“Eh, Olivia sudah bangun,” sapa Nenek Sarha sambil melambaikan tangannya meminta Olivia untuk mendekat. Sebenarnya tanpa perlu dipanggil pun, setiap kali Olivia turun dan melihat Sarah dan Dewi sedang duduk di ruang tengah, dia pasti akan langsung menghampiri dan mengobrol dengan mereka. “Halo, Nek. Halo, Ma.” Olivia menyapa mereka berdua dengan lembut, tidak lupa dia juga menyapa Bram dan Chintya. Bram menganggukkan kepalanya sebagai balasan, dan Chintya juga tersenyum ke arahnya. “Lama nggak ketemu, Olivia,” ucap Bram. matanya tertuju kepada perut Olivia yang membesar, dan dia bertanya, “Kapan lahiran?” “Prediksi di akhir bulan Mei.” “Wah, berarti tinggal beberapa bulan lagi, ya,” ucap Chintya tersenyum sembari menghitung waktu. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu saat melihat perut Olivia, tetapi dia tidak jadi mengatakannya. Olivia pun duduk di seberang Nenek Sarah, persisnya di sebelah Dewi. di sofa yang panjang itu sudah tidak ada tempat lagi untuk Stefan, jadi Stefan duduk
Read more