Lahat ng Kabanata ng Dinodai Sebelum Malam Pertama: Kabanata 21 - Kabanata 30
601 Kabanata
21. Adik ipar
Pagi itu karena pergi ke kantor dengan terburu-buru, Darren sempat ketinggalan berkas penting di ruang kerjanya di lantai tiga bersebelahan dengan kamar utamanya yang kini ditempati Nuha. Dia pun kembali pulang untuk mengambil berkas tersebut.Bik Sumi yang tak ingin disalahkan perihal menjaga Nuha buru-buru bergerak cepat mendekati tuannya yang baru turun dari lantai tiga sembari menenteng tas berisi berkas di tangan kanannya.“Mas Darren, Mbak Nuha masih belum mau makan. Dia hanya minum. Apa iya Mbak Nuha puasa? Perasaan tidak ada puasa yang dilaksanakan setiap hari selain ramadhan deh,” Bik Sumi mengadu.“Iya, tenang saja Bik Sumi, saya tidak akan menyalahkan Bik Sumi. Mbak Nuha sedang tidak selera makan saja,” jawab Darren dengan tersenyum tipis pada Bik Sumi. Dia berjalan terburu-buru menuju area carport.Bik Sumi mengelus dada, bersyukur tuannya tidak marah padanya.“Eh, Mas Darren, Mbak Nuha tadi keluar. Tapi Bik Sum tak tahu pergi ke mana,” katanya lagi melapor dari kejauhan.
Magbasa pa
22. Hamil
Di sebuah cafetaria kampus, decak tawa terdengar saling bersahutan di antara anak mahasiswa badboy yang tengah nongkrong melepas kepenatan mereka selepas kuliah dengan saling melempar kelakar dan umpatan. Mereka benar-benar menikmati sepiring gosip murahan tentang para gadis yang mereka kencani. Sesekali bermain game yang tengah viral mumpung kumpul.“Truth or Dare!!” seru salah satu mahasiswa berambut gondrong ala penyanyi rock n roll menjadi pemimpin permainan. Sesekali dia menyugar rambutnya yang hitam pekat ke belakang dan menggeleng, menciptakan pemandangan sensual untuk menarik para gadis kinyis-kinyis, mahasiswi baru yang masih polos.Para gadis yang duduk menikmati makan siang, meliriknya dengan terkagum-kagum. “Aish! Playboy cap kadal beraksi!” umpat teman yang duduk di sebelahnya, lelaki dengan rambut klimis seperti seorang pejabat narsis. Dia menyenggol lengan temannya kasar, mengubur semua fantasinya tentang para gadis yang manis tadi.Sedetik kemudian, mereka saling liri
Magbasa pa
23. Terenyuh
Di rumah yang sederhana sebuah keluarga kecil tengah asik menikmati sarapan ala kadarnya, nasi goreng dengan telur ceplok dan teh tawar. Tak hanya sarapan, mereka sesekali mengobrol dan membahas semua hal. Karena momen makan bersama merupakan momen keluarga untuk berkumpul sehingga menjadi sebuah kesempatan untuk menjalin komunikasi yang intens saat itu.Hanya saja mereka kekurangan satu anggota keluarga, Maryam Nuha. Meskipun Nuha lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat indekos, keadaan sekarang jelas berbeda. Nuha tak bisa pulang sesuka hatinya sebab saat ini Nuha harus tinggal bersama suaminya.Semua merasa kehilangan tetapi berusaha untuk mengikhlaskan sebab sudah waktunya mengalami fase tersebut. Sejak kecil seorang anak perempuan tinggal dengan ke dua orang tuanya lalu setelah menikah dibawa suaminya.“Ummi, bagaimana kabar Teh Nuha? Kenapa tidak menelpon? Aku kangen sekali,” seru Salwa menatap Aruni dengan lekat.Aruni membereskan piring-piring kotor yang berada di atas me
Magbasa pa
24. Fitnah
Seorang gadis yang tengah memakai seragam abu-abu tengah kedapatan berjalan mengendap-endap mengintip seorang pria paruh baya yang tengah berbincang berdua di sebuah kedai kopi.CekrekAkhirnya, gadis itu berhasil memfoto mereka berdua, sepasang suami istri yang sudah bercerai tetapi sang mantan suami berusaha keras membujuknya untuk rujuk kembali, untuk menjadi istri ke duanya. Begitulah kira-kiranya.Satu-satunya cara untuk memperoleh informasi tentang kakaknya ialah melalui pamannya sebab Aruni tak mungkin menceritakan masa lalunya yang mungkin kelam. Oleh karena itu Salwa memilih membuntuti pamannya dan memaksanya untuk mengatakan sebuah kebenaran meskipun pahit.Salwa menyempatkan diri untuk mendekati sang paman dengan mengagetkannya.“Halo Om Alwi!” seru gadis itu dengan menunjukan keisengan hari itu. Dia menggoyang-goyangkan ponselnya tepat di wajah sang paman. Namun sang paman belum sadar apa yang ditunjukan oleh gadis itu.“Apa yang kau lakukan di sini, Salwa? Bukankah kau ha
Magbasa pa
25. Siapa Attar?
Keesokan harinya, Nuha terbangun dan sudah bersedia sarapan yang disediakan oleh perawat. Kondisi lambungnya sudah membaik. Nuha merasa lega saat bangun karena pemuda yang menjadi suami sudah tidak berada di sana, di sofa. Semalam Nuha merasa sedikit terenyuh melihat niat baik suami yang bersedia menungguinya. Namun tatkala ingatannya tersedot pada peristiwa malam itu, amarah Nuha kembali membara. Apa yang dilakukan Darren tak ada apa-apanya dibanding penderitaan Nuha. Darren seharusnya mendekam di penjara. Pukul delapan pagi, seseorang bertamu. Nuha terkejut kedatangan tamunya secara tiba-tiba. “Halo, assalamualaikum, Mbak Nuha!” seru Bik Sumi dengan menyunggingkan senyum hangat pada Nuha, masih berdiri di ambang pintu dengan menjinjing dua tas besar; pakaian dan makanan. “Bik Sum? Ngapain kemari?” Nuha menyahut tanpa menyembunyikan perasaan senangnya dibesuk oleh seseorang. Sebenarnya dia ingin dibesuk oleh Aruni. Sayang, dia tidak tahu cara menyampaikan keinginannya pada D
Magbasa pa
26. Elegi dua hati
___________ Sudah tiga hari Nuha dirawat di rumah sakit. Dan, selama itu Darren menginap di sana untuk menjaganya. Kendati Nuha mendiamkannya, dia tetap bersikukuh melakukannya meskipun ada perawat yang dengan sigap menjaganya setiap hari. Darren khawatir Daniel datang tiba-tiba mengganggu Nuha. Dia teringat peristiwa saat di kampus, tak segan Daniel melayangkan tamparan pada Nuha. Setiap malam Darren datang saat Nuha sudah terlelap tidur dan dia berjaga hingga dini hari. Nuha seringkali bangun karena kehausan dan muntah tiba-tiba. Darren berusaha membantunya. Awalnya Nuha menolak tetapi lama kelamaan dia sudah terbiasa saat menerima segelas air hangat dari tangannya dan memakan makanan yang dibawanya. Alasannya Nuha ingin segera sembuh dan tak ingin melihat Darren lagi berada di sisinya. Setiap pagi Darren pulang ke kediamannya dan pergi ke kantor siang hari. Seperti itulah kebiasaan Darren saat Nuha menjalani perawatan di rumah sakit. Nuha kini telah pulang dari rumah sakit kare
Magbasa pa
27. Rindu tak bertuan
Ch-27Rindu tak bertuan_______________________________Darren menatap sebuah rumah kayu bergaya rustic agak lama sebelum kembali ke kediamannya. Halaman rumah tersebut begitu minim pencahayaan. Menambah beberapa lampu string di sana dan sofa akan membuat suasana rumah tersebut lebih hangat dan nyaman. Sebuah hammock bisa dipasang di antara pepohonan.Darren merasa ingin sekali menjejakkan kakinya, singgah di rumah itu, menemui gadis yang belakangan senantiasa mengusik batinnya. Melihat wajahnya kendati hanya sebentar saja. Namun perasaannya seakan runtuh tergantikan logikanya yang menuntunnya untuk pulang. Tak mungkin dia bertamu saat tengah malam di saat penghuni rumah tengah terlelap, seolah tak tahu adab.Sementara itu Nuha mengintip di antara sela-sela jendela berterali besi, mengedarkan pandangannya menuju halaman rumah yang luas dipenuhi aneka tanaman dan pepohonan. Entah mengapa dia merasakan kehadiran seseorang di luar sana.Kemudian Nuha menutup jendela kamar yang terbuka te
Magbasa pa
28. Bermalam berdua
Jika seseorang bertanya mengapa Darren menjemput Nuha. Itu karena rasa rindu yang mulai bertunas di pelataran hatinya. Darren sadar tak mudah menyentuh hati seorang Nuha atas semua yang terjadi. Sebagai langkah awal Darren hanya ingin menebus kesalahannya, memperoleh maaf darinya. Jika takdir indah singgah dalam perjalanan bolehkah Darren mengharap hatinya pula.Selain kehilangan kehormatannya, Nuha harus patah hati sebab tidak jadi menikah dengan kekasihnya. Barangkali itu sudah cukup mewakili kemarahan dan kebencian Nuha padanya.Darren yang melihat Nuha kesulitan meraih jemuran yang tersangkut buru-buru menghampirinya tanpa suara dan menyambar dengan begitu mudahnya kaos milik Rasyid.Sontak, Nuha menoleh karena terkejut untuk melihat siapa orang yang membantunya. Kepalanya terbentur pada dada suami. Postur tubuh Nuha hanya sebatas dada Darren.Di mata Darren Nuha adalah seorang gadis kecil dengan keberanian yang luar biasa besar. Darren melihat pertama kalinya Nuha mengikuti demo.
Magbasa pa
29. Rasa iba
Tengah malam saat semua orang telah terlelap dalam mimpi, Daniel dalam keadaan mabuk berat berjalan sempoyongan menuju kamarnya di lantai dua. Dia kesulitan hanya untuk berjalan menuju pintu lift.Melihat tuan mudanya kesulitan menekan tombol lift, seorang pelayan yang masih muda mendekatinya, bermaksud membantunya. Biasanya Bik Sumi yang bertugas untuk mengawasi putra bungsu majikannya, mengurus segala kebutuhannya sebab dia anak yang sangat manja.Namun malam ini Bik Sumi tidur lebih awal karena rasa letih mengurus segala pekerjaan rumah.“Mas Daniel, biar saya bantu,” ucap seorang pelayan mendekatinya, berupaya menawarkan bantuan. Dia mengukir senyum terbaiknya.Daniel menoleh dengan tersenyum miring. “Pelayan baru? Berapa umurmu?” Daniel terpaku pada wajah gadis berambut pendek yang bertubuh mungil tersebut.Gadis itu hanya manggut-manggut dan menundukan pandangannya sebab merasa malu mendapatkan tatapan intens dari tuan mudanya, yang rupawan pula. Wajahnya mirip karakter salah s
Magbasa pa
30. Kekonyolan Nuha
“Aduh, maaf Ummi tidak tahu jika Pak Darren datang. Katanya sakit ya,” Aruni mencoba berbasa-basi pada menantunya. Aruni pulang bersama Salwa dan Rasyid pada siang hari. Kini mereka berbincang di ruang tamu meskipun agak sedikit canggung sebab baik Aruni maupun Darren masih baru saling mengenal dan tak tahu topik apa yang mesti dibahas di antara mertua dan menantunya. Terlebih tak ada Nuha di sana. Nuha sibuk dengan dirinya.“Semalam demam biasa, alergi dingin juga. Untung Nuha memberi obat dan merawat saya dengan baik.”Darren menjelaskan dengan sedikit rikuh. Aruni sempat tertegun kala mendengar cerita Darren. Sudah ada kemajuan dalam hubungan mereka. Nuha mungkin semalam terpaksa merawat Darren.Mungkin seiring waktu jika Nuha hidup bersama dengan Darren maka perasaan cinta dan sayang akan mulai tumbuh di hati masing-masing. Terutama Nuha yang terlihat begitu membenci Darren. Aruni memakluminya.Nuha lupa jika seorang pendosa yang bertaubat lebih baik derajatnya daripada seorang
Magbasa pa
PREV
123456
...
61
DMCA.com Protection Status