“Aku sudah nggak mikir yang lain lagi, saking senangnya akhirnya bisa ketemu kamu. Waktu tadi aku jalan ke arah kamu, aku sampai lupa kalau aku cacat.” Ketika kata-kata itu baru saja terucap, Odelina langsung menutupi mulut Daniel dengan jarinya. “Jangan bilang diri kamu itu cacat. Kamu juga kesulitan berjalan untuk sementara saja, tapi kamu pasti bakal membaik.” “Oke, oke. Aku nggak bakal bilang diri sendiri cacat lagi. Aku pasti bakal sembuh. Aku bakal berdiri lagi dengan kedua kakiku ini demi kamu.” “Sekarang kamu sudah bisa berdiri, tapi kalau jalan masih belum bisa terlalu jauh saja. Gimana kalau kita masuk ke ruang kantorku saja dulu?” tanya Odelina. “Kamu sudah selesai kerja?” Daniel menoleh ke atas, “Langit sudah mau gelap. “Sebenarnya sekarang baru jam lima sore, tapi karena musim dingin, jadi lebih cepat gelapnya. Hari ini juga agak mendung pula, belum jam enam saja sudah gelap begini. Aku sudah selesai kerja, kok.” “Kalau sudah selesai, kita langsung pergi makan saja.
Baca selengkapnya