Semua Bab Suratman VS Suratmin ( Antara Si Kaya Dan Si Miskin): Bab 11 - Bab 20
124 Bab
11. Pemberian Nama Anak Suratmin
“Ayuk Mas kita pulang saja lama-lama aku bisa stres!”“Betul kamu, Sayang serasa kita nggak dihargai lagi jadi keluarga!” Suratman pergi dalam keadaan marah begitu juga dengan istrinya.Susi memandang pasangan suami istri itu dengan bingung, dia pun hanya bisa melongo melihat kepergian mereka.“Kapan mereka taubat, nggak sadar-sadar tuh orang, masih saja buat ulah,” ucap Susi bingung.“Mereka itu sudah tahu salah malah mereka yang marah, ada apa sih dengan mereka, memang ada masalah apa sih Bu?” tanya Susi yang tidak mengerti dengan sikap saudara kembar suaminya itu.Bu Retno terdiam dan menunduk, tiba-tiba tanpa sengaja bulir-bulir air matanya pun sudah menganak sungai membasahi kedua pipinya yang mulai keriput.Susi menjadi merasa bersalah karena tidak membelanya saat Bu Retno dihina oleh Siska.“Maafkan Susi, Bu, tadi Susi hanya diam saja saat Ibu diperlakukan seperti itu, seharusnya Susi kasih pelajaran buat mereka, nantilah aku akan membuat mereka meminta maaf sama Ibu!”“Bagi
Baca selengkapnya
12. Suratman Berulah Lagi
“Angkat Mas, siapa tahu penting, speaker saja aku mau dengar apa lagi yang ingin dia bicarakan,” celetuk Susi.“Iya, Dek!”[Assalamu’alaikum, Mas][Wa’alaikumsalam, Min][Ada apa, Mas? Telepon malam-malam begini?][Min, minta tolong kamu sekarang ke rumah sakit Bakti Husada, Mbakmu mau melahirkan!][Loh kok mendadak Mas, bukannya kehamilan mbak Siska masih delapan bulan lebih ya][Salah perhitungan ternyata Min, usia kandungan istriku sudah sembilan bulan, dia salah lihat di buku KIA nya padahal disitu sudah ditulis][Terus kenapa nggak ke sini saja melahirkan?][Di tempat Bidan Warti? Nggak mau ah, istriku maunya melahirkan di rumah sakit][Terus aku ke sana ngapain, Mas, kan ada kamu suaminya?][Aku minta tolong jaga in sebentar istriku sebentar, aku mau pulang ngambil perlengkapan istriku yang sudah dia siapkan][Biar aku yang ambilkan di rumahmu, nanti aku ke rumah sakit minta kunci rumah dan mengambil perlengkapan mbak Siska][Kamu yang ke rumah dengan kunci rumahku? Nggak mau n
Baca selengkapnya
13. Pesona Suratmin
“Ternyata sangat mudah membuat Suratmin masuk lagi diperangkapku. Lebih baik aku pulang istirahat dan tidur sebentar, besok pagi baru aku akan datang ke rumah sakit,” ucapnya dalam hati dengan semangat.“Ngapain balik ke sana, bisa-bisa aku malah nggak bisa tidur , lagian mau tidur di mana coba, hanya bisa mendengar suara rengekan si Siska!”“Maaf ya Sayang aku mau tidur dulu di rumah sudah aku wakilkan dengan saudara kembarku si Suratmin, anggaplah dia suamimu sebentar saja!” ucapnya dalam hati sambil tersenyum.Suratman lalu mengemudikan mobilnya dengan perasaan bahagia, dia tidak peduli dengan istrinya yang berada di rumah sakit.Baginya menunggu di rumah sakit adalah hal yang membosankan dan membuang-buang waktu.Pria tinggi itu selalu memanfaatkan saudara kembarnya jika dalam keadaan mendesak, tetapi Suratmin tetap saja mengalah untuk saudaranya.***Di rumah sakit Bakti Husada ...Suratmin yang tidak tahu rencana busuk dari saudara kembarnya, dia langsung mencari kamar yang dise
Baca selengkapnya
14. Aku Dikerjai Lagi
“Maksudnya dia nggak ada masalah dengan kandungannya tetapi memilih tinggal di rumah sakit?” tanyanya lagi heran.“Iya, Pak, bahkan suaminya sudah menjadwalkan operasi untuk Ibu Siska tepat jam sembilan pagi, tetapi kata dokter minta tolong dipertimbangkan kembali karena sebenarnya bu Siska itu bisa melahirkan dengan normal,” lanjutnya lagi.“Memang aneh mereka buat apa coba buang-buang uang, tenaga untuk melakukan tindakan operasi!” gerutunya kesal.“Terima kasih informasinya, Sus, kalau begitu saya permisi dulu, tolong jaga sebentar Bu Siska nya, saya panggil suaminya dulu.” Suratmin meminta tolong agar bisa menjaga kakak iparnya selama dia pergi.“Iya nggak apa-apa, Pak,” sahut Suster itu dengan ramah.“Terima kasih, Sus, saya permisi dulu.”“Iya, sama-sama, Pak.Suratmin lalu bergegas pergi ke luar, dia tidak memedulikan lagi kalau sudah tengah malam dan hawa udara dingin menembus kulitnya walaupun sudah memakai jaket tebal.“Keterlaluan sekali si Ratman, aku yang disuruhnya men
Baca selengkapnya
15. Galau Merana
“Suratmin ... Suratman!”“Suratman ... Suratmin, kenapa juga sih namanya ndeso banget, bagusan sedikit kenapa, Fahad dan Farhan kek, Samuel dan Smith kek yang bule-bule dikit gitu!”“Ngidam apa sih orang tuanya dulu, nggak ke pikiran kali kalau anak-anaknya nggak malu gitu punya nama ndeso banget, untungnya mas Ratman ganteng, tinggi, putih dan yang paling utama adalah tajir.“Nggak sia-sia sih punya suami ganteng gitu tetapi kan Mas Ratman kalau di panggil di kantor sepertinya bukan Suratman deh, siapa ya aku lupa juga nanti deh aku tanya dulu ...Namun, pikirannya selalu tertuju oleh pria yang berkulit hitam manis itu yang bernama Suratmin. Wanita seksi itu pun membayangkan kembali saat di sentuh pertama kalinya olehnya Suratmin, entah kenapa saat melihat otot kekarnya dan mampu menggendong dirinya membuat hatinya deg-deg ser.“Ih ... aku kenapa ini kok malah si hitam manis sih yang aku pikirkan bukan si putih, ada apa ini?”“Duh sadar Siska, sadar!”“Dia itu adik iparmu, bukan sua
Baca selengkapnya
16. Pesan WA Suratmin
[MAS, AKU PULANG AKU TUNGGUIN SAMPAI DUA JAM KAMU NGGAK NONGOL-NONGOL, AKU HUBUNGI KAMU NGGAK DIANGKAT, AKU KE RUMAHMU TERNYATA KAMU MOLOR, JAGAIN SENDIRI ISTRIMU, KASIHAN ISTRIKU SENDIRIAN JUGA BARU MELAHIRKAN, KAMU KAN BISA MINTA TOLONG SAMA KELUARGA ISTRIMU YANG BEJIBUN ITU. ASSALAMU’ALAIKUM]“Kurang ajar Suratmin, apa susahnya sih dimintai tolong jaga sebentar, pasti Siska marah sama aku, tetapi kok dia tidak menghubungi aku ya, tidak ada satu pun nomornya nyantol di ponselku?”Suratman kembali menghubungi Suratmin, tetapi tetap tidak bisa.“Pasti dia sengaja memastikan ponselnya agar aku tidak bisa menghubunginya,” sahut Suratman geram.“Pak Tejo!”“Pak Tejo!” teriak Suratman memanggil satpam itu dari arah balkon.Pak Tejo berlari saat mendengar majikan memanggilnya.“Ada apa, Pak?” tanya Pak Tejo mendongkak ke atas.“Tadi malam ada yang datang nggak?” tanya balik Suratman.“Ada, saudara kembar Bapak!”“Terus kamu bilang apa sama dia?”“Ya dia cari Bapak dan saya bilang kalau Bap
Baca selengkapnya
17. Kemarahan Susi
Tepat jam tujuh pagi, sang surya sudah mulai menampakkan sinarnya yang sehat di pagi hari.Suratmin lalu menjemur bayi itu sebentar. Bayi mungil itu menggeliat setelah matahari itu mengenai tubuhnya.Namun, dedek Hanin sangat menikmatinya apalagi diperdengarkan shalawat nabi membuat dirinya tenang seketika.Setelah sepuluh menit berlalu akhirnya Suratmin masuk ke dalam rumah untuk menaruh kembali di Box bayi itu.Susi masih tertidur dengan pulas, tidak tega rasanya membangunkannya, sehingga dia tidak ingin mengganggu wanita yang dicintainya itu.Tak lama kemudian Bidan Warti datang menemui mereka. “Loh Min, sudah bangun toh?” tanya Bu Warti terkejut melihat Suratmin sedang menggendong dedek Hanin.“Sudah Bu, ini gantian tidurnya kasihan Susi belum ada tidur, kebetulan bayinya masih anteng tidur jadi tadi tak suruh tidur dulu mumpung saya bisa jaga,” jelasnya kepada Bu Warti.“Gitu dong, kamu harus mendukung istrimu, dia sangat baik dan sudah memberikan kamu seorang anak.”“Sudah sewa
Baca selengkapnya
18. Rahasianya Terbongkar
“Kenapa kamu diam, Mas?”“Atau apa yang dikatakan Bu Warti memang benar kalau selama ini kamu juga yang mengeluarkan untuk keperluan renovasi rumah itu?”“Kamu keterlaluan Mas!”“Kamu sudah membohongi aku!”“Katamu kita harus terbuka, saling jujur dan saling percaya tetapi kenyataannya nol besar!”“Kamu tidak menghargai aku sebagai istrimu, buat apa kita menderita begini toh saudaramu yang menikmati hasil kerja kerasmu!”“Mungkin aku juga bisa menyimpulkan kalau kamu tidak sampai kuliah gara-gara kamu membiayai kuliah saudaramu juga, kamu terlalu baik dan juga bodoh!” teriak Susi kesal.Susi lalu mengambil bayinya dari gendongan Bu Warti dan meninggalkan mereka berdua.“Cepat susul istrimu, dia sangat marah, Ibu tidak ingin terjadi apa-apa sama mereka,”“Baik, Bu!”Suratmin mengejar Susi yang menangis tersedu-sedu, dia pun merasa bersalah telah membohonginya selama dua tahun pernikahan mereka.“Dek! Tolong dengarkan aku dulu, Sayang!” teriak Suratmin saat mengejar istrinya itu.“Apa y
Baca selengkapnya
19. Perdebatan
Karena merasa jengkel akhirnya ponsel itu dimatikan oleh Susi.“Kalau begini kan nggak ada yang berani telepon Mas Ratmin. Mereka akan berpikir dua kali untuk menghubungiku,” ucapnya dengan penuh keyakinan.***Beberapa saat kemudian Bu Warti datang menemui Susi ditemani oleh Suratmin. Beliau lalu memeriksa kondisi Susi.“Semuanya bagus ya Nduk, hanya saja tekanan darahmu sedikit tinggi,” ucap Bu Warti lembut.“Ya mau bagaimana nggak tinggi, Bu , kalau ada masalah di depan tetapi saya sengaja menutup mata,” sindirnya.“Nduk, jangan marah-marah toh , itu akan berpengaruh juga dengan Asi mu, kamu harus rileks dan tenang.”“Semua ada jalannya, suatu hari pasti saudaranya Ratmin akan menyadari kesalahannya.”“Kamu harus membantu suamimu untuk selalu berdiri tegap tanpa menunduk, suamimu orang baik hanya saja terlalu polos.”“Makanya dia juga ingin memperbaiki hidupnya, tidak ingin menjadi bayangan saudara kembarnya lagi, untuk itu kamu harus bantu suamimu, selalu ada di sampingnya, membe
Baca selengkapnya
20. Pokoknya Aku Mau Operasi
“Dok tolong penuhi keinginan istri saya, Dokter nggak mau kan membuat pasien kecewa apalagi kalau pasiennya lagi hamil, kata orang hamil itu lebih sensitif loh,” ucap Suratman memohon kepada Dokter Ramli.“Baiklah Pak, Bu jika kalian berisi keras tetapi kami tidak bertanggung jawab jika seandainya terjadi sesuatu kepada istri Bapak, karena risikonya besar untuk melakukan operasi,” jelas Dokter Ramli pelan.“Oh jadi maksudnya Dokter menyumpahi istri saya begitu, doanya jelek sekali,” ucapnya terlihat marah.“Maaf bukan seperti itu Pak, kami selalu mengutamakan keselamatan pasien, bahkan kami melakukan yang terbaik, hanya saja kami sangat memperbolehkan untuk normal bukan sesar, tetapi jika kalian berisi keras baiklah, saya bersama tim akan menyiapkan kamar operasi.”“Kalau begitu kami permisi dulu, Pak, Bu, jika sudah siap kami akan memberitahukan jadwal operasinya jam berapa,” jelas Dokter itu tersenyum.“Dok, kalau boleh usuk saya mau jadwal operasinya jam sebelas siang sesuai dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status