All Chapters of Balas Dendam Dalam Cinta : Chapter 61 - Chapter 70
114 Chapters
61. Sedikit Membantu
Alexander melihat Kimbeerly yang masih belum tidur saat jam bahkan sudah menunjukkan pukul satu pagi dan terus menatap layar komputernya. Alexander beranjak dari baringannya dan mendekat. Melihat beberapa berkas berserakan di meja lalu Kimbeerly yang begitu fokus dengan layarnya.“Terjadi masalah?”Kimbeerly menoleh dan melihat Alexander yang kini berdiri tepat di belakangnya. Ia mengangguk dan kembali menatap layar komputernya. Alexander mengambil kursi lain dan ikut duduk di samping Kimbeerly, melihat detail data yang ada di dalam computer lalu mengangguk mengerti dan mengambil kertas kosong lain. Menuliskan sesuatu dengan cepat dan sesekali melihat berkas yang berantakan untuk melihat juga data yang ada.Kimbeerly menoleh pada Alexander yang kini ikut sibuk dengan kegiatannya. “Kau sedang apa?”“Sedikit membantumu agar lebih cepat selesai,” jawab Alexander tanpa melihat Kimbeerly sebab fokus dengan tulisannya.Kimbeerly mendekatkan wajahnya untuk melihat apa yang ditulis oleh Alexa
Read more
62. Bertemu Dengan Pria Itu Lagi
Valerie terus saja merengek karena mainan yang ia inginkan tidak dibelikan oleh ibunya. Tangisannya keluar dengan suara keras yang membuat semua orang kini menatap ke arah mereka dengan tatapan penasaran sekaligus kasihan.“Valerie mengertilah. Ibu tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli mainan itu. Kita akan membelinya lain kalu oke? Berhenti menangis dan jangan membuat ibu malu di depan semua orang.” Velean berusaha membuat Valerie paham dengan keadaan mereka saat ini tetapi anak itu justru semakin kencang mengeluarkan tangisannya.Velena berjongkok, menatap Valerie yang terus menangis dengan mata terpejam. Ia menghembuskan napas pelan dan mengusap lengan Valerie. “Valerie … ibu mohon jangan seperti ini. Dimana anak ibu yang tidak pernah cengeng hanya karena masalah sepele, huh? Lihat … semua orang menatapmu dan ibu merasa malu. Ibu berjanji akan membelikannya untukmu tetapi tidak sekarang.”Valerie menggeleng kuat dan bersikeras tetap menginginkan mainan yang sudah lama ia ida
Read more
63. Keinginan Kimbeerly
“Bagaimana menurutmu, paman?”Edward hanya diam saja setelah mendengarkan semua ucapan Kimbeerly. Wanita itu meminta agar Alexander kembali bekerja di perusahaan ayahnya dan meminta persetujuan Edward sebagai paman sekaligus pejabat tinggi di perusahaan.“Paman tidak mempermasalahkan jika kau memang ingin merekrutnya kembali bekerja di sini. Hanya saja … bukankah ini terlalu cepat? Dia baru saja kembali dan paman masih belum benar-benar percaya dengannya, Kimbeerly. Paman takut kejadian yang lalu terulang kembali dan membuatmu bersedih membuat paman tidka berhenti khawatir.”Kimbeerly tersenyum mendengarkan ungkapan pamannya. Ia mengangguk mengerti lalu berkata, “Paman tidak perlu khawatir. Aku menginginkan dia kembali bekerja di sini juga karena ingin membuat paman juga memperhatikannya jika ada sesuatu yang salah dan kau bisa memberitahuku hingga aku akan berhati-hati.”Edward mengernyitkan kening, tampak tidak percaya dengan rencana Kimbeerly. Edward terkekeh dan mengangguk setelah
Read more
64. Menyadari Sebuah Rasa
Johann terus menatap layar ponselnya, dimana beberapa foto yang ia ambil secara diam-diam berhasil membuatnya terus tersenyum seperti orang gila saat ini. Bagaimana tidak? Foto-foto itu alami dan secara langsung ia potret menggunakan ponselnya sendiri dan orang yang menjadi objek-nya juga sangat cantik. Ini gila tetapi Johann merasa aneh jika tidak terus terang akan apa yang ia rasakan selama beberapa kali pertemuan yang tidak sengaja mereka lakukan dan setiap pertemuannya selalu membuat Johann merasa aneh dengan apa yang ia rasakan.Wanita di dalam foto adalah Velena. Beberapa foto yang berhasil Johann abadikan saat mereka tengah bersama dan tentu saja Velena tidak akan tahu jika saat bersama wanita itu Johann sedang memotretnya. Memikirkan tentang Velena membuat darah Johann berdesir hangat meski ini bisa dibilang terlalu cepat. Namun … seseorang tidak dapat mengartikan sebuah rasa jika hanya memperhatikan waktu tanpa menyelami perasaan itu sendiri. Bukankah seperti itu?Seperti yan
Read more
65. Memasak Bersama
“Makanlah. Aku membelikan makanan untuk kalian makan tetapi malah melihatnya saja sejak tadi,” ujar Johann yang telah membukan kotak pizza dari beberapa menit yang lalu tetapi kedua orang di depannya ini justru hanya diam dan menatapnya.“Johann … aku dan Valerie bukan ingin menolak, tetapi kami alergi dengan beberapa bahan yang digunakan di dalam adonan pizza. Jadi, maaf sekali kami tidak dapat memakannya.”Johann terdiam karena merasa bodoh dengan perbuatannya. Ia segera menutup kembali kotak pizza itu dan menyingkirkannya dari kedua orang di depannya. Ia setelahnya membuka tiga botol soda sebagai hidangan yang lain. “Tapi aku hanya membeli ini.”Valerie meminum soda di depannya sedangkan Velena terkekeh melihat wajah Johann yang terlihat serba salah. “Aku tidak pernah memintamu membawakan makanan, tetapi kau berinisiatif sendiri. Jadi, lain kali jika kau ingin memberi kami sebuah makanan bertanyalah lebih dahulu apa saja yang tidak bisa kami makan sebab kami memiliki alergi terhada
Read more
66. Tidak Sesuai Harapan
“Tidak buruk tetapi sedikit gosong,” komentar Velena yang memakan daging hasil panggangan Johann.Pria itu terkekeh dan mengambilkan daging lain yang warnanya lebih kecoklatan dibanding sebelumnya untuk diberikan kepada Velena. Mereka kini tengah makan berdua dan waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam tetapi keduanya bahkan tidak peduli dengan waktu dan terus menikmati pertemanan mereka. Candaan dan tawa di tengah malam mungkin saja mengganggu orang lain, tetapi justru membuat Velena serta Johann senang.“Sebenarnya aku datang karena ingin mengatakan sesuatu padamu,” aku Johann pada akhirnya setelah memastikan waktu yang pas untuk mereka bicara berdua.Velena memperhatikan Johann yang terlihat serius dengan ucapannya dan bahkan terus menatapnya. Velena mengangguk sebagai tanggapan bahwa ia siap mendengarkan segala kata yang akan keluar dari mulut Johann sedangkan Johann yang melihat Velena menampakkan senyuman.Ia menggeleng setelah menyadari sesuatu. “Tidak untuk sekarang. Maka
Read more
67. Tidak Fokus
Kejadian semalam membuat Velena terus berpikir tentang dirinya dan juga Johann. Pria itu pergi setelah meminta maaf dan menyatakan perasaannya? Velena tidak yakin apakah Johann benar-benar menyukainya atau justru mengungkapkan hal itu karena terlanjur malu setelah ia tampar serta ia hina. Yang jelas dalam pikiran Velena saat ini adalah Johann yang tidak lagi menghubunginya dan bahkan satu pesan yang biasa pria itu kirim tidak muncul juga.Velena tentu saja syok dengan apa yang dilakukan Johann semalam sebab itu terlalu tiba-tiba dan … Velena bahkan hanya menganggapnya sebagai seorang teman. Lagipula Velena belum siap dengan membuka hati untuk orang lain meski ia sudah tidak bersuami selama beberapa tahun, maka dari itu ia menampar Johann karena pria itu berlaku tidak sopan padanya yang bahkan lebih tua darinya.Ya … benar bahkan Johann lebih muda beberapa tahun dari Velena dan Velena pikir pria itu juga akan menganggap dirinya sebagai seorang teman atau bahkan saudara, tetapi justru a
Read more
68. Teman Kantor
“Dia memang tidak peduli dengan sekitarnya. Jangan lupakan bahwa dialah yang membuat orang-orang penting di perusahaan ini meninggal.”“Jaga bicaramu. Dia bisa saja membunuhmu saat ini juga.”“Aku hanya tidak menyangka nona Kimbeerly mau kembali padanya. Apa nona Kimbeerly terbutakan oleh cinta? Aku tidak bisa percaya.”“Jangan terus menggosipkannya. Dia bahkan tidak peduli dengan kehidupanmu kecuali kau menguntungkan baginya. Jadi, lebih baik diam saja.”Alexander tersenyum simpul mendengar cacian dari teman kantornya yang sudah seringkali ia dengar setelah kembali masuk ke dalam perusahaan. Benar bahwa ia memang kembali masuk bekerja dan itu karena Kimbeerly. Tidak ada sedikitpun pemikiran Alexander untuk kembali ke perusahaan ini sebab ia juga menyadari kesalahannya terhadap orang-orang, tetapi karena ini permintaan Kimbeerly ia mau tak mau harus melakukannya. Alexander tidak mau membuat wanita itu kecewa dengannya meski ia memberikan penjebaran seluas samudra sekalipun. Jika bukan
Read more
69. Jawaban Pasti
Dua minggu sudah sejak kejadian malam yang begitu membuat Velena terkejut, kini ia harus dikejutkan lagi dengan kehadiran Johann yang menghampirinya setelah selesai dengan pekerjaannya. Wanita itu menghela napas panjang dan mencoba tidak peduli dengan keberadaan Johann tapi sialnya pria itu malah menarik lengannya hingga ia berada tepat di hadapan Johann saat ini.“Lepaskan tanganmu,” pinta Velena dengan nada malas dan berusaha mengabaikan Johann di hadapannya.“Tidak. Kali ini aku tidak akan menuruti ucapanmu meski kau lebih tua dariku atau bahkan mendorongku sangat keras.”Velena mencoba melepaskan lengannya, tetapi cengkeraman Johann justru semakin kuat hingga membuatnya meringis kesakitan. Ia menatap pria itu lekat-lekat dengan berusaha menahan emosinya. “Sebenarnya apa maumu, Johann? Sudah ku katakan jangan menemuiku lagi apalagi bicara denganku.”Johann tersenyum simpul. “Aku tidak akan peduli dengan laranganmu sekarang. Ikut denganku.”“Tidak akan.”“Kau menurut atau aku paksa?
Read more
70. Terus Mendapat Masalah
Seperti apa yang telah Alexander katakan sebelumnya kepada teman kelompoknya untuk berhati-hati dengan pekerjaan, kini hari itu benar-benar tiba, dimana wanita itu dipanggil langsung oleh Kimbeerly dan memberikan daftar kesalahan dan kinerja buruk dari wanita itu. Bukannya menerima dan mengakui kesalahannya, wanita itu justru membuat fitnah dimana Alexander akan meminta kepada Kimbeerly untuk memecat siapa saja yang telah mengusik ketenangannya di perusahaan ini. Hal itu tentu saja menjadi masalah baru di perusahaan dan menjadi huru-hara antar karyawan yang percaya dan membuat keributan di dalamnya.Suasana ricuh masih belum usai meski wanita itu telah diusir oleh dua satpam karena memberikan fitnah terhadap Alexander. Namun meski demikian, banyak karyawan yang lebih percaya dengan ucapan wanita itu daripada percaya dengan Kimbeerly dan kini cacian terhadap Alexander semakin banyak dan bahkan tidak ada satu orangpun yang mengabaikannya. Bukan hanya Alexander, Kimbeerly yang selama ini
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status