“Mereka menganggap keluarga kami jadi begini gara-gara kehadiranku. Sejak awal mereka memang nggak peduli sama aku, apalagi sekarang, mereka jadi benci dan mau membunuhku. Di antara kita berdua, pada akhirnya mereka pasti harus memilih satu target, yaitu aku. Dengan membunuhku, mereka mungkin belum bisa mendapatkan harta warisan leluhur, tapi minimal mereka bisa mewarisi peninggalan mamaku.” Felicia mendadak tersenyum sinis dan berkata, “Aku mau bikin surat wasiat. Andaikan aku nggak selamat, aku mau bagi semua hartaku jadi tiga. Satu untuk Vandi, satu untuk negara, dan satu lagi untuk kamu, Odelina.” “Felicia!” Odelina dan Vandi berseru di saat yang bersamaan, lalu Odelina dengan serius berkata, “Jangan ngomong begitu. Aku juga nggak mau mewarisi hartamu. Berapa pun harta yang kamu punya, kamu turunkan untuk anak-anak kamu.” Vandi juga berkata, “Felicia, hidup dan mati aku cuma untuk kamu. Di mana pun kamu berada, di situ juga aku hadir. Kalau sampai terjadi sesuatu sama kamu, ngg
Read more