Semua Bab Perangkap Sang Penguasa: Bab 91 - Bab 100
126 Bab
Bab 90. Menikah
Qiana memeluk gulingnya sambil berbaring di sofa, membelakangi Ned. Dia tidak menghiraukan teguran lelaki itu yang menyuruhnya untuk kembali ke ranjang saat ke luar dari kamar mandi.Tadi Qiana sampai menangis memohon pada Ned agar lelaki itu menangguhkan keinginannya. Saat Ned tertegun mendapati kesungguhan penolakan gadis itu, Qiana mendorong Ned sekuatnya hingga terguling ke sisinya. Dengan panik gadis itu menyelimuti tubuhnya dan menjauh dari Ned. “Bukankah kita akan menikah juga?” keluh Ned sambil memijit keningnya.Qiana meringkuk di sofa dengan bantal dan guling. Gadis itu menekuk bibirnya membuang muka.“Kapan?” tuntut Qiana.“Kapan saja kau inginkan.” “Aku tidak ingin buru-buru menikah.”“Kalau begitu permintaanmu juga ditangguhkan setelah pernikahan.” Ned turun dari ranjang. Merasa sedikit pusing di kepalanya. Wanita mana yang pernah menolak Ned? Selama ini mereka bahkan berebutan naik ke ranjangnya. Tapi gadis ini, gadis yang telah dijanjikannya untuk dinikahi malah mati
Baca selengkapnya
Bab 91. Sebuah Gosip
“Aku ingin mengunjungi ibu,” ujar Qiana saat mereka dalam perjalanan pulang. Dia terus memainkan cincin di jari dengan memutar-mutarnya. Ternyata bias kebiruan dari berlian terlihat serasi dengan warna bajunya.Ned memberitahu Wilson untuk pergi ke pemakaman.Setelah setengah jam perjalanan, keduanya terlihat berdiri di depan sebuah batu nisan. Seikat bunga diletakkan di atasnya oleh Qiana. Matanya sudah terlihat berkaca-kaca. Ada perasaan haru yang memenuhi hatinya. Bagaimana pun, mulai hari ini Ned telah berjanji untuk menjaga Qiana seumur hidupnya. Mulanya janji itu terdengar tidak ada artinya di telinga Qiana. Kini, saat berada di depan makam ibunya, janji itu terasa sangat berarti. Setelah ayahnya menolak mengakui Qiana sebagai putri kandungnya, dia merasa sendirian di dunia ini. Hari ini, Ned telah menjadi satu-satunya yang dia miliki.“Ibu, hari ini aku menikah. Bisakah kau melihatnya? Bagaimana menurutmu, apa kau menyukainya? Kau pasti sudah mengenal Ned. Menurutku dia lumaya
Baca selengkapnya
Bab 92. Pergi ke Pulau
“Maaf, Nona. Kami sudah tidak memerlukan tambahan karyawan lagi.” Qiana masih sempat mendapati gerakan gadis itu yang diam-diam menarik selembar kertas dari atas meja. Sebelumnya Qiana melihat tulisan di atasnya. Lowongan pekerjaan.Entah kesalahan apa yang pernah dilakukannya di masa lalu hingga kerap bertemu orang-orang yang selalu meremehkannya hanya dengan sekali pandang.Dengan malas, Qiana tersenyum sedikit pada gadis resepsionis lalu berbalik pergi. Dia sedang tidak ingin membuat keributan hari ini.Tiba di Phoenix hari masih belum terlalu sore. Qiana menyempatkan mencari di internet berita tentang Allard Corp. Perusahaan itu memiliki pertumbuhan yang baik dalam beberapa tahun terakhir. Dan seperti beberapa tahun sebelumnya, jabatan presdir masih dipegang oleh pamannya, Jason Allard.Qiana mencari lagi tempat tinggal mereka yang baru. Sebuah perumahan elit kelas satu di tengah kota.Ned kembali dari suatu urusan di luar menjelang makan malam. Dia mendapati Qiana di ruang tamu
Baca selengkapnya
Bab 93. Sepupu Ned
Gadis yang menyapa mereka itu adalah Shein!Qiana meraung marah dalam kungkungan tangan kuat Ned. Shein yang membuatnya menanggung malu saat di klub. Gadis itu bahkan lari dari tanggung jawab. Dia menolak memberikan uang hadiahnya, membuat Qiana terperangkap dalam genggaman Ned Zavier.Ned yang sekarang menjadi suaminya....Qiana mendadak terdiam. Malu sendiri. Kalau bukan karena gadis bernama Shein ini, mereka tidak akan pernah bertemu. Kalau bukan karena Shein, mungkin sekarang dia harus menghadapi semuanya sendirian.“Hai, Qiana. Tidak disangka kita bisa bertemu di sini. Kakakku ternyata benar-benar serius denganmu, ya? Kalian terlihat sangat akrab. Apa kalian sudah tidur bersama?” Shein tertawa setelah menggoda Qiana. Dia tidak takut sama sekali kalau Qiana akan menyerangnya. Dengan adanya Ned, dia tahu lelaki itu tidak akan membiarkan Qiana menyakitinya.Kemarahan Qiana yang semula mereda, bangkit kembali demi mendengar ocehan Shein. Matanya melotot dan dia berontak dalam pelukan
Baca selengkapnya
Bab 94. Serangan Ibu Mertua
“Ba... bayi?” Qiana tidak pernah memikirkannya. “Bibi, aku....”“Bibi apanya? Panggil aku ibu. Sekarang kau sudah menjadi bagian dari keluarga Zavier.” Queena tidak setuju dengan cara Qiana memanggilnya. “Hey, apa kau tidak melihat kalau kita berdua memiliki kemiripan nama?”“Hah?” Qiana menjadi bingung oleh topik pembicaraan yang berubah-ubah dengan cepat.“Namamu Qiana. Aku Queena. Bukankah terdengar mirip. Ini pasti sudah menjadi takdir kita. Tidak terlahir menjadi putriku, jadi menantu pun tak apa.” Queena tidak menutupi perasaan senangnya. Matanya yang berwarna coklat gelap terlihat bersinar. Dia tidak kelihatan seperti usianya yang di akhir empat puluhan. Tapi lebih muda lagi.Qiana dibuat meringis mendengarnya. Setidaknya dia cukup lega topik tentang bayi teralihkan.“Oya, aku turut berduka tentang ibumu.” Queena seolah baru teringat. Dia meraih tangan menantunya. “Tapi sekarang kau memiliki aku. Aku akan menggantikan ibumu. Kau bisa membicarakan apa pun denganku. Bahkan bila N
Baca selengkapnya
Bab 95. Serangan di Siang Bolong
Qiana meringkuk dengan tubuh polosnya di bawah selimut. Rambutnya tersebar di bantal dan sekitar wajah membentuk jalur-jalur gelap. Jejak keringat membuat beberapa helaiannya menempel di kening dan pipi Qiana. Matanya terpejam, tapi sebenarnya dia tidak sedang tidur.Semua ini Qiana tahu cepat atau lambat akan terjadi juga. Dia bahkan mengira akan lebih awal harus menghadapinya ketika suatu waktu dia datang pada Ned untuk meminta uang. Saat itu dia nyaris siap menghadapi resiko apa pun.Nyatanya dia tidak pernah siap. Bahkan setelah mereka menikah, dia masih mencoba menghindar. Namun Qiana sama sekali tidak mengira Ned akan menyerangnya di siang bolong seperti ini. Di rumah orangtuanya sendiri. Lalu bagaimana dengan suara jeritannya tadi? Qiana pikir dia bahkan tidak sanggup mengeluarkan suara lagi karena saat ini tenggorokannya sangat sakit. Tidak! Bukan cuma tenggorokannya, tapi semuanya.Seseorang memeluk pinggangnya. Ned! Qiana bisa merasakan napas lelaki itu di leher dan telingan
Baca selengkapnya
Bab 96. Mertua Ajaib
Queena meletakkan baki di meja sebelah tempat tidur, lalu duduk di sebelah menantunya yang terlihat shock.“Kataan, apa Ned menyakitimu?”Qiana makin merapatkan selimutnya, menariknya hingga leher. Ada jejak-jejak kejahatan Ned yang harus ditutupinya. Kemudian dengan ragu menggeleng.“Tidak, Bu. Aku... baik-baik saja.” Dia melirik sengit pada Ned yang hanya berdiri saja di dekat jendela mengawasi.Lelaki tidak tahu malu itu tidak berusaha menutupi perbuatannya.Setidaknya bereskan kekacauan ini!Bahkan pakaian mereka masih berserakan di lantai. Rasanya Qiana ingin menjadi tak terlihat saja. Dia tidak sanggup menanggung rasa malu ini.“Bu, kau mengganggu tidur Qiana.” Ned mencoba mengusir ibunya walaupun tahu akan sia-sia.“Masih terlalu awal untuk tidur. Lagipula dia belum makan malam.” Queena selalu punya cara mendebat putranya. Dia merapikan rambut Qiana yang berantakan dan menyatukannya dalam satu kunciran di belakang. Matanya menangkap beberapa tanda merah di belakang leher gadis
Baca selengkapnya
Bab 97. Sebuah Kebenaran
Ned kembali ke kamar sesaat setelah ibunya pergi. Qiana langsung membalikkan badan tidak ingin melihat pada lelaki itu. Menurutnya semua kekacauan ini adalah salah Ned. Dia seharusnya yang bertanggung jawab.Namun saat dirasakannya gerakan ranjang di belakangnya dan sebuah lengan yang memeluknya erat, Qiana berkata juga. “Kakak, lepaskan.”Namun Ned mengabaikannya. Dia malah mempererat pelukannya.“Apa ibuku menyulitkanmu?”“Kau lebih menyulitkanku. Kau membuatku malu pada ibu,” sahut Qiana sengit.“Yang tadi aku minta maaf. Ibuku tidak bermaksud buruk.”“Tapi aku sangat malu....”Sebuah kecupan ringan mendarat di kening Qiana.“Maaf.”“Kau juga menyakitiku, tapi aku terpaksa menutupinya dari ibu.”“Kau memang tidak boleh mengatakannya bukan? Kalau tidak kau akan semakin malu.”“Aku tidak mau lagi tidur denganmu.”“Itu tidak mungkin.”“Kenapa tidak?”“Ibu akan bertanya-tanya dan kau tidak akan tahu apa yang bisa dia lakukan. Selain cerewet dia juga keras kepala.”Qiana bungkam. Jika h
Baca selengkapnya
Bab 98. Aku Selalu Membayar lebih
“Bagaimana dengan nenek dan pamanmu?” tanya Ned.“Aku tidak mengerti apa-apa tentang perusahaan keluarga Allard. Tapi aku tahu ibu seharusnya memiliki bagiannya di sana. Bisakah kau menyelidikinya untukku?” Entah kenapa Qiana merasa kalau dirinya sekarang telah berubah menjadi jahat. Dia menjadi tidak fokus pada hidupnya sendiri tapi hanya berpikir tentang cara untuk membalas dendam.“Kakak, apa menurutmu aku terlalu serakah dan jahat jika menginginkan orang-orang yang pernah menyakitiku dan ibu merasakan hal yang sama dengan kami?”Ned mendekati Qiana yang tengah duduk di sofa, menarik gadis itu dalam pelukannya. “Aku tidak pernah memikirkannya apakah kau serakah atau jahat. Akan kulakukan apa pun untuk membalaskan semua perlakuan mereka pada istriku. Aku selalu membayar lebih. Jadi jangan terkejut saat nanti menemukan mereka mengemis di jalanan.”Seandainya Qiana tahu apa yang dilakukan Ned pada para penculiknya saat dia masih anak-anak. Suatu waktu ketika dia sudah memiliki kekuasa
Baca selengkapnya
Bab 99. Gadis dengan Imajinasi Liar
Itu adalah Allison Alllard, sepupu sekaligus rival abadi Qiana sejak kecil! Mereka selalu dibanding-bandingkan tiap ada pertemuan keluarga atau di tiap kesempatan berbicara tentang anak-anak. Neneknya hanya memiliki dua anak, paman Qiana, Jason Allard dan ibunya, Diana Allard. Entah kenapa, Jason sebagai kakak laki-laki selalu menjadi kebanggaan sang ibu dibandingkan adik perempuannya. Begitu pun kemudian dengan anak-anak mereka, yaitu cucu dari Rossie Allard, Allison dan Qiana. Untunglah, Qiana selalu punya kelebihan jika dibandingkan dengan Allison. Dan itu tidak saja membuat kesal Allison sendiri tapi juga paman, bibi dan neneknya.Nona Amory, sang dosen menyungging senyum sinis. “Siapa pun bisa mengaku sebagai apa saja. Tapi selama tak ada bukti yang valid apalah artinya sebuah sebutan. Memangnya kenapa kalau dia kekasih tuan Zavier? Banyak gadis yang begitu liar berimajinasi hingga tidak menyadari kapasitasnya dan dengan bodohnya menyandingkan diri dengan seseorang yang mungkin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status