“Dia pasti bakal mendapatkan balasan,” kata Ivan. “Aku mau lihat gimana nasib dia nanti. Cepat atau lambat dia pasti bakal dibunuh juga sama mereka yang dari Mambera. Dia pikir dengan membunuh mamanya sendiri, dia diterima sama mereka? Mereka benci sama kami, dan Felicia mau gimanapun juga tetap adik kandung kamu. Nggak mungkin dia diperlakukan beda.” “Benar.” Selama perjalanan mereka tidak henti-hentinya mencaci Felicia. Begitu tiba di rumah Ivan, kedua kakak Fani turun dari melihat sekeliling mereka. Mereka berdua merasa rumah Ivan ini sungguh mewah. Ivan mengaku ini hanya rumah kecilnya saja, tetapi bagi mereka, ini sudah sangat megah. Jauh lebih bagus daripada rumah mereka di kampung. Ivan membawa mereka berdua masuk ke dalam. Kakak Fani yang paling tua berbisik kepada adiknya, “Frederick, mereka sekarang lagi berebut warisan sama Felicia. Pasti ada sesuatu, makanya kita dipanggil. Nanti apa pun yang mereka minta dari kita, bakal kutolak. Kamu juga jangan mau terima. Kalau merek
Read more