All Chapters of Pernikahan Kedua: Chapter 41 - Chapter 50
119 Chapters
41. Kurir Cinta untuk Yamazaki Sensei
***Gadis menghela napasnya panjang, hari ini ia harus menjadi kurir cinta bagi Yamazaki dan Aisyah. Berat rasanya menjadi perantara atau sang cupid cinta dari lelaki yang saat ini menguasai hati dan pikirannya. Saat tadi Aisyah menemuinya di apartemen dan meminta bantuan padanya, ingin rasanya menolak dan mengatakan langsung bahwa ia pun jatuh cinta pada lelaki yang sama. Tapi Gadis tidak mau egois, ia tahu bahwa benang perasaan Aisyah dan Yamazaki terhubung. Berbeda dengan dirinya yang benang perasaan pada lelaki itu terputus karena hanya dirinya lah yang jatuh cinta.Gadis langsung beranjak dari kursinya dan tersenyum melihat kedatangan Yamazaki. Seperti biasa, senyumnya tak terbalas. Lelaki itu malah menatap aneh padanya karena sepagi ini ia sudah duduk manis di ruang kerja Kento."Assalamualaikum, Sensei... Selamat pagi!" sapa Gadis, ia berusaha seceria mungkin untuk menutupi rasa patah hatinya."Wa'alaikumussalam... Ada apa sepagi ini sudah berada di ruangan saya?" tanya Yamazak
Read more
42. Air Mata Cemburu
***"Apa? Saya harus baca?" pekik Gadis terkejut."Kalau kamu tidak mau membuka dan membacanya, maka surat ini kamu kembalikan pada pemiliknya. Katakan padanya saya tidak suka dengan orang yang pengecut!"Gadis menatap Yamazaki dengan memelas agar lelaki itu urung menyuruhnya untuk membaca surat cinta yang Aisyah berikan untuk lelaki itu. Bagaimana bisa ia membaca curahan hati Aisyah untuk lelaki yang ada di hatinya? Gadis pasti cemburu!"Kenapa diam saja? Kamu tidak mau?" tanya Yamazaki. "Kalau tidak mau, kamu boleh pergi dari ruangan saya dan bawa surat ini!""Saya mau baca!" balas Gadis yang akhirnya mengalah, ia tidak mungkin menyakiti hati Aisyah dengan mengembalikan surat cinta dari perempuan itu yang sudah berusaha mencurahkan hatinya pada Yamazaki.Gadis menarik napasnya dalam-dalam, ia ingin menenangkan hatinya agar tak gugup saat membaca surat yang ditulis oleh Aisyah itu. Gadis membuka amplop berwarna merah muda dengan tenang dan ia membuka selembar kertas yang tertulis den
Read more
43. Jatuh Cinta padamu
***Yamazaki menarik napas dalam-dalam. Perasaannya saat ini sedang kalut. Air mata Gadis yang ia lihat kemarin membuatnya tak ingin berlama-lama untuk segera meminang perempuan itu. Yamazaki tidak ingin ada mendung kesedihan di wajah Gadis."Assalamualaikum, Sensei," sapa Fatih."Wa'alaikumussalam...." Yamazaki langsung tersenyum dan mempersilahkan Fatih duduk. "Maaf saya memintamu datang ke rumah," balasnya."Tidak apa-apa, Sensei. Saya senang mendengar Sensei ingin segera meminang Gadis. Saya dan Raisya siap jadi perantara Sensei dan Gadis,"balas Fatih bersemangat."Tapi saya harus meluruskan kesalahpahaman antara saya dan Aisyah sebelum nanti memberanikan diri meminang Gadis," ucap Yamazaki."Ada apa dengan Aisyah?" tanya Fatih terkejut."Kemarin lusa Aisyah mengirimkan surat pada saya melalui Gadis dan isi surat itu mengatakan bahwa dia ingin tahu bagaimana perasaan saya dengannya. Mungkin selama ini Aisyah salah paham dengan kebaikan-kebaikan saya padanya. Dan saya merasa enggak
Read more
44. Penolakan
***Yamazaki saat ini sedang bersama Aisyah di Coffee Wrights yang berlokasi di kawasan Omotesando. Bangunannya berwarna kekinian, cokelat kayu dan abu-abu muda, namun desainnya bergaya lokal dengan sebagian tempat duduknya hanya beralas bantal duduk tipis. Tempat yang menyenangkan untuk sekedar berbicara santai.Aisyah duduk di depan Yamazaki dengan perasaan yang tak menentu dan tentu saja ia malu karena pada akhirnya Yamazaki tahu isi hatinya. Aisyah tidak berani menatap lama-lama lelaki itu. Setiap ia tak sengaja melihat Yamazaki, hatinya berdebar tak karuan.Yamazaki meminum segelas capuccino hangat dengan elegan. Lalu ia menghela napasnya pelan. "Bagaimana kabarmu, Aisyah?" tanyanya memecahkan kesunyian."Alhamdulillah, baik," balas Aisyah singkat."Alhamdulillah," ucap Yamazaki. "Aisyah, apa kamu yang mengirim surat padaku lewat Gadis?"Aisyah mengangguk. "Iya, Sensei," balasnya pelan."Kamu menulisnya dari hati dan atas kesadaranmu sendiri?""Iya, saya menulis itu dari hati say
Read more
45. Lelaki Rahasia
***"Assalamualaikum, Gadis!" sapa Raisya, perempuan bercadar itu menghampiri Gadis yang sedang duduk sendirian di sudut kedai kopi di sekitar kampus."Raisya?" tanya Gadis ragu-ragu.Raisya mengangguk dan ia pun memeluk Gadis dengan hangat. "Sudah lama tidak bertemu. Kamu semakin cantik saja, Masya Allah," pujinya."Alhamdulillah dipuji sama perempuan yang lebih cantik," balas Gadis terkekeh."Besok sudah siap bertemu dengan pengagum rahasiamu?" tanya Raisa.Gadis tentu saja terkejut mendengar pertanyaan Raisa, dari mana perempuan itu tahu perihal pertemuannya esok dengan lelaki asing yang katanya diam-diam memuja dan ingin menjadikan ia istrinya. "Kamu tahu dari mana?"Raisa tertawa pelan. "Dari suamiku, Fatih. Mas Fatih dan aku besok akan menemani lelaki rahasia itu,"bidiknya dengan sengaja."Kamu tahu lelaki itul siapa?" tanya Gadis penasaran.Raisa mengangguk. "Sangat tahu dan juga aku setuju kalau kamu dan lelaki i
Read more
46. Untuk Esok
***Setelah melakukan shalat tahajud delapan rakaat, Yamazaki langsung membaca buku yang baru ia beli kemarin. Namun ia tidak bisa konsentrasi membacanya karena wajah Gadis terlintas begitu saja di pikirannya. Bahkan senyum perempuan itu terlihat sangat jelas di kedua pelupuk matanya, seolah sosok perempuan itu saat ini sedang menatap hangat padanya. "Astaghfirullah..." Yamazaki mengusap kasar wajahnya, ia tidak mau sampai syetan mengelabuinya, ia tidak mau lancang memikirkan kecantikan Gadis yang masih belum menjadi haknya. Yamazaki harus segera menuntaskan perasaannya dan ia tidak mau menundanya terlalu lama lagi.Pintu kamarnya diketuk dan Yamazaki langsung berdiri dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya dan terlihat Fumie tersenyum hangat menatapnya. "Mama...""Kenapa belum tidur? Habis shalat?" tanya Fumie, ia memang sudah hapal kebiasaan anak lelakinya itu.Yamazaki mengangguk. "Mama kebangun lagi karena aku?"Fumie menggelengkan kepalanya.
Read more
47. Pria itu adalah Dia!
***Gadis sudah datang ke Sarutahiko Coffee, salah satu Coffe shop yang terletak di Shibuya-ku, Tokyo. Konon katanya Coffee shop ini pemiliknya adalah salah satu aktor terkenal Jepang dan terkenal karena kualitas kopinya yang melegenda.Gadis duduk di depan Yamazaki, diapit oleh Ratu dan juga Mesya."Assalamualaikum, maaf kami agak telat datang," sapa Gadis menyapa ketiganya. Fatih dan Raisya mengangguk, menjawab salam dan tersenyum ramah padanya, sedangkan Yamazaki... Lelaki itu tak mengatakan apapun ataupun tersenyum. Lelaki itu begitu dingin dan tak mau menatapnya sama sekali. Menyebalkan dan membuat Gadis ingin sekali protes dengan wajah dingin yang selalu lancang ia rindukan itu.Sudah berjalan kurang lebih lima belas menit mereka berbincang, tapi lelaki rahasia yang katanya ingin mengungkapkan perasaannya itu tak juga datang. Apa memang telat? Kenapa Yamazaki maupun yang lainnya tak mengatakan apa-apa tentang lelaki itu? A
Read more
48. Simpul Perasaan
***"Bagaimana Gadis? Apa kamu mau menerima Sensei?" tanya Fatih memastikan lagi.Gadis bingung, haruskah ia langsung menjawabnya? Di hatinya masih banyak pertanyaan yang mengganjal dan ia butuh jawaban agar tidak ada lagi keraguan di hatinya. Apalagi yang ia tahu kalau Yamazaki dan Aisyah menyimpan perasaan satu sama lainnya. "Saya butuh waktu untuk menjawabnya," balas Gadis."Aku kasih waktu maksimal seminggu kamu menjawabnya!" tegas Yamazaki."Kenapa hanya seminggu?" tanya Gadis terkejut."Jangan terlalu lama, Gadis. Hal itu tidak baik dan juga agar Syetan tidak ikut terlibat dan membuatmu ragu pada niat baikku ini," jawab Yamazaki.Gadis mengangguk. "Baik, Sensei. Nanti saya akan memberitahukan jawaban saya pada Sensei langsung.""Aku tunggu dan jika banyak keraguan di hatimu, kamu bisa tanya langsung padaku ataupun pada Raisya. Tanyakan saja apa yang mengganjal di hatimu," ucap Yamazaki. Gadis
Read more
49. Masa Lalumu Sudah Berakhir
***Sudah tiga hari berlalu... Sejak Yamazaki mengungkapkan perasaannya pada Gadis dan meminta perempuan itu untuk menjadi pendamping hidupnya, semua terasa begitu cepat bagi Gadis dan ia pun masih merasa bahwa apa yang terjadi adalah mimpi. Dan semenjak perasaannya terungkap, Yamazaki lebih menjaga jarak dengan Gadis, ia tidak ingin seringnya pertemuan dengan perempuan itu membuat ia lepas kendali dan lancang menikmati wajah indah Gadis yang tiap malam ia curi untuk dibawa  dalam tidurnya.Bagaimana dengan sikap Gadis? Tentu saja ia pun tak pernah sebebas bicara seperti dulu, hatinya agak malu dan juga setiap tak sengaja melihat Yamazaki, dadanya pasti berdebar lebih cepat. Gadis tidak ingin Yamazaki menyadari bahwa dirinya selalu gugup jika berada dekat dengannya.Gadis melepas lelah akan tugasnya di perpustakaan kampus, ia ingin meredakan semua rasa kalutnya dengan membaca buku yang ia sukai.  Baru saja ia duduk, kedua matanya terbelalak sempurna sa
Read more
50. Menepis Keraguan
***Gadis tersenyum tipis, ia memang agak ragu karena masa lalu dirinya. Lelaki itu memang selalu ada dalam pikirannya, tapi untuk memulai ke arah pernikahan membuatnya harus berpikir seribu kali karena ia masih sedikit trauma dengan usia pernikahannya yang sangat singkat. Devano dulu adalah lelaki manis nan romantis yang tak pernah terbesit di dalam pikirannya kalau lelaki itu akan selingkuh dan mengkhianati janji suci keduanya di hadapan Allah. Lantas dengan waktu yang singkat ini, bagaimana bisa ia percaya penuh? Gadis takut jika kebahagiaan ini hanya akan berumur pendek atau manis di awalnya saja.Yamazaki menangkap keraguan di kedua mata Gadis, ia menghela napasnya panjang dan mengeluarkan selembar surat dari saku kemejanya dan menyerahkannya pada Gadis. "Ini baca surat untukmu, aku menulis ini karena sepertinya kamu masih tidak yakin dengan niat baikku," ucapnya. "Teruslah shalat dan berdzikir agar hatimu Allah jauhkan dari keraguan yang Syetan berikan.
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status