Kening Juno berkerut. “Oh, ya?”Usai berbicara, Juno melepaskan kacamatanya dan menunduk. Dia menempelkan keningnya di atas kening Rose. “Coba aku periksa, apa kamu yang demam?”Tiba-tiba mereka berdua mendekat. Kedua pasang mata saling bertemu. Setelah si pria melepaskan kacamatanya, bola mata hitamnya kelihatan semakin jelas dan juga tajam. Hati Rose gemetar. Sekujur tubuhnya juga terasa sedikit lemas.Juno menatap Rose, lalu perlahan-lahan mendekati bibirnya.Saat bibir hampir saling bersentuhan, tiba-tiba Rose memiringkan kepalanya untuk menghindar. Dia berkata dengan suara rendah, “Di mana obatnya? Aku ambilkan obat buat kamu!”Hati Juno seketika terasa hampa. Dia pun mengangguk dengan perlahan. “Aku ambilkan!”Juno berdiri, lalu berjalan keluar. Setelah Rose melihat bayangan punggung Juno telah menghilang, dia baru menghela napas panjang dan menepuk wajahnya yang panas itu. Dia pun berdiri, lalu ikut berjalan keluar ruangan.Juno mengambil kotak P3K kemari. Dia membongkarnya, ter
Read more