Semua Bab Neraka 100 Hari Pernikahan: Bab 11 - Bab 20
165 Bab
Bab 11 Bukti
"Iya. Lebih tepatnya, ini penyadap suara dan semua yang berhasil benda ini rekam, tersimpan dalam memori hape ini," terang Ferdinan sambil melambaikan ponselnya. Ferdinan lalu mengotak - atik ponselnya, "Nah ini dia folder penyimpanannya. Penyadapnya aktif mulai sore dua hari lalu. Sepertinya ini diaktifkan saat Nirmala menyerahkannya ke Fiolina. Ayo kita percepat sampai ke rekaman beberapa menit yang lalu." "Tunggu Pa," seru Fiolina. "Bisakah rekamannya diputar mulai dua hari mulai pukul 5 sore?" "Tentu," jawab Ferdinan. Fiolina tersenyum miring dan melirik ke arah Rossi. Rossi menyadari apa maksud Fiolina. Dengan panik, Rossi bertindak cepat dengan merebut ponsel Ferdinan. "Hei! Rossi!" teriak Ferdinan. Ponsel itupun berhasil terlepas dari tangan Ferdinan. Rossi segera berlari hendak membawa pergi ponsel itu pergi. Ferdinan mengejarnya. Sadar bahwa kemampuan larinya tak akan mengalahkan Ferdinan, tanp
Baca selengkapnya
Bab 12 Bukan Darah Young
"Kamu pasti menderita di dalam sini. Kamu ingin keluar?" Bunyi suara Rey terdengar dari dalam rekaman.Julio memicingkan matanya. "Iya, pasti. Kamu mau bantu aku?" Jawab FiolinaTerdengar suara Rey tertawa kecil. "Kenalin, namaku Rey. Aku kakak kandung Rossi. Maaf ya adikku agak jahil. Aku bisa bantu kamu buat keluar dari sini." "Beneran? Makasih banyak ya.""Tapi ada syaratnya." "Syarat? Apa?" "Puasin aku dulu sekarang. Setelah itu aku akan langsung bawa kamu keluar dari sini." Kali ini bukan hanya Oma yang mengepalkan tangannya, namun juga Ferdinan. Wajahnya memerah mendengar percakapan yang terjadi antara Rey dan Fiolina. Sedangkan Julio masih memperlihatkan wajah datar dan dinginnya. "Tolong, jangan apa - apain aku. Aku gak punya sugar daddy. Dan aku masih perawan, please!" Fiolina terdengar memohon."Masih perawan? Bullshit banget sih! Udahlah gak usah sok polos.
Baca selengkapnya
Bab 13 Hukuman
Ferdinan berhasil mengeluarkan Fiolina dari rumah keluarga Young. "Nah, ini rumah Papa. Ayo masuk," Ferdinan berjalan ceria ke dalam salah satu rumah pribadinya."Makasih ya Pa," ucap Fiolina lirih karena kehabisan tenaga. "Gak perlu terimakasih. Papa kan mertua kamu, sama aja seperti orang tua kamu. Tugas papa melindungi kamu. Maafkan Julio karena..." "Gak usah bahas Julio dulu Pa." Ferdinan mengangguk, "Oke. Ayo, Papa tunjukin kamar kamu." Ferdinan membawa Fiolina ke kamarnya lalu meninggalkannya untuk beristirahat. Badannya pegal, Fiolina membaringkan tubuhnya di ranjang.Dia menatap ponselnya yang sudah berhari - hari tidak ada dalam genggamannya. Ferdinan berhasil mencuri ponsel itu dari Julio. Ada banyak pesan masuk terutama dari keluarganya. Namun ada satu pesan yang Fiolina buka pertama kali, yaitu pesan dari julio yang dikirim satu menit yang lalu. [Jangan kamu pikir akan semudah ini lepas dari aku] Fiolina meng
Baca selengkapnya
Bab 14 Permintaan Papa Mertua
Fiolina tidur dengan nyenyak. Setelah beberapa hari akhirnya dia merasa tidur dengan nyaman dan layak. Pikirannya tenang karena merasa aman bersama papa mertuanya. Di pagi hari, Fiolina terbangun dengan aroma telur dadar dan sosis goreng menyapa indera penciumannya. Terdorong oleh rasa lapar, Fiolina dengan sigap bangkit dari ranjangnya dan keluar menuju sumber aroma itu. "Sudah bangun Fiolina?" sapa Ferdinan dengan ceria. Ternyata Ferdinan memasak sendiri telur dan sosis itu. "Papa yang masak? Baunya enak banget. Aku kira pelayan berpengalaman yang masak hehe." "Ah, ini kan cuma telur dadar sama sosis goreng, gak perlu pelayan atau koki untuk bikin. Ayo sarapan, sudah siap." Ferdinan meletakkan sepiring sandwich berisi telur dan keju beserta sosis dan kentang goreng. "Maaf Fiolina bangun kesiangan. Malah papa yang repot masak," Fiolina merasa tidak enak kepada papa mertuanya. "Ah gak
Baca selengkapnya
Bab 15 Cafe Baru yang Menyebalkan
"Tapi..." Fiolina hendak menolak permintaan Ferdinan yang terasa begitu berat itu. "Papa tahu kok," potong Ferdinan. "kamu mungkin khawatir. Tapi, Julio gak akan menyakiti kamu sebagaimana Oma, Rossi ataupun Rey, dia tidak jahat seperti mereka." "Julio itu hanya korban, dia kurang kasih sayang. Itulah mengapa dia dingin dan kaku. Dia gak pernah jatuh cinta ataupun berpacaran sebelumnya. Tapi tiba - tiba dia jatuh cinta sama kamu. Pasti gak mudah baginya menerima penolakan. Mungkin dalam hati kecilnya, dia merasa tidak layak dicintai siapapun, itulah mengapa dia menjadi sangat keras hati." "Kalau kamu bisa membuatnya merasa dicintai, papa yakin Julio bisa melunak. Apa kamu mau belajar mencintai Julio?"Fiolina tak bisa berkata - kata. Mendadak dia menjadi susah menelan makanan. Namun, jika benar Julio sampai menculik Rey karena marah akan perbuatan Rey yang mencoba melecehkannya, entah mengapa Fiolina merasa itu sangat manis.
Baca selengkapnya
Bab 16 Cemburu
"Kamu ngapain di sini?" Fiolina menatapnya dengan sebal. Hari ini dia ingin menghibur diri. Jadi, Javeline termasuk dalam daftar orang terakhir yang ingin dia temui. "Cafe ini milikku," jawab Javeline dengan bangga. "Oh, pantes pelayanannya super buruk," sela Sarah. "Kami cuma menjaga cafe kami dari kotoran. Aku gak mau para pelanggan risih karena ada artis prostitusi di sini."BUKK!! Sarah mendorong Javeline dengan keras. "Jangan sembarangan kalau ngomong ya." Fiolina yang sudah terbiasa dengan tingkah Javeline merasa malas untuk menanggapi. "Udahlah Sar, biarin aja. Ayo kita pergi," Fiolina menarik lengan Sarah untuk pergi. "Jadi istri dari salah satu keluarga Young kelihatannya gak cukup berdampak baik buat kamu," ujar Javeline tiba - tiba, membuat langkah Fiolina terhenti. "Kata siapa? Fiolina hidup mewah dan dicintai keluarga barunya. Dia dapat f
Baca selengkapnya
Bab 17 Kesepakatan yang Tertolak
"Apa?" Julio seperti tidak percaya pada apa yang baru saja dia dengar. Mungkinkah...?"Mak... maksudku, itu sama aja menciderai statusku sebagai istrimu. Semua orang tahu kalau istrimu adalah aku. Kalau orang lihat kamu bersama perempuan lain saat menghadiri acara penting, mereka akan memandangmu sebagai pengkhianat sekaligus meremehkanku. Jadi.. aku cemburu karena dia seolah merebut tahtaku," Fiolina gelagapan saat menjelaskan. Julio mendengus. Hah! Dia sudah menduga. Bodohnya dia berpikir bahwa Fiolina mungkin telah jatuh cinta padanya."Menganggapku pengkhianat dan merendahkanmu? Mau tahu satu hal? Aku - gak - peduli," Julio menjawab dengan ketus. "Tapi aku sangat ingin ke pesta itu," rengek Fiolina. "Aku juga gak peduli." "Gimana kalau kita bikin kesepakatan?" "Kesepakatan apa lagi?" "Aku akan kembali ke kamu dan gak tinggal sama papa Ferdinan lagi. Sebagai gantinya, kamu harus mem
Baca selengkapnya
Bab 18 Dia Kembali
Billy Gunardi adalah tersangka utama pada salah satu kasus percobaan pembunuhan yang pernah Julio tangani. Saat itu, Fiolina pertama kali menghubungi Julio untuk menjadi saksi. Itulah awal pertemuan Julio dan Fiolina. Kesaksian dari Fiolina sangat memberatkan Billy. Sampai akhirnya, Billy divonis 20 tahun penjara. Namun, beberapa bulan yang lalu, Julio mendapat kabar bahwa Billy mati bunuh diri di Penjara. "Henry, apa ada kemungkinan bahwa kematian Billy adalah palsu?" "Itulah yang sedang orang kita selidiki Pak." Julio mengangguk setuju. "Jika benar kematiannya palsu dan dia masih hidup. Mungkin kecelakaan itu disengaja. Dia pasti ingin balas dendam kepada Fiolina yang telah bersaksi memberatkannya," pungkasnya. *****"Makasih ya suster," Fiolina baru saja kembali ke kamarnya setelah berkunjung ke kamar Sarah. Dia berterima kasih kepada perawat yang membantu mendorong kursi rodanya dan membaringkannya kembali ke tempat tidur. Ja
Baca selengkapnya
Bab 19 Misi Baru Fiolina
Api mulai menjalar ke seluruh ruangan. Beberapa barang rongsok yang terbuat dari plastik mulai mengeluarkan asap berbau menusuk saat terbakar. Fiolina mulai merasakan panas mengelilingnya. Beberapa kusen jendela dan pintu yang rapuh terjatuh ke lantai setelah terbakar sebagian. Fiolina masih tidak bisa bergerak. Air matanya mengalir semakin deras. Dia teringat Papanya, Mamanya, Adiknya, sahabatnya Sarah dan Rangga. Bahkan, dia teringat Julio dan Ferdinan. Saat Fiolina sudah pasrah menunggu api yang akan membakarnya sampai mati, tiba - tiba sekelompok pria mendobrak masuk.BRAKK!!! "Di sini! Nyonya Fiolina ada di sini Pak!" teriak salah satu dari mereka. Pertolongan datang? Fiolina nyaris tak percaya dengan keberuntungannya kali ini. Dia tidak membawa panic buttonnya, mungkinkah papa mertuanya bisa menemukannya di sini? Fiolina bisa melihat beberapa orang laki - laki membawa apar dan me
Baca selengkapnya
Bab 20 Surat Kaleng
Julio bangun di pagi hari dengan aroma sedap makanan menguar memasuki kamarnya. Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi tapi perutnya sudah keroncongan karena aroma masakan itu. Biasanya, Julio akan makan pukul 8. Tapi kali ini dia langsung menuju dapur untuk melihat makanan apa yang begitu menggugah seleranya. "Kamu masak itu semua?" Julio memandang sederet menu yang sudah terhidang di meja makan. "Eh, udah bangun? Iya ini aku masak semuanya," jawab Fiolina dengan riang. "Kamu bangun jam berapa?" "Jam 5." "Semua ini dimasak hanya dalam satu jam? Apa kamu lagi membual? Atau kamu sebenarnya beli ini di restoran tapi mengakuinya sebagai masakanmu sendiri." Julio tidak bisa disalahkan karena menuduh Fiolina. Kebanyakan gadis kaya yang dia kenal tidak bisa memasak. "Hahaha!" Fiolina tertawa. "Ini cuma sarapan sederhana. 1 jam udah cukup. Lihat! Ini cuma sosis bakar dan kentang goreng. Roti gandum isi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status