Tatapan Ester berkilauan. Dia berkata dengan merendahkan suaranya, “Bagaimanapun, Nona Rose itu dimanja sejak kecil, tentu saja dia agak temperamen. Kak Devin, lebih baik kamu bujuk dia sana.”Devin berkata dengan sinis, “Kalau dibujuk sekali, pasti ada lain kali lagi. Justru karena dia punya temperamen, makanya tidak boleh dibiasakan!”Ester tidak berbicara lagi. Dia hanya menunjukkan ekspresi bersalah dan tidak tenang. Saat ini, hati Devin terasa agak penat. “Aku pergi dulu. Kamu tutup pintu yang bagus. Kalau ada yang ketuk pintu, kamu langsung lapor polisi saja.”Ester bertanya dengan menggigit bibirnya, “Kelak … apa kamu akan mengurusku lagi?”“Tentu saja.” Devin tersenyum lembut. “Bagaimanapun, kamu itu kakak seniormu, mana mungkin aku tidak mengurusmu?” Terlihat raut tidak fokus di wajah Devin. “Aku pulang dulu. Kamu juga segera kembali ke rumah.”“Emm. Kalau begitu, kamu hati-hati di jalan. Kabari aku setelah kamu sampai rumah nanti,” pesan Ester dengan perhatian.Devin mengang
Read more