Все главы C E O Dingin itu Mantan - Ku: Глава 41 - Глава 50
91
BAB 41 : Janji Meytha buat bahagia
Meytha masuk ke dalam ruangan dan merapikan meja kerjanya. Terlihat Widyawati beranjak dari tempat duduknya melihat ke arah meja kerja Meytha. Saat Meytha meletakan bingkai photo yang berisi photo nya beserta si kembar, Widyawati pun bertanya padanya. “Anak kembar?” tanya Widyawati memandang ke arah Meytha. “Ya Buu..,” jawabnya mengangguk kecil. “Kok photo nya hanya bertiga?” tanya Widyawati kembali melirik ke arah Meytha. “Ayahnya pergi Buu,” jawabnya tersenyum hambar. Raut wajah Widyawati seketika berubah. Lalu, Andini pun meminta tanda tangan Widyawati. “Maaf Buu.., tolong tanda tangan surat pemecatan ini,” pinta Andini menyodorkan surat pemecatan itu. Dengan tangan gemetar, Widyawati menandatangani surat pemecatan Meytha. Walau hatinya sempat goyah saat dilihat dua anak kembar yang ada di photo tersebut dan berada dalam pangkuan Meytha, namun semua yang telah di ucapkan Widyawati, secara panjang lebar tentang aturan perusahaannya tidak bisa di batalkannya. Dalam hati Widyaw
Читайте больше
BAB 42 : Memancing Bersama
Pagi sekali Meytha telah bangun dari tidurnya, hari ini ia akan ikut bersama si kembar ke kolam pancing. Dan Meytha sengaja tidak memberitahukan kedua anaknya kalau dia ikut ke kolam pancing. Semua itu dilakukan karena ia ingin membuat kejutan pada si kembar. “Bintang.., Bulan.., ayo cepat sarapan dulu,” ajak Meytha memberikan nasi uduk masing-masing satu bungkus. “Maa.., nasi uduknya dapat masing-masing satu bungkus?” tanya Bintang dengan mata berbinar. Meytha tersenyum dan menganggukkan kepala. “Makasih Maa.., ini buat Nek.., satu bungkus juga...,” ucap Bintang seraya membuka nasi bungkus tersebut. Bulan yang telah lebih dulu membuka nasi uduknya berucap dengan suara dan raut wajah penuh bahagia dan bersorak, “Horee.., isi telur, tempe sama bihun. Hari ini kita sarapan enak.., Kak Bintang..!” Biasanya Meytha selalu membeli sarapan hanya dua bungkus dan akan dibagi untuk berempat. Dan saat ini, ia memberikan jatah sarapan satu porsi dengan lauk berisi telur masing-masing satu but
Читайте больше
BAB 43 : Diantara Rasa Suka & Duka
Usai memancing dan mendapatkan hasil tangkapan, si kembar dan Reynaldi ke tempat bagian penimbangan ikan. Lalu, petugas bagian pemancingan berkata pada Reynaldi. “Bapak.., ini hasil tangkapan ada tujuh ekor, apa mau dibakar semua?” tanya seorang lelaki usai menghitung jumlah hasil tangkapan mereka berempat. Dan hanya Meytha saja yang tidak mendapatkan ikan. Dari tujuh hasil tangkapan, Bintang berhasil memancing ikan Nila. “Tunggu dulu Pak.., saya tanya Ibunya anak-anak dulu. Bintang, Bulan tunggu di sini dulu,” ucap Reynaldi berjalan ke arah Meytha yang masih terdiam memperhatikan beberapa orang memancing. “Mey.., ikannya dibakar semua, apa 4 dibakar dan 3 digoreng?” tanya Reynaldi menatap wajah yang sama cantiknya seperti sembilan tahun lalu. “Ooh.., langsung bisa dibakar dan digoreng.., Apa kita harus bayar?” tanya Meytha serius. “Iya, kita harus bayar hasil tangkapan kita, dihitungnya per kilo.., tetapi sedikit lebih murah dari harga ikan di pasar,” tutur Reynaldi menjelaskan s
Читайте больше
BAB 44 : Dua Asa Yang Berbeda
Mobil yang di kendarai oleh Reynaldi akhirnya berhenti di depan rumah Andri. Tempat tinggal Meytha selama ini ditempati dengan segala keterbatasannya. Si kembar sangat berbahagia saat Reynaldi ikut turun dari mobil. Lalu, si kembar pun mencium punggung tangan Reynaldi saat akan masuk ke dalam rumah Andry.“Makasih Om.., hari ini Bintang senang sekali bisa belajar berenang.” “Sama-sama.., Om juga senang bisa ngajarin Bintang berenang. Kalau Bintang mau.., setiap hari Sabtu dan Minggu, Om bisa jemput ke rumah dan kamu bisa ikut les renang,” tawar Reynaldi. “Hehehehehe.., Om tanya sama Mama aja. Soalnya Mama kadang nggak setuju kalau Bintang kasih tau,” tawa Bintang seraya memandang ke Meytha yang terus memberikan isyarat untuk masuk ke dalam rumah. “Yaa.., nanti Om tanya Mama..,” jawab Reynaldi menoleh ke arah Meytha dan tersenyum simpul. “Ayo pada masuk ke dalam, kasihan Om nya kelamaan nunggu kalian...,” Meytha membuka pintu pagar dan meminta kedua anaknya masuk. “Terima kasih unt
Читайте больше
BAB 45 : Asa Yang Menguap
Sekitar jam 5 pagi Meytha telah bangun dari tidurnya. Lalu, ia membersihkan diri begitu juga sang Ibunda, Wulandari. Sekitar Jam setengah enam, Meytha membangunkan si kembar dan meminta mereka untuk mandi di pagi buta ini. “Maa.., pagi sekali kita pergi naik keretanya. Bulan masih ngantuk..,” keluh Bulan masih rebahan. Terdengar dari kamar mandi gemercik air yang digunakan oleh Bintang saat anak lelaki itu mandi. “Iyaa sayang.., kita akan naik kereta jam 7 pagi. Makanya kita harus secepatnya ke stasiun kereta api,” tutur Meytha merapikan rambut putrinya. “Adik Bulan.., cepat mandi.., udah jam berapa ini? Nanti kita ketinggalan kereta..,” ujar Bintang pada Bulan yang dilihat masih bermalas-malasan. Lalu, anak perempuan imut itu beranjak dari tempat tidurnya ke kamar mandi. Sekitar jam setengah tujuh, sebuah taxi berhenti di depan pintu pagar rumah Andri. Lalu, mereka pun masuk ke dalam taxi tersebut meninggalkan semua kenangan baik dan buruk pada rumah yang selama 9 tahun telah dite
Читайте больше
BAB 46 : Tabir yang Terbuka
Sekitar jam delapan kurang lima menit, Reynaldi telah sampai ke kantor dengan pakaian kasual, sepatu sendal, tas pinggang dan kaca mata hitam bertengger di hidungnya. Beberapa karyawan dan karyawati memberikan hormat padanya.Hingga pada saat langkah kakinya sampai di depan pintu ruang kerjanya, tangan Reynaldi merain hendel pintu dan pintu pun terbuka. Seingatnya, Meytha tak ada ke kantor.Sejenak Reynaldi terdiam, lalu melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Dinda. Bersamaan dengan itu, Dinda berpapasan dengan sang CEO saat akan ke ruang kerjanya. lalu ia pun memberikan salam pada Reynaldi. “Selamat pagi, Pak..,” sapa Dinda. “Pagi.., kenapa ruang kerja saya sudah ada yang buka? Saya dengar Meytha sudah berhenti,” ucap Reynaldi menatap tajam netra Dinda dengan masih memegang tas kerjanya dan berdiri dua langkah dari hadapan Reynaldi. Cklek...! Pintu ruang kerja Reynaldi pun terbuka dan Elmira keluar dari ruang kerja sang CEO dan menyapanya, “Selamat pagi.., Pak..” Reynaldi pun me
Читайте больше
BAB 47 : Reynaldi bicara status si kembar
Suasana di dalam ruang kerja Reynaldi sejenak hening. Dinda dan Andini sama-sama menunggu sang CEO berbicara kembali. Mereka melihat Reynaldi tidak seperti seorang CEO yang garang saat pertama kali bertemu.Mereka juga tidak percaya dengan apa yang si dengar. Kemudian, Reynaldi pun memecah kebisuan yang terjadi disana dengan berbicara pada kedua stafnya.“Apa kalian tau alamat orang tuanya Meytha?” tanya Reynaldi menatap Dinda dan Andini bergantian.“Nggak Pak..,” ucap kedua orang stafnya bersamaan. “Masa Meytha nggak pernah bercerita tentang dimana orang tuanya, Bu Andini..?” tanya Reynaldi lagi.“Selama ini dia hanya cerita tentang si kembar, yang lucu dan pintar di sekolah. Selebihnya nggak pernah bercerita apa pun.., Pak,” tutur Andini yang kini telah lebih tenang, terlebih Reynaldi sudah tidak teriak saat berbicara. Namun dalam hati Andini terus bertanya-tanya tentang hubungannya antara Reynald dan Meytha. Hingga ia pun bergumam, ‘Apa iya ada hubungan khusus antara si Bos
Читайте больше
BAB 48 : Jalan mencari Meytha
Dinda dan Andini serta Elmira yang mendengar apa yang dikatakan oleh Reynaldi pada Widyawati membuat mereka saling berpandangan satu dan lainnya. Dan Elmira yang awalnya duduk di meja kerjanya beranjak dari kursi kerjanya duduk bersama Andini dan Dinda yang sedang berbicara satu dan lainnya.“Hey.., ngapaen kamu duduk deket kita berdua?” tanya Dinda sengit pada Elmira.“Emang kenapa..? Juga ini bukan ruang kerja kamu!” balas Elmira tak kalah sengitnya.“Dasar nggak tau diri.., udah bagus tadi kita semua buat tenang pak Rey.., kalau nggak tadi mulutmu itu udah di tampar bolak-balik,” ketus Dinda melirik ke arah Elmira.Usai Dinda mengatakan hal tersebut, gadis nan cantik itu terdiam dan merengut kesal pada Dinda. Lalu, Elmira bertanya pada Andini, “Buu.., yang kemarin saya tanda tangani itu status saya kerja disini itu, statusnya dikontrak atau sudah karyawan tetap?” “Semua karyawan/karyawati disini statusnya kontrak dengan sistem bertahap. Dari tiga bulan, meningkat enam bulan d
Читайте больше
BAB 49 : Tetangga Rumah Lama Meytha
Usai makan, Reynaldi bersama ketiga temannya berpamitan dengan Widyawati dan Richard untuk mencari tahu alamat kampung halaman dari kedua orang tua Meytha dari tetangga tempat tinggalnya dulu. Sebelum Reynaldi jalan, Widyawati memeluk putranya dan mengelus punggungnya. “Rey..., Maafkan Mami.., kalau aja kamu cerita sama Mami.., mungkin saat ini si kembar udah bersama kita. Mami sempat melihat bingkai photo di meja kerja Meytha dan menanyakan keduanya. Mami nggak menyangka kalau mereka cucu Mami..,” isak Widyawati saat kembali mengingat momen terakhir bertemu Meytha. “Mami jangan sedih dan salahkan diri Mami seperti itu. Rey yang salah Mii.., saat ini Rey perlu doa dari Mami dan Papi,” ujar Reynaldi membalas pelukan Widyawati dan menghapus air mata yang membasahi pipi dari wanita baik hati itu. Setelah itu Reynaldi memeluk papinya, dan Richard pun berkata, “Yakin saja.., kalau memang dia belahan dirimu.., pasti kamu akan segera menemukannya.” Setelah itu, mereka pun masuk ke dalam m
Читайте больше
BAB 50 : Bertemu HRD kantor lama
Mobil yang dikendarai oleh Oki pun sampai pada sebuah perusahaan finansial atau pembiayaan yang berada pada sebuah ruko. Kemudian, mereka pun keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk kantor pembiayaan tersebut. Reynaldi yang masih ingat sekuriti di perusahaan itu pun menyalami sekuriti yang seumuran dengannya. “Apa kabar Pak Kirno?” tanya Reynaldi ramah. Namun sekuriti yang sepertinya lupa pada sosok Reynaldi hanya membalas sapaannya dengan menganggukkan kepalanya serta mempersilakan mereka masuk ke dalam ruang kantor tersebut. “Kabar baik Pak.., ada yang bisa dibantu? Untuk pelunasan atau pengajuan baru?” tanya Kirno masih tersenyum dan lupa pada Reynaldi mantan karyawan perusahaan pembiayaan tersebut. “Saya mau bertemu dengan HRD Ibu Intan,” jawab Reynaldi. “Ooh dengan Ibu Intan.., baik.., silakan kami antar ke lantai lima Pak,” ajak Kirno yang mengantarkan Reynaldi ke lantai lima dari tujuh lantai pada bangunan ruko tersebut dengan menggunakan lift. “Bapak-bapak semua
Читайте больше
Предыдущий
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status