Semua Bab Acara Syukuran di Rumah Mertua: Bab 41 - Bab 50
197 Bab
Bab 41 b
"Nay, hari ini, bisa ikut saya sebentar?" tanya Pak Tyo saat aku sedang membersihkan lantai toko."Kemana ya, Pak?" tanyaku."Gimana, ya? Hmm ... saya mau beli kado buat mama saya, kebetulan hari ini beliau ulang tahun. Saya bingung mau milihnya. Kamu kan perempuan, mungkin kamu tahu selera ibu-ibu. Saya minta tolong bantuan kamu buat memilih kado yang bagus buat mama saya. Kalau kamu keberatan juga gak papa kok," jelas Pak Tyo seolah tak enak padaku."Boleh, Pak. Tapi, gimana dengan toko ini?""Kan ada Eka sama Yuni, biar mereka aja yang jaga. Cuma sebentar saja kok, Nay, nanti aku antar lagi kesini," kata Pak Tyo."Iya, Nay. Biar kami aja yang jaga toko, lagian tokonya udah sepi ini. Iya kan, Ka?" kata Mbak Yuni. Mbak Yuni melirik Eka dan langsung dijawab anggukan cepat dari Eka."Baik, Pak, kalau gitu. Saya ambil tas dulu," kataku.Setelah siap, aku dan Pak Tyo masuk ke dalam mobil kijang Inova milik Pak Tyo. Ada sedikit rasa canggung, karena selama ini, kami jarang berkomunikasi.
Baca selengkapnya
Bab 42 a
Aku masih bingung, harus melakukan tindakan apa saat ini. Jika aku maju, aku harus menyiapkan mental ku untuk menghadapi Anggun dan juga Mas Kenzie di depan sana. Bukan aku takut, tapi saat ini aku hanya berdua dengan Pak Tyo. Aku tak ingin mereka berpikir macam-macam padaku. Apalagi, aku dan Mas Kenzie belum resmi bercerai secara hukum.Tapi jika aku pergi, pasti mereka akan merasa menang karena melihat kesedihanku, atau mungkin malah mereka akan menertawakan kekalahanku. Susah payah aku berusaha menata hidupku kembali, sia-sia jika aku harus takut menghadapi Mas Kenzie dan juga Anggun bukan? Aku tak ingin mereka melihatku kalah, aku harus tetap tenang dan menunjukkan pada mereka bahwa diriku mampu untuk berdiri sendiri meskipun harus berpisah dari Mas Kenzie.Aku berjingkrak kaget, saat sebuah tangan tiba-tiba menepuk bahuku pelan. "Astagfirullah ..." ucapku terkejut."Lo ngapain disini, Nay? Gak kerja?" Siska bertanya sambil menaikan sebelah alisnya.Aku yang masih memegang dada un
Baca selengkapnya
Bab 43 b
"Pokoknya, gue gak ada urusan sama Lo! Minggir!" Bentak Mas Kenzie sengit."Gak, gue gak bakal minggir sebelum Lo pergi dari sini!" ujar Siska semakin berani."Sayang, ayo pulang," ujar Mas Kenzie lalu menarik tanganku secara tiba-tiba. Refleks, aku melepaskan tarikan tangannya dengan kasar. Jijik rasanya, dipegang oleh orang yang tak tahu malu seperti Mas Kenzie.Bisa-bisanya Mas Kenzie masih membuat ulah di depan umum. Padahal saat ini, ia juga sedang bersama Anggun dan juga anak-anaknya. Untuk berbicara pun, rasanya aku sudah malas."Mas," Suara lembut Anggun memanggil Mas Kenzie."Sudahlah, Mas. Apa lagi sih yang kamu harapkan dari Naya? Kamu sudah punya aku dan anak-anak kita, apa masih belum cukup, Mas?" Anggun berkata dengan lembut, tapi sukses membuat hati ini nyeri.Hati ini terasa nyeri bukan karena aku cemburu melihat kebersamaan Mas Kenzie dengan Anggun. Tapi karena Anggun, menyebut kata 'anak-anak'. Yang seolah-olah sedang menyindirku yang tak bisa memberikan seorang anak
Baca selengkapnya
Bab 44 a
Aku menghela nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan saat baru turun dari mobil dan menginjakkan kaki di depan gedung pengadilan agama. Ada rasa lega dalam hati karena hari ini adalah hari yang sudah sangat aku nanti-nantikan. Karena hari ini adalah hari putusan sidang perceraianku dengan Mas Kenzie.Setelah beberapa bulan menjalani beberapa kali proses sidang yang cukup panjang dan melelahkan, hari yang aku nanti-nantikan akhirnya tiba juga. Aku mengulas senyum, aku berjanji pada diriku sendiri tak akan ada lagi air mata yang keluar dari mataku hanya untuk menangisi perpisahanku dengan Mas Kenzie. "Lo udah siap, Nay?" tanya Siska yang kini sudah berdiri di sampingku."Udah, Sis," jawabku tersenyum."Baguslah, yok kita masuk," ajak Siska.Aku dan Siska mulai berjalan masuk ke dalam gedung untuk menunggu antrian jadwal persidangan perceraianku dengan Mas kenzie. Karena menurut jadwal, sidang akan di gelar sekitar setengah jam lagi. Aku sengaja minta ditemani Siska lagi, karena
Baca selengkapnya
Bab 45 b
Tok! Tok! Tok!Suara palu hakim akhirnya diketuk menandakan bahwa sidang telah berakhir, dan kini aku telah resmi bercerai dari Mas Kenzie secara hukum dan agama. Rasa syukur tak henti-hentinya aku ucapkan dalam hati karena Tuhan telah memudahkan jalanku untuk berpisah dari Mas Kenzie.Mas Kenzie yang datang ditemani Ibunya hanya menunduk selama sidang berlangsung hingga akhirnya selesai. Tak ada senyum yang terukir di wajah Mas Kenzie, justru aku hanya melihat ada kilat kesedihan di wajah Mas Kenzie. Meskipun aku tak tahu ia hanya bersandiwara atau tidak. Biarlah, aku tak peduli.Meskipun aku tahu, perceraian adalah sebuah hal yang dibenci oleh Tuhan, tapi mau bagaimana lagi, aku tak mungkin bisa bertahan bersama Mas Kenzie setelah pengkhianatan yang telah ia dan keluarganya lakukan padaku.Setelah selesai menadatangani surat perceraian resmiku dengan Mas Kenzie, aku bernafas lega. Tak ada lagi air mata, yang ada hanyalah senyum kebahagiaan. Dan kini, aku resmi menyandang status seba
Baca selengkapnya
Bab 46 a
1 tahun kemudian ...Aku berjalan mengitari gedung yang sudah didekorasi cantik dengan hiasan bunga berwarna serba ungu disetiap sudut ruangan. Karena sebentar lagi, akan ada moment sakral akad nikah dan juga resepsi pernikahan yang terjadi di dalam gedung ini. Aku jadi teringat dengan pernikahanku bersama Mas Kenzie beberapa tahun silam, saat aku melepas masa lajangku.Sayangnya, janji suci yang Mas Kenzie ucapkan dulu tak bisa ia tunaikan dengan baik. Karena nyatanya, justru pengkhianatan yang Mas Kenzie berikan untukku. Tapi kini, semua sudah berlalu, aku telah mengikhlaskan segalanya dan mulai menata dan menjalani hidupku sendiri.Setelah resmi bercerai dari Mas Kenzie, aku memutuskan untuk berhenti bekerja dari Toko milik Pak Tyo. Dan saat ini, aku sedang menggeluti usaha wedding organizer kecil-kecilan yang baru aku rintis. Dan ini adalah job pertamaku, menyiapkan dekorasi pernikahan untuk sahabatku Siska. Sebenarnya, aku ingin kembali membuka usaha toko grosir, tapi rasa trauma
Baca selengkapnya
Bab 47 b
"Astaga, Zahra ... kenapa makanannya bisa tumpah begini, lihat tuh baju kamu kotor semua. Papa kan udah bilang, kalau mau ambil makanan bilang!" Sebuah bentakan suara seorang pria mengundang perhatianku. Aku yang sedang duduk menikmati hidangan di acara pernikahan Siska langsung menoleh ke arah sumber suara itu."Maaf papa, tadi Zahra gak sengaja. Zahra udah panggil-panggil papa, tapi papa gak denger," ujar seorang anak kecil cantik dengan berlinang air mata."Terus gimana coba? Papa gak mungkin ngajak kamu pulang, gak enak sama teman-teman Papa yang lain.""Ada apa ya, Mas? Mas jangan bentak-bentak anak kecil, kasihan kan?" tanyaku pada pria yang sedang memarahi anaknya. Karena merasa iba dengan anak itu, aku menghampiri mereka.Pria itu mendengkus kesal, lalu menarik nafas seolah menenangkan amarahnya. " Maaf, Sayang. Papa kebawa emosi," ucap pria itu lalu berjongkok menyeimbangi tubuh putrinya. Ia tersenyum dan menghapus air mata di pipi putrinya."Iya papa, gak papa," kata anak ya
Baca selengkapnya
Bab 48 a
"Nay, kamu lagi ngapain?" tanya Ayah lembut.Aku yang sedang sibuk menulis sambil duduk di teras belakang rumah, langsung menghentikan aktivitasku. Ayah ikut duduk bersama ku sambil membawa dua cangkir teh hangat dengan aroma melati."Aku lagi list data booking jasa WO aku bulan ini, Yah," jawabku tersenyum."Apa usaha WO kamu berjalan lancar, Nay?""Alhamdulillah, Yah. Berkat rekomendasi dari Siska job aku makin banyak. Bulan ini saja sudah full," jawabku."Alhamdulillah, Ayah senang dengarnya. Semoga usaha kamu selalu lancar ya, Nay?""Iya, Yah. Aamiin ...."Setelah acara pernikahan Siska dua bulan yang lalu, kini jasa WO milikku sudah dikenal banyak orang. Semua berkat Siska yang mengaploud foto-foto pernikahannya di media sosial sambil merekomendasikan jasa WO milikku. Aku bersyukur, usaha yang aku rintis ini bisa berkembang cukup baik. Meskipun awalnya, aku sedikit ragu apakah bisa menjalankan usaha ini dengan baik atau tidak. Karena ini adalah pengalaman pertama bagiku menekuni
Baca selengkapnya
Bab 49 b
Hari ini adalah hari yang begitu melelahkan, karena aku harus mondar-mandir mengurus acara pernikahan dan juga acara ulang tahun yang menggunakan jasaku secara bersamaan. Selain paket pernikahan, aku juga menyediakan paket dekorasi untuk acara ulang tahun.Tepat pukul 19.30 malam, aku baru tiba di rumah. Aku sudah memberi tahu Ayah bahwa aku akan pulang sedikit terlambat. Tepat di depan rumahku, terparkir sebuah mobil Pajero sport berwana putih. Aku bingung, siapa pemilik mobil ini. Setahuku, teman ataupun keluarga tak ada yang memiliki mobil jenis ini. Apakah pemilik mobil ini adalah teman Ayah?Setelah turun dari mobilku, aku berjalan menuju ke dalam rumah. Suara seorang wanita sayup-sayup terdengar dari depan teras rumahku."Assalamualaikum ..." ucapku."Waalaikumsalam," jawab Ayah dan seorang wanita paruh baya yang duduk di ruang tamu bersebrangan dengan Ayah.Wanita paruh baya itu tersenyum. Wajahnya teduh, lalu menyuruhku untuk duduk di sampingnya."Kamu baru pulang, Nay?" tanya
Baca selengkapnya
Bab 50 a
"Maaf Bu, apa aku boleh bertanya?" kataku pada Bu Maysaroh."Boleh, Nak Nay. Bertanya banyak pun boleh, dengan senang hati, Ibu akan menjawab. Ibu tahu kamu masih ragu kan? Ibu mengerti, gak akan mudah bagi kamu untuk menerima perjodohan ini begitu saja," jawab Bu Maysaroh lembut.Yang dikatakan Bu Maysaroh memang benar. Beliau seperti bisa membaca isi hatiku saat ini. Tak mungkin bagiku untuk menerima perjodohan ini begitu saja tanpa tahu seluk beluk calon pria yang akan dijodohkan denganku."Bu, anak Ibu seorang duda. Apa saya boleh tahu alasannya, kenapa dia bisa menduda?"Bu Maysaroh menghela nafas dalam. "Mantan istri Sony kabur dengan selingkuhannya. Bahkan dengan tega meninggalkan anaknya Zahra, yang waktu itu baru berumur dua tahun," jawab Bu Maysaroh sendu. Matanya menerawang seolah mengingat peristiwa itu.Aku sedikit terkejut dengan pengakuan Bu Maysaroh. Aku pikir, hanya pria saja yang begitu mudahnya selingkuh dan menyakiti hati seorang wanita. Tapi ternyata tidak, ada ju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status