namun, mengapa kedua pria itu seperti enggan melepasnya. Kadang Rinai berpikir mereka seperti itu, karena melihat kerapuhannya hingga gampang dipermainkan perasaannya."Rin, bukankah kamu sudah menyetujui rencana pernikahan kita?" Reinart terlihat meradang saat mendengar perkataan Kenshi yang menyatakan telah melamar sang wanita.Rinai menganjur napas perlahan. Dia menatap Rein
Baca selengkapnya
Kisah Telah Lama Usai
"Jelaskan, Ken!" Suara Kusuma meninggi meminta penjelasan putranya, perihal perkataannya pada Rinai. Meski jarak mereka cukup jauh, tapi Kusuma masih mampu mendengar dengan baik.Kenshi menganjur napas dalam dan panjang. Dia tahu inilah saatnya, maju atau tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan wanitanya kembali. Pria itu mengepalkan kedua telapak tangannya, seolah-olah mencari kekuatan dari sana. Perlahan bibir Kenshi bergerak hendak mengeluarkan beban hatinya."Apa yang Mama dengar benar, aku mencintai Rinai." Sangat tegas dan vokal suara Kenshi berujar, membuat suasana hening seketika."Sejak kapan?" Kusuma menatap kedua insan itu bergantian. Dia tak percaya melewatkan hal yang penting."Sejak Rinai merawatku. Benih cinta perlahan tumbuh, Ma. Aku yakin dia adalah pasangan yang terbaik untukku." Kenshi meraih jemari sang wanita untuk disatukan dengan jemarinya.Melihat itu Kusuma menatap Rinai dengan sorot menajam. "Kamu merayu putra saya? Enggak cukup gaji serta bonus yang saya b
Baca selengkapnya
Dia Bukan Aku
Kenshi tak berhenti mencuri pandang pada Rinai. Bibir pria itu juga tak berhenti tersenyum dan bersenandung, bahkan tangannya terus menggenggam si wanita, hanya dilepas saat menggerakkan tongkat persneling mobil. Sepanjang Kenshi hidup hingga sekarang, ini adalah hal kedua yang membuatnya benar-benar bahagia. Pertama, saat dia mengetahui hanya seorang anak angkat, tetapi Kusuma, Riyad, dan sang ayah tetap memperlakukannya dengan sangat baik, kasih-sayang di dalam keluarga tersebut sangat melimpah-ruah. Mungkin dia tak akan pernah tahu jika Kusuma tak memberitahunya dan Kenshi sangat bersyukur sang ibu tak menutupi kebenaran.Yang kedua adalah, saat sang Mama memberi restu atas pilihannya memilih Rinai untuk dijadikan pasangannya. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Sungguh! Kenshi tak menginginkan apa-apa lagi karena sangat yakin, bersama Rinai hidupnya bakal baik-baik saja."Napa, sih, senyum-senyum mlu," tegur Rinai lembut. "Aku senyum karna aku bahagia sayang," jawab Kenshi den
Baca selengkapnya
Sebuah Kehidupan Baru
Rinai menatap jalinan tangannya dengan Kenshi. Dia berusaha mengikuti langkah sang pria yang agak cepat menyusuri selasar rumah sakit. Tadinya wanita itu berpikir kejadian yang sama akan terulang. Kenshi lebih mementingkan Nailah dan meninggalkannya begitu saja di toko. Namun, dugaannya salah. Sang pria menawarinya untuk ikut ke rumah sakit. Awalnya Rinai menolak, tetapi saat pria itu berkata, tak ada orang lain yang menyemangati dan menemani Nailah saat dia kesakitan di rumah sakit, rasa kemanusiaan Rinai terketuk. Bagaimana pun dia seorang wanita yang kelak akan menjadi seorang ibu. Dia juga beberapa kali pernah menyaksikan proses persalinan. Dia tahu bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu dan di saat seperti itu, sang ibu butuh dukungan semangat dari keluarganya."Rin, nanti kamu yang temani Nailah di dalam, ya?" pinta Kenshi membuat Rinai mengangkat pandangannya."Iya." Rinai menjawab pendek seraya tersenyum. Mendengar itu Kenshi menggamit pinggang Rinai dan mengecup punggung
Baca selengkapnya
Pilihan
Rinai tersenyum menatap Kusuma yang sedang menimang Adelia, bayi yang baru saja dilahirkan Nailah kemarin. Binar bahagia terlihat jelas dari mata wanita tersebut, yang tak jemu menatap wajah sang bayi. Memang, Adelia menyalin semua rupa dari Riyad hanya bibirnya saja yang mirip dengan Nailah. Kelahiran anggota baru tersebut juga disambut gembira oleh Kenshi, pria itu tak henti mengucapkan terima kasih padanya karena telah mendampingi Nailah. Meski ikut bahagia, tetapi ada ketakutan dalam diri Rinai, apakah setelah ini sang pria akan berubah haluan lagi? Apalagi dengan Adanya Adelia, pasti semua perhatian akan tertuju pada bayi cantik tersebut.Rinai merasa konyol harus bersaing dengan seorang bayi. Namun, yang menjadi kekhawatirannya adalah Nailah, dia punya seribu cara untuk mendekati Kenshi. Apakah nanti dia tak akan memanfaatkan bayinya untuk menarik perhatian sang pria? "Apa yang kamu pikirkan?" Suara Kenshi menyadarkan Rinai yang masih saja berseteru dengan pemikirannya."Enggak
Baca selengkapnya
Siasat Licik Irene
Dari dalam mobil, Irene memperhatikan rumah semi permanen yang ada di seberang jalan. Matanya mencari-cari sosok yang puluhan tahun lalu dia percaya untuk meleyapkan seseorang. Sebenarnya, dia tak ingin lagi menggali ingatan masa silam yang amat sangat kelam. Namun, kemunculan Kenshi dengan raut yang menyalin semua rupa seseorang yang sangat dia benci, membuat benak wanita tersebut mengorek kembali peristiwa belasan tahun yang lalu.Apa wanita itu tak melakukan apa yang dia perintahkan? Apa Kenshi adalah bayi yang dia buang dulu? Akan tetapi, bagaimana pria itu bisa masuk ke dalam keluarga Kusuma? Semua pertanyaan itu berbondong-bondong masuk ke benaknya meminta jawaban. Namun, sekuat apa pun dia mencari, tetap tiada titik terang. Satu-satunya yang bisa menjawab rasa penasarannya adalah wanita itu. Wanita yang menjadi saksi lahirnya seorang anak hasil pengkhianatan. Luka di hati Irene kembali terkoyak seiring sakit yang menikam dada. Meski puluhan tahun berlalu, tetapi luka itu tak p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status