All Chapters of Balas Dendam Dalam Cinta : Chapter 51 - Chapter 60
114 Chapters
51. Dia Ayahmu
Saat beranjak ingin mengajak Gabriel pulang, sorot mata Kimbeerly tidak sengaja melihat sosok yang selama ini ia rindukan. Seseorang itu mengalihkan pandangan begitu melihat Kimbeerly menatapnya dan beranjak pergi dari tempatnya. Kimbeerly menatap putranya yang menampakkan senyuman lalu menarik Gabriel untuk segera pergi.“Ibu pelan-pelan. Kita bisa terjatuh jika kau berjalan secepat ini,” keluh Gabriel yang merasa ada yang aneh dengan ibunya yang tiba-tiba menariknya dan berjalan cepat keluar dari area pemakaman.Kimbeerly masih terus menyorot pada sosok di depan sana yang berjalan menghindar. Entah apa yang dilakukannya, Kimbeerly yakin sosok itu telah lama berada di sana dilihat dari gelagatnya yang seolah seperti maling ketahuan. Kimbeerly tidak mau membuang waktu lagi. Ia ingin Gabriel segera tahu siapa ayahnya dan meski itu akan menyakiti perasaan orang lain sebab mencoba mengambil lagi apa yang seharusnya bukan milik Kimbeerly.“Alexander!”Suara panggilan itu membuat Alexander
Read more
52. Memikirkan Untuk Kembali
Setelah kejadian Alexander meninggalkan Kimbeerly dan Gabriel, Alexander tidak berhenti berpikir ulang tentang permintaan Kimbeerly untuk kembali hidup bersama wanita itu. Namun keraguan terus mengusik ketenangannya jika ia benar-benar akan kembali pada kehidupan bersama dengan Kimbeerly. Bagaimana tanggapan Kimbeerly tentang dirinya jika ia akan kembali? Bukankah kata brengsek tidak akan cukup karena perbuatannya yang tidak berpikir?Alexander lagi-lagi menghembuskan napas panjang. Hal itu telah terjadi berulang kali selama satu jam dengan pikiran yang masih belum menemukan titik terang tentang semua keraguannya.“Hal apa yang membuat orang ini hanya diam dan terus menghela napas, hm?”Suara Velena membuat Alexander menoleh, melihat wanita itu yang sibuk membersihkan meja dengan kain lap ditangannya. Alexander mengedikkan bahunya dengan senyuman tipis.“Aku bertemu dengan Kimbeerly saat melihat pemakaman Jeremy dan Victoria hari itu,” aku Alexander tanpa mau menutupi apapun lagi kepa
Read more
53. Ulang Tahun Gabriel
Satu tahun sudah sejak pertemuan Alexander dengan Kimbeerly dan Gabriel saat itu. satu tahun juga Alexander terus meyakinkan diri dengan niatnya untuk kembali bersama dengan Kimbeerly dan membesarkan Gabriel. Keraguan yang selama ini membuatnya tidak bisa melakukan apapun kini perlahan hilang dengan tekad Alexander yang kuat. lebih tepatnya, Alexander memikirkan niat ini sebab ia tidak mau melihat dirinya yang kedua dalam diri Gabriel. Alexander tidak mau Gabriel hidup tanpa kasih sayang orang tua seperti dirinya, maka dari itu ia berusaha keras membuang semua traumanya demi Gabriel.“Kau yakin akan melakukannya hari ini?”Kalimat itu datang lagi dari mulut Velena setelah melihat Alexander benar-benar mempersiapkan dirinya dengan baik. Alexander menoleh, lalu mengangguk yakin dengan keputusannya yang bulat untuk mengajak Kimbeerly kembali bersamanya dan memulai kehidupan baru yang lebih membahagiakan dari sebelumnya.“Masih saja bertanya saat aku sudah menyiapkan segala hal?” tanya Al
Read more
54. Penolakan
Hal pertama yang membuat senyuman diwajah Gabriel langsung berubah adalah ketika orang yang tidak pernha ia harapkan tiba-tiba datang ke rumah bahkan dengan sebuah bingkisan ditangan. Ya … itu Alexander yang datang disaat Kimbeerly dan Gabriel tengah berbahagia dengan kejutan yang diberikan oleh Kimbeerly untuk ulang tahun Gabriel. Namun bukan wajah bahagia yang terlihat setelah pintu terbuka, melainkan wajah terkejut dan malasa yang diperlihatkan oleh Kimbeerly dan Gabriel secara bersamaan.“Alexander?” Alexander melihat raut wajah mereka, tetapi ia tetap menampilkan senyumannya.“Maaf telat untuk melakukan semua ini tetapi bisakah aku ikut merayakan acara ulang tahun Gabriel?” tanya Alexander sembari terus memperlihatkan senyumnya.Kimbeerly terdiam dan terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut Alexander. Alexander juga tampak berubah dan terus menampakkan senyumannya. Seolah memang tulus ingin melakukan apa yang dibicarakan oleh pria tersebut.Kimbeerly ti
Read more
55. Keluarga Kecil
Gabriel masih belum terbiasa dengan kehadiran Alexander dan membuatnya terus saja merasa canggung selama dua hari ini meski Alexander selalu baik dan perhatian padanya. Hidup hanya dengan ibunya selama ini membuat Gabriel terbiasa sendiri dan bermain dengan pembantu dibanding dengan seorang ayah seperti yang dilakukan oleh Alexander saat ini. Pria itu sejak pagi terus mencoba mendekati Gabriel meski tahu bahwa Gabriel sedikit risih dengan kehadirannya, tetapi Alexander tidak berhenti dan tetap mencoba sebisanya.Gabriel memang telah memaafkan kesalahan Alexander, tetapi bukan berarti ia bisa menganggap Alexander langsung sebagai ayah saat ia tidak pernah merasakannya selama ini. Alexander juga sama, meski ia begitu menyayangi Gabriel sebagai putranya tetapi rasa canggung itu tetap ada. Ini kesalahan Alexander yang membuat semua situasi menjadi seperti ini hingga putranya sendiri merasa asing dengannya. Namun ketahuilah bahwa Alexander bersungguh-sungguh dengan niatnya memperbaiki semu
Read more
56. Makan Bersama
“Wow … aku tidak percaya dengan semua ini.”Alexander tersenyum dan menaruh kain lap keujung meja setelah membersihkan meja pantry setelah selesai memasak. Ia menghampiri Gabriel yang terus memperhatikan setiap makanan yang sudah tertata rapi di meja makan.“Sekarang panggilah ibumu agar kita bisa makan.”Gabriel menoleh dan melihat Alexander yang mengusap peluh di keningnya. Gabriel mengambil tissue yang ada di meja lalu berdiri dari posisinya yang sedikit condong ke meja agar bisa menyamakan tingginya dengan sang ayah.“Kemarilah,” pinta Gabriel meminta Alexander lebih dekat dengannya.Alexander tersenyum dan menuruti permintaan Gabriel untuk mendekat dan setelahnya anak itu mengusap peluh di kening Alexander dengan tissue tersebut. Hal itu membuat Alexander terus menampakkan senyumnya karena perlahan Gabriel memperlihatkan perasaan nyamannya terhadap Alexander.“Ayah pikir sedang bersama ibu hingga terus menampakkan senyuman seperti itu?”Ucapan Gabriel membuat Alexander mengganti
Read more
57. Peringatan Edward
Semua orang menoleh ke arah suara begitu mendengar seseorang memanggil Alexander. Itu Edward yang datang dan tengah menggendong Gabriel. Kimbeerly beranjak dari duduknya untuk mendekati pamannya dengan Alexander yang juga ikut beranjak.“Paman datang tetapi kenapa tidak memberi kabar sebelumnya?” tanya Kimbeerly.Edward terus menatap Alexander yang membuat Kimbeerly menyadari sesuatu.“Maaf aku belum sempat mengatakannya padamu tentang Alexander.” Kimbeerly memperhatikan Gabriel yang terlihat bingung. “Gabriel kau sudah selesai makan, bukan?”Gabriel mengangguk. “Aku akan kembali bermain di kamar,” ujarnya yang lantas meminta turun dari gendongan Edward untuk segera pergi.Kimbeerly tersenyum melihat Gabriel yang mengerti dengan keadaan lalu kembali fokus dengan pamannya. “Alexander kembali padaku dua hari yang lalu.”Edward yang mendengar berita dadakan ini tidak memberikan reaksi apapun. Ia hanya terus menatap keberadaan Alexander lalu berganti kepada Kimbeerly dengan raut wajah tid
Read more
58. Hari Buruk
Velena mencoba terus bersabar dan tidak mengeluh dengan perubahan kehidupannya. Ditinggalkan oleh Alexander membuatnya harus serba bisa untuk mandiri dan mengurus Valerie yang sedang masa pertumbuhan lebih aktif. Seperti hari ini, baru saja selesai memasak agar Valerie tidak kelaparan saat ia tinggal bekerja nanti, anak itu sudah memanggilnya untuk memasangkan sebuah pita di rambutnya sebelum berangkat sekolah.“Tunggu sebentar, Valerie. Ibu sedang membereskan dapur.”Valerie yang tidak mendengar terus memanggil agar ibunya cepat datang. “IBU … AKU TIDAK BISA MEMAKAINYA. CEPATLAH KEMARI.”Velena menghembuskan napas pelan dan segera pergi ke kemar Valerie untuk membantu anak itu memasang pita. Velena juga sesekali melihat jam yang terus bergerak dengan dirinya yang juga belum mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja.“Kemari,” pinta Velena setelah masuk ke kamar dan Valerie segera menurut dengan membawa dua pita.Velena segera memasang pita tersebut untuk melanjutkan kegiatannya yang
Read more
59. Pria Misterius
Velena hampir melotot tidak percaya dengan ucapan to the point yang pria itu katakan. Ini benar-benar tidak masuk akal. Dirinya dibawa masuk ke dalam gang hanya untuk dilecehkan seperti ini? Velena tidak habis pikir dengan penjahat seperti mereka. Begitu miskinkah mereka hingga tidak mampu menyewa pelacur jalanan. Ini gila dan Velena tentu tidak akan mau melakukannya meski ia ketakutan sekalipun.“Apa katamu? Membuka semua pakaianku?”Suara tawa tiga pria di depan sana terdengar keras. Terlihat jelas bahwa mereka senang dengan merendahkan wanita seperti ini. Namun Velena akan mencoba mengulur waktu untuk mencari kesempatan keluar.“Cepat kemari, wanita murahan!”Velena membulatkan matanya mendengar satu pria benar-benar menghina harga dirinya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari jalan keluar. Sialnya, gang ini benar-benar tertutup apalagi mereka seolah sudah merencanakan hal ini hingga tidak ada seorangpun yang lewat. Velena terus berpikir mencari jalan keluar tanpa ia sadar
Read more
60. Terimakasih
“Kau tak apa?”Pertanyaan dengan nada khawatir itu membuat pria yang baru saja keluar dari gang menoleh. Ternyata wanita yang ia tolong masih menunggunya dan sekarang berjalan mendekatinya. Ia tersenyum tipis lalu menggeleng.“Tidak ada yang buruk. hanya sedikit goresan,” jawabnya dengan memperlihatkan pergelangan tangannya yang dibalut oleh sapu tangan.Velena melihat ke belakang untuk memastikan bahwa pria-pria sebelumnya belum datang. Ia segera menarik lengan lain pria itu untuk ia ajak pergi. Sedangkan pria itu hanya diam saja dan melihat tangan Velena yang menggenggam lengannya. Ia merasa sedikit tidak enak tetapi ia tidka peduli.“Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang dan mengobatimu tetapi sebelumnya terimakasih telah menolongku dari situasi buruk tadi. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya pergi jika kau tidak datang tepat waktu.”Pria itu memperhatikan Velena dengan senyum yang tersungging. Pantas saja para pria di sana menghadang jalannya, wanita di depannya ben
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status